BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Susanti Indradjaja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kaum perkotaan maupun pedesaan. Segala macam aktifitas manusia pada saat ini membutuhkan energi listrik untuk membantu memperlancar jalannya aktifitas tersebut. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat populasi penduduk Indonesia maka permintaan akan energi listrik pun semakin meningkat. Pada saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkembang dengan sangat lambat bila dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan energi lain. Berdasarkan data pusat statistik pada rentang tahun menunjukkan bahwa PLTA hanya mengalami kenaikan sebesar 300 MW selama rentang waktu tersebut. PLTU yang pada tahun 2007 menghasilkan energi sebesar 7114 MW, mengalami kenaikan sebesar hampir dua kali lipat pada rentang waktu 5 tahun menjadi sebesar MW (BPS, 2011). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa masih belum maksimalnya pemanfaatan energi air untuk dijadikan pembangkit listrik. PLTA merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian diubah menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, 1

2 disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan. 1.2 Rumusan Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di Indonesia, masih memusatkan perkembangan nya di kota-kota besar. Oleh sebab itu pemerintah masih seringkali lalai dalam memperhatikan perkembangan daerah pedesaan yang pada dasarnya mempunyai sumber daya alam yang potensial tapi belum dikelola secara maksimal. Energi listrik seperti yang kita ketahui semua merupakan elemen vital dalam perkembangan suatu negara. Apabila energi listrik pada suatu negara tidak tercukupi dengan baik, maka akan menimbukan masalah baru untuk negara tersebut. Di Indonesia, energi listrik dikelola oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara). Akibat dari perkembangan yang tidak merata maka masih banyak daerah-daerah di pedesaan yang belum teraliri listrik dengan maksimal yang dikarenakan berbagai alasan dan kendala. Salah satu dari alasan terebut adalah lokasi daerah tersebut yang jauh dari perkotaan, contoh nya daerah pegunungan. Dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kecamatan Kubu Tambahan, Buleleng, Bali, maka ketersediaan energi listrik memiliki peranan yang besar. Ketersediaan listrik di desa tersebut sebagai salah satu bentuk energi yang siap pakai akan mendorong peningkatan produktivitas dan kegiatan ekonomi baru, peningkatan sarana pendidikan dan kesehatan dan peningkatan lapangan kerja baru. Oleh karena itu, untuk memfasilitasi energi listrik di wilayah sekitar desa Kubu Tambahan, Buleleleng, Bali yang terletak di daerah pegunungan ini, upaya yang tepat untuk dilakukan adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM). Fasilitas PLTM Tukad Daya terdiri dari bangunan bendung, bangunan pengambilan, 2 bak pengendap pasir, saluran pembawa, 2 kolam penenang, 2 pipa pesat, 2 turbin dan saluran pembuang. 2

3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah merencanakan bangunan air pada pembangunan PLTM Tukad Daya di Kabupaten Buleleng Bali dengan rincian sebagai berikut : a. Perencanaan bangunan pengambilan (intake) b. Perencanaan bangunan pengendap pasir (sandtrap) c. Perencanaan saluran pembawa (waterway) d. Perencanaan kolam penenang (forebay) e. Perencanaan pipa pesat (penstock) f. Perencanaan pipa hisap g. Perencanaan saluran pembuang (tailrace) Selain perencanaan bangunan air di atas juga direncanakan pemilihan jenis turbin berdasarkan head (beda tinggi), debit rencana (Q rencana ) dan energi terbangkitkan. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam perencanaan bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Tukad Daya ini adalah sebagai berikut : a) Analisis frekuensi dilakukan dengan menggunakan software Excel b) Analisis ketersediaan air (Q rencana ) digunakan model Mock dengan cara estimasi besarnya debit rerata aliran sungai untuk periode tengah bulanan. c) Untuk desain pintu pengambilan, kolam pengendap, saluran pembawa, kolam penenang, dan pipa pesat menggunakan acuan Manual Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. 1.5 Lokasi Studi PLTM Tukad Daya direncanakan terletak di Kecamatan Kubu Tambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Di lokasi studi ini mengalir sungai Tukad Daya. Kondisi DAS (Daerah Aliran Sungai) Tukad Daya berupa perkebunan 3

Kubu Tambahan c) Kabupaten : Buleleng d) Provinsi : Bali Lokasi studi rencana PLTM Tukad Daya,

4 milik rakyat. Di lokasi tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai PLTM. Lokasi PLTM secara administratif adalah sebagai berikut : a) Desa : Bontihing b) Kecamatan : Kubu Tambahan c) Kabupaten : Buleleng d) Provinsi : Bali Lokasi studi rencana PLTM Tukad Daya, Kabupaten Buleleng ini disajikan pada Gambar 1.1. Sungai Tukad Daya Gambar 1.1. Lokasi Penelitian PLTM Tukad Daya 4

5 Gambar 1.2. Skema PLTM Tukad Daya 5

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam