MODEL SEKOLAH DAN KELAS DIGITAL MASA DEPAN. Novi Eko Prasetyo Ikip Budi Utomo Malang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

PANDUAN MODELING SEKOLAH DIGITAL SEAMOLEC

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: INDONESIA DIGITAL LEARNING SOLUSI MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN INOVATIF ABAD 21 DI INDONESIA

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengurus apa yang dibutuhkan oleh

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya

B. Tentang Program 1. Sekolah Digital Siswa dengan guru (belajar mengajar) Siswa dengan orangtua (pendampingan/kontrol).

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mukhamad Fadhil, 2014

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis 3D ebook sebagai Buku Penunjang Siswa SMP/ MTs Materi Fisika Listrik Dinamis

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING

Kurikulum Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH

GURU PROFESIONAL, DAN GET CONNECTED [1] Oleh: Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol. A. Pendahuluan.

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan

Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Prof. Mohamad Nasir

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (SISDIKNAS) dan penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press), hlm. 12.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEMAMPUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN, SUPERVISI, DAN LINGKUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MBS PADA SMP DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Data perkembangan pengguna telepon seluler di Indonesia

INOVASI PEMANFAATAN TI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN

PENGANTAR E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dibentuk sebagai organisasi regional pada 8 Agustus 1967 di Bangkok

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan

Artikel Minat dan Motivasi Guru untuk Mengikuti E-Training 2013 Oleh: Muda Nurul Khikmawati

BAB I PENDAHULUAN. semakin memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

TUTORIAL PENGGUNAAN APLIKASI VIDEO CONFERENCE CISCO WEBEX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup.

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya bidang Pendidikan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game,

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

I. PENDAHULUAN. dunia pendidikan sangat dirasakan kebermanfaatannya. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DIKLAT ONLINE GURU MELEK IT POLA 16 HARI (81 JP) ANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar terutama didalam kelas, guru mengajar dengan

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang sampai saat ini. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

Yusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat

Pedoman - Juknis. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

Aplikasi Web. Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua bidang pekerjaan menggunakan teknologi komputer untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

Transkripsi:

MODEL SEKOLAH DAN KELAS DIGITAL MASA DEPAN Novi Eko Prasetyo Ikip Budi Utomo Malang email: enopi79@gmail.com ABSTRAK Perkembangan teknologi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pengelolaan teknologi pendidikan yang baik akan mewujudkan terciptanya pendidikan yang efektif. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah 1) Bagaimana model sekolah dan kelas digital, 2) Peran pemerintah terkait model sekolah dan kelas digital, 3) Implementasi sekolah digital dan kelas digital di Indonesia. Dari hasil kajian diperoleh bahwa; 1) Ada 4 segmen untuk mewujudkan sekolah digital antara lain e-school, training, e-student dan e- resources, sedangkan kelas digital adalah kelas yang dilengkapi alat video conference yang digunakan untuk pertemuan online dengan sekolah lain ataupun pihak-pihak yang terkait. 2) Pemerintah sudah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung terciptanya sekolah digital, Karena pemerintah juga menyadari bahwa perkembangan teknologi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi yang baik mampu meningkatkan keaktifan, kreatifitas serta inovasi dalam dunia Pendidikan. 3) Dengan adanya dukungan dari semua pihak, sekolah digital dan kelas digital sudah mulai diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia. Kata kunci: Model sekolah digital, kelas digital PENDAHULUAN Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau dan Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia tetapi kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan, ini di buktikan antara lain dengan data UNESCO tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia ( Human Development Index) Indonesia 2015 menduduki peringkat ke 110 dan masuk ke dalam Medium Human Development. Perkembangan teknologi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi akan mewujudkan terciptanya pendidikan yang memudahkan dan menyenangkan, berita media massa, pembayaran transaksi, aplikasi penunjang kerja dapat di akses dengan mudah via smartphone. Menurut data Gfk 2016 pengguna internet sudah mencapai 88 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2018 akan mencapai 100 juta orang. Gfk adalah sebuah lembaga riset pasar terkemuka di Indonesia dan salah satu perusahaan riset pasar terbesar di dunia, Gfk didirikan pada tahun 1934 dan berkantor pusat di Nuremberg, Jerman. The Crossmedia link studi oleh Gfk menunjukkan bahwa hampir 64% masyarakat jawa adalah penyumbang populasi online di Indonesia. Ada lebih dari setengahnya (51%) didominasi oleh anak muda dengan rentan usia berkisar antara 13 s/d 27 tahun (SMP-SMA-Mahasiswa), 87

