BAB I PENDAHULUAN. eksperimen guru hanya menjelaskan dengan metode tanya jawab. Dengan. sehingga dia hanya terbengong-bengong di dalam kelas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk. spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB III METODE PENELITIAN

KURIKULUM TULIS bimba-aiueo

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB I PENDAHULUAN. sangat konvensional dengan cara anak hanya mendapatkan informasi hanya

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SRI SUMARMI A53B090201

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan manusia dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal penting bagi guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah yaitu penguasaan metode yang paling tepat yang akan diterapkan pada siswa. Mengapa metode pembelajaran menjadi suatu hal yang penting? Karena penggunaan metode sangat membantu kegiatan pembelajaran di sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di lapangan telah banyak ditemukan guru yang menguasai berbagai metode pembelajaran, tetapi beberapa di antara mereka belum dapat menerapkan metode pembelajaran dengan tepat. Misalnya metode yang digunakan tidak sesuai dengan tema pelajaran saat itu, atau guru menerapkan metode yang tidak sesuai dengan tingkat umur anak didik. Contohnya ketika pembelajaran yang menuntut kegiatan eksperimen guru hanya menjelaskan dengan metode tanya jawab. Dengan penggunaan metode tanya jawab ini, anak tidak mengerti apa yang dijelaskan guru, sehingga dia hanya terbengong-bengong di dalam kelas. Contoh lain dalam mengembangkan keterampilan anak TK, anak TK diberi tugas oleh guru untuk menyusun kepingan gambar menjadi bentuk yang utuh tanpa diperagakan terlebih dahulu oleh guru, hal ini membuat anak tidak mengerti atau kurang paham dengan tugas yang diberikan, karena guru tidak terlibat langsung memperagakan atau mempertunjukkan suatu objek dari suatu peristiwa atau kejadian.

2 Keengganan anak untuk melakukan tugas yang diberikan oleh guru akan berimbas pada perkembangan kemampuan mereka. Selain itu, ada juga guru yang memperagakan atau mempertunjukkan terlebih dahulu suatu objek dari suatu peristiwa, tetapi langkah-langkah peragaannya tidak tersusun secara sistematis dan runtut dari tahap pertama hingga tahap akhir. Sehingga menyulitkan anak dalam memahami apa yang guru peragakan. Berdasakan uraian di atas, maka diperlukan berbagai metode yang tepat bagi guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar agar anak mudah memahami pembelajaran yang diajarkan guru. Menurut pendapat saya salah satu metode yang tepat untuk mengembangkan keterampilan anak adalah metode demonstrasi. Sebagaimana yang dikemukakan Moeslichatoen (2004) bahwa untuk mengajarkan sesuatu materi pelajaran sering kali tidak cukup kalau guru TK hanya menjelaskan secara lisan saja. Terutama dalam mengajarkan penguasaan keterampilan, anak TK lebih mudah mempelajarinya dengan cara menirukan seperti apa yang dilakukan oleh gurunya. Misalnya untuk mengajarkan anak TK terampil menggulung, menggunting, melipat, menggambari kertas, guru memerlukan kertas untuk menjelaskan dan menunjukkan bagaimana cara melipat kertas, atau bagaimana cara menggunting kertas, atau bagaimana menggambari kertas sesuai dengan polanya, ataupun membentuk kertas dan sebagainya. Bagi anak TK penggunaan metode ini tidak terlepas dari penggunaan media, meskipun metode pembelajaran telah tepat, tetapi jika media kurang tepat maka pembelajaran tidak akan berhasil secara optimal. Dalam penyusunan tesis ini, penulis

3 mengambil media kardus sebagai media yang efektif dalam penerapan metode demonstrasi. Alasan dari pemilihan media kardus ini adalah apabila kita melihat kenyataan di lapangan bahwa lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini khususnya di Sumedang masih sangat minim memiliki alat permainan. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena minimnya dana. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dibuatkan alternatif bahan yang harganya lebih terjangkau. Media dari bahan kardus ini dirancang sesuai dengan sifat kardus itu sendiri, namun tetap memenuhi nilai kontribusi terhadap aspek-aspek perkembangan anak. Selain itu, manfaat penggunaan media kardus telah dibuktikan melalui penelitian terdahulu yaitu Penelitian Willy (2006) tentang Pengembangan Piranti Permainan Alternatif Bagi Pendidikan Anak Usia Dini menghasilkan temuan bahwa media kardus dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan keterampilan anak dalam beberapa aspek. Adapun aspek yang akan distimulasi melalui penggunaan media kardus ini adalah aspek kognitif khususnya keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan motorik halus. Mengapa kedua aspek keterampilan tersebut yang akan diteliti? Karena kedua aspek tersebut sangat penting bagi perkembangan anak usia dini. Dari segi kognitif yaitu kegiatan ini melatih anak untuk mencoba, meneliti, bahkan menemukan hal-hal baru. Keterampilan observasi, keterampilan mengumpulkan informasi, keterampilan mengolah informasi, dan keterampilan mengomunikasikan informasi adalah aspek keterampilan pemecahan masalah yang sangat penting untuk dikembangkan bagi anak usia TK, sehingga empat aspek keterampilan ini menjadi

