KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J AKAR TA Nomor Sifat Lampiran Perihal B$z&tF.3tFv03t2011 Biasa 2 (dua) eksemplar Meminimalisir Bolak Baliknya Perkara Antara Penyidik dan Penuntut Umum. Jakarta, 15 Maret 2011 KEMDAYTH. KEMLA KEJAKSAAN TINGGI Dt- SELURUH INDONESIA.Sehubungan dengan Surat Edaran Jaksa Agung Rl Nomor : SE-004/A/JNOzlzOOg Tanggal 26 Februari 2009 perihal sebagaimana tersebut di atas, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Dari hasil evaluasi percepatan pelimpahan perkara tindak pidana khusus ke Pengadilan, baik tindak pidana korupsi maupun tindak pidana khusus lainnya, ternyata belum optimal dan masih terjadi bolak baliknya perkara tindak pidana khusus antiara Penyidik dan Penuntut Umum. 2. Untuk meminimalisir bolak baliknya perkara tindak pidana khusus antara Penyidik dan Penuntut Umum, maka seluruh Jaksa di wilayah hukum Saudara wajib menguasai dan melaksan akan S E-004/AIJ N A2l 2009 Tan g ga I 26 Fe b ru a ri 2009 (sebagaimana copy terlampir). 3. Pelaksanaan koordinasi dan konsultasi antara Penyidik dan Penuntut Umum dilakukan sebelum penyerahan berkas perkara (Penyerahan Tahap l) secara resmi oleh Penyidik kepada Penuntut Umum. 4. Hasil koordinasi dan konsultasi antara Penyidik dan Penuntut Umum dituangkan dalam BeritaAc'ara Pelaksanaan Koordinasi dan Konsultasi (copy BA terlampir).
5. Agarsurat ini beserta lampirannya (SE-004/A/JNOA2OO9 Tanggal 26 Februari 2009 dan BAKonsultasi) disampaikan kepada Kajari & Kacabjari sertia seluruh Jaksa dijajaran masing-masing untuk dipedomani. Demikian untuk dilaksanakan. JAKSA AGUNG MUDA Tembusan: 1. Yth. JaksaAgung Rl; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Rl; (sebagai laporan) 3. Yth. Para JaksaAgung Muda; 4. Yth. Para Direktur pada Jam Pidsus; 5. Ars ip
JAKSA AGUNG REPUBLlK INDONESIA Jakarta, 26 Februari 2009 SURATEDARAN NOMOR : SE- 004/A1JAlO2l2009 TENTANG MEMINIMALlSIR BOLAK BALIKNYA PERKARA ANTARA PENYIDIK DAN PENUNTUT UMUM Keluhan yang hidup di masyarakat dalam penanganan perkara pidana umum adalah bolak baliknya perkara antara penyidik dan penuntut umum, hal tersebut pada hakekatnya sesuai dengan hasil inventarisasi dan eksaminasi terhadap penanganan perkara pidana diseluruh Indonesia, yang masih menemukan banyaknya perkara pidana yang penanganannya berlarut-iarut, sehingga tidak memberikan kepastian hukum bagi pencari keadilan dan bertentangan dengan asas yang dianut oleh KUHAp, yaitu peradilan secara cepat, sederhana dan biaya ringan. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadinya penanganan perkara yang berlarut-iarut tersebut, dikarenakan ketentuan yang diatur dalam KUHAP belum dilaksanakan secara konsekuen. Menindak lanjuti Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia tahun 2008, yang antara lain menyepakati untuk melaksanakan Hukum Acara Pidana secara konsekuen, sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (UU Nomor 8 Tahun 1981), guna mencegah berlarut-iarutnya penanganan perkara pidana yang merugikan para pencari keadilan, bersama ini disampaikan petunjuk sebagai berikut : 28 1. Dalam hal Kajati I Kajari I Kacabjari menerima surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) dari penyidik Polri I PPNS I penyidik lainnya, agar segera menunjuk Jaksa Penuntut Umum untuk mengikuti perkembangan penyidikan perkara tindak pidana dengan menerbitkan formulir P-16. 2. Jaksa Penuntut Umum yang ditunjuk, agar membina hubungan koordinasi dan konsultasi dengan penyidik dalam rangka penyelesaian penyidikan perkara secara cepat, sederhana dan biaya ringan, sehingga dapat dicegah terjadinya penanganan perkara yang berlarut-iarut. Pelaksanaan hasil koordinasi dan konsultasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara pelaksanaan koordinasi dan konsultasi antara Penuntut Umum dengan Penyidik (terlampir) dan diupayakan agar setiap berkas perkara yang diserahkan tahap pertama oleh penyidik telah dilakukan koordinasi dan konsultasi terlebih dahulu. 3. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya SPDp, penyidik belum menyampaikan hasil penyidikan, Kajati I Kajari / Kacabjari agar meminta perkembangan hasil penyidikan kepada penyidik dengan menerbitkan P-17. 