Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

BERITA RESMI STATISTIK

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PROPINSI MALUKU TRIWULAN IV Kelompok Kajian Statistik dan Survei BANK INDONESIA AMBON

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

Transkripsi:

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan I-2012 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong oleh beberapa sektor yaitu pertanian, perdagangan-hotel-restoran dan pengangkutan-komunikasi. Sementara kinerja sektor utama lainnya seperti bangunan dan jasa-jasa tumbuh lebih baik. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2011 2012 I II III IV I 1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 237.866,28 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 9.212,82 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 65.464,67 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 4.676,63 5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 74.388,82 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 121.202,55 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 87.191,16 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 74.102,33 9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 153.226,44 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 827.331,70 SEKTOR 2011 2012 I II III IV I 1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 5,76 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 11,57 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 13,31 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 6,66 5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 11,56 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 11,35 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 7,42 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 9,76 9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 7,00 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 8,47 *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 7

1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Kinerja sektor pertanian triwulan I-2012 relatif melambat, sektor pertanian tumbuh 5,76% (y.oy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,87% (y.o.y). Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan panen raya tahun 2011 hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif Tren kontraksi pertumbuhan produksi jagung masih terus berlangsung sejak triwulan III-2011 dan cenderung menurun. Pada triwulan laporan, kontraksi produksi jagung mencapai 55,5% (y.o.y) lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 40,2% (y.o.y). Demikian juga untuk tingkat produksi padi yang menunjukkan penurunan, pada triwulan laporan produksi padi terkontraksi hingga 9,7% (y.o.y). Beberapa hal menjadi penyebab penurunan tingkat pertumbuhan sub sektor tabama seperti (i) rusaknya Bendungan Bongo di Tolangohula yang mengakibatkan 1298 ha lahan sawah tertimbun sedimen pasir, (ii) dugaan adanya peredaran pupuk dan pestisida palsu serta (iii) harga jual jagung domestik yang merosot. Pada triwulan laporan harga jagung basah sebesar Rp 1.300/kg sementara untuk harga jagung kering sebesar Rp 1.700/kg. Penurunan harga jagung domestik ini disebabkan oleh beberapa hal (i) Gorontalo sedang mengalami musim panen raya jagung (ii) secara bersamaan daerah tujuan ekspor antar pulau di Jawa juga mengalami panen raya jagung. Harga rata-rata Jagung Gorontalo yang dijual dengan daerah tujuan ekspor Jakarta, Surabaya dan Lampung berkisar Rp 2.450/kg namun pada triwulan laporan harga jagung hanya berkisar Rp 2.150/kg. Melemahnya kinerja pertanian pada triwulan I-2012 juga dikonfirmasi oleh penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, tercatat SBT pada triwulan laporan untuk sektor pertanian terkontraksi 7,7%. Sementara itu BPS mencatat Nilai Tukar Petani selama Januari 2012 sebesar -0,17% (y.o.y) dan terus mengalami penurunan hingga Maret 2012 mencapai -2,34% (y.o.y) Grafik 1.22 Grafik 1.23 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

