SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

Saluran tersumbat. Saluran ASI Tersumbat dan Mastitis (Radang Kelenjar Susu)

BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (masa nifas atau laktasi) adalah pembengkakan payudara (breast engorgement)

Bab VII. Menyusui. Mengapa memberi ASI (Air Susu Ibu) itu penting? Mengapa pemberian makanan lain membahayakan selama periode menyusui?

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia melakukan adanya pembangunan kesehatan sebagai salah satu

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (ENGORGEMENT) PADA IBU NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mensekresi susu untuk makan bayi (Kumala, 1998). a. Struktur Makroskopis (Verralls, 1997)

Pemberian ASI Di Fasilitas Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan mengungkapkan teori dan acuan tentang konsep-konsep dan

PROBLEMA IBU MENYUSUI BAYI DR.DAULAT H.SIBUEA. Bagian Obstetri-Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA. PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

LAPORAN PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KELUARGA BAPAK I DENGAN IBU MENYUSUI DI RT 10 RW 08 KELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah: kurang/salah informasi putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar.

BAB I PENDAHULUAN. langsung dari payudara ibu. Menyusui secara ekslusif adalah pemberian air susu

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

GAMBARAN TINDAKAN BREAST CARE DAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS GETASAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Merawat dan Mempertahankan. Kecantikan Payudara

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

PENGERTIAN MASA NIFAS

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. pertama saat itu adalah memberikan ASI sebagai makanan bagi bayinya, namun ada

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

HUBUNGAN ANTARA POST NATAL BREAST CARE DENGAN TERJADINYA BENDUNGAN ASI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) WILAYAH KERJA PUSKESMAS WURYANTORO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

MENYUSUI ASI. Membantu bonding dan perkembangan. Zat gizinya lengkap. Mudah dicerna, efisien digunakan. Menjarangkan kehamilan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

PANDUAN RAWAT GABUNG DAN BAYI RS. MITRA KELUARGA JL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2 KELAPA GADING PERMAI JAKARTA 2014

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

Transkripsi:

MASALAH MASA NIFAS Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH NIM : 6143027 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS 2015/2016 i

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat terwujud. Paparan materi yang kami sajikan dalam makalah ini berjudul Kelainan Payudara. Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh seluruh pembacanya. Namun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah berikutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Harapan kami kiranya makalah ini bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan kesehatan. Kudus, 5 Oktober 2015 Penulis ii

DAFTAR ISI Halaman Judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 1 1.3 Tujuan... 1 Bab II Pembahasan 2.1 Kelainan Payudara dalam Masa Nifas... 2 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan... 14 3.2 Saran... 14 Daftar Pustaka... 15 iii

BAB I PEMBAHASAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi seluruh organ kandungan baru pulih kembali, seperti dalam keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan setelah bersalin. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan bersalin. Walaupun menderita nyeri dan tidak nyaman, kelahiran bayi biasanya merupakan peristiwa yang menyenangkan karena dengan berakhirnya masa kehamilan yang telah lama ditunggutunggu dan dimulainya suatu kehidupan baru. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu. Kemungkinan timbul masalah atau penyulit. Kelainan payudara juga bisa terjadi didalam masa nifas. Di dalam makalah ini akan dibahas apa saja kelainan payudara yang terjadi pada masa nifas. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja kelainan payudara yang terjadi dalam masa nifas? 2. Apa saja yang menyebabkan kelainan tersebut? 3. Bagaimana penanganan terhadap kelainan tersebut? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui kelainan payudara yang terjadi pada masa nifas 2. Untuk mengetahui penyebab pada kelainan tersebut 3. Untuk mengetahui bagaimanan penanganan terhadap kelainan tersebut 4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kelainan Payudara dalam Masa Nifas 1. Mastitis a. Definisi Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae terutama pada primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses. b. Penyebab Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadidalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi. 1) Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat. 2) Bra yang terlalu ketat. 3) Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi. 4) Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia. 5

c. Gejala 1) Bengkak dan nyeri. 2) Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu. 3) Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol. 4) Ada demam dan rasa sakit umum. d. Berdasarkan tempatnya infeksi dibedakan menjadi : 1) Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mamae. 2) Mastitis ditengah-tengah mammae yang menyebabkan abses ditempat itu. 3) Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot dibawahnya. e. Pencegahan Perawatan putting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan minyak baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu menyusui bayinya harus bebas infeksi dengan stafilococus. Bila ada luka atau retak pada putting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu dapat dikeluarkan dengan pijitan. f. Pengobatan Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai berikut : 1) Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. 2) Sangga payudara 3) Kompres dingin 4) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. 5) Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa keluar. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus. Atau jika terdapat masa padat, mengeras dibawah kulit yang kemerahan : 6

1) Berikan antibiotic kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali selama 10 hari. 2) Drain abses : a. Anestesi umum dianjurkan b. Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari cidera atau duktus c. Gunakan sarung tangan steril d. Tampon longgar dengan kasa e. Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan tampon kecil f. Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya g. Yakinkan ibu tetap menggunakan kutang h. Berikan paracetamol 500 mg bila perlu i. Evaluasi 3 hari g. Penangan dan Peran Bidan 1) Payudara dikompres dengan air hangat. 2) Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika. 3) Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika. 4) Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan. 5) Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya 6) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup. 7) Konseling suportif Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya. 8) Pengeluaran Asi dengan Efektif 7

Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu peras ASI dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi. 2. Bendungan ASI a. Definisi Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu (Mochtar, 1996). Menurut Huliana (2003) payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena produksi yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari pertama lahir masih sedikit. b. Patologi Faktor predisposisi terjadinya bendungan ASI antara lain : 1) Faktor hormon 2) Hisapan bayi 3) Pengosongan payudara 4) Cara menyusui 5) Faktor gizi 6) Kelainan pada puting susu c. Patofisiologi 1) Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan 2) ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata. 3) ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (Mochtar, 1998). 8

d. Penatalaksanaan dan Peran Bidan 1) Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah : a. Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan. b. Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand. c. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi. d. Perawatan payudara pasca persalinan 2) Upaya pengobatan untuk bendungan ASI adalah : a. Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek. b. Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi. c. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI. d. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin. e. Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus. (Sastrawinata, 2004). 3. Abses Payudara a. Definisi Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi. b. Gejala 1) Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah. 2) Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah. 3) Benjolan terasa lunak karena berisi nanah. 4) Payudara yang tegang dan padat kemerahan. 5) Pembengkakan dengan adanya fluktuasi. 6) Adanya pus/nanah. c. Penanganan dan Peran Bidan 9

1) Teknik menyusui yang benar. 2) Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian. 3) Meskipun dalam keadaan abses, harus sering menyusui bayinya. 4) Mulailah menyusui pada payudara yang sehat. 5) Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan. 6) Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik. 7) Rujuk apabila keadaan tidak membaik. 4. Saluran Susu Tersumbat Saluran tersumbat hampir selalu dapat terselesaikan tanpa pengobatan khusus antara 24 hingga 48 jam setelah terjadi. Selama sumbatan itu masih ada, bayi mungkin saja rewel ketika menyusu di payudara tersebut karena aliran ASI akan lebih lambat dari biasanya. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya tekanan dari benjolan yang menekan saluran lain. Teruskan menyusui pada payudara yang sakit, dan kosongkan payudara dengan lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan : 1) Sedapat mungkin melakukan pelekatan yang baik 2) Menggunakan tekanan pada payudara untuk menjaga ASI tetap mengalir. Letakkan tangan di sekitar saluran yang tersumbat dan jika tidak terlalu sakit, tekan saat bayi sedang menyusui. 3) Susui bayi dengan posisi sedemikian rupa sehingga dagu bayi mengarah pada saluran yang tersumbat. Jadi, bila saluran tersumbat ada pada bagian luar bawah payudara (arah jam 7), maka menyusui bayi dengan posisi football dapat sangat membantu. 4) Hangatkan area yang terinfeksi. Anda bisa melakukan ini dengan bantalan penghangat atau botol berisi air panas, tetapi hati-hati untuk tidak membakar kulit dengan menempelkan yang terlalu panas untuk waktu yang terlalu lama. 5) Coba untuk beristrirahat. 10

Tentu saja, dengan kehadiran seorang bayi baru tidaklah mudah untuk beristirahat. Cobalah untuk tidur. Bawa bayi bersama Anda ke tempat tidur dan susui dia di sana. 5. Putting Susu Lecet Sebanyak 57% ibu menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putting. a. Penyebab Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak menyusui sampai areola tertutup oleh mulut bayi. Bila bayi hanya menyusui pada putting susu, maka bayi akan mendapatkan ASI sedikit, karena gusi bayi tidak menekan pada sinus latiferus, sedangkan pada ibunya akan menjadi nyeri/kelecetan pada putting susu. Monoliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu. Akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci putting susu. Bayi dengan tali lidah yang pendek (frenulum lingual), sehingga menyebabkan bayi sulit menghisap sampai ke kalang payudara dan isapan hanya pada putting susu saja. Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui dengan kurang berhati hati. b. Penatalaksanaan Bayi harus disusuikan terlebih dahulu pada puting yang normal yang lecetnya lebih sedikit. Untuk menmghindari tekanan local pad puting maka posisi menyusu harus sering diubah, untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui. Di samping itu, kita harus yakin bahwa teknik menyusui yang diguanakan bayi benar, yaitu harus menyusu sampai ke kalang payudara. Untuk menghindari payudara yang bengkak, ASI dikeluarkan dengan tangan pompa, kemudian diberikan dengan sendok, gelas, dan pipet. Setiap kali selesai menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tetapi dianginanginkan sebentar agar melembutkan puting sekaligus sebagai anti-infeksi. Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan lainnya untuk membersihkan payudara. 11

Pada puting suus bisa dibubuhkan minyak lanolin atau minyak kelapa yang telah dimasak terlebih dahulu. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam), sehingga payudara tidak sampai terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar juga tidak menyusu terlalu rakus. Periksakanlah apakah bayi tidak menderita moniliasis yang dapat menyebabkan lecet pada puting susu ibu. Jika ditemukan gejala moniliasis dapat diberikan nistatin. c. Pencegahan 1) Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alcohol, krim, atau zat-zat iritan lainnya. 2) Sebaiknya untuk melepaskan puting dari isapan bayi pada saat bayi selesai menyusu, tidak dengan memaksa menarik puting tetapi dengan menekan dagu atau dengan memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi. 3) Posisi menyusu harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara dan menggunakan kedua payudara. 6. Payudara Bengkak a. Penyebab Pembengkakan payudara adalah karena ASI tidak disusui dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intrakaudal, yang akan memengaruhi segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Akibatnya, payudara serign terasa penuh, tegang, serta nyeri. Kemudian diikuti oleh penurunan produksi ASI dan penuruna let down. Penggunaan bra yang ketat juga bisa menyebabkan segmental engorgement, demikian pula puting yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus. b. Gejala 12

Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sulit disusui oleh bayi, karena kalang payudara lebih menonjol, putting lebih datar dan sulit diisap oleh bayi, kulit pada payudara nampak lebih mengkilap, ibu merasa demam, dan payudara terasa nyeri. Oleh karena itu, sebelum disusukan pada bayi, ASI harus diperas dengan tangan atau pompa terlebih dahulu agar payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusui. c. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu yang payudaranya bengkak adalah sebagai berikut: 1) Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui. 2) Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Bila dilakukan selang-seling dengan kompres panas untuk melancarkan pembuluh darah. 3) Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan tegangan payudara. d. Pencegahan Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pembengkakan pada payudara adalah sebagai berikut: 1) Apabila memungkinkan, susukan bayi segera setelah lahir. 2) Susukan bayi tanpa jadwal. 3) Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi. 4) Melakukan perawatan pasca persalinan secara teratur. BAB III 13

PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1) Kelainan payudara pada masa nifas antara lain mastitis, bendungan asi, abses payudara, saluran susu tersumbat, putting susu lecet dan payudara bengkak. 2) Cara penanganan untuk masing-masing komplikasi disesuaikan dengan kondisi ibu dan tingkat kegawatan dari maisng-masing komplikasi yang terjadi. Petugas kesehatan wajib berperan dalam upaya pencegahan komplikasi yang terjadi pada masa nifas, karena masa nifas merupakan fase yang sangat rawan terjadi komplikasi yang berakibat pada kematian. 3.2 Saran Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami masalah komplikasikomplikasi yang terjadi pada masa nifas karena merupakan salah satu masalah yang harus dikuasai karena berkaitan dengan profesinya nanti. Dengan memahaminya tentu akan lebih mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan secara nyata. 14

15