EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI"

Transkripsi

1 24 EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI Desain pesan adalah rancangan pesan yang ada pada suatu informasi. Video memiliki desain pesan yang berbentuk audio dan visual. Pesan audio merupakan informasi yang berbentuk suara, sedangkan pesan visual berupa informasi yang menampilkan gambar-gambar. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dapat menjadi stimulus (rangsangan) untuk menimbulkan persepsi. Video juga dapat menjadi media pembelajaran karena keunggulan desain pesan video berupa audio-visual. Keunggulan-keunggulan video diantaranya adalah (1) mampu memperbesar objek yang kecil, (2) objek gambar yang diambil oleh kamera untuk video dapat diperbanyak, (3) mampu memanipulasi gambar tayangan seperti menggabungkan antara kejadian masa lalu dengan masa sekarang, (4) gambar tayangan video dapat diatur dalam durasi tertentu sebagai gambar diam, (5) mampu mempertahankan penonton untuk tetap melihat tayangan video, dan (6) mampu menampilkan informasi terbaru (Riyana 2007). Desain pesan dalam video merupakan informasi yang efektif pada saat desain pesan dalam video menarik bagi responden. Keefektivan desain pesan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi. Tingkat efektivitas desain pesan video ditampilkan dalam Tabel 6. Penilaian terhadap desain pesan video IPB Karya untuk Negeri dilakukan responden setelah menonton tayangan video. Responden mendapat waktu untuk menonton video selama 15 menit, kemudian responden harus segera mengisi kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan tentang desain pesan video. Kuesioner desain pesan mengandung 14 pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut mewakili pesan-pesan video IPB yang menceritakan tentang pertanian, dalam bentuk informasi audio maupun visual. Selain itu, pernyataan-pernyataan tentang desain pesan juga menggambarkan keenam variabel dalam desain pesan video. Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas desain pesan video Tingkat Efektivitas (orang) % Rendah (37 x 42) 8 22 Sedang (42<x 48) Tinggi (48<x 54) Jumlah Rataan Skor Secara umum, desain pesan video pada tingkat efektivitas rendah memperoleh penilaian dari responden sebesar 22 persen. Penilaian pada tingkat efektivitas sedang mendapat angka dari 47 persen responden dan sebanyak 31 persen responden berada pada tingkat efektivitas tinggi. Perolehan hasil tersebut menunjukkan bahwa responden menganggap desain pesan video cukup efektif. Hal yang menjadikan desain pesan dalam video cukup efektif adalah kombinasi pesan yang menggabungkan antara pesan visual dan pesan audio cukup menarik. (Tabel 6).