Grafik 1.24 Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi Sampai dengan akhir tahun 2012, secara kumulatif tahunan perkembangan pertanian jagung diperkirakan akan lebih baik namun untuk pertanian padi diperkirakan melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM I-2012 memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2012 sebesar 291.893 ton atau tumbuh 6,6 % (y.oy) dibandingkan produksi padi tahun 2011 sebesar 273.921 ton (tumbuh 8,0% y.o.y) sementara produksi jagung tahun 2012 mencapai 698.888 ton atau tumbuh 15,37% (y.o.y) dibandingkan produksi jagung tahun 2011 sebesar 605.781 ton. Tabel 1.3 ARAM I-2012 Pertanian Padi ASEM tahun 2011 ARAM I tahun 2012 No. Uraian September - Desember Jumlah Jumlah Keterangan Jan - Apr Mei - Ags Sep-Des Jan - Apr Mei - Ags Sep-Des Sep Okt Nop Des Jan - Des Jan - Des (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Luas Panen 24.430 21.648 3.421 430 683 2.199 6.733 52.811 22.244 22.830 9.380 54.454 Luas Kotor Luas tanaman akhir bulan (ha) 2 Kol (3),(4),(11),(12) akhir subround 18.326 4.746 20.988 18.525 8.261 Luas Kotor 3 Luas Tanam (Ha) 19.442 8.666 2.473 2.792 9.497 7.727 22.489 50.597 Luas Kotor 4 Luas Puso (Ha) 259 101 37 0 0 78 115 475 Luas Kotor 5 Hasil per Hektar (Kw) 54,48 49,28 50,71 51,87 56,31 51,74 51,73 53,60 GKG 6 Produksi (Ton) 133.086 106.690 34.145 273.921 125.248 118.117 48.527 291.893 GKG Tabel 1.4 ARAM I-2012 Pertanian Jagung ASEM tahun 2011 ARAM I tahun 2012 No. Uraian September - Desember Jumlah Jumlah Keterangan Jan - Apr Mei - Ags Sep-Des Jan - Apr Mei - Ags Sep-Des Sep Okt Nop Des Jan - Des Jan - Des (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Luas Panen 60.073 53.751 9.121 4.726 2.123 5.960 21.930 135.754 66.701 54.183 24.995 145.879 Luas Bersih Luas tanaman akhir bulan (ha) 2 Kol (3),(4),(11),(12) akhir subround 41.233 16.033 61.072 41.736 23.181 Luas Kotor 3 Luas Tanam (Ha) 50.564 29.586 5.976 11.443 26.755 22.940 67.114 147.264 Luas Bersih 4 Luas Puso (Ha) 101 849 34 5 0 0 39 989 Luas Bersih 5 Hasil per Hektar (Kw) 47,42 42,00 43,40 44,62 50,61 45,57 45,77 47,91 JPK 6 Produksi (Ton) 284.860 225.745 95.177 605.781 337.574 246.912 114.402 698.888 JPK Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Sementara untuk sub sektor perikanan diperkirakan mengalami penurunan selama triwulan laporan baik untuk perikanan laut maupun perikanan darat. Musim pancaroba yang ditandai dengan peralihan angin barat ke timur dan ke tenggara menyebabkan arus laut cukup deras sehingga menjadikan kendala produksi nelayan. Sementara itu pencemaran air tawar yang berlokasi di danau limboto menganggu kelangsungan produksi ikan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 9

1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan I-2012 menunjukkan perlambatan. Pada triwulan laporan sektor ini tumbuh 7,42% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,96% (y.o.y). Perlambatan terjadi pada sub sektor angkutan darat dan udara. Permasalahan pasokan BBM dan kerusakan runway bandara diperkirakan menjadi salah satu penyebab penurunan pertumbuhan. Melambatnya kinerja sub sektor angkutan darat dikonfirmasi oleh tingkat konsumsi BBM. Tingkat konsumsi bahan bakar transportasi darat jenis premium selama triwulan I- 2012 tumbuh sebesar 6,48% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan selama triwulan IV-2011 yang mencapai 13,25% (y.o.y). Sementara untuk pertumbuhan bahan bakar jenis solar relatif stagnan. Pada akhir triwulan I-2012 dimana ekspektasi inflasi masyarakat meningkat seiring rencana kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Pemerintah, PERTAMINA Gorontalo menerapkan kebijakan pembatasan pengisian BBM untuk mobil sebesar Rp 100.000 sementara untuk Sepeda Motor maksimal sebesar Rp 20.000. Pembatasan dimaksud diperkirakan memberikan efek pada penurunan kinerja sub sektor angkutan darat. Grafik 1.26 Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi Grafik1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat Di sisi lain sub sektor angkutan udara juga mengalami penurunan. Tercatat selama triwulan I-2012 jumlah penumpang angkutan udara yang terlayani tumbuh sebesar 11,19% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011 sebesar 21,16% (y.o.y). Penurunan pertumbuhan sub sektor angkutan udara terkendala karena kondisi bandara yang rusak. Dari 2500m panjang runway Bandara Jalaluddin, hanya 1800m yang dapat dipergunakan dengan baik. 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

