Latar Belakang Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan) Integrasi land use dan transportasi Fungsi jalan: Kolektor Primer LOS standar (Menteri Perhubungan No. KM 14 Th. 2006): B LOS eksisting: C Jenis penggunaan lahan perdagangan & jasa menimbulkan bangkitan terbesar Pengaruh peruntukan lahan dan intensitas kegiatan koridor jalan terhadap kinerja jaringan Jalan Kapasan Pengendalian dan pengaturan terhadap penggunaan lahan dan intensitas bangunannya Arahan jenis dan intensitas kegiatan pada lahan perdagangan dan jasa di Jalan Kapasan
Rumusan Masalah Penggunaan lahan eksisting koridor Jalan Kapasan Besarnya bangkitan yang ditimbulkan Volume lalu lintas koridor Jalan Kapasan melebihi standart Indikasi belum terdapat pengaturan intensitas kegiatan lahan perdagangan dan jasa yang mampu mengendalikan jumlah pergerakan lalu lintas Seberapa besarkah pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan lahan terhadap bangkitan kendaraan yang ditimbulkan pada Jalan Kapasan?
Tujuan dan Sasaran TUJUAN: Merumuskan arahan jenis kegiatan dan intensitasnya agar volume bangkitan tetap dapat ditampung oleh Jalan Kapasan SASARAN: 1. Mengidentifikasi kondisi eksisting kinerja jaringan jalan, penggunaan lahan, dan trip generation yang ditimbulkan dari tiap jenis kegiatan di koridor Jalan Kapasan. 2. Menganalisa besarnya pengaruh tiap jenis kegiatan lahan perdagangan dan jasa terhadap bangkitan pergerakan Jalan Kapasan. 3. Menyusun arahan pengaturan intensitas kegiatan yang sesuai dengan standar tingkat pelayanan jalan pada Jalan Kapasan dengan skenario supply transportasi dipertahankan atau tetap.
Ruang Lingkup Wilayah Ruang Lingkup Ruang Lingkup Pembahasan Pengaruh penggunaan lahan (perdagangan dan jasa) terhadap bangkitan Jalan Kapasan Analisa pola dan intensitas penggunaan lahan dan kegiatannya Analisa pola bangkitan pergerakan yang dihasilkan dari tiap jenis kegiatan di sepanjang koridor jalan Penyusunan arahan pengaturan intensitas bangunan maksimum dan peruntukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan kapasitas Jalan Kapasan (asumsi: kapasitas jalan konstrain) Ruang Lingkup Substansi Teori transportasi secara umum penelitian ditinjau dari aspek transportasi Penggunaan lahan tata guna lahan & intensitas penggunaan lahan Teori mengenai trip generation pengaruh tata guna lahan terhadap transportasi & teknik pengukuran trip generation.
Kerangka Teori Transportasi sebagai suatu sistem Hubungan transportasi dengan lahan Bangkitan Pergerakan Distribusi Pergerakan feedback Sistem Kegiatan Sistem Pergerakan Sistem Jaringan Manajemen Lalu Lintas Zoning Regulation Studi sebelumnya tentang hubungan transportasi dengan tata guna lahan Kebijakan tentang peruntukan lahan kawasan Kinerja Jaringan Jalan DS (Derajat Kejenuhan) LOS (Level of Service) Penggunaan Lahan dan Trip Generation Jenis penggunaan lahan Jenis aktivitas Intensitas penggunaan lahan Intensitas orang / bangunan Pengaruh Penggunaan Lahan terhadap Bangkitan Pergerakan Bangkitan pergerakan Luas lantai dasar Luas lantai bangunan Intensitas orang / bangunan Arahan jenis dan intensitas kegiatan pada lahan perdagangan dan jasa
Sintesis Komponen Integrasi Guna Lahan dan Transportasi Faktor Variabel Sub Variabel Indikator Kinerja Jalan Derajat Volume lalu lintas Jumlah kendaraan Faktor Variabel Sub Variabel Indikator kejenuhan Interval waktu pengamatan Trip Jenis penggunaan lahan Perdagangan dan jasa - Kapasitas jalan Kapasitas dasar Generation Jenis aktivitas Pasar swalayan, pertokoan lokal, pusat - pertokoan, restoran, Lebar jalan restoran siap santap, bengkel, Pemisah gudang, arah dll Intensitas penggunaan lahan Koefisien Dasar Hambatan Bangunan samping (KDB) Koefisien Lantai Ukuran Bangunan kota (KLB) - - Intensitas Tingkat orang/bangunan Volume lalu lintas Jumlah- kendaraan - Pengaturan Intensitas pelayanan penggunaan jalan lahan Koefisien Dasar Interval Bangunan waktu(kdb) pengamatan - Intensitas (LOS) Kapasitas jalan Koefisien Lantai Kapasitas Bangunan dasar (KLB) - Lahan Intensitas orang/bangunan Jenis penggunaan lahan Lebar -jalan Perdagangan dan Pemisah jasa arah - - Jenis aktivitas Pasar swalayan, pertokoan lokal, pusat - Hambatan samping pertokoan, restoran, restoran siap Ukuran kota santap, bengkel, gudang, dll
Pendekatan Penelitian Pendekatan Positivistik Bersumber pada fakta empiri dimana ilmu yang dibangun berasal dari hasil pengamatan indera dengan didukung landasan teori, digunakan dalam menguji empirik obyek spesifikasi, berpikir tentang empirik yang teramati Deskriptif Preskriptif Memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakukan terhadap obyek yang diteliti (Ronny Kountour, 2005) Hasil dari metode deskriptif dapat dijadikan dasar preskriptif (untuk merumuskan upaya/tindakan dalam memecahkan masalah) Jenis Penelitian
Metode Pengumpulan Data Variabel Data Teknik Output Derajat kejenuhan Tingkat pelayanan jalan (LOS) Jenis penggunaan lahan Jenis aktivitas Intensitas penggunaan lahan Intensitas orang / bangunan Kebijakan transportasi dan tata guna lahan - Volume lalu lintas - Geometri jalan - Kapasitas jalan - Jenis penggunaan lahan - Jenis aktivitas / kegiatan lahan - Luas lahan bangunan - Luas lantai bangunan - Jumlah orang pada tiap bangunan - Alternatif kebijakan transportasi dan tata guna lahan Survey primer (pengamatan dan pengukuran geometri jalan) Survey sekunder Traffic counting Survey primer (pengamatan dan wawancara tidak terstruktur pada pemilik bangunan) Survey sekunder Kinerja jaringan jalan eksisting Jumlah trip generation dari tiap jenis kegiatan di sepanjang koridor Pengaturan intensitas lahan berdasarkan trip generation
Metode Analisis Data Metode Output Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Kuantitatif deskriptif Derajat Kejenuhan (DS) Tingkat Pelayanan Jalan (LoS) Kualitatif deskriptif Kuantitatif deskriptif Trip ceiling Kuantitatif deskriptif Kinerja jaringan jalan eksisting Penggunaan lahan, intensitas lahan, dan jenis kegiatan lahan eksisting Jumlah trip generation dari tiap jenis kegiatan di sepanjang koridor Jalan Kapasan Pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent Arahan pengaturan intensitas bangunan maksimum yang sesuai dengan kemampuan kapasitas Jalan Kapasan