BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bisnis restoran dan kafe hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis saat ini sangatlah ketat, terutama bisnis restoran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jumlah Restoran dan Kafe

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gaya hidup masyarakat Indonesia di Era modern ini mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga di Kota Payakumbuh, terutama di bidang kuliner begitu banyaknya muncul cafecafe

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini yang mengalami persaingan begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minat pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai. Sehingga makin luas sektor bisnis yang berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. macam perubahan yang terjadi. Beberapa unsur penting yang berkaitan dan

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri saat ini mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar mereka

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini melalui penyebaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber kebutuhan pokok bagi setiap orang. (Dalam Widjoyo dkk, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. disuguhkan para pengusaha bisnis kepada konsumen. Dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah anak muda usia produktif membuat para peritel pun tidak akan kesusahan

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era informasi yang sedang berkembang dengan cepat dan pesat dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ndubisi dan Moi (2005) mengatakan bahwa pembelian ulang (repurchase)

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan adanya perkembangan globalisasi dan semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bisnis food and beverage. Salah satu kebutuhan primer

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

distro distro distro Sumber : (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga

BAB I PENDAHULUAN. karena bisnis yang bergerak di bidang kuliner ini termasuk bisnis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Congo Café and Resto

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bandung dari tahun TAHUN PERTUMBUHAN (%) , , ,33

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN. bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata yang tidak hanya menyediakan wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kota Bandung. Sebagai kota besar yang terus berkembang, pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan teknologi serta era globalisasi yang pesat juga mendorong terjadinya perubahan gaya hidup, selera, dan tata cara dalam mengonsumsi dan menikmati makanan pada masyarakat perkotaan. Bisnis yang sedang mengalami persaingan yang ketat yaitu bisnis di bidang bisnis. Dalam bisnis kuliner, terdapat suatu usaha yang dikenal dengan istilah restoran. Restoran sendiri menyajikan makanan dengan beberapa pilihan, seperti berbagai macam makanan berat, bahkan ada juga restoran yang menyajikan makanan ringan layaknya cafe pada umumnya. Namun yang pasti, restoran sudah berkembang dan memiliki suasana serta desain yang pastinya lebih menarik dan bersahabat. Restoran yang dulunya cenderung dianggap sebagai tempat makan besar, formal, tidak dilengkapi dengan hiburan, serta dipenuhi berbagai macam makanan berat, saat ini berkembang dan memiliki berbagai macam pilihan dan konsep. Banyak restoran atau kafe modern di Indonesia mengarah pada segmen konsumen muda yang selalu ingin mencoba hal baru dan menjadikan restoran bukan hanya 4

sekedar tempat untuk memuaskan rasa lapar, tetapi sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi dengan teman, keluarga, atau kerabat lainnya. Sekarang ini resto juga telah menjadi pilihan utama karena dapat menghadirkan banyak macam-macam makanan serta kenyamanan, mulai dari suasana yang ditawarkan dari resto tersebut, berbagai kebutuhan yang diinginkan dalam satu lokasi, hingga tempat yang pas untuk menghilangkan stress, mengatasi suasana hati yang buruk, maupun hanya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. Hal seperti ini membuat para pengusaha dibidang kuliner membuka resto dengan ide dan konsep baru agar terlihat lebih modern dan lebih menarik sehingga akan lebih disukai oleh konsumen. Banyaknya rumah makan, cafe, serta restoran di kota Bandung membuat persaingan di bidang kuliner semakin ketat. Dalam keadaan yang seperti ini membuat restoran dan kafe sulit untuk menentukan loyal tidaknya seorang pelanggan, karena konsumen cenderung selalu ingin mencoba menikmati menu baru yang ditawarkan. Bisa saja konsumen yang datang ke suatu resto hanya ingin mengetahui suasana yang ada dan ingin mengetahui menu-menu yang ditawarkan oleh resto. Resto Nanny s Pavillon adalah salah satu resto yang juga tidak terlepas dari adanya store atmosphere dengan ide dan konsep yang baru serta menarik. Berdiri pada tahun 2009 di Bandung, Nanny s Pavillon yang menu andalannya adalah pancake dan waffle hingga saat ini telah memiliki sebelas outlet yang tersebar di Bandung, mall-mall besar di Jakarta, dan Bali dengan konsep yang berbeda-beda untuk masing-masing outlet. Setiap outlet didesain seperti salah satu 5

