BAB I PENDAHULUAN. menjadi tidak baik dan menimbulkan konflik. Dan sahabat juga harus berani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB IV PENUTUP. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok, dan liukan badan merupakan fokus gerak

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia itu pastilah mempunyai KAHAYANG (keinginan), mulai

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

3. Karakteristik tari

BAB V PENUTUP. perawan tua dan divisualisasikan melalui gerak ketubuhannya menurut apa

TEKNIK GERAK BODY CONTACT PADA KARYA TARI GREGET NYALAMI

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB IV PENUTUP. suatu biara atau tempat ibadah. 1 Biarawati memilih untuk hidup selibat

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB V KESIMPULAN. atau gangguan jiwa, dalam karya ini kegilaan tersebut di kemas dengan lebih

MENGUNGKAP NILAI PERJUANGAN MELALUI KETERBATASAN RUANG GERAK DALAM KARYA STRUGGLE

MATERI PENYUSUNAN KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB 5 KONSEP DESAIN. kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian menjadi salah satu karakter dalam film animasi yang penulis buat.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

Musik Pendidikan Anak Berkebutuhan 2 PTM 311 Khusus (ABK) 21.

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. M. Tresidder, The Handbook Of Love (Yogyakarta: Lotus, 2003), 03. 2

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

Kata Kunci : In Control, Keseimbangan, Liris

SEKARTAJI. Kata Kunci: Karakter, Tokoh, dan Sekartaji

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap

Kini harun hanyalah seorang lelaki petualang ulung yang menciptakan bahagianya sendiri, seorang lelaki yang tak pernah lelah akan mencari sebuah arti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sahabat itu bagaikan api, cahayanya bisa menerangi ruang gelap disekitarnya. Akan tetapi jika api itu tidak dikendalikan dengan baik, maka api tersebut bisa membawa dampak buruk, seperti kebakaran. Perumpamaan tersebut dimaksudkan sebagai sebuah analogi dari suatu jalinan persahabatan antar dua orang atau lebih. mengatakan : Dalam buku Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain Hubungan itu disatu sisi mempunyai nilai positif dalam setiap personalnya, seperti; ingin mempunyai kemauan untuk menilai diri sendiri dan bersikap realistik yang bersedia menilai diri apa adanya tentang kelebihan maupun kekurangan, bersikap dan berperilaku mandiri dalam cara berfikir, bertindak maupun mengambil keputusan, bijaksana, suka menolong, dan sebagainya.disisi lainnya ada muatan negatif, seperti; gampang tersinggung, berbohong, bersikap memusuhi segala bentuk otoritas, sering mengkritik, mencemooh orang lain tanpa mau bercermin dan melihat seperti apa dirinya sendiri, egois, dan sebagainya. ( Dale Carnegie hal 1-8). Dengan demikian, maka menjalin persahabatan itu harus didasari dengan niat dan sikap yang baik karena akan membawa suasana kehangatan, seperti tumbuhnya rasa solidaritas, toleransi, dan sebagainya. Akan tetapi jika dalam persahabatan ada suatu niat dan sikap tidak baik, misalnya seperti sering berdusta, licik, berkhianat, hal tersebut akan mengakibatkan hubungan yang menjadi tidak baik dan menimbulkan konflik. Dan sahabat juga harus berani mengatakan sesuatu yang sebenarnya jika temannya itu mempunyai kesalahan.

Berkaitan dengan hal itu, Dale Carnegie dalam bukunya yang berjudul Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain mengatakan bahwa: Tindakan tampaknya mengikuti perasaan, padahal sebenarnya tindakan dan perasaan berjalan bersama dan dengan mengatur tindakan. Yang berada dibawah kontrol langsung dari kehendak, kita bisa secara tidak langsung mengatur perasaan kita, yang tidak kita kendalikan langsung ( Dale Carnegie 1995 : 118). Inti semua dari yang diatas itu merupakan suatu acuan / inspirasi bagi penata sebagai konsep untuk membuat suatu karya tari. Mungkin ide garap yang akan penata angkat ini sederhana, tetapi penata ingin membuktikan dengan suatu karya tari yang luar biasa dengan keunikan yang dimilikinya. Membuat suatu karya tari mengalami tentu saja harus selalu melakukan proses keatif, atau disebut pengolahan materi, yang akhirnya akan menghasilkan sebuah karya tari sesuai dengan tema dan kehendak yang diinginkan oleh penata. Proses penciptaan karya seni ini melalui beberapa tahapan seperti eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Pengalaman dalam bereksplorasi penata dapatkan semenjak duduk di bangku SMKN 10 Bandung jurusan seni Tari. Lalu melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung jurusan Seni Tari yang ter diri dari berbagai jenjang studi seperti adanya teori dan berbagai macam praktik tari. Salah satu mata kuliah yang penata sukai yaitu mata kuliah praktik komposisi tari. Meskipun dalam mengikuti proses perkuliahan komposisi tari banyak mengalami kendala, tetapi hal tersebut menjadi motivasi penata agar lebih bersemangat dan lebih rajin lagi untuk berproses kreatif.