2 Desain pesan video terdiri atas enam variabel, seperti narasumber, soundbite, musik latar, gambar-gambar, narasi, dan durasi. Variabel narasumber adalah untuk mengukur daya tarik tampilan aktor dalam video. Aktor dalam video IPB Karya untuk Negeri adalah penampilan rektor dan profesor IPB. Soundbite adalah pesan audio dari narasumber. Penjelasan rektor dan profesor dalam video mengenai pertanian merupakan bentuk variabel soundbite. Tidak hanya suara aktor dan tampilan aktor, video juga memasukkan efek musik latar untuk mengiringi tayangan video. Video menampilkan gambar-gambar tentang pertanian disertai dengan narasi yang menjelaskan keunggulan-keunggulan dalam pertanian. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dikemas secara efektif dalam suatu waktu yang disebut durasi. Video IPB Karya untuk Negeri mempunyai durasi selama 15 menit. Selama waktu tersebut, video IPB menggambarkan pertanian menurut ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Ilmuilmu tersebut merupakan variabel dalam aspek pertanian, seperti ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan. Salah satu variabel dalam desain pesan video adalah narasumber. Video IPB Karya untuk Negeri menampilkan beberapa aktor dari bidang akademik IPB sebagai narasumber dalam video. Aktor yang menjadi narasumber adalah rektor IPB dan profesor IPB. Responden memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap penampilan aktor-aktor IPB. Berdasarkan Tabel 7, enam persen responden memberikan penilaian tidak setuju bahwa tampilan aktor IPB merupakan hal yang menarik. Kemudian 39 persen responden menilai kehadiran aktor IPB dalam video adalah cukup menarik. Akan tetapi, responden lebih banyak yang setuju bahwa penampilan aktor adalah menarik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa narasumber merupakan salah satu komponen penting dalam video. Setiap aktor memiliki peran masing-masing, seperti rektor sebagai seorang pemimpin di IPB, profesor sebagai tenaga ahli di IPB sedang melakukan aktivitas belajar di kelas maupun di laboratorium. Tampilan aktor-aktor tersebut menjadi pihak yang berpengaruh dan menentukan keefektivan tayangan video. Variabel soundbite adalah bentuk pesan audio dalam video yang merupakan pernyataan-pernyataan dari narasumber. Soundbite memberikan informasi dalam bentuk suara rektor dan suara profesor. Suara-suara aktor IPB memberikan penjelasan-penjelasan mengenai pentingnya pertanian. Rektor menyatakan bahwa pertanian berbasis pendidikan penting untuk dikembangkan. Perkembangan pertanian mampu memperkuat ketahanan pangan, bioenergi, dan dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mengentaskan kemiskinan serta untuk menjaga lingkungan hidup. Salah satu profesor di IPB juga memberikan ungkapan tentang deforestrasi berdasarkan ilmu kehutanan. Deforestrasi dapat mengukur keberhasilan pada penurunan emisi gas yang mengakibatkan global warming. Poin-poin penting tersebut menjadi menarik karena dijelaskan langsung oleh narasumber. Oleh karena itu, 72 persen responden memberikan skor setuju bahwa penjelasan dari narasumber penting untuk mengisi unsur audio dalam video dan menjadi menarik bagi tayangan video (Tabel 7). Variabel ketiga dalam desain pesan video adalah musik latar. Musik latar merupakan unsur audio yang mengiringi tampilan video. Musik latar memberikan efek suara bersamaan dengan munculnya unsur visual maupun audio lain seperti narasumber dan soundbite. Tabel 7 menunjukkan bahwa responden memberikan angka setuju pada ketiga tingkat efektivitas desain pesan, yaitu 25 persen 25

3 26 responden menilai tingkat efektivitas musik latar pada video IPB adalah rendah, 56 persen responden menganggap musik latar video pada tingkat efektivitas sedang, dan 19 persen sisanya menilai bahwa musik latar efektif. Penilaian tersebut menyiratkan bahwa sebagian besar responden memilih kategori yang kedua atau cukup efektif (efektivitas sedang). Responden menilai efek musik latar dalam video IPB cukup menarik, karena jenis musik yang digunakan kurang begitu sesuai dengan tayangan video yang menggambarkan tentang pertanian dan lingkungan alam. Variabel keempat adalah gambar-gambar. Video IPB adalah video yang menggambarkan pertanian berbasis akademik. Secara visual, gambar-gambar dalam tayangan video IPB membantu responden untuk mengetahui tentang teknologi-teknologi berbasis pertanian, responden dapat mengetahui proses produksi pertanian, responden dapat mengetahui hasil-hasil produk pertanian, dan responden menjadi tahu bahwa pertanian didukung oleh berbagai ilmu, seperti ilmu tentang kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan melalui tayangan video IPB. Kelengkapan gambar-gambar dalam video IPB tersebut menarik bagi responden. Sebanyak 64 persen responden setuju bahwa gambar-gambar yang ditayangkan dalam video IPB adalah menarik dan 36 persen responden menilai gambar-gambar dalam video IPB hanya cukup menarik. Oleh karena itu, responden menilai bahwa gambar-gambar dalam video merupakan komponen yang sangat efektif bagi tayangan video (Tabel 7). Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas pada variable desain pesan video Variabel Desain Rendah Sedang Tinggi Rataan Pesan Video (%) (%) (%) skor Narasumber 2 (6) 14 (39) 20 (55) 6.83 Soundbite 0 (0) 10 (28) 26 (72) 7.17 Musik latar 9 (25) 20 (56) 7 (19) 2.86 Gambar-gambar 0 (0) 13 (36) 23 (64) Narasi 0 (0) 15 (42) 21 (58) 6.86 Durasi 8 (22) 24 (67) 4 (11) 5.17 Narasi adalah variabel kelima dari desain pesan video. Narasi merupakan pesan audio yang menceritakan tentang pertanian berdasarkan tayangan dalam video. Penjelasan dalam narasi yang runtun membuat responden mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh video. Narasi menerangkan setiap visualisasi dalam tayangan video dan narasi menyesuaikan dengan gambar-gambar dalam video, misalnya unsur audio menarasikan tentang keunggulan produk pertanian sesuai dengan tampilan produk-produk pertanian. Narasi juga menjelaskan tentang kelebihan produksi pertanian yang mentah maupun yang sudah diolah. Pengolahan produksi pertanian dapat menjadi sumber energi alternatif menurut narasi dalam tayangan video. Narasi yang lengkap membuat responden menjadi tahu tentang teknologi-teknologi berbasis pertanian yang telah dikembangkan oleh IPB. Variable narasi mendapat penilaian dari responden sebanyak 42 persen

