PENDAHULUAN Latar Belakang Diseminasi informasi kepada masyarakat pedesaan dilaksanakan melalui berbagai macam media komunikasi. Dengan semakin banyaknya media komunikasi yang tersedia akan semakin rumit bagi para perencana untuk mempertimbangkan serta menetapkan media komunikasi yang tepat untuk digunakan membantu mendiseminasikan suatu inforrnasi. Salah satu media komunikasi yang dapat digunakan untuk mendiseminasikan informasi kepada khalayak adalah media film bingkai bersuara. Penggunaan film bingkai bersuara ataupun film bergerak dapat mengatasi kendala keterbatasan dalam kemampuan membaca. Apabila film bingkai bersuara dibandingkan dengan media audiovisual yang lain, maka film bingkai bersuara lebih menguntungkan, karena biaya produksinya lebih murah dan dapat diproduksi dengan peralatan yang lebih sederhana. Selain itu film bingkai bersuara merupakan salah satu medium komunikasi massa yang dapat menghasilkan tanda-tanda informasi oral dan visual yang berguna bagi khalayak. Film Bingkai Bersuara merupakan medium kecil yang dapat menjangkau khalayak dalam bentuk kelompok maupun individu. Keunggulan film bingkai bersuara adalah mampu mengkombinasikan antara musik, suara dan visualisasi sejumlah gambar dan foto sehingga suatu pesan yang akan disampaikan menjadi lebih menarik dan mampu menumbuhkan pemahaman lebih baik dari pesan tersebut. Selain dari pada itu film bingkai bersuara juga mampu menembus khalayak yang buta huruf (illiterasi) sekalipun. Berkaitan dengan keunggulan tersebut, maka timbul suatu keinginan untuk menggunakan film bingkai bersuara untuk menyampaikan pesan tentang transportasi udang hidup sistim kering. SUPM (Sekolah Usaha Perikanan Menengah) di Kota Tegal merupakan sekolah kejuruan negeri yang didirikan oleh Departemen Pertanian. SUPM Bidang Perikanan di seluruh Indonesia hanya ada di 7
(tujuh) tempat, yaitu di Tegal, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Ambon, Sorong (Irian Jaya), Pontianak dan Aceh. Saat sekarang siswa SUPM Kota Tegal tidak hanya dari Kota Tegal, tetapi dari beberapa daerah di Pulau Jawa. Diseminasi informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering kepada siswa-siswa SUPM Kota Tegal merupakan terobosan baru, karena diharapkan dapat mempercepat arus informasi kepada khalayaklpengguna. Selain itu, siswa-siswa SUPM diharapkan mampu meneruskan informasi yang mereka dapatkan di sekolah tersebut kepada orang tua serta anggota keluarga lainnya, dapat menjadi penyuluh, motivator, serta inspirator baik dirumah maupun kepada tetangga serta anggota sistem sosial dimana mereka berada. Meskipun film bingkai bersuara sudah banyak dipakai dalam mendiseminasikan informasi, akan tetapi belum ada data hasil penelitian tentang pengaruh stimuli jenis musik pengiring narasi serta perbandingan jumlah frame gambar foto dan gambar garis dalam penayangan film bingkai bersuara pada pemahaman pesan oleh khalayaknya. Jenis musik perlu diperhatikan pada penelitian ini, karena untuk memanfaatkan efektivitas penggunaan musik sebagai lambang komunikasi dalam mendiseminasikan informasi. Selain itu sebagai pengiring film bingkai bersuara mempunyai fungsi untuk mempengaruhi pendengarnya dengan jalan memberi tekanan dalam visualisasi dan mempertahankan perhatian khalayak selama saat-saat kosong diantara narasi. Gambar foto dan gambar garis perlu dikaji pada penelitian ini karena mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda, berdasarkan sifat yang berbeda tersebut, maka gambar garis dan gambar foto dapat dikombinasikan dengan perbandingan jumlah frame yang tepat dan tertentu. Kedua bentuk gambar yang berbeda fungsinya akan saling melengkapi, tetapi tidak saling menggantikan sehingga kombinasi tersebut akan sangat efektif apabila digunakan untuk menyampaikan informasi visual.
