ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE.

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

LEMBAR PERSETUJUAN. Skripsi ini telah memenuhi persyaratan. dan siap untuk diujikan. Disetujui pada tanggal....desember 2008

PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB II Dasar Teori. Gambar 2. 1 Turbin Gas [12]

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

ANALISIS KINERJA ENGINE TURBOPROP ROLLS-ROYCE TP400-D6 PADA KONDISI CHOKED DAN UNCHOKED. Skripsi

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

BAB II SISTEM TENAGA GAS

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

Bab ii Kajian Pustaka 5

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

STUDI BANDING PERFORMA MESIN TURBOFAN CF6-80C DENGAN RB H YANG DIGUNAKAN PADA PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA UNTUK SISTEM TURBIN DAN KOMPRESOR. Oleh Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

ANALISIS PRESTASI TURBIN GT-1510 BORSIG PADA UNIT UTILITY KALTIM I Muhammad Hasan Basri* dan Alimuddin Sam * *

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF


ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

TURBIN UAP. Penggunaan:

Institut Teknologi Bandung

REPAIR STATIONARY AIR SEAL PADA APU GTCP 131-9B DENGAN METODE PLASMA SPRAY

Skripsi. Oleh: ARDIAN RAMA PUTRA Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai gelar sarjana strata I

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT

ANALISIS KERUGIAN ENERGI SISTEM TURBIN GAS DI PLTGU BLOK III PT. X, CIKARANG, BEKASI

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

TUGAS MAKALAH TURBIN GAS

2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine)

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

1 Gas Turbine Engine 1

Program Studi DIII Teknik Mesin Kelas Kerjasama PT PLN (PERSERO) Fakultas Teknologi Industri. OLEH : Ja far Shidiq Permana

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

Oleh : Dwi Dharma Risqiawan Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar K.P, ST, MT, PhD

Analisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

Menghitung besarnya kerja nyata kompresor. Menghitung besarnya kerja isentropik kompresor. Menghitung efisiensi kompresi kompresor

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR TERMODINAMIKA DASAR. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Termodinamika Dasar

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR

Transkripsi:

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine type used on commercial aircraft with CFM56-3 type. The performance tests consisted of several stages of testing are the the start up testing phase, the minimum idle, the idle approach, the maximum continuous, the take off, and the acceleration. Each of test has the characteristics, so the working, efficiency, and thrust at each condition are different. In order to obtain comparisons between each condition, the Brayton cycle was used as a reference, then the actual work and the ideal, the cycle thermal efficiency and engine thrust from each test condition can be known. The highest thermal efficiency was achieved on the actual take off condition with an efficiency of 37% while the ideal is 47%, for the actual thrust of 2397.43873 lb while the ideal is 2591.96387 lb. Keywords: engine turbofan CFM56-3, performance, thrust, efficiency 1. PENDAHULUAN Pesawat terbang merupakan alat transportasi yang sering digunakan untuk menempuh jarak jauh dengan waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini, faktor keselamatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Baik sebelum melakukan penerbangan, selama melakukan penerbangan, dan setelah melakukan operasi penerbangan. Untuk itu selain awak pesawat yang selalu dalam kondisi prima juga perlu didukung oleh performa engine yang sangat baik. Prestasi suatu engine diantaranya dapat ditentukan dengan mengetahui kerja pada masingmasing komponen, energi masuk, energi, efisiensi termal dan gaya dorong engine tersebut [1]. PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia merupakan salah satu instansi yang berkaitan erat dengan perawatan maupun perbaikan pesawat terbang yang kegiatannya meliputi pengecekan, pembongkaran, pembersihan, perakitan, dan pengetesan engine pesawat terbang. Proses pengetesan engine dilakukan di suatu unit yang disebut test cell [2], yang mana dalam persiapannya dilakukan secara manual dan pendataannya dengan komputerisasi yang secara otomatis menghasilkan output berupa data pengujian. Dalam Penelitian ini Analisa difokuskan pada performa suatu tipe engine turbofan yang digunakan pada pesawat komersial dengan tipe CFM56-3. pengujian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap pengujian. Tahap pengujian tersebut adalah start up, minimum idle, approach idle, maximum continuous, take off, dan acceleration. Setiap pengujian memiliki karakteristik masing-masing, sehinga, kerja, effisiensi, dan gaya dorong pada setiap kondisi berbeda pula. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Gas Turbin seperti tampak pada Gambar (1), merupakan suatu motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin. Salah satu penerapannya dapat digunakan untuk sistim propulsi yang berfungsi menghasilkan gaya dorong (thrust). Turbin yang digunakan untuk sistim propulsi salah satunya adalah tipe turbofan [3,4,5]. Gambar 1 Skema Engine Turbofan [3] 2.2. Engine Turbofan CFM56-3 Engine CFM56-3 merupakan mesin jet turbofan dengan kapasitas bypass yang besar, dual rotor yang digunakan dengan teknologi advance axial flow yang dirancang untuk digunakan pada pesawat terbang jenis BOEING 737 dan variannya. Engine CFM56-3 yang ditunjukkan pada Gambar (2) adalah produk dari CFM International dimana merupakan perusahaan gabungan antara General Electric Aircraft Engine (GE) Amerika dengan perusahaan SNECMA Perancis [2].