4 sebagai bagian desain pesan yang cukup menarik dan 58 persen menganggap narasi menarik (Tabel 7). Kombinasi pesan visual dan audio dalam desain pesan video memiliki nilai efektif menurut waktu penayangan video. Lamanya waktu tayangan video disebut dengan durasi. Video IPB Karya untuk Negeri memiliki durasi selama 15 menit. Selama 15 menit video IPB menampilkan visualisasi tentang pertanian. Tayangan pertama adalah menunjukkan lingkungan yang berbasis pertanian. Kemudian video menunjukkan ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Setiap ilmu memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi pengetahuan, produksi, maupun teknologi yang digunakan. Responden sebesar 67 persen memberikan penilaian bahwa durasi video cukup efektif dalam durasi 15 menit. Sebanyak 22 persen responden menganggap video kurang efektif dan 11 persen responden menjawab video efektif dalam waktu penayangan selama 15 menit. Hasil tersebut memberikan makna bahwa video IPB cukup berhasil mengemas pesan-pesan tentang pertanian melalui desain pesan audio dan visual dalam waktu 15 menit (Tabel 7). Berdasarkan keenam variabel tersebut, responden menilai bahwa tayangan gambar-gambar paling efektif. Gambar-gambar dalam video mendapat penilaian terbanyak dari responden karena gambar yang ditayangkan menarik secara visual. Video menampilkan informasi melalui gambar-gambar yang bergerak maupun gambar diam. Video menayangkan visualisasi gambar-gambar bergerak, seperti aktivitas mahasiswa dalam melakukan proses belajar di kelas maupun di laboratorium dan aktivitas profesor yang melakukan cocok tanam di lapang. Video juga menggambarkan aktivitas staf ahli saat melakukan pengolahan susu di laboratotium, selain itu video menampilkan kegiatan staf ahli yang sedang melakukan penelitian vaksin untuk mencegah flu burung, serta gambaran tentang aktivitas staf ahli yang sedang mengembangkan teknologi-teknologi baru berbasis pertanian. Pengoperasian teknologi-teknologi merupakan bentuk gambar bergerak, karena menunjukkan proses pengelolaan produk pertanian, seperti pembuatan mie jagung, pembuatan susu, pembuatan telor yang memiliki kandungan DHA tinggi. Gambar-gambar bergerak lainnya berupa ternak domba yang berhasil dikelola oleh ilmu peternakan IPB dan gambar ikan yang berhasil dibudidayakan oleh ilmu perikanan. Berbeda dengan gambar bergerak, video juga menampilkan gambargambar diam berupa foto-foto dokumentasi. Gambar-gambar diam yang menjadi tayangan dalam video adalah gambar hasil produksi pertanian. Gambar hasil produksi pertanian meliputi gambar varietas buah, gambar varietas sayur, gambar ikan, dan gambar padi. Video menunjukkan gambar buah yang merupakan varietas baru yang ditemukan oleh seorang profesor IPB. Gambar diam lainnya adalah gambar varietas sayur dan padi organik yang dihasilkan oleh pertanian, sedangkan gambar ikan merupakan produk dari ilmu perikanan. Baik gambar diam maupun gambar gerak, video menayangkan kedua jenis gambar tersebut secara bergantian, dengan tayangan gambar bergerak yang lebih banyak dibandingkan dengan gambar diam. Video menayangkan gambar-gambar tentang pertanian dengan sangat baik dan lengkap. Perpaduan gambar bergerak dan gambar diam menjadikan video menarik untuk dilihat dan terasa lebih nyata. Rahman (2011) menyatakan...media gambar memiliki beberapa kelebihan: (1) bersifat konkrit. Gambar atau foto dapat dilihat oleh peserta didik dengan lebih 27