area dalam rumah tinggal, dengan gaya dan menu khas ala French-American yang menampilkan budaya yang inspiratif dan kreatif. Bandung sebagai kota pertama berdirinya Nanny s Pavillon menjadi satusatu nya outlet yang memiliki konsep paling unik diantara outlet-outlet Nanny s Pavillon lainnya. Setidaknya ada sembilan tema ruang yang ada di Paviliun Nanny itu, Teras (Terrace), Ruang Keluarga (Livingroom), Perpustakaan (Library), Ruang Makan (Dining Room), Tempat Tidur (Bedroom), Kamar Mandi (Bathroom), Ruang Menjahit (Sewing Room), Ruang Bermain (Play Room), dan juga Kebun (Garden). Hal inilah yang membuat resto Nanny s Pavillon Bandung banyak dikunjungi oleh konsumen. Sebelum mendirikan outlet dengan konsep paling unik Nanny s Pavillon terlebih dahulu membuka outlet di empat tempat di kota Bandung yaitu Istana Plaza, Trans studio Mall, Setiabudi, dan Taman Pramuka sebelum akhirnya menggabungkan keempat outlet tersebut dalam satu tempat yakni didaerah Martadinata Bandung. Jika dilihat dari jumlah pengunjung yang datang pada resto Nanny s Pavillon selama tiga bulan terakhir terdapat perbedaan jumlah pengunjung di setiap bulannya. Bisa dilihat dalam tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Data Costumer Traffic di Nanny s Pavillon Bandung pada Bulan Juni - September 2014 Bulan Jumlah Juni 1.424 Juli 1.043 Agustus 1.137 September 1.389 Total 4.993 Sumber : Data Nanny s Pavillon Bandung, 2014 6

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung di Nanny s Pavillon pada bulan Juni-September 2014 masih fluktuatif. Dapat terlihat pada setiap bulannya pengunjung Nanny s Pavillon mengalami peningkatan sebanyak 94 orang pada bulan Agustus sementara pada bulan September terjadi peningkatan sebanyak 252 orang. Sedangkan penurunan jumlah konsumen pada bulan Juli sebanyak 381 orang. Fluktuasi jumlah pengunjung tersebut terjadi karena adanya persaingan bisnis dibidang kuliner. Banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen untuk menjadi loyal terhadap satu restoran. Beragam strategi diciptakan oleh para pemilik restoran untuk menarik pelanggan salah satu nya dapat tercipta dari suasana yang ditawarkan oleh resto tersebut. Berdasarkan survey terhadap 30 responden, yang datang ke resto Nanny s Pavillon Bandung dan dari beberapa indikator loyalitas pelanggan, sebanyak 64% konsumen menjawab, bahwa mereka tidak selalu datang ke resto tersebut karena bukan tempat yang satu-satunya mereka kunjungi oleh para konsumen, hanya sedikit orang yang sepenuhnya loyal pada satu restoran hingga restoran itu adalah satu-satunya yang mereka kunjungi. Konsumen yang datang hanya ingin menikmati dan merasakan store atmosphere pada resto Nanny s Pavillon Bandung. Tetapi 36 % konsumen lainnya, mengatakan mereka sering datang ke resto Nanny s Pavillon karena sudah menjadikan Nanny s Pavillon sebagai resto yang selalu mereka kunjungi. Keloyalan konsumen atau pelanggan di satu resto khusunya di resto Nanny s Pavillon Bandung tidak terlepas dari sebuah suasana resto. Penciptaan suatu citra untuk sebuah toko tergantung pada penyesuaian kombinasi fisik yang 7

mengarah pada kemampuan untuk mengembangkan nilai artistic dari lingkungan toko sehingga mampu memicu daya tarik bagi konsumen) Barry dan Evans (dalam Resti Meldarian dadan Henki Lisan S, 2010) Suasana atau atmosphere yang diciptakan suatu resto tidak terlepas dari penataan interior. Penataan interior pada suatu resto amat memengaruhi konsumen secara visual, sensual, dan sekaligus mental. Semakin bagus dan menarik penataan interior suatu gerai maka semakin tinggi daya tarik pada pancaindra pelanggan seperti penglihatan, pendengaran, aroma, rasa, sentuhan, konsep, serta ide akan menimbulkan perasaan senang pada pelanggan ketika berada di resto tersebut. Store atmosphere menjadi faktor penentu bagi seorang konsumen untuk memilih tempat bersantap baik bersama keluarga maupun teman, karena semakin menarik dan semakin nyaman suasana pada suatu resto tersebut akan membuat konsumen kembali datang ke resto tersebut. Berdasarkan hasil survey terhadap 30 responden, yang datang ke Nanny s Pavillon Bandung, 83% konsumen mengatakan atmosphere toko (store atmosphere) pada resto Nanny s Pavillon memang menarik namun konsumen tidak dapat merasakan store atmosphere yang ditawarkan karena disaat konsumen ingin memilih meja pada tempat yang mereka inginkan pihak dari resto tidak selalu memenuhi keinginan konsumen tersebut karena berbagai macam alasan. Karyawan atau pramuniaga memberi alasan kepada para konsumen bahwa meja pada tempat yang konsumen inginkan sudah ada yang memesan atau harus ada batas minimal konsumen. Dan 17% konsumen menjawab atmosphere dan dekorasi resto Nanny s Pavillon tidak menarik. 8

