BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lahan tercakup dalam pemanfaatan lahan (Juhadi,2007:11).

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PERMUKIMAN DALAM PEMENUHAN PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan geodinamik yang sangat aktif, yaitu pada batas-batas pertemuan

SIARAN PERS KPU KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

Sekapur Sirih. Purwokerto, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. Ir. Suherijatno

Gambar 1.1 Wilayah cilongok terkena longsor (Antaranews.com, 26 november 2016)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

PEMBAHASAN UMUM DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN PENDEKATAN AGROPOLITAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Sub DAS Kayangan. Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) Kayangan

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PEMETAAN APOTEK DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

BAB I PENDAHULUAN. manusia di buktikan dengan terdokumentasinya dalam Al-Qur an, salah satunya

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS. Oleh *) Rian Destiningsih

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang untuk bermukim atau tidak bermukim di suatu tempat, preferensi bermukim

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. berusaha. Seiring dengan meningkatnya pembangunan nasional terutama dalam

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

penghidupan masyarakat (Risdianto, dkk., 2012).

APLIKASI SISTEM KOORDINAT BOLA DALAM PENENTUAN PUSAT DAN TINGGI RATA RATA WILAYAH KECAMATAN SE KABUPATEN BANYUMAS DENGAN BANTUAN PROGRAM MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. manfaatkan untuk tempat tinggal dan usaha pertanian (Adhitya, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKjIP ) DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN ANGGARAN 2016

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. alam tidak dapat ditentang begitu pula dengan bencana (Nandi, 2007)

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Angka Insidensi T B Tahun 2011 (WHO, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan adanya kondisi geologi Indonesia yang berupa bagian dari rangkaian

IV. ANALISIS SITUASIONAL DISTRIBUSI PUPUK DI BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam sebagai salah satu fenomena alam dapat terjadi setiap saat,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berpotensi rawan terhadap bencana longsoranlahan. Bencana longsorlahan akan

Tema: pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pedalaman ANALISIS TIPOLOGI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kawasan konservasi tanah dan air bagi kawasan Bopunjur (Bogor,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana geologi,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR LAHAN DI KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GEOMORFOLOGI

PEMANFAATAN LAHAN BERBASIS MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KOTA MANADO

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN ANGGARAN 2014

HASIL-HASIL PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 DI KABUPATEN BANYUMAS

Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh

Insidensial. Bencana Alam

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

Sebaran Disparitas Antar Daerah di Kabupaten Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

LAPORAN EVALUASI AWAL BENCANA TANAH LONGSOR DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG, KABUPATEN PONOROGO

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Banyumas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

ANALISIS POTENSI RELATIF PEREKONOMIAN WILAYAH KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Oleh: Agustin Susyatna Dewi 1)

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN BANYUMAS PEMENUHAN KEKURANGAN TRIWULAN 3 & 4 TAHUN 2015

MITIGASI BENCANA TERHADAP BAHAYA LONGSOR (Studi kasus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN I-1

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Bencana alam menjadi salah satu permasalahan kompleks yang saat ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bencana yang tinggi. Salah satu bencana yang banyak melanda daerah-daerah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lahan khususnya untuk permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada daerah dengan risiko terjadinya bencana baik yang diakibatkan oleh faktor alam maupun faktor manusia. Penggunaan lahan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, segala bentuk intervensi manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia baik yang bersifat materil maupun spiritual yang berasal dari lahan tercakup dalam pemanfaatan lahan (Juhadi,2007:11). Undang-undang NO.1 Tahun 2011 Tantang Perumahan dan kawasan permukiman Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Harsono (1993 dalam Dewi Febriani 2011:55), menyarankan kemitraan dalam pembangunan perumahan dan permukiman mutlak diperlukan. Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 kecamatan, 17 diantaranya merupakan daerah rawan bencana longsorlahan. Berdasarkan Perda Kabupaten Banyumas Nomor 10 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Banyumas 2011 2031. Kecamatan yang merupakan daerah rawan longsorlahan meliputi; Kecamatan, Kecamatan Lumbir, Kecamatan Gumelar, Kecamatan Wangon,

2 Kecamatan Ajibarang, Kecamatan Cilongok, Kecamatan Purwojati, Kecamatan Banyumas, Kecamatan Somagede, Kecamatan Kebasen, Kecamatan Patikraja, Kecamatan Kedung Banteng, Kecamatan Jatilawang, Kecamatan Tambak dan Kecamatan Rawalo. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor, menjelaskan bahwa Proses pembangunan berkelanjutan perlu diupayakan pengaturan dan pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan prioritas utama pada penciptaaan keseimbangan lingkungan dan salah satu yang dapat diupayakan adalah melalui pelaksanaan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana alam untuk meningkatkan keselamatan, kenyamanan kehidupan dan penghidupan masyarakat terutama dikawasan rawan bencana longsorlahan. Ketersediaan informasi yang lengkap dan akurat mengenai pengendalian pemanfaatan lahan dikawasan rawan longsor beserta peraturan yang bisa dijadikan dasar dalam setiap aktifitas pengembangan merupakan hal yang sangat diperlukan demi mencegah dan meminimalkan korban jiwa dan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana alam longsorlahan, dan lebih jauh sebagai masukan bagi penyusunan tata ruang suatu kawasan rawan longsorlahan (Suranto, 2008:2). Adanya penambahan beban ditubuh lereng bagian atas merupakan tindakan beresiko yang mengakibatkan longsorlahan seperti pembuatan vila atau perumahan dan sejenisnya ditepi lereng dan puncak bukit. Adanya pemotongan lereng juga dapat menyebabkan perubahan tekanan keseimbangan lereng. Letak