5 28 jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang disampaikan.... Pernyataan tersebut memperkuat bahwa media gambar merupakan media yang efektif untuk memberikan informasi secara visual, sehingga visualisasi gambar dapat memperjelas pesan verbal dan menjadi informasi yang sangat menarik. Narasumber merupakan bentuk visual nyata lainnya dalam video. Narasumber adalah salah satu bagian visual penting dalam tayangan video. Akan tetapi, narasumber mendapatkan perolehan nilai efektif yang lebih rendah dibandingkan dengan gambar-gambar, karena tampilan narasumber terbatas. Narasumber hanya menampilkan aktor-aktor atau pihak yang memiliki pengaruh dalam video (rektor dan profesor), sedangkan gambar-gambar mencakup seluruh elemen visual dalam tayangan video, termasuk aktivitas narasumber yang terekam dalam gambar gerak pada video. Setiap gambar memiliki unsur yang diunggulkan, baik dari bentuk gambar, garis dalam gambar, tekstur gambar, dan warna gambar (Arsyad 2009). Oleh karena itu, responden memilih bahwa gambar-gambar merupakan variabel paling efektif karena memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan variabel visual lainnya. Secara audio, responden paling tertarik dengan variabel soundbite. Soundbite adalah pesan-pesan atau penjelasan dalam video yang merupakan suara dari narasumber. Penjelasan dari narasumber merupakan variabel yang memiliki pengaruh secara audio. Responden lebih percaya dan mendengarkan deskripsi video yang langsung disampaikan oleh tokoh-tokoh penting dalam video. Tokohtokoh penting yang meliputi rektor dan profesor memiliki peran sebagai opinion leader. Berdasarkan bahasa yang intelektual, responden menerima pesan tentang pertanian secara positif. Penyampaian pesan dari rektor dan profesor mudah untuk dimengerti. Keraf (1980) menyatakan bahwa kecepatan dan volume menjadi salah satu faktor dalam penyampaian suatu pesan. Kecepatan dan volume soundbite pada video IPB sesuai dengan tayangan gambar. Pengucapan artikulasi terdengar jelas oleh responden, sehingga responden menjadi tahu bahwa pertanian bersifat penting, yaitu untuk membangun pertanian guna menguatkan ketahanan pangan dan menjaga lingkungan sekitar. Secara tidak langsung suara aktor-aktor IPB dalam soundbite mempunyai tujuan memberikan informasi tentang pertanian dan mendorong responden untuk tertarik terhadap pertanian. Dibandingkan dengan musik latar dan narasi, soundbite memiliki skor yang lebih tinggi dan menarik sebagai informasi berbentuk audio. Musik latar mendapat penilaian terendah untuk menjadi pesan audio yang menarik dalam video. Padahal penggunaan musik dan/atau sound effect akan menjadikan video lebih menarik dan bermakna jika menggunakan musik yang mendukung, seperti musik dengan suara pengiring yang lemah agar tidak mengganggu visualisasi gambar maupun narator, musik yang digunakan adalah musik instrumen, menghindari penggunaan musik yang sudah populer diantara siswa, dan menggunakan musik yang dapat menambah suasana dan melengkapi visualisasi serta membuat kesan lebih baik (Riyana 2007). Penilaian yang rendah terhadap musik latar karena efek musik latar yang digunakan kurang sesuai dengan tayangan video. Tema video yang berlatar pertanian seharusnya mendapat iringan musik yang lebih natural, seperti suara seruling ketika tampilan video berupa hamparan sawah, sehingga responden akan lebih tertarik terhadap musik latar video.