Secara umum kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Secara tidak langsung perusahaan harus mengetahui apa yang diinginkan konsumen dalam segi pelayanan serta perusahaan juga harus memperhatikan apa saja yang kurang dari kualitas pelayanan yang mereka berikan. Kualitas layanan adalah prespektif konsumen dalam jangka panjang dan merupakan evaluasi kognitif dari transfer jasa, Lovelock (Christina Widhya Utami 2010;291). Kualitas pelayanan akan diterima dengan baik oleh konsumen atau pelanggan jika kemampuan perusahaan dalam menyediakan jasa dapat memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Kualitas layanan juga berfokus pada penilaian pelanggan atas lima dimensi layanan. Lima dimensi kualitas layanan atau dikenal dengan nama SERVQUAL. Lima dimensi SERVQUAL ini terdiri dari tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Dari hasil survey terhadap 30 konsumen, terhadap kualitas pelayanan di resto Nanny s Pavillon,sebanyak 68% konsumen mengatakan bahwa pelayanan di resto Nanny s Pavillon dalam penyajian makanan dan minuman selalu tidak tepat waktu, kualitas pelayanan pada suatu toko juga dapat memberi pengaruh kepada konsumen. Karena konsumen yang datang cukup banyak ini bisa mempengaruhi pada keloyalan pelanggan pada resto tersebut. Sedangkan 32% konsumen menganggap pelayanan yang diberikan pihak resto sudah sesuai dengan yang mereka inginkan. Jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen maka secara tidak langsung konsumen akan 9

mempertahankan hubungan dengan perusahaan dan membuat konsumen menjadi loyal terhadap perusahaan. Namun sebaliknya jika perusahaan atau resto tidak memberikan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan oleh konsumen, maka akan menimbulkan ketidak loyalan konsumen terhadap resto. Loyalitas pelanggan pada suatu resto akan tercipta jika konsumen mendapatkan apa yang mereka inginkan dan harapkan dari apa yang diberikan dan yang disediakan oleh resto tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melihat sejauh mana pengaruh dari store atmosphere dan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh konsumen yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan di resto Nanny s Pavillon Bandung untuk itu maka penulis tertarik untuk mengambil judul: PENGARUH STORE ATMOSPHERE (SUASANA TOKO) DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA RESTO NANNY S PAVILLON BANDUNG. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dengan uraian dari latar belakang diatas, telah dijelaskan bahwa dengan semakin berkembangnya bisnis ritel khususnya bisnis kuliner yang terlihat dengan banyaknya resto yang bermunculan di Kota Bandung. Masingmasing resto terus berlomba untuk berinovasi dan membangun strategi demi untuk menarik perhatian dari para pelangan agar mereka loyal terhadap resto yang mereka miliki. 10

Berdasarkan dengan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana store atmosphere pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 2. Bagaimana kualitas pelayanan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 3. Bagaimana loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 5. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung 6. Seberapa besar pengaruh simultan store atmosphere dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon. 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data sebagai sumber informasi untuk diolah dan dianalisis, untuk mengetahui pengaruh store atmosphere dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 11

1.3.2 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui store atmosphere pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 3. Untuk mengetahui loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 4. Untuk megetahui Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 5. Untuk megetahui Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan tethadap loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh simultan store atmosphere dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada resto Nanny s Pavillon Bandung. 12

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Pengembangan Ilmu Bagi akademis, sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang loyalitas pelanggan. Dan bahan perbandingan bagi pihak-pihak lain untuk mendukung penelitian yang lainnya di masa yang akan datang. 1.4.2 Kegunaan Operasional Bagi restoran, penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemilik resto Nanny s Pavillon Bandung dalam menciptakan dan meningkatkan loyalitas pelanggan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Nanny s Pavillon Bandung yang merupakan salah satu resto yang beralamat di Jl. RE Martadinata No. 125 Bandung. Adapun waktu yang diperlukan penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu pada bulan Desember 2014. 13