3 atau posisi tanaman keras dan kerapatannya mempengaruhi keamanan lereng, Hirnawan (1993 dalam Zulfiandi 2011:5). Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas (BPBD Kabupaten Banyumas) peristiwa longsorlahan di Kecamatan terus terjadi secara berkelanjutan. Berikut Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bencana Longsorlahan yang terjadi tahun 2012-2014 di Kecamatan. Lihat Tabel 1.1, di bawah ini:

4 Tabel 1.1 Kejadian Longsorlahan di Kecamatan. No Tanggal Kejadian Lokasi Kejadian 1. 25 Nov 2012 RT. 01/06 Desa Candinegara Kec. 2. 14 Des 2012 Desa Cibangkong Kec. 3. 19 Des 2013 Desa Kecamatan Deskripsi Rumah Rusak Ringan, Rumah bagian belakang roboh milik Bp. Rejo Purwanto Disman Total Kerugian diperkirakan Rp. 5.000.000,- Tembok rumah milik Bp. Sirkam, Karsiwan dan Sabri roboh terkena longsoran tanah, kerugian diperkirakan Rp.25.000.000,- Tembok rumah milik Sdr. Sujito Amin Yusufhancur terkena longsoran tanah, kerugian diperkirakan Rp.10.500.000 4. 20 Des 2013 Desa Kecamatan 5. 25 Des 2013 Desa Cibangkong Kecamatan 6. 14 April 2014 Desa Cikembulan RT. 02/01 Kec. 7. 22 Okt 2014 Desa Kranggan (grumbul pejagaan) Sumber: Data Laporan Bencana BPBD 2012-2014 Rumah bagian belakang milik Bpk. Sujitotertimbun longsoran tanah, kerugian diperkirakan Rp.10.500.000 Sekitar Pukul 20.30 WIB Rumah bagian belakang milik Sdr. Karsono tertimbun longsoran tanah, kerugian diperkirakan Rp.5.000.000 Sekitar Pukul 20.30 WIB Rumah bagian belakang milik Sdr. Warno dan Sdr. Andriyanto tertimbun longsoran tanah, kerugian diperkirakan Rp.15.000.000 Tebing setinggi 10 meter mengalami longsor yang mengakibatkan rumah milik Bapak Miskam rusak berat, kerugian diperkirakan mencapai Rp 5.000.000 Berdasarkan data BPBD Kabupaten Banyumas, masalah yang timbuldi Kecamatan adalah banyaknya daearah permukiman yang berada pada daerah rawan bencana longsorlahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang Analisis Persebaran Permukiman pada daerah rawan longsorlahan di Kecamatan Kabupaten Banyumas agar risiko bencana longsorlahan dapat diminimalisasi.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola persebaran permukiman di Kecamatan Kabupaten Banyumas? 2. Bagaimana pola permukiman pada daeah rawan longsorlahan di Kecamatan Kabupaten Banyumas? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pola persebaran permukiman di Kecamatan Kabupaten Banyumas. 2. Mengetahui pola permukiman pada daerah rawan longsorlahan di Kecamatan Kabupaten Banyumas D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Bagi Peneliti : a. Meningkatkan pemahaman pengetahuan tentang Permukiman dan Longsorlahan di Kecamatan Kabupaten Banyumas. b. Memetaakan sebaran permukiman pada daerah rawan longsorlahan di Kecamatan Kabupaten Banyumas. 2. Bagi Pembaca : a. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai persebara permukiman di Kecamatan Kabupaten Banyumas.

6 b. Memberikan informasi pola sebaran permukiman pada daerah rawan longsorlahan di Kecamatan Kabupaten Banyumas. 3. Bagi Masyarakat : Memberikan pemahaman terhadap masyarakat dalam perencanaan pengembangan permukiman pada daerah dengan risiko bencana longsorlahan di Kecamatan Kabupaten Banyumas. 4. Bagi Pemerintah : Memberikan masukan kepada pemerintah Kabupaten Banyumas dan instansi terkait dalam pengambilan kebijakan pengelolaan perencanaan dan pengembangan wilayah di Kecamatan Kabupaten Banyumas. \ 5. Bagi Pengembangan Ilmu: Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang permukiman, longsorlahan, pengembangan ilmu geografi khususnya Geomorfologi, Geografi Desa Kota, Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.