III. METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit S. duplicatum, sampel air laut, kertas whatman no.1, HCL 1N, Phenolpthaelin, NaoH dan satu set reagen untuk menganalisis fospat dan nitrat (Lampiran 4). 1.2 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bambu ukuran 200cm dan 300cm, tali tambang, waring tabung, waring rakit, tali rafia, timbangan, ember, botol air mineral 1,5 Liter, salt hand refractometer, botol erlenmeyer, ph meter elektrik, keping secchi, termometer, gunting, pisau, kamera, GPS (Global Positioning System) dan alat tulis (Lampiran 4). 1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Nusakambangan Timur Cilacap Kabupaten Cilacap dengan kordinat lintang 7 o 45 46. 16 S dan bujur 109 o 02 11. 50 T (Gambar 3.1) yang dilakukan selama ± 2 bulan. Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian (X, lokasi penelitian). Sumber: LAPAN Deputi Bidang Penginderaan Jauh, 2014 7
2. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Faktorial dengan tiga kali ulangan. Adapun perlakuanperlakuan yang dicobakan adalah sebagai berikut: Faktor A adalah Sistem Waring terdiri dari: A1 = Waring Tabung A2 = Waring Rakit Faktor B adalah bobot rumput laut terdiri dari : B1 = 25 gram B2 = 50 gram B3 = 75 gram Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan yang dicobakan sebagai berikut: A1B1, A1B2, A1B3, A2B1, A2B2, A2B3. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga terdapat 18 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah variabel bebas dari variabel tergantung. Variabel bebas adalah sistem penanaman dan bobot rumput laut. Variabel tergantung adalah pertumbuhan rumput laut S. duplicatum. Parameter utama adalah bobot rumput laut S. duplicatum. Sedangkan parameter pendukung adalah suhu, ph, salinitas, nitrat, fospat, dan kecerahan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap 7, 14, 21, 28, dan 35 hst. Tujuan dilakukannya pengamatan pertumbuhan rumput laut adalah melihat perubahan dan bobot rumput laut naik atau turun. 8
3. Bagan Alir Penelitian 3.1 Bagan Alir Penelitian Sistem Penanaman rumput laut di Nusakambangan Waring Tabung Waring Rakit 25 gram 50 gram 75 gram 25 gram 50 gram 75 gram Faktor Lingkungan Salinitas ph Kecerahan Nitrat Fospat Temperatur Pertambahan bobot Pertumbuhan rumput laut di Waring Tabung Pertambahan bobot Pertumbuhan rumput laut di Waring Rakit Uji F Bobot yang terbaik Sistem penanaman terbaik Interaksi bobot dan sistem Uji BNT Pertumbuhan tertinggi rumput laut Sargassum duplicatum yang ditanam menggunakan sistem waring dengan bobot yang sesuai di Pantai Nusakambangan Timur Cilacap 4. Cara Kerja 4.1 Tahap Persiapan Lahan untuk budidaya terletak di Pantai Nusakambangan Timur, Cilacap. Bibit rumput laut S. duplicatum diambil dari Karang Bolong, Cilacap. Rumput laut diambil yang segar dan dicuci dengan air laut, bibit kemudian ditimbang bobot awal 25 gram, 50 gram dan 75 gram. Waring tabung dibuat dengan rangka besi, Rakit ukuran 200x300 cm sebanyak 3 buah untuk menempatkan waring tabung. Waring rakit 9
terbuat dari bambu sebanyak 3 buah, Rakit dengan ukuran 250x150 cm yang sudah dipasang pada kerangka bambu, digunakan dengan metode apung. 4.2 Tahap Penanaman 4.2.1. Waring Tabung (Gambar 3.2 ) 1. Rakit dengan ukuran 200x300 cm sebanyak 3 buah dan Waring tabung sebanyak 45 buah disiapkan. 2. Waring tabung diikatkan pada rakit dengan jarak antar waring tabung dan waring tabung lainnya 50cm. 3. Rumput laut ditimbang dengan bobot 25 gram, 50 gram dan 75 gram, masing-masing sebanyak 15 buah. 4. Tiap waring tabung kemudian diisi satu ikat rumput laut S. duplicatum (satu titik tanam), 1 waring tabung untuk perlakuan A1B1, 1 waring tabung untuk perlakuan A1B2, 1 waring tabung untuk perlakuan A1B3. Waring tabung diikatkan pada rakit dengan jarak antar waring tabung dan waring tabung lainnya 50 cm. 4.2.2. Waring Rakit (Gambar 3.3 ) Gambar 3.2 Waring Tabung 1. Rakit dengan ukuran 250 x 150 cm sebanyak 3 buah disiapkan. 2. Bibit rumput laut yang sudah ditimbang dengan berat 25, 50, dan 75 gram. Kemudian diikat dengan tali rafia, sejumlah 15 titik tanam (5 titik untuk 25 gram, 5 titik untuk 50 gram dan 5 titik untuk 75 gram). Kemudian diikat pada mata rakit dengan jarak tanam 30 cm. Tiap sudut 10