Berdasarkan ha1 tersebut, maka penelitian ini ingin melihat lebih jauh tentang pengaruh jenis musik dan perbandingan jumlah frame antara gambar foto dan gambar garis yang baik dan sesuai dalam membantu peningkatan pengetahuan siswa tentang transportasi udang hidup sistem kering di SUPM Kota Tegal, Jawa-Tengah. Pemilihan informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering pada penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa teknologi transportasi udang hidup sistem kering belum banyak diketahui oleh siswa SUPM serta masyarakat pada umumnya. Padahal informasi mengenai transportasi udang hidup sistem kering sangat perlu diketahui oleh masyarakat, khususnya oleh siswa SUPM. Selama ini udang windu tambak hanya dipasarkan dalam bentuk segar dan beku, tetapi dengan meningkatnya kesejahteraan penduduk, maka terjadi kecenderungan peningkatan permintaan komoditas perikanan dalam bentuk hidup di pasar intemasional dan domestik, terutama jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomisnya tinggi termasuk udang windu tambak, dengan harga 4 kali harga udang yang sudah mati. Potensi seperti ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai salah satu sumber devisa baru sub sektor perikanan. Untuk itu diperlukan suatu teknologi yang ekonomis, efektif dan efisien. Salah satu teknologi untuk menjawab tantangan tersebut adalah teknologi transportasi udang hidup sistim kering. Teknologi tersebut menggunakan cara dan peralatan yang sederhana sehingga mudah diterapkan oleh siapa saja. Penyebaran informasi tentang teknologi transportasi udang hidup sistem kering sudah saatnya untuk segera dilakukan, mengingat teknologi tersebut merupakan inovasi baru pada sub sektor perikanan khususnya pasca panen perikanan. Selama ini diseminasi informasi hasil penelitian perikanan khususnya paket teknologi tranportasi udang hidup sistim kering harus melalui BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian), melalui tahap rekomendasi akan menghasilkan paket teknologi, oleh BlPP (Balai
lnformasi Penyuluhan Pertanian) akan dikemas kedalam media komunikasi yang siap disebarluaskan ke pengguna (petani) melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapang). Film bingkai bersuara dengan pesan yang dirancang khusus serta dengan khalayak yang spesifik, menjadikan film bingkai bersuara tersebut akan efektif untuk digunakan. Perurnusan Masalah Film bingkai bersuara merupakan media komunikasi audiovisual yang mengandung elemen-elemen gambar (visual) dan suara (audio) dan pada saat pendedahannya sudah merupakan suatu kemasan. Film bingkai bersuara yang dikemas dengan pesan khusus dapat berfungsi sebagai pemberi informasi, pendidikan, persuasi dan penghibur bagi khalayaknya. Ada beberapa ha1 yang dapat menjadi kendala bagi pengemas film bingkai bersuara yang ingin menjadikan film bingkai bersuara tersebut menjadi media komunikasi yang efektif dalam mendiseminasikan informasi kendala tersebut antara lain : 1). Bagaimana film bingkai bersuara tersebut dapat menarik perhatian serta dapat menahan (retensi) penyimakan khalayaknya. 2). Pemahaman pesan visual melalui penyajian bentuk gambar yang berbeda dikalangan khalayaknya. Kendala pertama berhubungan dengan faktor emosi khalayaknya. Suatu stimuli yang sesuai dengan lingkup referensi budaya khalayaknya diduga akan dapat mempengaruhi emosi khalayaknya. Salah satu stimuli budaya yang dapat divariasikan dalam pengemasan film bingkai bersuara ialah iringan musik. Musik pengiring film bingkai bersuara biasanya dipakai untuk menarik perhatian dan minat pemirsanya agar mau menyimak gambar yang sedang didedahkan, sampai film bingkai selesai ditayangkan. Musik pengiring narasi pada penayangan film bingkai bersuara dapat mendorong dan memperdalam image emosi dan kadang-kadang dapat memperdalam arti sebuah kata atau gambar. Jenis musik yang
sesuai dengan selera pendengarlkhalayak akan diperhatikan, didengarkan dan selanjutnya akan dihayati oleh pendengarlkhalayak. Pemilihan jenis musik pengiring perlu didasari pertimbangan psikologis. Tiap jenis musik mempunyai susunan nada dan syntax tertentu. Apabila nada dan syntax yang menyusun musik tersebut dapat dipahami pendengarnya, maka musik tersebut akan merupakan stimuli psikologis yang mengandung sensasi. Sensasi akan mempengaruhi persepsi, sehingga musik dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Akan tetapi adanya perbedaan lingkup referensi budaya diantara pengemas pesan dan khalayaknya, maka tujuan tersebut kadang-kadang tidak tercapai. Hal ini merupakan masalah pertama yang ingin diteliti. Kendala kedua berhubungan dengan efektifitas penggunaan bentuk gambar foto dan gambar garis yang mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda pada film bingkai bersuara. Berdasarkan sifat kedua bentuk ilustrasi yang berbeda itu, maka gambar foto dan gambar garis dapat dikombinasikan penggunaannya. Kedua bentuk ilustrasi yang berbeda fungsinya akan saling melengkapi sehingga kombinasi tersebut akan sangat efektif jika digunakan untuk menyampaikan informasi visual. Sampai sekarang ini belum banyak diketahui sejauh mana pengaruh jenis musik dan penyajian bentuk gambar (perbandingan jumlah frame) film bingkai bersuara terhadap peningkatan pengetahuan, apalagi dikalangan siswa SUPM secara khusus tentang transportasi udang hidup sistem kering. Berdasarkan ha1 diatas, maka penelitian eksperimen tentang perbandingan bentuk gambar (foto dan gambar garis) dan jenis musik pada film bingkai bersuara diharapkan akan dapat menjawab beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Penggunaan jenis musik yang mana yang sesuai untuk mengiringi pernutaran film bingkai bersuara dalam meningkatkan pengetahuan siswa SUPM terhadap informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering.