Analisa Kinerja Engine Turbofan CFM56-3 (Afdhal Kurniawan Mainil) Gambar 2 Engine Turbofan CFM56-3 [2] 2.3. Pengujian Engine Turbofan CFM56-3 Ada beberapa kondisi yang terjadi pada saat pengujian engine, kondisi-kondisi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut [2] : 1. Start Up 2. Minimum Idle 3. Approach Idle 4. Maximum Continuous 5. 6. Acceleration Dari beberapa kondisi pengujian di atas, ada empat pengujian yang akan dianalisa diantaranya adalah Minimum Idle, Approach Idle, Maximum Continuous, dan. 2.4. Siklus Brayton Siklus Brayton merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin, sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat turbine atau manufacturer dalam analisa untuk up-grading performance [3]. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Gambar (3) menunjukkan skema turbin sederhana Siklus Brayton dan Gambar (4) menunjukkan diagram T-s dan P-V untuk siklus Brayton ideal. Gambar 4. Diagram T-s dan P-V siklus Brayton ideal [3] 2. METODOLOGI 2.1 Turbin Gas Engine turbofan CFM56-3 adalah sistim turbin dengan siklus terbuka yang terdiri difuser, fan, boster, kompresor, ruang bakar, turbin tekanan tinggi, turbin tekanan rendah dan nosel. Nosel pada engine ini dibagi menjadi dua, yaitu nosel dingin dan nosel panas. Nosel panas adalah nosel yang berada pada aliran utama yang mana alirannya melalui proses pembakaran. Sedangkan untuk nosel dingin, yang melalui fan langsung diteruskan ke nosel dingin tanpa proses pembakaran. Skema engine CFM56-3 ditunjukkan pada Gambar (5) sedangkan diagram T-S dan P-V ditunjukkan pada Gambar (6). 1 FAN COM BUSTION 2 3 4 CHAM BER 5 6 7 2 BOOSTER HPC HPT LPT Gambar 5 Skema engine CFM56-3 NOZZLE 8 9 NOZZLE Gambar 6 Diagram T-s dan P-V turbofan CFM56-3 Gambar 3. Skema turbin sederhana [2] 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari perhitungan yang dilakukan dapat diambil suatu perbandingan kerja, energi dan gaya dorong baik 79