6 Unsur audio lainnya adalah narasi yang hampir menyerupai soundbite, bedanya narasi adalah penjelasan tayangan video dari seorang narator dan pelaku narator tidak disertakan dalam video, sedangkan soundbite adalah penjelasan tentang pertanian dari aktor-aktor dalam video, seperti suara rektor dan profesor. Kedua aktor tersebut menjadi salah satu pengisi suara dalam video sekaligus sebagai narasumber dalam video. Video IPB memiliki narasi yang lebih panjang daripada soundbite. Narator menerjemahkan setiap gambar yang muncul dalam video melalui narasi. Narasi menjelaskan detail informasi pertanian yang sedang berkembang, baik berupa kualitas produk pertanian maupun teknologi pertanian. Akan tetapi, soundbite menjadi lebih menarik dan memiliki daya pikat bagi responden mendengarkan informasi tentang pertanian, karena informasi tentang pertanian langsung disampaikan oleh narasumber. Hasil menunjukkan bahwa meskipun secara keseluruhan video memiliki tingkat efektivitas sedang, kombinasi pesan sounbite dan gambar-gambar dalam video adalah variabel yang paling efektif. Responden dapat menikmati setiap tayangan video dengan mudah melalui perpaduan yang menarik antara informasi audio (sounbite) dan visual (gambar-gambar). Informasi dalam desain pesan video IPB Karya untuk Negeri mampu memberikan efek bagi responden untuk melihat dan merasakan dunia pertanian yang canggih. Keunggulan video yang lain adalah tayangan video dapat diputar lebih dari sekali, sehingga informasi dapat dilihat ulang. Setiap tayangan gambar dengan iringan pesan-pesan dari narasumber menjadi sangat menarik untuk diperhatikan. Gabungan kedua pesan audio dan visual tersebut merupakan stimulus paling baik bagi responden, sehingga menjadi kekuatan bagi proses belajar dan menjadi daya tarik untuk desain pesan yang efektif. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa informasi yang memiliki desain pesan audio-visual mempunyai pengaruh bagi khalayak. Penelitian Alif (2008) tentang desain pesan bahasa dalam narasi dan gambar, Erlina dan Sari (2006) meneliti tentang desain pesan musik pop/dangdut, narasi, gambar, dan foto, serta penelitian Hubeis (2007) tentang pengaruh desain pesan yang terdiri atas narasi, gambar, materi, waktu, dan musik latar. Penelitian-penelitian tersebut menjelaskan bahwa pesan audio-visual menjadi kelebihan dari suatu media, karena format pesan visual memiliki peran dalam menarik perhatian dan pesan audio penting sebagai unsur penjelas pesan visual, sehingga responden dapat mencermati dan mengingat informasi dengan baik. 29

EFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN

EFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN 30 EFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang memiliki kontribusi dalam pembangunan. Kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 2 BOGOR TENTANG PERTANIAN ROSITA NOVIANTI

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 2 BOGOR TENTANG PERTANIAN ROSITA NOVIANTI EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 2 BOGOR TENTANG PERTANIAN ROSITA NOVIANTI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti) KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 28 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pesan tentang penyakit Chikungunya yang dikemas dalam bentuk media video, dirancang untuk mengungkapkan berbagai aspek video yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Biologi merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang membutuhkan keahlian dalam menghafal dan memahami materi dengan baik. Tentunya hal tersebut membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan tanaman budidaya yang penting di beberapa negara. Padi yang telah diolah menghasilkan beras yang dapat dimasak menjadi nasi. Nasi merupakan sumber karbohidrat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Populasi Dan Sampel Penelitian Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Populasi Dan Sampel Penelitian Desain Penelitian 34 METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Riset khalayak ini dilakukan di SMAN 1 Ciampea, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa SMA tersebut berlokasi di daerah Bogor (Jawa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Diseminasi informasi kepada masyarakat pedesaan dilaksanakan melalui berbagai macam media komunikasi. Dengan semakin banyaknya media komunikasi yang tersedia akan semakin rumit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu media, metode penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh multimedia interaktif biologi SMA yang dikemas dalam Compact Disk (CD), yang disebut CD interaktif biologi,

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Ferlianus Telaumbanua Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi edukasi KOK BISA Sumber : Youtube Animasi yang digunakan sebagai media edukasi ini pernah dibuat oleh kanal Youtube asal Indonesia yang bernama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah

METODE PENELITIAN. (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian merupakan langkah dan cara dalam mencari, menggali data, menganalisis, membahas dan menyimpulkan masalah dalam penelitian (Musfiqon,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Adanya berbagai temuan dan pendapat pada gilirannya menyebabkan pandangan anak (siswa ) berubah. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan kebutuhannya pada informasi membuat media massa saat ini dapat dikatakan sebagai Primadona pencarian informasi. Media massa adalah alat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG MASALAH Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah secara umum adalah mentransfer ilmu dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik melalui

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH :

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : Dzati Rohmatika (21401072015) Muliana (21401072020) Laily Angga Miyanti (21401072022) Kunti Farhatana T.S (21401072029)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Skripsi ini berusaha meneliti teknik penyampaian pesan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita dilihat dari kacamata dakwah menggunakan metode deskriptif analisis dan kategorisasi.

