Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

YUNICA ANGGRAENI A

TITIK ARIYANI HALIMAH A

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

L I S N I A W A T I NPM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN NEGERI 3 NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CIANJUR. Ugan Hermawan NIM :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

MAKALAH. Oleh RINA HERLINA NPM :

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

PEMBELAJARAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 CIDAUN KABUPATEN CIANJUR

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

RANI HANDAYANI NIM

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

EFEKTIVITAS METODE PEMODELAN TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF OLEH SISWA KELAS IX

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV MI AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI KECAMATAN BEKASI BARAT

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

Amsih NIM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KELAS IX SMP ISLAM AN-NISA CILAKU CIANJUR

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Metode Quantum Writing

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Menulis karangan argumentasi adalah salah satu materi yang diajarkan pada siswa di sekolah. Saat ini teknik pembelajaran konvensional masih banyak digunakan dan itu mengakibatkan komunikasi hampir terjadi di satu arah karena siswa hanya menerima, tidak bisa mengungkapkan pendapatnya, dan tidak jarang siswa merasa enggan atau malu untuk bertanya. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL merupakan teknik mengajar yang membantu guru mengaitkan materi dengan dunia nyata yang dialami siswa sehingga siswa dapat menuangkan pengalamannya dalam bentuk karangan argumentasi. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur yang berjumlah 24 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Adapun tes yang dilakukan yaitu pretes dan postes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dari hasil pretes dan postes tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa terjadi adanya peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi pada siswa setelah menggunakan pendekatan CTL. Kata kunci : Contextual Teaching and Learning, karangan, pembelajaran. PENDAHULUAN Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang bersifat produktif karena dalam hal ini seseorang menghasilkan sebuah produk yang berupa tulisan yang nantinya akan dibaca dan dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Menulis sama halnya dengan keterampilan berbicara yang menuntut pengalaman waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi seorang pembicara menuntut gagasan yang tersusun secara logis, dideskripsikan dengan jelas dan ditata secara menarik, menuntut penelitian secara terperinci, observasi yang seksama, perbedaan yang tepat dalam penilaian judul, bentuk, dan gaya. (Tarigan, 1994:8). Dengan demikian kegiatan menulis akan menambah pengetahuan siswa, membuat siswa lebih kreatif dan membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa dalam menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dimiliki secara sistematis. Saat ini masih terjadi banyak siswa yang tidak bisa mengungkapkan ide, gagasan atau pendapatnya dan mengekpresikan apa yang dirasakannya karena rasa enggan atau malu disamping tidak adanya kesempatan untuk bertanya karena komunikasi hanya satu arah, yaitu berpusat pada guru. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal demikian adalah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari (Diknas, 2003:5). Pembelajaran dengan pendekatan CTL merupakan sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademik yang mereka terima, dan menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Pembelajaran menulis karangan argumentasi ini diharapkan akan cocok jika dilaksanakan dengan pendekatan teknik CTL, hal ini disebabkan CTL merupakan suatu teknik mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata yang dialami oleh siswa dan siswa dapat menuangkan apa yang pernah dialaminya dalam bentuk sebuah tulisan berupa karangan argumentasi. Dari uraian latar belakang di atas maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur; 2) apakah siswa kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai adalah : 1) untuk mengetahui keefektifan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur; 2) untuk mengetahui kemampuan siswa kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur dalam menulis karangan argumentasi setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian belajar dimaknai sebagai menuju ke arah yang lebih baik dengan cara sistematis. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, daya reaksi, daya penerimaan, dan aspek individu lainnya. Menurut Hamalik (2009:16), Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Pembelajaran adalah belajar untuk menambah pengetahuan dan membekali diri sendiri, untuk kehidupan dan bergaul dalam rangka mengaktualisasikan diri terhadap perubahanperubahan tingkah laku dan norma dalam setiap hari. Pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 2009:57). Menurut Tarigan, Pembelajaran adalah pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses membelajarkan subjek didik atau pembelajaran yang dilaksanakan atau didisain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar dapat mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Artinya pembelajaran adalah sistem yang terdiri dari komponen terorganisir, yakni tujuan, pembelajaran, materi, strategi, dan metode pembelajaran, media,pengorganisasian kelas, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran. Aktivitas menulis merupakan bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kehidupan modern keterampilan menulis merupakan suatu ciri orang atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan ini ada penulis yang mengatakan bahwa Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, menyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang - orang yang dapat menyusun pikiran dan mengutarakannya dengan jelas, dengan kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian katakata, struktur kalimat. (Morsel, dalam Tarigan 1994). Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa keterampilan berbahasa tidak terlepas dari empat keterampilan yakni: keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), keterampilan menulis (writing skill), (Nida, Haris dalam Tarigan, 1994:1). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi secara tidak langsung yang bersifat produktif dan ekspretif dan hanya bisa berhasil diperoleh melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa karangan adalah hasil mengarang, tulisan, artikel, buah pena. Adapun mengarang berarti proses mengorganisasikan atau menyusun buah pikiran dan perasaan dalam bentuk rangkaian kalimat yang logis, terpadu, dan sistematis yang berisi pengalaman, pikiran atau perasaan serta lukisan suatu obyek, peristiwa, dan masalah. Pengertian karangan argumentasi menurut Keraf, yaitu : Karangan argumentasi adalah suatu jenis karangan yang berusaha mempengaruhi pendengar atau pembaca dengan cara menyajikan bukti- bukti, mengemukakan argumentasiargumentasi yang logis dengan tujuan agar pembaca atau pendengar tertarik dengan apa yang ditemukan oleh penulis atau pembaca. Rusmana mengggunakan istilah karangan lisan untuk jenis karangan argumentasi ini, yaitu Karangan lisan akan kebenaran dan ketidakbenaran

sesuatu dengan maksud agar pembaca dan pendengar sehat (Rusmana, 1984:3). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi adalah sebuah karangan bisa berupa lisan dan tulisan yang mengungkapkan kebenaran dan ketidakbenaran sesuatu dengan cara menyajikan bukti-bukti dan mengemukakan argumen-argumen yang kuat, logis, dan rasional untuk mempertahankan pendapat, menarik minat serta meyakinkan pembaca tentang tulisannya. Adapun struktur dalam pembuatan suatu karangan argumentasi yaitu : 1) pembukaan atau pendahuluan, bagian ini berfungsi untuk menarik perhatian pembaca kepada argumen-argumaen yang akan disampaikan serta dikemukakan dalam kesempatan tersebut. (Keraf,1989:194); 2) isi tubuh karangan, bagian ini berisi pembukaan kebenaran, pendapat, yang menghubungkan secara logis dan kritis semua fakta, kesaksian atau angka-angka yang ada; 3) penutup, bagian ini berisi kesimpulan dapat juga berisi ringkasan isi, hal ini bergantung pada tulisan yang dibuat oleh penulis. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyusun karangan ini yaitu : 1) menentukan tema/tujuan karangan; 2) mengumpulkan bahanbahan; 3) menarik simpulan. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu sistem pembelajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupannya sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Terdapat tujuh komponen pencekatan CTL, yaitu : 1) konstruktivisme (constructivism), merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tibatiba. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan bahkan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri; 2) menemukan (inquiri), bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri; 3) bertanya (questioning), yaitu menggali informasi, mengonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui; 4) masyarakat belajar (learning community), yaitu hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain, sharing dengan teman, antar kelompok dan antara yang sudah tahu pad yang belum tahu; 5) pemodelan (modeling), model dapat dirancang dengan melibatkan siswa sebagai model dan tidak hanya guru saja yang menjadi model; 6) penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), adalah proses pengumpulan data yang bisa memberi gambaran perkembangan belajar siswa agar bisa dipastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar; 7) refleksi (reflection), adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Untuk memecahkan masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka metode yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang berusaha untuk mendeskripsikan fakta-fakta atau karakteristik sampel penelitian yang ada sekarang yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi dan data-data tentang pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Islam Al- Ikhlas Cianjur. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur, mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Hal itu terbukti dengan melihat hasil pretes siswa, tanpa menggunakan pendekatan CTL siswa memperoleh hasil nilai rata-rata 5,7. Selanjutnya dengan melihat hasil postes siswa, dengan menggunakan pendekatan CTL siswa memperoleh hasil nilai rata-rata 7,7. Pendekatan CTL efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur. Pembuktian lain yaitu peningkatan presentase kemampuan menulis karangan argumentasi siswa pada tahap pretes dan postes. Data tersebut membuktikan bahwa pendekatan CTL efektif digunakan untuk pembelajaran menulis karangan argumentasi. Dalam menganalisis hasil menulis karangan argumentasi siswa pada tahap pretes dan postes, penulis menggunakan beberapa kriteria penilaian, yaitu : 1) bentuk karangan; 2) kerapian dan tulisan;

3) pilihan kata; 4) ejaan dan tanda baca; 5) kesesuaian isi dengan judul. Jumlah skor ideal : 25. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, maka skor-skor tersebut harus diubah dengan rumus sebagai berikut : Rumus: N X100% Keterangan: = Skor Total Siswa = Skor Total Ideal N = Nilai No Tabel. 1 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Argumentasi Subjek Pretes Postes Skor Nilai Skor Nilai 1 S 01 14 5,6 16 6,4 2 S 02 18 7,2 22 8,8 3 S 03 13 5,2 18 7,2 4 S 04 18 7,2 23 9,2 5 S 05 12 4,8 17 6,8 6 S 06 15 6,0 17 6,8 7 S 07 15 6,0 21 8,4 8 S 08 13 5,2 18 7,2 9 S 09 15 6,0 23 9,2 10 S 10 10 4,0 17 6,8 11 S 11 16 6,4 18 7,2 12 S 12 16 6,4 18 7,2 13 S 13 15 6,0 21 8,4 14 S 14 7 2,8 13 5,2 15 S - 15 13 5,2 18 7,2 16 S - 16 14 5,6 22 8,8 17 S - 17 10 4,0 18 7,2 18 S - 18 15 6,0 23 9,2 19 S - 19 17 6,8 22 8,8 20 S - 20 16 6,4 18 7,2 21 S - 21 16 6,4 21 8,4 22 S - 22 17 6,8 18 7,2 23 S - 23 14 5,6 21 8,4 24 S - 24 14 5,6 21 8,4 Rata-rata 5,7 7,7 Keterangan : 1) kerapian; 2) ejaan dan tanda baca; 3) diksi; 4) sistematika; 5) kesesuaian isi dengan topik (tema). Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, maka skor-skor tersebut harus diubah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : N X100% N : Skor Total Siswa : Skor Total Ideal : Nilai Tabel. 2 Jumlah Skor dan Kategori Nilai Siswa Tahap Pretes No Subjek Aspek Yang Dinilai Jumlah Kategori Skor Nilai 1 2 3 4 5 1 S - 01 2 4 3 3 2 14 Cukup 2 S - 02 4 5 4 2 3 18 Baik 3 S - 03 2 4 3 2 2 13 Cukup 4 S - 04 3 3 3 4 5 18 Baik 5 S - 05 2 3 2 3 2 12 Cukup 6 S - 06 2 3 4 3 3 15 Cukup 7 S - 07 2 4 3 3 3 15 Cukup 8 S - 08 2 4 3 2 2 13 Cukup 9 S - 09 2 4 3 3 3 15 Cukup 10 S - 10 1 1 1 3 4 10 Kurang 11 S - 11 2 4 3 4 3 16 Baik 12 S - 12 3 4 4 3 2 16 Baik 13 S - 13 3 3 3 3 3 15 Cukup 14 S - 14 1 1 1 2 2 7 Kurang 15 S - 15 3 2 2 3 3 13 Cukup 16 S - 16 2 3 3 3 2 14 Cukup 17 S - 17 2 2 3 2 1 10 Kurang 18 S - 18 2 3 3 4 3 15 Cukup 19 S - 19 2 5 4 3 3 17 Baik 20 S - 20 3 3 3 3 4 16 Baik 21 S - 21 4 3 3 4 2 16 Baik 22 S - 22 3 4 3 3 4 17 Baik 23 S - 23 1 3 2 4 4 14 Cukup 24 S - 24 3 4 3 3 1 14 Cukup Keterangan : 1) kerapian; 2) ejaan dan tanda baca; 3) diksi; 4) sistematika; 5) kesesuaian isi dengan topik (tema). Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, maka skor-skor tersebut harus diubah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : N X100% Keterangan : : Skor Total Siswa : Skor Total Ideal N : Nilai Tabel. 3 Presentase Hasil Menulis Teks Pidato Siswa Tahap Pretes Keterangan :

