II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 7 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi 1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah limbah medium tanam jamur P. sajor-caju dan A. auricula dari Agro Jamur Pabuwaran, limbah batik dari industri batik Anto Djamil di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan akuades Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah ph meter digital, gelas ukur 250 ml, labu Erlenmeyer, beaker glass, alumunium foil, termometer, tabung reaksi, pisau, kantong plastik, pinset, tissue, karet, kertas label, kotak kaca berukuran 60 x 50 x 30 cm, spektrofotometer (UV-VIS, Shimadzu) dan timbangan analitik. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi-Fitopatologi serta Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penelitian dilakukan selama 5 bulan, dari bulan Agustus - Desember B. Metode Penelitian 1. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan split plot design. Perlakuan yang dicobakan yaitu lama waktu kontak sebagai main plot dan jenis limbah medium

2 8 tanam P. sajor-caju dan A. auricula sebagai sub plot. Lama waktu kontak (W), terdiri atas lima taraf yaitu: W1 : waktu kontak 24 jam (1 hari). W2 : waktu kontak 72 jam (3 hari). W3 : waktu kontak 120 jam (5 hari). W4 : waktu kontak 168 jam (7 hari). W5 : waktu kontak 216 jam (9 hari). Penggunaan jenis limbah medium tanam jamur (B), terdiri atas dua taraf: B1 : limbah medium tanam P. sajor-caju B2 : limbah medium tanam A. Auricula Kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut: W1B1= waktu kontak 24 jam menggunakan limbah medium tanam P. sajor-caju. W2B1= waktu kontak 72 jam menggunakan limbah medium tanam P. sajor-caju. W3B1= waktu kontak 120 jam menggunakan limbah medium tanam P. sajor-caju. W4B1= waktu kontak 168 jam menggunakan limbah medium tanam P. sajor-caju. W5B1= waktu kontak 216 jam menggunakan limbah medium tanam P. sajor-caju. W1B2= waktu kontak 24 jam menggunakan limbah medium tanam A. auricula. W2B2= waktu kontak 72 jam menggunakan limbah medium tanam A. auricula. W3B2= waktu kontak 120 jam menggunakan limbah medium tanam A. auricula. W4B2= waktu kontak 168 jam menggunakan limbah medium tanam A. auricula. W5B2= waktu kontak 216 jam menggunakan limbah medium tanam A. auricula. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. 2. Variabel dan parameter Variabel yang diamati berupa variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebasnya adalah jenis limbah medium tanam jamur dan waktu kontak,

3 9 sedangkan variabel tergantungnya adalah kemampuan dekolorisasi limbah medium tanam jamur terhadap limbah batik. Parameter utama yang diamati adalah persentase dekolorisasi limbah batik, sedangkan parameter pendukungnya adalah kualitas limbah berupa pengukuran ph serta suhu pada awal dan akhir perlakuan. 3. Cara Kerja 3.1. Persiapan limbah medium tanam jamur Limbah medium tanam yang digunakan yaitu medium tanam P. sajor-caju yang telah mengalami lima kali panen dan medium tanam A. auricula yang telah mengalami dua kali panen. Limbah tersebut diperoleh dari Agro Jamur Pabuwaran, Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah Persiapan limbah batik Limbah batik yang digunakan adalah limbah cair batik jenis indigosol blue yang ditampung secara langsung dari hasil proses pencucian batik. Limbah tersebut diambil dari industri batik Anto Djamil di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Perlakuan dekolorisasi limbah batik Perlakuan dekolorisasi limbah batik menggunakan kotak kaca dengan perbandingan limbah medium tanam jamur dan volume limbah sebesar 1 : 2. Sebanyak sepuluh potongan limbah medium tanam P. sajor-caju dengan berat masing-masing 50 g dimasukkan ke dalam kotak kaca kecil yang berukuran 15 x 15 x 30 cm. Setelah itu, dimasukkan limbah batik sebanyak 1000 ml dengan konsentrasi 100%. Sampel diinkubasi dalam keadaan statis pada suhu ruang selama 24 jam, 72 jam, 120 jam, 168 jam dan 216 jam. Kemudian dengan cara yang sama, hanya mengganti limbah medium tanam

4 10 P. sajor-caju dengan limbah medium tanam A. auricula Pengamatan persentase dekolorisasi warna limbah batik Penentuan panjang gelombang maksimum yang digunakan (Purnama dan Setiati, 2004) Panjang gelombang yang digunakan untuk pengukuran dekolorisasi ditentukan dari pengukuran sampel limbah batik menggunakan UV-VIS spektrofotometer 1240 (Shimadzu) pada panjang gelombang antara nm. Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi terbesar merupakan panjang gelombang maksimum yang kemudian digunakan dalam pengukuran absorbansi limbah batik pada setiap perlakuan Penentuan persentase dekolorisasi (Rani et al., 2011) Pengukuran absorbansi dilakukan di setiap ulangan pada masingmasing interval variasi lama waktu pemaparan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Sebanyak 5 ml sampel sisa limbah batik yang telah mengalami dekolorisasi dan telah dipisahkan dari padatannya. Diambil supernatanya kemudian diukur absorbansinya menggunakan UV-VIS spektrofotometer 1240 (Shimadzu) dengan panjang gelombang yang diperoleh dari hasil penentuan panjang gelombang maksimum sebelumnya (3.4.1). Persentase dekolorisasi diukur menurut rumus sebagai berikut: % Dekolorisasi = Absorbansi awal - Absorbansi akhir Absorbansi awal x 100% 3.5. Pengukuran kualitas limbah batik Pengukuran derajat keasaman atau ph (SNI 2004; ) Nilai ph diukur menggunakan ph meter digital sebelum dan sesudah perlakuan. Bagian elektroda ph meter digital dikeringkan menggunakan

5 11 tissue kemudian dicelupkan ke dalam akuades dan dikeringkan kembali menggunakan tissue. Pengukuran ph dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke dalam kotak kaca perlakuan sampai menunjukkan nilai konstan. Nilai ph limbah batik setelah dekolorisasi diukur menggunakan ph meter, nilai yang tercantum pada ph meter merupakan nilai ph medium yang diukur Pengukuran suhu (SNI 2005; ) Suhu diukur sebelum dan sesudah perlakuan, dengan cara mencelupkan termometer ke limbah batik di dalam kotak kaca perlakuan yang berisi limbah batik selama beberapa menit sampai menunjukkan angka konstan. C. Metode Analisis Data persentase dekolorisasi yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis ragam (uji F), dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Kemudian data yang menunjukkan berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan (Steel dan Torrie, 1993).