Jurnal Teknik Mesin Vol. 8, No. 2, Desember 211 ISSN 1829-8958 ideal maupun aktual pada engine. Data-data tersebut dalam grafik ditunjukkan pada Gambar (7), Gambar (8) dan Gambar (9). 6 5 4 3 2 1 Gambar 7 Grafik Perbandingan kerja fan terhadap kondisi pengujian 14 12 1 8 6 4 2 Wi W a Qlos s es Gambar 8 Grafik Perbandingan kerja Booster terhadap kondisi pengujian 4 3 2 1 Gambar 9 Grafik Perbandingan kerja HPC (High Pressure Compressor) terhadap kondisi pengujian Ketiga gambar tersebut di atas menunjukkan perbandingan besar kerja yang diperlukan pada saat proses kompresi antara kondisi aktual dan kondisi ideal serta jumlah Qlosses-nya pada tiap-tiap kondisi pengujian. Untuk meningkatkan tekanan, fan, booster dan HPC memerlukan kerja yang diperoleh dari turbin. Secara ideal kerja yang dibutuhkan kompresor akan lebih kecil dengan kenaikan temperatur yang lebih kecil pula. Namun, secara aktual temperatur temperatur meningkat lebih tinggi dan kerja yang dibutuhkan kompresor menjadi lebih besar sedangkan tekanan yang dihasilkan sama. Fenomena tersebut diantaranya disebabkan oleh : 1. Tidak balancenya sudu-sudu sehingga menghasilkan tekanan dan temperatur yang berbeda pada setiap titik sudu kompresor. 2. Adanya kebocoran sepanjang lintasan tiap-tiap tingkat kompresor. 3. Ketidakakuratan alat ukur yang digunakan. Hal-hal di atas mempengaruhi besarnya panas yang hilang selama proses kompresi pada kompresor sehingga dapat mempengaruhi besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor. Q i n (K j /K g ) 12 1 8 6 4 2 Qaktual Qideal Gambar 1 Grafik Perbandingan energi masuk terhadap kondisi pengujian Gambar (1) menunjukkan adanya penurunan pada kondisi approach idle. Besarnya energi yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh temperatur masuk dan temperatur dari ruang bakar. Pada kondisi ini kenaikan temperatur pada ruang bakar lebih kecil dibandingkan kondisi minimum idle. Hal ini terjadi karena pengaruh perbandingan massa aliran bahan bakar dan yang masuk ke dalam ruang bakar. Perbandingan ini akan menentukan nilai kenaikan temperatur yang terjadi di ruang bakar atau yang biasa disebut dengan T rise. Walaupun perubahan temperatur pada saat approach idle lebih kecil dari minimum idle, tetapi temperatur ruang bakar yang akan memasuki turbin saat approach idle lebih tinggi, yang akan mempengaruhi kerja turbin. Oleh karena itu, walaupun energi masuk lebih kecil, approach idle menghasilkan kerja turbin yang lebih besar dari kondisi minimum idle. 7 6 5 4 3 2 1 W i Wa Qlos s es Gambar 11 Grafik Perbandingan kerja HPT (High Pressure Turbine) terhadap kondisi pengujian 8

Analisa Kinerja Engine Turbofan CFM56-3 (Afdhal Kurniawan Mainil) 3 25 2 15 1 5 Gambar 12 Grafik Perbandingan kerja LPT (Low Pressure Turbine) terhadap kondisi pengujian Gambar (11) dan Gambar (12) menunjukkan kenaikan kerja alat ekspansi di setiap tahap kondisi pengujian. Pada Gambar (11) terjadi penurunan Q losses, hal ini disebabkan karena perbedaan kerja ideal dan aktual semakin kecil. Fenomena ini terjadi karena adanya perbedaan perubahan temperatur pada setiap kondisi pengujian. Semakin tinggi perubahan temperatur tersebut, maka besar kerja yang dihasilkan akan semakin besar. Pada kasus ini perubahan temperatur minimum idle < approach idle < maximum continuous < take off. Kerja yang dihasilkan oleh turbin dibagi menjadi dua, yang pertama digunakan sebagai pemutar kompresor sedangkan selebihnya disalurkan ke nosel, pada nosel kecepatan fluidanya dinaikkan sehingga menghasilkan gaya dorong. Gambar (14) adalah grafik yang menunjukkan perbandingan besar energi pada kondisi aktual dan ideal yang terjadi pada exhaust nozzle. Nilai energi yang dari sistim turbin ini dipengaruhi oleh perbedaan temperatur masuk dan temperatur sistim turbin. Dilihat dari Gambar (14), terjadi perubahan nilai energi yang dikan ada sedikit penurunan pada approach idle dari kondisi pengujian sebelumnya. Fenomena ini disebabkan sistim pendingin pada turbin mulai bekerja dengan baik sehingga terjadi penurunan temperatur pada yang dari HPT, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar (15). Dengan demikian, sudah jelas bahwa dengan turunnya temperatur pada approach idle maka energi yang akan menurun juga. T e m p e r a t u r ( K ) 18 16 14 12 1 8 6 4 2 Minimun Idle Approach Idle Maximum F an B os ter HP C C C P osisi C C HP T L P T Nos el Gambar 15 Grafik Perubahan temperatur dengan berbagai kondisi K ondis i aktual ideal Gambar 13 Pembagian kerja yang digunakan untuk memutar kompresor [3] 5 4 3 2 1 E f i s i e n s i T e r m a l s i k l u s ( % ) Qaktual Qideal Q o u t (K j /K g ) 7 6 5 4 3 2 1 Gambar 14 Grafik Perbandingan energi yang dikan terhadap kondisi pengujian Gambar 16 Grafik Perbandingan efisiensi termal siklus terhadap kondisi pengujian Semakin tinggi selisih antara energi masuk dan energi yang dihasilkan sistim maka nilai efisiensi termal yang dihasilkan akan semakin tinggi. Dilihat dari Gambar (16) dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan efisiensi pada setiap kondisi pengujian. Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi termal dari sistim ini adalah dengan cara meningkatkan energi yang masuk dan menurunkan energi sistim. 81