3. Jaring diberi pelampung sehingga rakit tidak tenggelam dan rakit diikatkan pada pancang yang sudah ditanam di Pantai Nusakambangan Timur Cilacap (Gambar 3.3). Gambar3.3 Waring rakit 4.3 Pemeliharaan Dilakukan penyiangan terhadap rumput laut dari tanaman lain atau kotoran yang menempel pada rumput laut. Pemeliharaan dilakukan secara berkala setiap tujuh hari sekali. 4.4 Pengukuran Pertumbuhan Pertumbuhan diamati dengan menimbang bobot S. duplicatum. Caranya sampel tanaman diambil untuk masing-masing perlakuan ditimbang. Pengambilan sampel ini diulang sebanyak 3 kali. Data penimbangan (Lampiran 1) dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut: Rumus Bobot Talus W G t t 2 2 W t keterangan : 1 t1 g / hari G = Pertumbuhan (g/hari) W t1 = Berat rumput laut pada umur t 1 (g) W t2 = Berat rumput laut pada Umur t 2 ( g) t 1 = Waktu pengambilan sampel ke-1 t 2 = Waktu pengambilan sampel ke-2 (Sumber: Widyartini dan Insan, 2007) 11
4.5 Pengukuran suhu air Termometer Celcius dicelupkan ke dalam perairan sekitar 3 atau 5 menit, setelah itu termometer diangkat dan langsung dibaca skalanya tanpa tersentuh oleh tangan, kemudian suhu yang teramati dicatat. 4.6 Pengukuran salinitas Pengukuran salinitas dilakukan menggunakan hand refraktometer, dengan cara meneteskan air laut pada kaca refraktometer, kemudian dilihat skala salinitasnya dan dicatat. 4.7 Pengukuran derajat keasaman (ph) Pengukuran derajat keasaman (ph) dilakukan menggunakan ph digital, dengan cara masukan batang ph digital ke dalam air, ditunggu sesaat, ketika sudah muncul angkat yang stabil kemudian dicatat. 4.8 Pengukuran kecerahan Pengukuran kecerahan dilakukan menggunakan keping Secchi disk diturunkan ke dalam badan air hingga tidak nampak, kemudian diukur dengan meteran sebagai nilai x. Secchi disk diturunkan ke dalam badan air, kemudian diangkat perlahan mulai nampak lagi, lalu diukur sebagai nilai y, kemudian dihitung dengan rumus. 4.9 Pengukuran Nitrat Pengukuran kandungan nitrat dilakukan dengan menggunakan metode spektofotometri yaitu sampel air sebanyak 50 ml disaring menggunakan kertas Whatman No.1.Setelah disaring dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml. Sampel air 50 ml ditambahkan 1 ml HCl 1 N kemudian digoyang-goyangkan hingga homogen. Kandungan nitrat air sampel diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 220 nm, kemudian hasil yang diperoleh dicatat. 4.10 Pengukuran fosfat Pengukuran fosfat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri yaitu sampel air sebanyak 50 ml disaring menggunakan kertas Whatman No. 1. Setelah disaring dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml. Setelah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 50 ml lalu ditambahkan 1 tetes indikator Phenolpthaelin dan ½ tetes NaOH sampai berwarna merah muda kemudian ditambahkan 8 ml reagen campuran, tunggu 5 menit. Kandungan fosfat air sampel diukur menggunakan 12
spektrofotometer dengan panjang gelombang 880 nm, kemudian hasil yang diperoleh dicatat. 5. Metode Analisis Data bobot rumput laut S. duplicatum yang diperoleh, dianalisis menggunakan adalah Uji F dengan taraf kepercayaan 95%, karena hasilnya berpengaruh nyata maka dilanjutkan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. 13