Di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung khususnya jurusan Tari menetapkan tiga pilihan minat utama yaitu; Pengkajian, Penyajian Tari, dan Penciptaan Tari. Penata mengambil minat utama Penciptaan Tari, karena ternyata menjadi seorang koreografer tariitu tidaklah mudah, tetapi harus memiliki potensi disertai wawasan yang luas. Tetapi hal tersebut menjadi sebuah tantangan untuk penata membuat danmenampilkan suatu karya tari yang baru dan berbeda dari yang lain. Garapan tari yang akan penata angkat sebagai bahan Ujian Akhir bersumber dari sebuah novel yang berjudul Lovasket ditulis oleh Luna Torashyngu. Menceritakan lima orang remaja yang bersahabat dan ada salah satu diantara mereka yang ayahnya telah dituduh melakukan korupsi dan harus dipenjara. Lalu dia kehilangan segalanya, bahkan dikeluarkan dari sekolahnya. Dia merasa tidak ada gunanya punya temen lagi, karena terbukti teman-teman hanya mendampingi saat dia berada pada puncak hidupnya. Dan sekarang disaat terpuruk teman-temannya menjauhinya. Terinspirasi dari cerita tersebut untuk bahan Tugas Akhir penata berkeinginan membuat sebuah garapan tari dengan tema pengkhianatan terhadap teman. Tema tersebut menceritakan ketika individu menolong temannya sendiri yang dijatuhkan oleh temannya, dan dengan tidak sengaja ketika dalam melakukan permainan seseorang itu menyenggolnya sampai jatuh, lalu dia marah. Setelah itu mereka hanya bisa menertawakannya ketika individu itu terpuruk. Sabar dan ikhlas adalah tindakan mulia yang harus dilakukan ketika dikhianati oleh temannya sendiri. Itulah pesan moral dalam karya tari ini yaitu sabar ketika dikhianati oleh teman sekitarnya.

Berdasarkan konsep yang telah diuraikan di atas, maka garapan tari untuk ujian tugas akhir ini diberi judul Sensibel.Arti Sensibel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sadar akan yang baik dan yang buruk. Mengapa penata mengambil judul Sensibel karena mengambil dari nilai moral seperti kita harus sadar mana yang harus dilakukan yaitu kita harus sabar ketika kita dikhianati oleh teman sendiri, dan sadar yang harus ditinggalkan seperti sikap pengkhianatan dalam pertemanan. Untuk mewujudkannya, maka penata melihat peluang garap yang bisa dilakukan yaitu dalam bentuk garap tipe Tari Dramatik yang akan dituangkan dalam penciptaan tari non Tradisi. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan konsep garap di atas, maka beberapa masalah dalam penciptaan tari ini selanjutnya dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana isi yang diwujudkan dalam sebuah karya tari yang diberi judul Sensibel? 2. Apa nilai simbol yang terkandung di dalam karya tari Sensibel ini? C. TUJUAN PENCIPTAAN Karya Penciptaan Tari Sensibel ini terinspirasi dari novel yang berjudul Lovasket yang dituangkan dalam karya tari inidengan harapan menjadi sosok sahabat yang sabar dan tegar ketika kita dikhianati oleh sahabat sendiri. Adapun yang menjadi tujuan dari garapan penciptaan tari ini adalah sebagai berikut: 1. Tercapainya perwujudan konsep isi ke dalam bentuk karya tari yang berjudul Sensibel.