Dengan pertimbangan keselamatan penerbangan, Otoritas Bandara menerapkan kebijakan pembatasan jumlah beban angkut pesawat. Sementara untuk kargo bertonase besar dialihkan ke Bandara Sam Ratulangi di Manado. Kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan I-2012 menunjukkan arah yang relatif membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Terutama untuk angkutan kapal laut yang meningkat hingga 157%, untuk angkutan ferry meskipun masih menunjukkan penurunan namun laju kontraksinya semakin kecil. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang kapal laut tercatat sebanyak 4.079 orang atau tumbuh 157,68% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan IV-2011 yang melayani 1.484 penumpang. Untuk Ferry selama triwulan laporan mengangkut 21.509 penumpang. Arus barang melalui laut mengalami perkembangan cukup baik, jumlah kargo laut mencapai 230.168 ton atau tumbuh 30,82% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 21.55% (y.o.y). Kenaikan kargo laut ini seiring peningkatan ekspor luar negeri maupun ekspor domestik di Gorontalo. Dua Perusahaan kontainer PT Pelayaran Meratus dan PT Salam Pacifik Internasional (SPIL) telah melakukan penjajakan untuk mengoperasikan kontainer di Pelabuhan Internasional Anggrek di Gorontalo Utara. Saat ini volume kontainer masuk sebesar 2.600 ton sementara volume keluar sebesar 1.200 ton. PT Meratus Line melalui Kapal Meratus Mamiri berbobot 14.000 GT dengan daya tampung 900 kontainer mulai melayani pelayaran dengan rute Jakarta-Surabaya-Gorontalo. Kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Anggrek, dimana waktu pengiriman dapat dipersingkat dari yang sebelumnya 4~5 hari menjadi 2~3 hari. Untuk meningkatkan infrastruktur pelabuhan Pemerintah juga akan mulai mengembangkan pelabuhan Paguat dengan anggaran sebesar Rp 10 Miliar. Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 11

1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang relatif melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada triwulan I-2012 tumbuh 11,35% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2011 sebesar 12,43% (y.o.y). Stagnasi konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi pendorong perlambatan sektor PHR khususnya sub sektor hotel dan restoran. Sub sektor perdagangan tumbuh stagnan Selama triwulan laporan, kondisi tersebut searah dengan kinerja konsumsi rumah tangga yang cenderung stagnan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh beberapa indikator sub sektor perdagangan seperti : kredit perdagangan dan volume bongkar pelabuhan laut Grafik 1.31 Grafik 1.32 Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Sementara itu sub sektor perhotelan juga mengalami penurunan, hal tersebut dikonfimasi oleh data tingkat penghunian hotel (TPK) yang menunjukkan penurunan selama triwulan I-2012. TPK bulan Maret mencapai 36,15% lebih rendah dibandingkan kondisi Desember 2011 sebesar 40,72%. Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, pada triwulan I-2012 kinerja sektor ini diperkirakan tumbuh sebesar 11,56% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,29 % (y.o.y) Grafik 1.34 Grafik 1.35 Penjualan Semen Kredit Konstruksi Meningkatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka penjualan semen dan kredit konstruksi. Angka penjualan semen pada Maret 2011 tumbuh hingga 60,37% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya yang mencapai 41,42% (y.o.y) 1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan selama triwulan laporan tumbuh 9,76% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,14% (y.o.y). Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja lembaga keuangan non bank, sementara untuk lembaga keuangan perbankan relatif menurun. Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo mencapai Rp 79 Miliar terkontraksi 37,66% (y.o.y) dibandingkan pertumbuhan Desember 2011 yang tumbuh sebesar 14,51% (y.o.y). Penurunan tersebut disebabkan penurunan pendapatan perbankan selama periode laporan. Grafik 1.36 Grafik 1.37 NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 13

1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan I-2012 tumbuh 13,31% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,43% (y.o.y). Industri Gula sebagai salah satu industri skala besar di Gorontalo menunjukkan peningkatan kegiatan produksi. Peningkatan industri gula diindikasikan oleh kinerja ekspor luar negeri, dimana ekspor gula pada triwulan laporan mencapai US$ 743.876. Sementara berdasarkan hasil Survei Industri Pengolahan Besar-Sedang BPS, menunjukkan bahwa peningkatan sektor usaha terjadi pada industri pakaian jadi, industri furniture dan industri kayu. Grafik 1.38 Grafik 1.39 Konsumsi BBM Industri Kredit Industri Pengolahan Grafik 1.40 Grafik 1.41 Survei Industri Pengolahan Besar Harga Gula Internasional 1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan I-2012 tumbuh 6,66% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 7,31% (y.o.y), khususnya pada sub sektor listrik. Sementara kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2012 meningkat 11,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 9,31% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan perningkatan. Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan I-2012 tumbuh 7,00 (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang tercatat sebesar 6,29% (y.o.y). Meningkatnya kinerja jasa-jasa terutama didorong oleh meningkatnya jasa pemerintahan umum. 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