Lebih terperinci

BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI

BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI 71 BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI 6.1 Empati Remaja terhadap Kemiskinan Sebagai Akibat Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Data sebaran responden

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana penyebaran informasi. Komunikasi melalui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. iklan interaktif di media sosial youtube. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. iklan interaktif di media sosial youtube. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini membahas tentang analisis faktor yang mempengaruhi efektivitas iklan interaktif di media sosial youtube. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

KERANGKA PEMlKlRAN. Jenis Musik Dangdut Versus Jenis Musik Pop

KERANGKA PEMlKlRAN. Jenis Musik Dangdut Versus Jenis Musik Pop KERANGKA PEMlKlRAN Beberapa peubah dalam penelitian media film bingkai bersuara ini ialah jenis musik, penyajian bentuk gambar dan peningkatan pengetahuan. Jenis musik pengiring penyajian film bingkai

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Proses Perancangan ( Strategi desain ) 1. Strategi Desain 1. DESAIN BRIEF 2. SCANNING Kebutuhan Desain : Perkembangan Trend media Tujuan Desain : Media Perancangan yang memudahkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) by: Agus Setiawan

DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) by: Agus Setiawan DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) by: Agus Setiawan Konsep MULTIMEDIA Multimedia is the combination of the following elements: text, color, graphics, animations, audio, and video MULTIMEDIA V.S MULTIMEDIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini membahas tentang beberapa cakupan yang digunakan dalam penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, et al, 2003). Optimalisasi

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, et al, 2003). Optimalisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan yang mengandung kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TENTANG TANGGAPAN, TAYANGAN DAN TELEVISI Deskripsi Teoritik Tentang Tangapan. gambaran ingatan dari pengamatan.

BAB II DESKRIPSI TENTANG TANGGAPAN, TAYANGAN DAN TELEVISI Deskripsi Teoritik Tentang Tangapan. gambaran ingatan dari pengamatan. BAB II DESKRIPSI TENTANG TANGGAPAN, TAYANGAN DAN TELEVISI 2.1. Landasan Kerangka Teori 2.1.1. Deskripsi Teoritik Tentang Tangapan a. Pengertian Tanggapan Hingga kini tanggapan belum bisa di definisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif kualitatif sering disebut jenis penelitian naturalistik karena penelitiannya

Lebih terperinci

Materi Perkuliahan I BERITA TV

Materi Perkuliahan I BERITA TV Materi Perkuliahan I Fakultas : FISIP Program Studi : Ilmu Komunikasi Mata Kuliah : Jurnalistik Televisi Pengajar : Panji Dwi A. BERITA TV Sifat Media TV Jenis Media Cetak Audio Audiovisual SIFAT Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

27 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Di harapkan dengan film documenter Bisnis Ilegal 2x1 ini akan membuka mata masyarakat tentang realita yang sebenarnya terjadi di seluk beluk pemakaman

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni musik merupakan salah satu pembentukan manusia Indoensia seutuhnya dengan cara memupuk rasa kebanggaan nasional dan ketahanan dalam menanggulangi pengaruh

Lebih terperinci

PEMBUATAN GAME NOVEL VISUAL MY STORY: PURPLE INK MENGGUNAKAN REN PY. Abstraksi

PEMBUATAN GAME NOVEL VISUAL MY STORY: PURPLE INK MENGGUNAKAN REN PY. Abstraksi PEMBUATAN GAME NOVEL VISUAL MY STORY: PURPLE INK MENGGUNAKAN REN PY Amir Fatah Sofyan, Aditya Sapta Aji, Gigih Primandana Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Game novel visual adalah sebuah cerita

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU) Dengan hormat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Populasi pada penelitian ini adalah seluruh CD interaktif pembelajaran biologi SMA yang digunakan di SMA Negeri maupun yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini manusia tidak lagi hanya berkomunikasi melalui bahasa verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

Audio. Format Program. Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Audio. Format Program. Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Format Program Audio Karakteristik Format Program Audio Pada umumnya program non musik, tetapi bisa diselingi musik Bentuknya: uraian, dialog, diskusi, wawancara, feature, majalah udara, drama/sandiwara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI TAYANGAN VIDEO GERAK TARI JARANAN

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI TAYANGAN VIDEO GERAK TARI JARANAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI TAYANGAN VIDEO GERAK TARI JARANAN A. LATAR BELAKANG Secara umum, media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser 1 ABSTRAK Film pendek memiliki banyak genre mulai drama cerita, documenter, kartun, bisu, animasi, boneka, stop-motion, dll, dengan waktu yang pendek. Film ANTOMIME bergenre bisu atau silent movie. Proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha mencapai kemajuankemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (2008: 414)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian penutup skripsi ini, penulis akan memberikan beberapa