2. Tercapainya kandungannilai simbolterkandung dalam garapan tari tersebut. D. TINJAUAN PUSTAKA Penciptaan Karya Tari berjudul Sensibel merupakan sumber garapan yang diambil dari suatu novel berjudul Lovasket yang menceritakan ada lima orang bersahabat dan ada salah satu dari mereka yang kena masalah keluarga sehinga dia dijauhkan secara tidak langsung. Lalu penata terinspirasi sehingga menuangkan dalam suatu karya tari dengan titik fokuskan pengkhianatan dalam hubungan pertemanan. Untuk menghindari terjadinya penjiplakan karya seni, maka penata melakukan tinjauan sumber terhadap beberapa hasil karya tari yang sudah digarap oleh pencipta tari sebelumnya.dalam upaya melakukan pendalaman dan pengembangan terhadap sumber ide maka penata berusaha mencari berbagai sumber meliputi sumber literer maupun sumber kinetik yang bertujuan membangun suatu kerangka garap yang telah diinginkan. Ada beberapa sumber yang dijadikan suatu rujukan dalam konsep garap ini seperti : 1. Skripsi karya seni penciptaan tari Yanti yang berjudul TIRAI, lulus tahun 2005, Jurusan Tari STSI Bandung. Dalam karya Yanti yang berjudul TIRAI yaitu tentang persahabatan yang dihancurkan oleh cinta. Persahabatan yang dulu saling percaya, saling terbuka, saling setia tetapi hancur oleh pihak ketiga yaitu laki-laki yang jatuh cinta pada lelaki salah satu di antara mereka, tetapi keduanya mencintai kedua

laki-laki yang sama. Ternyata cinta lebih berkuasa daripada persahabatan.kedua orang yang bersahabat tersebut akhirnya berakhir tragis, salah satunya merasakan kekecewaan yang sangat mendalam karena harus kehilangan wanita yang dicintainya, dan persahabatan mereka telah hancur. 2. Skripsi karya seni penciptaan tari berjudul Choice karya Devi, lulus tahun 2011, Jurusan STSI Bandung. Dalam Karya tari berjudul Choice inipergaulan anak-anak remaja yang berada di lingkungan bebas, seperti adanya drugs (obat-obatan terlarang), free sex (sex bebas) dan kenakalan remaja lainnya. Lingkungan tentu dapat mempengaruhi diri seseorang dimana ia berada, namun dalam garapan ini penatanya memutuskan untuk tidak ikut terpengaruh dan memilih pergi dari lingkungan tersebut. Bentuk garap pada karya tari Choice yaitu garap tari non tradisi. Namun demikian, penyadari atas keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penata maka diperlukan beberapa sumber literatur sebagai sumber acuanatau rujukan dalam pengembangan wacana akademiknya,antara lain : 1. Buku yang berjudul Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain karya Dale Carnegie, terbit tahun 1995 Isi buku ini membahas tentang bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain, teknik teknik dasar dalam menangani manusia, cara cara membuat orang lain menyukai anda, cara bagaimana memikat orang lain mengikuti

cara berfikir anda, dan jadilah pemimipin bagaimana mengubah oranglain tanpa menyinggung atau membangkitkan kamarahan. 2. Novel yang berjudul Lovasket pengarang Luna Torashyngu, tahun 2007. Menceritakan ada 5 orang yang menjalani persahabatan, dan ada salah satu diantara mereka yang ayahnya telah dituduh melakukan korupsi dan harus dipenjara.lalu dia kehilangan segalanya, bahkan dikeluarkan dari sekolahnya.dia merasa tidak ada gunanya punya temen lagi, karena terbukti teman-teman hanya mendampingi saat dia berada pada puncak hidupnya.dan sekarang disaat terpuruk teman-temannya menjauhinya. 3. Dalam buku Seni Menata Tari (The Art of Making Dances), karya Dorris Humprey menjelaskan Seorang penata tari harus mempunyai sifat terbuka. Ciri pertama seorang penata tari potensial adalah pengetahuannya atau setidaknya keingin tahuannya yang besar akan tubuh manusia, dan pengetahuannya tentang keunikan dari setiap pribadi, dimulai dengan pribadinya sendiri yang harus benar-benar dia kenal. 4. Dalam buku koreografi karya F.X. Widaryanto menjelaskan Melalui proses garap seperti adanya tahap eksplorasi, tahap improvisasi, Dan tahap komposisi. Dari keseluruhan tahapan ini yang paling penting adalah proses penyatuannya dengan iringan karawitan. Adapun proses latihannya seperti tahap latihan sendiri, tahap latihan bersama penari, tahap latihan karawitan, tahap latihan bersama penari dan pemusik. 5. John Martin, The Modern Dance mengemukakan bahwa gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan di seluruh tubuh manusia untuk tetap dapat memungkinkan manusia hidup, tetapi gerak juga terdapat ekspresi dari segala pengamalan emosional manusia.

E. PENDEKATAN MODEL GARAP Garapan keseluruhan Karya Tari Sensibel ini menggunakan pendekatan garap ke Penciptaan Non Tradisi. Yang terdiri dari gerak gerak kontemporer. Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi dan gerak kontemporer termasuk kedalam kesenian non tradisional atau kesenian modern. Dalam buku Klasik, Kitsch, Kontemporer Sebuah Studi Tentang Seni Pertunjukan Jawa mengatakan bahwa : Kesenian non-tradisional, dalam beberapa bidang seni sering disebut kesenian modern, yaitu sebagai suatu bentuk seni yang penggarapannya didasarkan atas cita rasa baru di kalangan masyarakat pendukungnya. Cita rasa baru ini umumnya adalah hasil pembaruan atau penemuan (inovasi atau sebagai akibat adanya pengaruh dari luar dan bahkan sering pula ada yang bersumber dari cita rasa Barat. ( Jennifer Indsay 1991:40.) Pembahasan mengenai kontemporer itu menjadi sebuah inspirasi dalam membuat gerak pada karya ini. Tak lepas dari sisi gerak sehari hari yang sedang menjalani hubungan pertemanan itu sebagai inspirasi atau pacuan dalam membuat suatu gerak agar sesuai dengan konsep pada karya ini. F. RANCANGAN / SKETSA GARAP Rancangan sketsa garap ini penata terlebih dahulu melakukan eksplorasi. Dalam karya tari ini penata ingin menggunakan property yaitu bangku, bangkusebagai simbol dalam persahabatan yaitu jembatan. Bangku yang sebanyak tiga buah tetapi tidak ada berkaitan atau maksud pada konsep garapan tari ini. Panjangnya bangku ini pun berbeda-beda yang ada artinya yaitu penyampaian bahwa karakter tiap orang itu berbeda-beda. Dalam melakukan eksplorasi gerak penata selalu apresiasi melalui media audio visual yaitu film yang berjudulstep Up 1,2 maupun Step Up3, dan filmfilm dance lainnya, danmengapresiasi pertunjukan secara langsung agar

mendapatkan inspirasi untuk menambah gerak-gerak yang baru. Selain eksplorasigerak, tak lupa penata juga mengeksplorasi bangku yang harus memiliki makna dan tidak jauh berkaitan dengan konsep pada garapan karya tari ini. Karya tari ini digarap dalam bentuk tari kelompok dengan jumlah tiga penari perempuan. Ketiga penari perempuan ini tidak memiliki tinjauan filosofis atau tidak mempunyai simbol tertentu. Semua hanya semata-mata berfungsi memberikan kesan adanya pemisahan kelompok dua penari dengan satu penari menjadi dua pusat perhatian atau disebut focus. Seperti yang dikatakan Prof.Dr.Y.Sumandiyo Hadi pada buku Koreografi kelompok mengatakan : Koreografi atau komposisi kelompok dapat dipahami sebagai seni cooperative sesama penari; sementara koreografi dengan penari tunggal atau solodance, seorang penari lebih bebas menari sendiri. Dalam koreografi kelompok di antara para penari harus ada kerjasama, saling ketergantungan atau terkait satu sama lain. Masing-masing penari mempunyai pendelegasian tugas atau fungsi. Bentuk koreografi ini semata-mata menyadarkan diri pada keutuhan kerjasama antar penari sebagai pewujudan bentuk. ( Prof.Dr.Y.Sumandiyo 2003;1 ). Adapun rancangan sketsa garap pada penciptaan karya tari Sensibel Yaitu sebagai berikut : 1. Desain koreografi Struktur adegan yang akan diungkapkan dalam garapan Sensibel ini diawali dengan Gimik : menggambarkan suasana dari semua pengadegan terutama dari adegan konflik. Yang terdiri dari gerak sehari-hari seperti berjalan tegak dengan tempo pelan, lalu kedua penari berlari sambil memegang satu buah kursi lalu di bantingkan dengan ekspresi penuh dengan keemosian. Setelah itu ada beberapa gerak seperti bermain engkle diatas kursi tersebut, dan adanya gerakan