Jurnal Teknik Mesin Vol. 8, No. 2, Desember 211 ISSN 1829-8958 G a y a d o r o n g ( l b ) 3 25 2 15 1 5 aktual ideal Gambar 17 Grafik Perbandingan gaya dorong energi yang dikan terhadap kondisi pengujian Gaya dorong yang terjadi pada engine ini diperoleh dari dua buah nosel yang terdiri dari nosel dingin dan nosel panas. Gaya dorong yang terjadi sangat dipengaruhi oleh massa aliran yang melalui nosel dan kecepatan yang dari nosel. Artinya, semakin banyak massa aliran dan tingginya kecepatan yang melalui nosel, maka gaya dorong yang dihasilkan akan semakin besar dan begitu juga sebaliknya. Gambar (17) menunjukkan adanya kenaikan gaya dorong pada tahap-tahap pengujian. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pengujian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan: 1. Engine Turbofan CFM56-3 digunakan utuk dapat menghasilkan thrust (gaya dorong) pada pesawat 2. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang diperoleh, penulis mendapatkan selisih efisiensi termal sebesar 9.59 % pada kondisi take off 3. Penurunan efisiensi termal pada engine CFM56-3 antara lain disebabkan : 5.2. Saran Pengaruh perubahan dimensi akibat material yang bergesekan Pengaruh kondisi lingkungan sekitar Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah: 1. Dengan selisih efisiensi termal sebesar 9.59%, artinya efisiensi masih dapat ditingkatkan dengan semaksimal mungkin mengembalikan dimensi komponen pada kondisi seharusnya 2. Untuk meningkatkan gaya dorong hendaknya diperhatikan aliran massa yang melalui engine khususnya pada bypass menuju cold nozzle karena hal ini dapat memberikan kontribusi besar untuk menghasilkan gaya dorong tanpa proses pembakaran langsung. 3. Memaksimalkan cooling system sehingga temperatur ruang bakar dapat dinaikkan 4. Hendaknya diadakan penelitian lanjutan mengenai turbin umumnya dan engine propulsi pada khususnya PUSTAKA 1. Arismunandar, Wiranto, Pengantar Turbin Gas dan Motor Propulsi, Penerbit ITB, Bandung, 2. 2. CFM International, CFM56-3 Basic Engine Training Manual, CFM International, 1995. 3. Cengel, Yusuf A, Thermodynamics: An Engineering Approach 5 th ed, Mc Graw-Hill, USA, 1994. 4. Cohen, Roger, Saravanamuttoo, Gas Turbine Theory 2 nd ed. The Chauser Press, London, 1978. 5. Farooq Saeed, Aero-Thermodynamics Of Turbo machinery For Jet Propulsion, 24. www.google.com. 18 Agustus 28. 82