4 bahan kajian dalam penelitian ini. Keterampilan observasi memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat menggunakan inderanya secara optimal dalam menyelidiki objek atau benda dan peristiwa yang ada di lingkungan sekitarnya, sehingga anak memperoleh konsep, mengetahui nama-nama benda, memahami prinsip tentang objek atau peristiwa yang mereka amati. Keterampilan mengumpulkan informasi membantu anak mengembangkan kemampuan menalar, seperti menghitung, mengklasifikasikan, mengukur dan membandingkan berbagai objek dan peristiwa yang sering mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula keterampilan mengolah informasi seperti mengajukan pertanyaan, memprediksi suatu peristiwa, menentukan alternatif pemecahan masalah adalah dasar keterampilan berpikir kritis yang penting bagi perkembangan anak selanjutnya. Terakhir adalah keterampilan mengomunikasikan informasi. Melalui keterampilan ini, anak belajar berkomunikasi secara verbal maupun non verbal, berbagi ide, bekerja sama, dan merefleksikan temuannya kepada orang lain. Keempat aspek keterampilan tersebut senantiasa digunakan dalam memecahkan masalah yang dijumpai anak dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi motorik halus yaitu melalui aktivitas melipat dan memasangkan bagian kepingan bentuk kardus menjadi bentuk utuh seperti binatang dan lain-lain akan mengembangkan otot-otot kecil (motorik halus) anak. Kegiatan motorik halus sebaiknya sudah diperkenalkan kepada anak-anak usia prasekolah. Tentu saja hal ini seiring dengan kegiatan motorik kasarnya. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Sebab

5 kegiatan motorik halus merupakan langkah awal bagi pematangan dalam hal menulis dan menggambar. Anak-anak memerlukan persiapan yang matang sebelum mereka bersekolah, sehingga kelak diharapkan mereka mampu menguasai gerakan-gerakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Sehingga dengan kegiatan menyusun kepingan kardus diharapkan keterampilan motorik halus anak akan lebih meningkat. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah mengenai pengaruh metode demonstrasi terhadap peningkatan keterampilan pemecahan masalah dan motorik halus anak. Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam dua bentuk pertanyaan di bawah ini : 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode demonstrasi melalui media kardus terhadap peningkatan keterampilan pemecahan masalah anak TK? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode demonstrasi melalui media kardus terhadap peningkatan keterampilan motorik halus anak TK?

6 C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi melalui media kardus dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada anak TK. 2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi melalui media kardus dalam meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak TK. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Dengan membaca tesis ini, dapat membantu guru menjelaskan hal-hal yang sulit kepada anak TK melalui penerapan metode demonstrasi. 2. Dengan membaca tesis ini, dapat membantu guru melakukan tahapan pendemonstrasian yang benar, yaitu tahapan showing, doing, dan telling. 3. Dengan membaca tesis ini, guru mendapatkan pengetahuan mengenai peranan metode demonstrasi dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah serta keterampilan motorik halus pada anak, maupun keterampilan-keterampilan lain yang terdapat pada diri anak.

7 E. Asumsi Asumsi yang mendasari hipotesis penelitian ini adalah : 1. Metode demonstrasi membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda/peristiwa, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, serta perhatian anak dapat lebih terpusatkan. 2. Metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif. 3. Dalam mengajarkan penguasaan keterampilan, anak TK lebih mudah mempelajarinya dengan cara menirukan seperti apa yang dilakukan oleh gurunya. Misalnya untuk mengajarkan anak TK terampil menggulung, menggunting, melipat, menggambari kertas, guru memerlukan kertas untuk menjelaskan dan menunjukkan bagaimana cara melipat kertas, atau bagaimana cara menggunting kertas, atau bagaimana menggambari kertas sesuai polanya, atau membentuk kertas, dan sebagainya. 4. Penerapan metode demonstrasi melalui media kardus diasumsikan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan motorik halus pada anak TK.

8 F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan asumsi yang dijadikan titik tolak penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. H 1 : Terdapat peningkatan yang signifikan dalam keterampilan pemecahan masalah pada anak TK yang memperoleh pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media kardus. 2. H 1 : Terdapat peningkatan yang signifikan dalam keterampilan motorik halus pada anak TK yang memperoleh pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media kardus.