dengan berbagai kelebihannya teknologi membawa pendidikan untuk semakin berkembang, yakni dengan mewujudkan sekolah digital. Dengan adanya sekolah digital diharapkan peringkat Indonesia dalam HDI akan semakin lebih baik. Sekolah digital dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran, dengan cara membantu identifikasi kebutuhan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar seperti menentukan waktu pertemuan tatap muka, serta periode siswa belajar mandiri, dapat dikonversikan sesuatu yang manual ke digital, dengan kerjasama dari semua pihak. Dengan adanya sekolah digital guru juga dapat mengapload semua perangkat pembelajaran mulai dari silabus, rpp, soal ujian, modul dll. kedalam jaringan sehingga bisa diakses bersama-sama, terutama peserta didik. PEMBAHASAN Model Sekolah Digital Program sekolah Digital di bagi menjadi 4 segmen, keempat segmen ini merupakan tahapan untuk model Sekolah Digital : E-School Pada tahap ini sekolah memastikan untuk penyediaan infrastruktur dan sarana digital meliputi: 1. Akses Internet Akses Internet Wifi pada setiap sekolah Digital harus tersedia, internet berfungsi untuk memberikan akses belajar dan transfer informasi secara cepat kepada peserta didik dengan pengewasan pendidik. Adapun kebutuhan minimal internet bagi sekolah digital adalah minimal 1Mbps/ kelas. 2. Perpustkaan Digital (elibrary). Perpustakaan Digital adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan computer. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan computer. Training 1. Pelatihan Guru Peran guru adalah sebagai pembimbing peserta didik dalam pengoprasionalan teknologi, serta membuat bahan ajar yang interaktif sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Pelatihan Siswa Pelatihan ini membekali peserta didik dalam kecakapan menggunakan fasilitas teknologi digital dan penguasaan tool IT untuk menciptakan produk kreatif berbasis digital (aplikasi) untuk memudahkan pembelajaran. E-Student 1. Perangkat Sekolah Digital Peserta didik yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki perangkat Tablet/Smartphone (android) dan memiliki laptop atau perangkat komputer sekolah. 2. Kolaborasi Belajar (Blended Learning) 88

Kolaborasi belajar antara guru dan siswa dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi Edmodo atau sejenisnya. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah dengan saling berbagi informasi. 3. Ekstrakulikuler Digital Ekstrakulikuler adalah program peminatan siswa untuk menampung kreatifitas Siswa dalam pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal. E-Resources Merupakan program pembuatan bahan ajar digital oleh guru berkolaborasi dengan peserta didik dan aplikasi berbasis digital. Model Kelas Digital Kelas Digital adalah kelas yang dilengkapi alat video conference yang digunakan untuk pertemuan online (web conference) dengan sekolah lain ataupun pihak-pihak yang terkait. Adapun persyaratan minimal sebuah perangkat web conference pada kelas digital sebagai berikut : Tabel 1; Perangkat web conference. NO Barang Keterangan Harga 1 Ruangan Vicon Kelas - 2 Web Cam @ Wisebay 100.000 3 Speker Advance Speaker 240.000 4 PC Microphone @ MSN Skype 130.000 5 Projector INFOCUS IN224 4.700.000 6 Internet koneksi (1Mbps) Speedy Only 105.000 5.275.000 Sumber; data diolah penyaji. Dengan biaya 5 s/d 7 juta fasilitas kelas digital sudah bisa diwujudkan dan dapat dinikmati oleh peserta didik. Dengan adanya kelas digital yang baik diharapkan proses belajar mengajar di kelas bisa lebih menyenangkan, efektif, kreatif dan inovatif. Peran Pemerintah Untuk Mewujudkan Sekolah dan Kelas Digital Masa Depan Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mendukung terwujudnya sekolah digital di Indonesia, salah satu buktinya adalah penandatanganan kerjasama Program 1000 Sekolah Broadband dengan perusahaan XL Axiata pada November 2016. Program ini dilaksanakan selama 1 tahun, dengan adanya fasilitas internet tersebut para siswa diharapkan bisa menampilkan atau memamerkan karyanya melalui situs web. Program kerja sama juga dilakukan oleh tiga Pusat SEAMEO di Indonesia yaitu SEAMOLEC (Jakarta), SEAMEO QITEP Science (Bandung), SEAMEO QITEP in Matematika (Jogjakarta). Program ini merupakan realisasi salah satu proritas dari tujuh prioritas pendidikan, yang disepakati oleh para Menteri Pendidikan se Asia Tenggara dan merupakan agenda pendidikan Asia Tenggara 89