2. Penggunaan perbandingan jumlah frame bentuk gambar yang mana yang tepat pada film bingkai bersuara dalam meningkatkan pengetahuan siswa SUPM terhadap informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering. 3. Bagaimana pengaruh interaksi antara jenis musik dan penyajian bentuk gambar serta kombinasi mana yang sesuai pada film bingkai bersuara dalam meningkatkan pengetahuan siswa SUPM terhadap informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari model rancangan yang bagaimana yang cocok dan sesuai dalam menyebarluaskan informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering terhadap siswa SUPM di Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaruh jenis musik dangdut dan jenis musik pop pada film bingkai bersuara dalam meningkatkan pengetahuan siswa SUPM tentang informasi transportasi udang hidup sistem kering di Kota Tegal, Jawa Tengah. 2. Mengetahui pengaruh kombinasi penyajian bentuk gambar garis dan gambar foto pada film bingkai bersuara dalam meningkatkan pengetahuan siswa SUPM tentang informasi transportasi udang hidup sistem kering di Kota Tegal, Jawa Tengah. 3. Mengetahui pengaruh interaksi antara jenis musik dan penyajian bentuk gambar pada film bingkai bersuara dalam meningkatkan pengetahuan siswa SUPM tentang informasi transportasi udang hidup sistem kering di Kota Tegal, Jawa Tengah. Kegunaan Penelitian Penelitian eksperimen ini dimaksudkan untuk dapat merancang dan mengembangkan medium komunikasi film bingkai bersuara yang dapat
dipakai dan sesuai dalam menyebarluaskan inforrnasi dan meningkatkan pengetahuan siswa SUPM tentang informasi transportasi udang hidup sistem kering di Kota Tegal, Jawa Tengah. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk : I. Menghasilkan film bingkai bersuara yang berisi informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering. 2. Menghasilkan model rancangan yang tepat dan sesuai dari film bingkai bersuara sebagai media komunikasi untuk pendidikan, terutama pendidikan tentang bidang pascapanen perikanan. 3. Memberikan sumbangan gagasan bagi perkembangan ilmu komunikasi pembangunan, khususnya media film bingkai bersuara. 4. Menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam merancang dan mengembangkan media film bingkai bersuara sebagai media penyuluhan di pedesaan, khususnya tentang transportasi udang hidup sistem kering. 5. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam merumuskan dan mengembangkan penelitian mengenai film bingkai bersuara sebagai media komunikasi. Definisi lstilah Definisi istilah atau rumusan operasional dimaksudkan untuk mendapatkan kesamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini dirumuskan beberapa definisi istilah yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu : 1. Film binakai bersuara ialah suatu rangkaian dari beberapa film bingkai yang ketika disorotkan pada layar disertai dengan suara, merupakan bidang transparan yang bergambar, berwarna, terbuat dari selluloid dan diberi bingkai. Suara pengiring film bingkai tersebut berasal dari pita kaset yang sudah terekam sebelumnya. Suara itu berupa komentar narator atau efek bunyi sesuai dengan gambar film bingkai. Perpindahan antara film bingkai yang satu dengan yang lain dilakukan dengan sinkronisasi yang terekam pada pita kaset.
2. Bentuk clam bar ialah jenis gambar yang digunakan untuk memberikan ilustrasi film bingkai. Bentuk gambar tersebut adalah gambar hasil lukisan tangan (grafis) atau gambar hasil pemotretan. 3. Musik adalah susunan suara atau bebunyian dan merupakan sebuah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. 4. Musik POP adalah salah satu jenis musik yang termasuk dalam musik populer Indonesia dan merupakan musik yang mudah hidup dan dihafal manusia, pada umumnya lagu pop diiringi oleh band. 5. Musik dancldut adalah salah satu jenis musik yang termasuk dalam musik populer Indonesia yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat, biasanya dicirikan oleh suara seruling dan kendang yang sangat dominan. 6. Peninclkatan pencletahuan dinyatakan sebagai skor tambahan pengetahuan yang diperoleh setelah menyaksikan presentasi film bingkai bersuara tentang informasi transportasi udang hidup tanpa air. 7. Transportasi udana hidup sistem kering adalah suatu tindakan memindahkan udang dalam keadaaan hidup yang didalamnya diberikan tindakan-tindakan untuk menjaga agar derajat kelulusan hidup udang tetap tinggi setelah sampai ketempat tujuan. 8. Sekolah Pertanian Pembanaunan (SUPM) adzlah sekolah kejuruan yang khusus mempelajari bidang usaha perikanan. Sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang didirikan oleh Departemen Pertanian, yang sekarang dibawah Departemen Kelautan dan Perikanan.