BAB V PENUTUP. Pada bagian penutup skripsi ini, penulis akan memberikan beberapa BAB V PENUTUP Pada bagian penutup skripsi ini, penulis akan memberikan beberapa kesimpulan dan saran. Kesimpulan-kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Lebih terperinci

Epy Purwasih 1. Balinggi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peranan. di Kelompok B PAUD Terpadu Tri Dharma Santi Lebagu Kecamatan

Epy Purwasih 1. Balinggi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peranan. di Kelompok B PAUD Terpadu Tri Dharma Santi Lebagu Kecamatan PERANAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B PAUD TERPADU TRI DHARMA SANTI LEBAGU KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Epy Purwasih 1 ABSTRAK Rumusan

Lebih terperinci

1 R u b r i k P e n i l a i a n

1 R u b r i k P e n i l a i a n 1 R u b r i k P e n i l a i a n RUBRIK PENILAIAN 1. Presentasi 1. Komunikasi Komunikasi lancer dan baik Komunikasi sedang ada komunikasi 2. Sistematika penyampaian Penyampaian sistematis Penyampaian kurang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi Strawberry ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif 48 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena dalam pelaksanaannya peneliti akan secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kecil yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya (Harahap, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang kecil yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya (Harahap, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang ilmu terapan bioteknologi, yaitu kultur jaringan. Kultur jaringan dapat dimaknai sebagai budidaya jaringan/sel tanaman menjadi tanaman utuh yang kecil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu media, maka metode penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan indera pendengaran manusia. Musik mampu menggambarkan suasana yang disampaikan lewat lirik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan jurnalistik sebenarnya telah lama dikenal manusia di dunia ini. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dimana dalam penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fatwa Tresna Radityan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fatwa Tresna Radityan, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman ini telah menyentuh berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan berupaya untuk menyiapkan siswa menghadapi perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan hakikatnya, penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dimaksudkan untuk meningkatkan profesional guru untuk menjadi pelaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas komunikasi tertentu yang sering disebut sebagai elemen, fungsi atau alat (tool) yang terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah populasi penduduk yang semakin bertambah dan perkembangan zaman yang semakin meningkat, mengakibatkan kebutuhan masyarakat lokal dan non lokal akan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelenteng Boen Tek Bio

I. PENDAHULUAN. Kelenteng Boen Tek Bio I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Judul Perancangan. TEMA : Budaya nilai Indonesia dalam karya grafis) dan IPTEK JUDUL : Video Profile Kelenteng Boen Tek Bio. Kelenteng Boen Tek Bio Kelenteng

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. besar responden, yaitu orang pintar adalah orang yang berpendidikan. Dapat disimpulkan menurut responden slogan Orang Pintar Minum

BAB V PENUTUP. besar responden, yaitu orang pintar adalah orang yang berpendidikan. Dapat disimpulkan menurut responden slogan Orang Pintar Minum BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Responden memiliki versi yang berbeda-beda mengenai makna kata orang pintar, dari sekian banyak makna yang dikemukakan oleh responden diperoleh 3 kelompok jawaban yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif, dalam

BAB III METODOLOGI. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif, dalam BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif, dalam pengertian bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha untuk mengungkapkan fakta. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Menurut John Elliot (1982) PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua di Indonesia setelah Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu dimana si peneliti ingin mengetahui gambaran suatu hal, tidak menghubunghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abstrak melalui ceramah dan ilustrasi melalui gambar di papan tulis. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. abstrak melalui ceramah dan ilustrasi melalui gambar di papan tulis. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran selama ini masih terbatas pada penjelasan konsep yang abstrak melalui ceramah dan ilustrasi melalui gambar di papan tulis. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yang memaparkan suatu situasi atau peristiwa. Tipe penelitian ini merupakan cara analisis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial.

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial. 20 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori. A. Teori Animasi Prinsip Animasi: 12 prinsip animasi dibuat dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Materi 1 c TATAP MUKA KE-1 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

TUGAS TERSTRUKTUR. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Materi 1 c TATAP MUKA KE-1 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK TUGAS TERSTRUKTUR Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Materi 1 c TATAP MUKA KE-1 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pada dasarnya, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan adanya persaingan dalam berbagai

Lebih terperinci