2015-2035. Tujuh prioritas pendidikan tersebut meliputi; 1) Pemerataan pendidikan untuk anak usia dini. 2) Mengatasi hambatan kesempatan belajar dari sekolah dasar hingga memenuhi program wajib belajar 12 tahun. 3) Mempersiapkan sekolah agar mampu membantu ketahanan negara dalam menghadapi dan mempertahankan pendidikan dalam keadaan darurat. 4) Menyebarluaskan manfaat pendidikan kejuruan serta meningkatkan relevansi kurikulum agar fokus pada kreatifitas dan inovasi siswa. 5) Menjadikan profesi guru sebagai pilihan pertama dengan mengadakan reformasi pendidikan keguruan. 6) Menetapkan standar yang sama pada pendidikan tinggi melalui koordinasi antar-institusi. 7) Menerapkan Kurikulum Abad ke-21 yang mengutamakan pegetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk mempersiapkan siswa menjadi masyarakat global. Program tersebut akan dilaksanakan selama 4 (empat) tahun dengan keluaran yang diharapkan berupa sumber pembelajaran sekaligus peningkatan profesi guru yang bisa di akses oleh guru-guru dan siswanya di seluruh Asia Tenggara melalui teknologi informasi. Melalui Sekolah Digital ini, komunitas guru saling bekerjasama untuk membuat materi pembelajaran secara digital (membuat e-book dengan kombinasi teks, gambar, dan video), mengunggah bahan ajar tersebut ke dalam jaringan untuk digunakan bersama, membuat tes untuk ulangan harian dan melaksanakannya secara bersama-sama lintas sekolah dalam jaringan online. Implementasi Sekolah dan Kelas digital di Indonesia Sekolah Digital dan Kelas digital sudah mulai diterapkan di beberapa wilayah di indonesia antara lain: SD Yos Sudarso Batam, SD Santa Theresia 1 Pangkal Pinang, SMAN 11 Bandung dan SDPN Sabang, Bandung. Bahkan model online test yang diselenggarakan di SDPN Sabang, Bandung akan dijadikan sebagai model untuk diadopsi di 10 negara yakni Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao, Malaysia, Myanmar, Philipines, Thailand, Timor Leste dan Vietnam. KESIMPULAN Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan suatu Negara. Perkembangan teknologi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi akan mewujudkan terciptanya pendidika yang memudahkan dan menyenangkan. Oleh karenanya adanya Sekolah digital dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, dengan cara membantu identifikasi kebutuhan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sekolah harus mampu mengembangkan sekolah digital dan kelas digital karena fasilitas tersebut mampu digunakan siswa untuk memecahkan masalah masa kini dan masa depan, bagaimana suatu bidang studi bisa dikaitkan dengan persoalan-persoalan yang 90

terjadi dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan hasil belajar yang ingin di capai. DAFTAR PUSTAKA Dwiyogo, W.D.2013. Merancang Pembelajaran dengan Mindmanager. Malang: UM Malang. Fahmi, F.M.2012. Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Untuk Kompetensi Menggunakan Internet. Jurnal EJPTI: Vol 1 (2). Kabar24.Bisnis.com (http://kabar24.bisnis.com/read/20151116/255/492510/pertemuan-menteripendidikan-se-asia-tenggara-bahas-tujuh-prioritas-pendidikan), diakses mei 2017 Kemdikbud.co.id ( https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/09/-peluncuran- sekolah-digital-asia-tenggara-oleh-seameo-dengan-pionir-kota-bandung- 4639-4639-4639), diakses april 2017. Kompas.com (http://tekno.kompas.com/read/2017/05/08/18025027/1.000.sekolah.dapat. internet.gratis.dari.xl.axiata), diakses, Mei 2017. Mappalotteng, A.M.2011. Paradigma Pendidikan Berwawasan Global dan Tantangannya di Masa Depan. Jurnal Medtek: Vol 3 (2). Seraphina, A.M.2012. E-School Implementation Using Radius Server And Authentication Mechanism. Jurnal ComTech: Vol 3 (2). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 91