4. Apabila berdasarkan hasil penelitian Jaksa Penuntut Umum terhadap berkas perkara ditemukan adanya kekurangan, dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterimanya berkas perkara, Jaksa Penuntut Umum memberitahukan hal tersebut kepada penyidik, dan dalam waktu 14 hari sejak diterimanya penyerahan tahap pertama, Jaksa Penuntut Umum mengembalikan berkas perkara tersebut disertai petunjuk yang harus dilengkapi. 5. Sesuai ketentuan Pasal 110 ayat (3) KUHAp, penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari Penuntut Umum dan dalam waktu 14 (em pat belas) hari sejak tanggal penerimaan berkas yang telah diberi petunjuk oleh Jaksa Penuntut Umum, penyidik sesuai ketentuan Pasal138 ayat (2) KUHAP harus sudah menyampaikan kembali berkas perkara tersebut kepada Jaksa Penuntut Umum. 6. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari, penyidik belum menyampaikan kembali berkas perkara yang telah dilengkapi sesuai petunjuk Jaksa, maka penyidikan tambahan yang dilakukan oleh penyidik menjadi tidak sah, karena tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 138 29
ayat (2) KUHAp, dan untuk itu, Kajati / Kajari / Kacabjari, agar memberitahukannya kepada penyidik. 7. Untuk mencegah hasil penyidikan tidak menjadi cacat hukum karena tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 138, ayat (2) KUHAp, dapat dilakukan dengan mengoptimalkan forum koordinasi dan konsultasi antara Penuntut Umum dengan Penyidik dalam pelaksanaan penyidikan perkara. 8. Terhadap berkas perkara yang berdasarkan hasil penelitian telah lengkap agar Kajati/Kajari/Kacabjari segera menerbitkan P-21, dan apabila dalam waktu 30 hari sejak diterbitkannya P-21 penyidik belum melakukan penyerahan berkas perkara tahap kedua, Kajati / Kajari, Kacabjari menegur penyidik dengan menerbitkan formulir P-21A, dan apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya formulir P-21A penyidik belum melakukan penyerahan tahap 11, maka demi kepastian hukum serta sesuai asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan, Kajati/ Kajari/Kacabjari agar mengembalikan berkas perkara tersebut kepada penyidik dan menghapus perkara tersebut dari Register Perkara yang ada di Kejaksaan. 9. Kajati/Kajari/Kacabjari agar melaporkan kepada KejaksaanAgung, setiap perkara yang dikembalikan kepada penyidik dengan petunjuk atau yang telah dinyatakan lengkap, tetapi tidak ditindak lanjuti oleh penyidik sesuai petunjuk dalam surat edaran ini, dengan tembusan disampaikan kepada atasan penyidik dan Ketua Pengadilan Negeri setempat. Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. JAKSAAGUNG REPUBLlK INDONESIA HENDARMAN SUPANDJI 30
KEJAKSAAN. "Untuk Keadilan" BERITAACARA KONSULTASI DAN KOORDINASI PENANGANAN PERKARA Pada hari ini tanggal Bertempat di Kejaksaan Agung RI I Kejaksaan linggi I Kejaksaan Negeri I Cabang Kejaksaan Negeri... kami: 1. Nama Pangkat 2. Nama Pangkat Jaksa Penuntut Umum pada KejaksaanAgung/Kejaksaan linggi/kejaksaan Negeri/Cabang Kejaksaan Negeri yang ditunjuk dengan Surat Perintah JAM PIDUM/Kajati/Kajari/Kacabjari (P.16)Nomor : tanggal telah melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan penyidik Mabes Polri/Polda/PolwillPolres/PBNS. 1. Nama Pang kat 2. Nama Pangkat 31
Dalam perkara tindak pidana atas nama tersangka. yang disangka melanggar Pasal UU Nomor Tahun. Tentang. 1. Pembahasan konsultasi dan koordinasi meliputi : 1) Pembahasan kelengkapan formil 2) Pembahasan kelengkapan materiil 2. Hasil konsultasi dan koordinasi : 1) Kelengkapan Moril : Dari hasil pembahasan kelengkapan forrnil telah ditemukan kekurangankekurangan yang akan dilengkapi sebagai berikut : a. b. c. c. Berdasarkan hasil konsultasi dan koordinasi berkas perkara belum memenuhi syarat formil dan materiil untuk dilimpahkan ke pengadilan dan perlu dilakukan penyidikan tambahan dengan cara memeriksa saksi/ahli/tersangka alat bukti lainnya untuk membuktikan unsur-unsur : 3. Kesimpulan : 1) D i sepakati penyidik akan melengkapi berkas perkara dengan cara : 2) Kelengkapan Materiil : a. Unsur pasal yang disangkakan : Pasal dengan unsur-unsur: - Unsur Barang Siapa 2) Konsultas i dan koordinasi terhadap penyidikan tambahan perkara ini akan dilanjutkan kembali sebelum dilakukan penyerahan berkas perkara tahap pertama pada tanggal. Demikian Berita Acara Konsultasi dan Koordinasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penyidik, Penuntut Umum, b. Alat bukti yang ditemukan; - Keterangan saksi; Keterangan ahli; - Surat; - Petunjuk; - Keterangan terdakwa I tersangka; - Informasi elektronikldokumen elektroniklhasil cetaknya 32 33