9 BAB II ISU KAWASAN TERPADU HAMDAN 2.1. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalan perencanaan perancangan Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun Sumatera Utara ini adalah: 1. Bagaimana merancang suatu kawasan terpadu agar membentuk satu kesatuan dan mencerminkan kawasan CBD 2. Bagaimana menentukan lokasi yag sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan 3. Bagaimana pengolahan ruang dalam satu kawasan yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya: RUSUN SEKOLAH PASAR PUSAT OLAHRAGA PUSAT SENI BUDAYA PLAZA PUSAT KULINER...etc 4. Bagaimana menerapkan tema urban regeneration dalam rancangan masterplan kawasan lokasi perancangan 5. Bagaimana merencanakan sirkulasi pencapaian/ aksebilitas yang mudah untuk dilalui berbagai transportasi dan pejalan kaki
10 2.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dilaksanakannya perancangan ini adalah: Pengembangan kawasan Kampung Hamdan sebagai kawasan CBD di Kota Medan Menyediakan suatu kawasan sebagai area rekreasi Pengadaan ruang terbuka hijau dalam kawasan Hamdan, Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimun 2.3. Metode Perancangan 2.3.1 Lingkup/Batasan Perancangan Lingkup atau batasan digunakan dalam menentukan sejauh mana kajian yang akan dilakukan. Lingkup dan batasan dalam perancangan ini adalah: Lokasi yang menjadi lingkup pembahasan dalam Perancangan Arsitektur VI ini adalah Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara dengan batasan wilayah ± 5,8 Ha Fokus perancangan dikaitan dengan aspek fisik dan non-fisik perancangan yang menyangkut pemakai, pengunjung, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam dan luar, perancangan tapak, massa bangunan, serta potensi pada lokasi Masalah sosial, budaya dan ekonomi dalam kasus ini tidak dibahas secara mendalam Faktor pembiayaan, terkait dengan faktor kepemilikan. Dalam hal ini, pemilik perancangan diasumsikan pihak pemerintah daerah Kota Medan Secara umum perancangan kawasan memadukan perancangan bangunan Edukatif dan Rekreatif
11 Pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang berada dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar pemikiran arsitektur apabila dianggap berperan dalam menemukan faktor-faktor perencanaan akan diusahakan untuk membahasnya dengan asumsi-asumsi, pemikiran-pemikiran, studi banding pada bangunan sejenis dengan melihat perkembangan teknologi serta menggunakan logika sederhana sesuai dengan kemampuan yang ada 2.3.2 Pendekatan perancangan Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah: Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih adalah kawasan perumahan kumuh yang padat penduduk berada di Kecamatan Medan Maimun Medan Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan kasus yang memiliki kesamaan dalam perancangan sejenis maupun tema dalam judul perancangan ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak dan lainnya dan sumber-sumber yang dianggap penting Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari data-data yang didapat di lokasi tersebut Wawancara dengan instansi terkait mengenai permasalahan lokasi perencanaan kasus perancangan 2.3.3 Asumsi Karena kasus perancangan bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan yaitu:
12 Perancangan ini merupakan salah satu proyek pemerintah dalam membersihkan / merevitalisasi Sungai Deli Dalam perancangan ini, fungsi telah ditetapkan oleh pemerintah Kepemilikan tanah kawasan perancangan adalah tanah milik pemerintah yang digarap masyarakat Pemerintah sedang menata Kel. Hamdan dengan mengalokasikan pedagang kaki lima di sepanjang JL. Multatuli ke fungsi pasar Dana untuk perancangan ini tidak terbatas Tersedianya tempat alokasi masyarakat selama pembangunan Masyarakat menyetujui untuk merevitalisasi kawasan Kampung Hamdan