BOKS I : PROGRAM KONVERSI GAS UNTUK NELAYAN, ANTISIPASI KEBIJAKAN PENYESUAIAN HARGA BBM BERSUBSIDI Sub sektor perikanan laut merupakan salah satu sub sektor andalan perekonomian di wilayah Provinsi Gorontalo. Namun rencana kebijakan Pemerintah Pusat untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dalam enam bulan mendatang apabila harga ICP (Indonesia Crude Price) mengalami kenaikan/penurunan hingga 15% dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2012 sebesar US$ 105/barel dirasakan akan memberikan tekanan bagi perkembangan sub sektor ini mengingat BBM memberikan kontribusi sebesar ±40% terhadap biaya operasional nelayan. Tabel 1.5 Struktur Biaya dalamsub Sektor Usaha Perikanan Tangkap Sumber : Analisis Pembentukan Harga dan Struktur Pasar Terhadap Komoditas Penyumbang Inflasi di Gorontalo, 2009 Berdasarkan struktur PDRB harga berlaku, sub sektor perikanan laut memberikan kontribusi sebesar Rp 595,96 Miliar pada tahun 2011. Data BPS Provinsi Gorontalo i mencatat bahwa terdapat 7.594 rumah tangga yang berkontribusi dalam memberikan nilai tambah produksi di sektor usaha tersebut. Dari jumlah tersebut sebanyak 6.484 rumah tangga (85%) dikategorikan sebagai nelayan tradisional dengan mengoperasikan perahu tempel (katinting) sebagai peralatan utama untuk bermata pencaharian. Grafik 1.42 Jumlah Rumah Tangga Sektor Perikanan Sumber : Gorontalo Dalam Angka 2011, BPS Prov. Gorontalo Melihat ketergantungan nelayan yang cukup tinggi dengan BBM bersubsidi serta harga minyak dunia yang relatif berfluktuatif menjadikan LPG sebagai salah satu alternatif bahan bakar bagi mesin katinting nelayan. Peluang pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar alternatif tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan : BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 15

- Harga jual LPG relatif lebih stabil dengan ketersediaan yang cukup. - Program konversi minyak tanah ke LPG telah dilakukan di Provinsi Gorontalo. - Proses rekayasa mesin cukup sederhana dan murah. Proses ujicoba penggunaan mesin katinting berbahan bakar LPG telah dilaksanakan oleh Bank Indonesia Gorontalo bekerjasama dengan masyarakat Ds. Bongo Kec. Batudaa Pantai Kab. Gorontalo. Dalam ujicoba tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : - Satu tabung LPG mampu menempuh jarak efektif sejauh 113 km. Jarak tersebut ekuivalen dengan konsumsi 8 liter BBM bersubsidi. - Meskipun daya mesin LPG sedikit lebih rendah dibandingkan daya mesin bensin namun kemampuannya masih dalam taraf layak operasional. - Penggunaan mesin LPG relatif lebih bersih dengan temperatur mesin yang lebih dingin dibandingkan dengan mesin BBM. Adapun biaya konversi mesin yang ditanggung nelayan adalah sebagai berikut : Tabel 1.6 Biaya Konversi BBM ke BBG Peralatan Biaya Karburator Mesin Rp 80.000 Slag + Regulator LPG Rp 150.000 Tabung LPG Rp 150.000 Biaya lain-lain Rp 120.000 Biaya Keseluruhan Rp 500.000 Berdasarkan analisis dari hasil ujicoba dimaksud, maka nilai keekonomisan dari program konversi LPG untuk Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut : Tabel 1.7 Perhitungan ke-ekonomisan Mesin LPG Kriteria LPG Bensin Konsumsi 1 hari ( 1 liter BBM = 0.2 kg LPG) Harga beli di tingkat nelayan : 1 liter bensin = Rp 8.000 1 tabung LPG vol. 3 kg = Rp 15.000 Rp. 3.200 Rp 16.000 Konsumsi 1 bulan (30 hari) Rp 96.000 Rp 480.000 Konsumsi 1 tahun (360 hari) Rp 1.152.000 Rp. 5.760.000 Konsumsi keseluruhan katinting (6.484 nelayan) Rp 7,46 M Rp 37,35 M Selisih konsumsi BBM bersubsidi terhadap LPG Biaya rekayasa mesin BBM ke LPG Potensi penambahan pendapatan nelayan Potensi penambahan pendapatan perkapita nelayan Potensi penghematan BBM bersubsidi i Gorontalo Dalam Angka 2011, BPS Provinsi Gorontalo Rp 29,87 Milyar/tahun Rp 3,24 Milyar Rp 26,63 Milyar/tahun Rp 4.108.000/tahun 3.734 KL/tahun Sumber : Bank Indonesia Gorontalo 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA