OPTIMALISASI PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BERBASIS MASYARAKAT Di BANGKA BELITUNG (Pilot Project KemenESDM 2014)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

OKTOBER KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

TUGAS AKHIR - TE STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur

BAB III METODE PEMBAHASAN

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. mengalir melalui sungai-sungai. Ketinggian aliran sungai tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

EVALUASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) KAPASITAS 40 kva DESA RIRANG JATI KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

Rekonstruksi Upaya Penyelamatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro Di Desa Rumah Sumbul Tiga Juhar - Deli Serdang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT

1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

PENGENDALIAN BEBAN MIKROHIDRO

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata - Lhokseumawe Abstrak

*) Bibit Supardi, S.Pd., MT adalah guru SMAN 3 Klaten dan Alumni S2 Mikrohidro Magister Sistem Teknik UGM.

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

BAB I PENDAHULUAN. Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi

KMT-2. Munandar Sai Sohar 1, Danang Sudira 2, Agus Artadi 3, Paulus Wendi Saputra 4

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

MIKROHIDRO SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MASA KINI. Oleh : Bibit Supardi, S.Pd., MT *)

STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PIPA PENSTOCK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO PADA DESA PENYANDINGAN KAB.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

Latar Belakang. Permasalahan. Tujuan

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.

STUDI AWAL PERENCANAAN S

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

TUGAS AKHIR. Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban

MEMBANGUN DESA MANDIRI ENERGI BERBASIS PLTMH DI KABUPATEN KLATEN. OLEH : BIBIT SUPARDI, S.Pd., MT

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan akan energi listrik dalam jumlah yang cukup dan pada saat

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

KONVERSI ENERGI AIR HASBULLAH, MT. Teknik Elektro FPTK UPI, 2009

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB IV HASIL ANALISIS. Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas

BAB II LANDASAN TEORI...

PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO BANTAL PADA PABRIK GULA ASSEMBAGOES KABUPATEN SITUBONDO

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ahmad Ragana Yudha, 2014 Optimalisasi Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Berskala Pico Hydro

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

Bambang Sri Kaloko Jurusan Elektro Universitas Jember

STUDI POTENSI TENAGA AIR SEBAGAI ENERGI PRIMER PEMBANGKIT MIKRO HIDRO DI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mencukupi. Sebagai contoh adalah sering nya terjadi pemadaman pada listrik secara

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana

Bab PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kajian Kelayakan Ekonomis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Gunung Sawur 1 dan Gunung Sawur 2 Di Lumjang

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

HUBUNGAN TENAGA AIR TERHADAP KELUARAN DAYA LISTRIK DAN ASPEK EKONOMIS DI PLTMH GUNUNG SAWUR 2 LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

II. TINJAUAN PUSTAKA

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN ELEKTRIFIKASI DI DAERAH PERBATASAN

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM

Transkripsi:

OPTIMALISASI PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BERBASIS MASYARAKAT Di BANGKA BELITUNG (Pilot Project KemenESDM 2014) Mursid Sabdullah 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Respati Yogyakarta Jl. Laksda Adisucipto Km. 6,3 Depok, Sleman, Yogyakarta Telp 0274 489780 Email: mursid.sabdullah@yahoo.co.id Abstrak Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) merupakan salah satu pemanfaatan sumber energi alternative baru dan terbarukan. Hal ini sejalan dengan UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi dan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang tertuang dalam Perpres No 5 Tahun 2006 dan Inpres No 1 tahun 2006, yang salah satu tujuannya adalah untuk mencapai pembangunan PLTMH 0,1% dari Bauran Energi Nasional pada tahun 2025. Namun, saat ini di Bangkabelitung masih ada PLTMH yang tidak berfungsi secara optimal karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi, pemeliharaan dan pengelolaan PLTMH sehingga tidak tercapainya rasio pembangkit terhadap beban yang ideal. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang teknologi, pemeliharaan dan pengelolaan PLTMH sehingga dapat dicapai Optimalisasi Pengoperasian PLTMH berbasis masyarakat di Bangkabelitung. Kata kunci: renewable energy; microhydro; optimalisation PENDAHULUAN Listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat fital dalam kehidupan modern saat ini. Hampir setiap saat di manapun kita berada selalu memerlukan listrik sebagai sumber energi untuk berbagai macam aktifitas. Secara umum rasio elektrifikasi Nasional hingga tahun 2012 kurang dari 75%, lihat gambar 1. Itupun lebih dari 90 % dicukupi oleh sumber energi fosil yang terdiri dari minyak bumi 8%, batu bara 57%, serta gas alam 26% dan sisanya merupakan energi baru terbarukan sebesar 9% (ESDM and Fahmi Mochtar, 2009). Hal ini menunjukkan tingkat bauran energi primer Nasional kurang ideal, padahal di Indonesia terdapat potensi sumber daya energi yang sangat beragam. Untuk mengatasi persoalan tersebut pemerintah telah mencanangkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) sehingga pada tahun 2025 ditentukan tingkat bauran energi primer Nasional sebagai berikut: sumber energi fosil terdiri dari minyak bumi 20%, batu bara 33% serta gas alam 30% dan energi baru terbarukan sebesar 17% terdiri dari Biofuel 5%, panas bumi 5%, Biomassa+Air+Angin+Surya+Nuklir 5% serta batu bara cair 2%, seperti pada gambar 2. Gambar 1. Rasio elektrifikasi Nasional Gambar 2. Sasaran bauran energi primer Nasional 2025 1

Sumber: KemenESDM Dirjen EBTKE Gambar 3. Peta Jalan Pertumbuhan PLTMH Di Indonesia Sampai Tahun 2025 Pembangunan PLTMH merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Nasional, serta untuk mencapai target bauran energi primer. Sampai tahun 2012 pemerintah dan swasta telah menginvestasikan dana sekitar US$ 519 Juta (Rp. 5,19 Triliun) untuk mendapatkan kapasitas terpasang PLTMH sebesar 740 MW. Dari kapasitas terpasang tersebut tidak bisa diperoleh energi listrik yang optimal, karena berbagai kendala di lapangan baik kendala teknik maupun kendala nonteknik. Oleh karena itu dilakukan suatu upaya Optimalisasi Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Berbasis Masyarakat sebagai Pilot Project diselenggarakan di Bangkabelitung. PENGERTIAN PLTMH PLTMH yang merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro adalah alat yang menghasilkan listrik dengan menggunakan sumber tenaganya air. Cara kerja PLTMH secara sederhana adalah: Air dalam jumlah tertentu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu menggerakkan kincir yang ada pada mesin PLTMH, kemudian putaran turbin tersebut digunakan untuk menggerakkan generator (dynamo penghasil listrik) untuk menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui jaringan distribusi ke beban-beban rumah tangga. Komponen Utama PLTMH Instalasi PLTM terdiri dari beberapa unit utama antara lain : a. Dam Pengambil (Intake) Berfungsi sebagai pengumpul air ( dari suatu Catchment area ) agar sebagian besar air dapat berkumpul didaerah ini, fungsi lain dari bendungan ini adalah untuk menambah potensi ketinggian air ( Head ). b. Saluran Berfungsi sebagai penghantar air untuk kebutuhan debit air ke turbin. Saluran tersebut menghantarkan debit air dari dam intake ke bak penenang. c. Bak Penenang Tidak langsungnya debit air dari saluran ke pipa merupakan upaya untuk menghindari golakan air bercampur udara masuk pipa sehingga dengan adanya bak penenang ini diharapkan air masuk ke pipa pesat benar-benar tenang tanpa ada golakan. d. Pipa Pesat Merupakan pengubah potensi air menjadi suatu kecepatan dan tekanan hingga langsung dapat dimanfaatkan oleh turbin dalam suatu beda titik muka air atas dengan bawah. e. Turbin set Unit turbin dengan seluruh perlengkapannya terdiri dari unit Mekanik dan Elektrik. Unit Mekanik : - Turbin - Generator - Transmisi Daya, V belt - Landasan (Base plate) - Reducer, penstock ke turbin - Sistem bantalan gelinding dengan self alignment - Pengaman / Penutup Unit Elektrik - Panel pengatur beban ( loading control panel ) - Pengatur beban ( Electronic Load Controller and dummy load ) - Panel pembagi (distribusi) beban - Pengkabelan dan pengaman ( Wiring and fuses) 2

- Lampu penerangan & rambu Unit Mekanik dan Elektrik merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan secara terpadu. f. Rumah Daya. Merupakan ruangan untuk penempatan turbin set dan perlengkapn lainnya seperti panel panel, instalasi pengontrol beban maupun sebagai pelindung terhadap keamanan dan kerusakan biasanya dilengkapi dengan ruang operator dan gudang. g. Jaringan Distribusi Terdiri dari Kabel, Tiang dan perlengkapannya. Berfungsi untuk meneruskan daya yang dihasilkan PLTMH ke lingkungan konsumen yang akan memanfaatkan daya listrik tersebut. DATA TEKNIS PLTMH BANGKABELITUNG Pada paper ini penulis menggunakan data-data teknis dari PLTMH Sadap I dan Sadap II, desa Perlang, kecamatan Lubuk Besar, kabupaten Bangka Tengah, provinsi Bangka Belitung. Adapaun data teknis yang dimaksud adalah sebagai berikut: Gambar 4. PLTMH Sadap, Desa Perlang, Kec. Lubuk Besar, Kab. Bangka Tengah, Bangka Belitung A. PLTMH Sadap Umum 1. Nama PLTMH : Sadap I dan Sadap II, Desa Perlang Kec. Lubuk Besar 2. Dibangun Tahun : 2011 3. Total biaya pembangunan : ± Rp. 1.135.000.000 APBN KemenESDM (2 PLTMH) 4. Lokasi ( Kab/Prov) : Dusun Sadap, Ds. Perlang Kec. Lubuk Besar Kab. Bangka Tengah 5.Demografi Dusun Sadap, Desa Perlang, Kec. Lubuk Besar, Kab. Bangka Tengah, Prov. BangkaBelitung; a. Jumlah Penduduk : 907 Jiwa (288 KK) b. Pendidikan SD : 503 (55,44%) c. Pendidikan SLTP : 122 (13,47%) d. Pendidikan SLTA : 448 (49,40%) e. Perguruan Tinggi : 5 (0,52%) 6. Jumlah Rumah : 215 rumah (170 teraliri listrik PLTMH; 40 belum teraliri listrik PLTMH) 7. Aksesibilitas ke desa PLTMH : Jarak lokasi ke Ibukota Kabupaten 7 km 8. Jarak PLTMH ke jaringan PLN terdekat: 4 km 9. Potensi Sumber Ekonomi di Desa yang dapat dikembangkan : pariwisata air terjun, pertanian, peternakan sapi, perikanan air tawar dan laut, perkebunan, pertambangan 10. Potensi Usaha Kecil & Menengah; a. Jumlah UKM : 4 b. Jenis UKM : koperasi perkebunan, peternakan, air minum isi ulang, pertukangan 3

Teknis 1. Fisik dan Bangunan a. Sumber air dari (nama) : saluran/sungai Bukit Pading b. Lebar sungai : 8 meter c. Debit air : ± 300.m3/det d. Tinggi jatuh air (head) : ± 4 meter 2. Tipe Turbin : Aliran Silang (Cros Flow) 200-STD-12-1455-0.2. 3. Spesifikasi Turbin a. Pabrikan : PRO REKAYASA 07-040.T-14D150 HEKSAHYDRO b. Tahun Produksi : 2006 c. Spare Part (Local/Non Local) : lokal 4. Generator : I dan II adalah; @ 3 fasa/220 volt/20 kva/cosfi 0,8/50 Hz 5. Sistem Kontrol : ELC 6. Saluran Distribusi : 4 x Kabel NAYFGbY 12mm, panjang 4,6 km 7. Instalasi Rumah : 170 rumah/per rumah @ 150 watt 8. Penerangan Jalan & Fasititas Umum : 6400 watt Lain lain Pemanfaatan daya listrik yang dihasilkan antara lain untuk : penerangan ELECTRONIC LOAD CONTROL (ELC) Electronics Load Control merupakan governor elektronik yang berfungsi sebagai pengendali putaran dan tegangan pada generator. Load control sangat cocok untuk pembangkit mikro run of river (tanpa ada penampungan/tendon yang besar). Beberapa keuntungan electronic load control antara lain; 1) dapat menghindari peralatan mekanik/electrik yang rumit dan mahal; 2) Jumlah jam operasi PLTMH per-hari : 24 Jam Pemeliharaan bak pengendap Pemeriksaan pipa pesat Pemeliharaan bangunan sipil : 1 kali/tahun Pemeliharaan rumah pembangkit : 1 kali/tahun Pemeliharaan turbin Pemeliharaan alat-alat elektrik Pengecekan kabel pembumian (grounding) Pemeliharaan jaring distribusi / listrik Adakah petugas pencatatan : tidak Nama lembaga pengelola : - No. Tlp Pengelola PLTMH : - Biaya operasional/bulan rata-rata : Rp. 1.200.000 Kondisi PLTMH saat ini : Saat Team datang, PLTMH II sedang Rusak. Fungsi PLTMH saat ini : Untuk keperluan masyarakat/rumah tangga. dapat menerima perubahan beban yang besar; dan 3) sangat mudah perawatannya. Prinsip Kerja ELC Prinsip kerja ELC yaitu menyeimbangkan beban generator terhadap perubahan beban utama (main load). Dengan demikian output generator akan tetap stabil meskipun terjadi perubahan pada main load. Sehingga tegangan maupun frekwensi generator akan selalu stabil. 4

Generating Power = Ballast Load + Main Load Gambar 5. Grafik Prinsip Kerja Electronic Load Control (ELC) Dari gambar grafik di atas terlihat, generating power (daya yang dibangkitkan) tetap, perubahan beban selalu diimbangi oleh ballast load. Dengan demikian jumlah daya ballast load dan main load akan selalu sama dengan generating power. Secara lengkap prinsip kerja ELC dapat diperhatikan gambar berikut, Gambar 6. Prinsip kerja ELC pada system PLTMH PEMAKAIAN BEBAN PLTMH BANGKABELITUNG PLTMH Bangkabelitung sebagian besar energinya dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan pada rumah tangga kebutuhan yang paling besar digunakan untuk lampu penerangan. Sehingga dari karekteristik konsumen rumah tangga tersebut diperoleh pola beban ratarata harian seperti pada table dan grafik berikut ini. Grafik itu menunjukkan bahwa penggunaan daya listrik pada siang hari dan malam hari sangat besar perbedaannya. Pada siang hari penggunaan listrik sangat kecil yaitu kurang dari 2500 watt, sedangkan pada malam hari penggunaanya sangat besar hingga mencapai 28000 watt. Tabel 1. Pemakaian Energi Listrik PLTMH Rata-rata per Hari Pemakaian Energi Listrik PLTMH Rata-rata per Hari Jam 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 Konsumsi Daya 17025 17024 17026 20230 20020 17050 10535 2123 1275 1280 1276 1305 Jam 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 Konsumsi Daya 1750 1545 1275 1250 2535 11350 24570 27650 28050 28025 27750 20350 Beban rata-rata harian adalah: Jumlah pemakaian sehari dibagi 24 jam = 302269/24 jam= 12594,5417 watt/jam. Rasio daya beban terhadap daya pembangkit adalah 12594,5417/32000 = 0,3936. 5

Grafik Beban Harian Rata-rata 30000 Daya terpakai (Watt) 25000 20000 15000 10000 5000 Series1 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Jam per Hari Gambar 7. Grafik Beban PLTMH Rata-rata Harian Kondisi pembebanan yang demikian itu menunjukkan bahwa pengoperasian PLTMH tersebut kurang optimal, karena pada siang hari daya yang dihasilkan PLTMH sebagian besar dibuang melalui ballast, sedangkan pada malam hari sebagian besar beban digunakan oleh pelanggan rumah tangga. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya optimalisasi pengoperasian PLTMH tersebut sehingga diperoleh rasio pembebanan pada siang dan malam hari yang seimbang. Optimalisasi Pengoperasian PLTMH Upaya optimalisasi yang dilakukan oleh masyarakat Sadap yaitu dengan cara memanfaatkan energi listrik PLTMH pada siang hari digunakan untuk keperluan kegiatan ekonomi yang berbasis masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: 1. Untuk kegiatan bengkel dan pertukangan 2. Pengisian air minum gallon isi ulang 3. Mesin Pengering Lada. Ketiga kegiatan tersebut berbasis pada potensi yang ada pada masyarakat Dusun Sadap, Desa Perlang, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung. Dengan kegiatan itu selain untuk keperluan optimalisasi PLTMH, dampak positipnya untuk mengembangkan sektor perekonomian masyarakat setempat. Berikut gambar kegiatan optimalisasi PLTMH yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Gambar 8. Optimalisasi Pengoperasian PLTMH dengan Memanfaatkan Energi Untuk Kegiatan Masyarakat Konsumsi daya untuk ketiga kegiatan tersebut dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini, 6

Tabel 2. Konsumsi Daya Untuk Kegiatan Optimalisasi PLTMH Berbasis Masyarakat No. Jenis Kegiatan Jam Operasi Faktor Daya Konsumsi Daya (cos p) 1 Bengkel & Pertukangan 08.00 sampai 0,8 4500 17.00 2 Pengisian Air Minum Gallon 07.00 sampai 0,8 2250 isi ulang 19.00 3 Mesin Pengering Lada 08.00 sampai 0,8 14500 17.00 TOTAL KONSUMSI DAYA 21250 WATT ANALISIS DATA OPTIMALISASI Setelah adanya konsumsi daya untuk kegiatan Optimalisasi PLTMH maka dapat diperoleh rasio pembebanan PLTMH pada siang hari dan malam hari sebagai berikut: Untuk konsumsi energi listrik jam 07.00 setiap jamnya bertambah beban sebesar 2250 watt. Untuk konsumsi energi listrik dari jam 08.00 sampai 17.00 setiap jamnya bertambah beban sebesar 21250 watt. Sedangkan untuk konsumsi energi dari jam 17.00 sampai 19.00 setiap jamnya bertambah beban sebesar 4500 watt. Jadi secara keseluruhan pemakaian energi listrik PLTMH rata-rata per hari menjadi sebagai berikut: Tabel 3. Pemakaian Energi Listrik PLTMH Rata-rata per Hari Setelah Kegiatan Optimalisasi Pemakaian Energi Listrik PLTMH Rata-rata per Hari Jam 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 Konsumsi Daya 17025 17024 17026 20230 20020 17050 12785 23373 22525 22530 22526 22555 Jam 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 Konsumsi Daya 23000 22795 22525 22500 23785 15850 29070 27650 28050 28025 27750 20350 Beban rata-rata harian adalah: Jumlah pemakaian sehari dibagi 24 jam = 526019/24 jam= 21917,4583 watt/jam. Rasio daya beban terhadap daya pembangkit adalah 21917,4583/32000 = 0,6849. Dalam bentuk grafik beban rata-rata harian adalah sebagai berikut: Grafik Beban Harian Rata-rata setelah Optimalisasi Daya terpakai (Watt) 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Jam per Hari Series1 Gambar 9. Grafik Beban Harian Rata-rata setelah Optimalisasi KESIMPULAN Dari teori dan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa Optimalisasi Pengoperasian PLTMH Berbasis Masyarakat di Bangkabelitung tersebut dapat bermanfaat baik dari sisi teknis maupun ekonomis. Dari sisi teknis upaya tersebut dapat meningkatkan rasio daya beban terhadap pembangkit dari 0,3936 menjadi 0,6849; dapat meningkatkan beban 7

harian rata-rata dari 12594,5417 watt/jam menjadi 21917,4583 watt/jam. Sedangkan dari sisi ekonomis program tersebut dapat membangkitkan beberapa sektor ekonomi produktif berupa: a. Kegiatan bengkel dan pertukangan; b. Pengisian air minum gallon isi ulang dan; c. Mesin Pengering Lada. Sehingga dengan dua manfaat itu dapat meningkatkan Optimalisasi Pengoperasian PLTMH. DAFTAR PUSTAKA Muchlison, 1993, Pengembangan Sumber Energi Mikrohidro di Indonesia, Lokakarya ASEAN Energi Non Konvensional dan Terbarukan, Bandung. Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional PT. Mitraplan Kons., (2012), Laporan Akhir: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pengelolaan Pemerintah Di Bidang Energi Baru Dan Terbarukan, Kemenenterian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Saleh, D. Z., (2009), "Bluprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025", Kemenenterian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Saleh, D. Z., (2009), "Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan 2010 s.d. 2014 ", Kemenenterian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Sabdullah, M. dan Team, (2012), Buku Panduan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, PT. Mitraplans Kons Sabdullah, M., (2010), Dasar Konversi Energi Elektrik, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Sulasno, (2009), Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan, Graha Ilmu, Yogyakarta UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi Warsito, S 2005, Studi Awal Perencanaan Sistem Mekanikal dan Kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan Universitas Diponegoro Zuhal, 1993, DasarTeknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta 8