meluruskan kedua tangan yang berkaitan dengan saling mengisi dan kontras agar lebih memperindah gerakan. a. Adegan 1 : menggambarkan suasana bahagia, bahagia ketika mempunyai banyak sahabat, dan bahagia karena punya teman yang selalu mengisi kekurangan tetapi bukan kekosongan. Dalam adegan ini banyak menggunakan gerak yang rampak, kontras, dan saling mengisi. b. Adegan 2 : menggambarkan suasana berontak karena ketika satu orang sedang terpuruk teman yang disekitarnya hanya bisa menertawakannya.gerak lebih dominan dengan menggunakan gerak kontemporer dengan tempo yang cepat. c. Adegan 3 : menggambarkan suasana tenang karena menerima ketika dikhianati. Gerakan menyempurnakan bangku seperti posisi awal, lalu berjalan diatas bangku tersebut dengan tempo yang pelan, untuk menunjukan kelelahan karena tersakiti dan mencoba tegar, dan di adegan ini lebih banyak gerak diatas bangku dengan tempo yang berubah-rubah seperti pelan lalu sedang kemudian cepat. 2. Desain Musik Musik dan tari merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.musik dalam tari bukan hanya sekedar iringan, tetapi musik adalah partner tari yang tidak diiringi oleh musik dalam arti yang sesungguhnya, tetapi pasti diiringi oleh salah satu dari elemen dari musik. Dengan adanya musik akan dapat mengatur tempo dalam satu gerakan, memberikan suasana dalam tarian baik suasana sedih, gembira, tegang, ataupun marah.

Tanpa musik tentu saja akan terasa hambar, karena musik menjadi penegas maksud dari tiap adegan. Musik memang tidak bisa dilepaskan dari penggambaran suasana yang telah diekspresikan oleh para penari sehingga dapat memperkuat dan menjiwainya. Adapun alat musik yang digunakan pada konsep karya tari ini yaitu : - Bass - Gitar - Gender - Bedug - Flute ( Bangsing ) - Rebana Desain musik disini penata hanya ingin musik yang simple dan tidak banyak menggunakan beberapa alat musik, karena karya tari ini merupakan suatu karya tipe dramatik, pada tiap adegan dalam karya ini memiliki jenis musik yang berbeda. Seperti pada awalnya hanya ingin alat musik gender saja karena adegan awal ini hanya sebuah gimik jadi ingin diiringi musik yang tidak terlalu ramai. Lalu adegan kedua merupakan suatu konflik pada karya ini maka dari itu ingin semua alat musik yang digunakan dimainkan supaya adegan ini lebih terlihat karena didukung oleh musik. Pada adegan ketiga musik sunyi sepi hanya flute dan gender yang dimainkan dengan tempo mengikuti alur penari. 3. Desain Artistik Tari 3.1.Rias dan Busana Rias yang berfungsi untuk mempertajam suatu karakter yang akan dipergunakan dalam tata rias sesuai busana yang kita pakai dan juga disesuaikan dengan tema, sehingga menciptakan suatu keserasian dan keutuhan pada penari

tersebut. Tata rias yang digunakan hanya menggunakan make-up cantik.dan juga busana yang digunakan yaitu memakai baju terusan, hal ini sengaja disesuaikan dengan kepentingan tema yang diangkat sehingga menciptakan keselarasan dan keindahan bagi penarinya. 3.2.Properti Propertiyang digunakan dalam karya tari ini yaitu bangku.bangku sebanyak tiga buahsebagai symbol jembatan dalam hubungan persahabatan, yang dimana menjalankan pertemanan itu tidak harus membeda-bedakan seperti tidak harus cantik dan tidak harus kaya. Dengan bangku yang panjangnya berbeda-beda yang mempunyai makna dalam setiap bangku tersebut memiliki berbeda karakter karena karakter setiap orang itu berbeda-beda. Penata juga berusaha menyeimbangi struktur gerak dengan mengolah properti yang telah digunakan oleh penari. 3.3 Setting Proscenium adalah panggung yang dipilih dan digunakan penata untuk mempertunjukan suatu karya ini. Pemilihan jenis panggung ini disesuaikan dengan kebutuhan garapan yakni panggung proscenium ini memiliki arah pandang hanya satu arah ke depan yang memiliki jarak antara pelaku dan penonton. Penata menggunakan property bangku yang telah tersedia di panggung. Bangku disini tidak hanya dipakai sebagai property saja tetapi digunakan sebagai setting panggung yang dipresentasikan lewat gerak penari diatas bangku yang dijajarkan menandakan sedang bermain diatas sebuah jembatan. 3.4 Lighting Lighting sebagai kekuatan dalam pertunjukan tari.lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini fungsi adanya lighting sebagai menerangi

panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab tanpa adanya cahaya maka suatu pertunjukan tidak akan terlihat. Sesuai dengan konsep garap ini akan menggunakan lighting dengan filter berwarna full colour agar konsep garap terlihat unsur dramatiknya.