Kategori Kriteria Jumlah Presentase Penilaian Siswa 21-25 Sangat baik - 0% 16-20 Baik 8 33,3% 11-15 Cukup 13 54,2% 6-10 Kurang 3 12,5% 1-5 Sangat Kurang - 0% Dari tabel di atas kita dapat mengetahui jumlah skor yang diperoleh siswa dan kategori apa yang didapat siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Jika dipresentasekan siswa yang mendapat nilai sangat baik adalah 0%, nilai baik 33,3%, nilai cukup 54,2%, nilai kurang 12,5%, dan nilai sangat kurang 0%. Perhitungan ini diperoleh dengan cara membagi jumlah siswa yang memperoleh kategori dengan jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes, kemudian dikalikan 100% atau dengan rumus sebagai berikut : Presentase Nilai = Jumlah siswa yang memperoleh kategori x 100% Jumlah Seluruh Siswa Atas dasar analisis data hasil postes menulis karangan argumentasi siswa maka diketahui skor postes dan kategori nilai siswa adalah sebagai berikut : Tabel. 4 Jumlah Skor dan Kategori Nilai Siswa Tahap Postes No Subjek Aspek Yang Jumlah Kategori Dinilai Skor Nilai 1 2 3 4 5 1 S - 01 3 4 3 3 3 16 Baik 2 S - 02 4 5 4 4 5 22 Sangat baik 3 S - 03 4 4 3 4 3 18 Baik 4 S - 04 4 5 5 4 5 23 Sangat baik 5 S - 05 3 4 3 4 3 17 Baik 6 S - 06 3 3 4 3 4 17 Baik 7 S - 07 5 5 3 4 4 21 Sangat baik 8 S - 08 4 5 3 3 3 18 Baik 9 S - 09 5 4 4 5 5 23 Sangat baik 10 S - 10 3 3 5 2 4 17 Baik 11 S - 11 3 4 4 4 3 18 Baik 12 S - 12 3 4 4 4 3 18 Baik 13 S - 13 4 4 4 4 5 21 Sangat baik 14 S - 14 3 2 2 2 4 13 Cukup 15 S - 15 3 4 3 4 4 18 Baik 16 S - 16 4 5 4 5 4 22 Sangat baik 17 S - 17 4 3 3 3 5 18 Baik 18 S - 18 5 4 5 4 5 23 Sangat baik 19 S - 19 4 5 4 4 5 22 Sangat baik 20 S - 20 3 4 3 4 4 18 Baik 21 S - 21 4 5 4 4 4 21 Sangat baik 22 S - 22 3 4 3 4 4 18 Baik 23 S - 23 5 3 5 4 4 21 Sangat baik 24 S - 24 5 5 4 2 5 21 Sangat baik Keterangan : 1) kerapian; 2) ejaan dan tanda baca; 3) diksi; 4) sistematika; 5) kesesuaian isi dengan topik (tema). Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, maka skor-skor tersebut harus diubah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: N X100% Keterangan : : Skor Total Siswa : Skor Total Ideal N : Nilai Tabel. 5 Presentase Hasil Menulis Karangan Argumentasi Siswa Tahap Postes Kategori Kriteria Jumlah Presentase Penilaian Siswa 21-25 Sangat Baik 11 45,8% 16-20 Baik 12 50% 11-15 Cukup 1 4,2% 6-10 Kurang - 0% 1-5 Sangat Kurang - 0% Dari tabel di atas kita dapat mengetahui jumlah skor yang diperoleh siswa dan kategori apa yang didapat siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Jika dipresentasekan siswa yang mendapat nilai sangat baik adalah 45,8%, nilai baik 50%, nilai cukup 4,2%, nilai kurang 0%, dan nilai sangat kurang 0%. Perhitungan ini diperoleh dengan cara membagi jumlah siswa yang memperoleh kategori dengan jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes, kemudian dikalikan 100% atau dengan rumus sebagai berikut : Presentase Nilai = Jumlah siswa yang memperoleh kategori x 100% Jumlah Seluruh Siswa

SIMPULAN Setelah melakukan penganalisisan mengenai pembelajaran menulis karangan argumentasi, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1) penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi di kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur, efektif digunakan karena hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai siswa dalam menulis karangan argumentasi. Yaitu dengan melihat nilai rata-rata pretes siswa 5,7 dan nilai rata rata postes siswa 7,7; 2) penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran menulis karangan Argumentasi di kelas V SD Islam Al-Ikhlas Cianjur dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi secara signifikan. Hal ini terlihat pada hasil pretes dan postes siswa yang dibuktikan dengan hasil presentase kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada saat sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan CTL. Saat pretes, presentase kategori sangat baik 0%, baik 33,3%, cukup 54,2%, kurang 12,5%, dan sangat kurang 0%. Dan pada saat postes, presentase kategori sangat baik 45,8%, baik 50%, cukup 4,2%, kurang 0%, dan sangat kurang 0%. DAFTAR PUSTAKA Alkhadiah, S. et. al. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual : Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta : Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Keraf, G. 1989. Narasi dan Argumentasi. Bandung : Gramedia Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamifan Pendidikan. Bandung : CV. Diponegoro. Rusyana,Y. 1988. Pengajaran Mengarang Perlu Semarak Kreativitas. Bandung : CV. Diponegoro. Surakhmad, W. 1998 Pengantar Penelitian Ilmiah.. : Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito. Tarigan, H.G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.