121 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Penentuan urutan prioritas usulan program pemeliharaan berkala eksisting, didasarkan pada kriteria Kondisi Ruas Jalan dan kriteria Lalulintas Harian Rata Rata. Dari hasil pembahasan Tim Pembahas Dinas Prasarana Wilayah diusulkan 13 (tiga belas) ruas jalan yang masuk dalam daftar urutan prioritas usulan program pemeliharaan jalan yaitu ruas jalan Malino Bts. Cabdin Sinjai, Takkalala Cabange, Cabange Soppeng, Cabange Salaonro, Salaonro Pompanua, Salaonro Ulugalung, Jalan A. Yani (sidrap), Benteng Pariangan Barang Barang, Benteng Patori, Boro Bts. Bantaeng, Palangga Sapaya, Sapaya Bts. Jeneponto, dan ruas jalan Bts. Gowa Jeneponto. Berdasarkan evaluasi kondisi eksisting dengan menggunakan kriteria kondisi ruas jalan dan kriteria LHR, terjadi perubahan urutan prioritas usulan program pemeliharaan jalan eksisting yaitu ruas jalan Benteng - Patori menempati urutan pertama, kemudian ruas jalan Salaonro - Pompanua, Malino - Bts. Cabdin Sinjai, Palangga - Sapaya, Jalan A. Yani (sidrap), Sapaya - Bts.Jeneponto, Bts.Gowa - Jeneponto, Salaonro - Ulugalung, Cabange - Salaonro, Takkalala - Cabange, Cabange - Soppeng, Benteng Pariangan -
122 Barang Barang, dan ruas jalan Boro Bts. Bantaeng. Dengan demikian urutan prioritas pada kondisi eksisting hanya merupakan daftar usulan pemeliharaan jalan bukan merupakan daftar urutan prioritas pemeliharaan jalan. 2. Parameter yang digunakan pada metode pembobotan, disusun berdasarkan tujuan dan sasaran renstrada yang sesuai dengan program penanganan jalan, yaitu ; potensi komuditi unggulan, manfaat pemakai jalan, jumlah penduduk pengguna ruas jalan, jumlah fasilitas umum, peran serta masyarakat dalam pemeliharaan jalan, kondisi ruas jalan, lalulintas harian rata rata, dan jumlah trayek angkutan umum. Hasil pembobotan tingkat kepentingan kriteria, untuk kriteria kondisi ruas jalan 27,66%, lalulintas harian rata-rata 21,37%, potensi komuditi unggulan sebesar 15,86%, manfaat pemakai jalan 12,26%, trayek angkutan umum 9,60%, jumlah penduduk pengguna ruas jalan 5,56%, peranserta masyarakat 3,93%, dan kriteria jumlah fasilitas umum sebesar 3,76%. Pengambilan keputusan yang merupakan responden pada penelitian ini adalah Tim Pembahas pada Dinas Prasarana Wilayah dan Tim Pembahas/Penyusunan APBD. Urutan prioritas usulan program pemeliharaan jalan berdasarkan metode pembobotan yaitu ruas jalan Sapaya Bts. Jeneponto menempati urutan pertama, kemudian ruas jalan Palangga Sapaya, Malino Bts. Cabdin Sinjai, Bts. Gowa Jeneponto, Benteng Pariangan Barang Barang, Benteng Patori, Cabange Soppeng, Salaonro Pompanua, Takkalala Cabange, dan ruas jalan Boro Bts. Bantaeng. Prioritas pertama pada metode pembobotan adalah ruas jalan Sapaya Bts. Jeneponto (098) dengan nilai manfaat 76,53, kemudian ruas jalan Palangga
123 Sapaya (097) dengan nilai manfaat 71,91, ruas jalan Malino Bts. Cabdin Sinjai (017) dengan nilai manfaat 71,76, ruas jalan Bts. Gowa Jeneponto (098) dengan nilai manfaat 70,04, ruas jalan Benteng Pariangan Barang Barang (053) dengan nilai manfaat 68,81, ruas jalan Benteng Patori (054) dengan nilai manfaat 67,67, ruas jalan Cabange - Soppeng (031) dengan nilai manfaat 65,88, Ruas jalan Salaonro Ulugalung (036) dengan nilai manfaat 56,12, ruas jalan A. Yani (Sidrap) (046) dengan nilai manfaat 55,25, ruas jalan Cabange - Salaonro (032) dengan nilai manfaat 54,22, ruas jalan Salaonro - Pompanua (033) dengan nilai manfaat 54,06, ruas jalan Takkalala Cabange (030) dengan nilai manfaat 47,30, dan ruas jalan Boro Bts. Bantaeng (096) dengan nilai manfaat 54,70.. Dengan alokasi anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040.000.00.,- panjang jalan yang dapat dilakkukan pemeliharaan dengan menggunakan metode pembobotan sepanjang 29,79 kilometer. 3. Dengan keterbatasan anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040.000.00.,- ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan berkala pada urutan prioritas usulan program pemeliharaan jalan eksisting sebanyak 7 ruas jalan dengan panjang jalan sepanjang 28,37 kilometer, sedangkan dengan menggunakan urutan prioritas metode pembobotan, ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan sebanyak 7 ruas jalan dengan panjang jalan sepanjang 29,79 kilometer. Dengan demikian urutan prioritas metoda pembobotan lebih optimal dibandingkan dengan urutan prioritas eksisting.
124 4. Dari hasil evaluasi, diperoleh perbedaan parameter dan hasil penentuan prioritas usulan program pemeliharaan jalan provinsi eksisting dengan metode pembobotan. Pada mekanisme eksisting, urutan usulan program yang disusun hanya merupakan daftar usulan tanpa analisa penentuan prioritas. Dengan kriteria kondisi ruas jalan dan lalulintas harian rata-rata yang digunakan pada eksisting, belum mencerminkan potensi daerah yang sebenarnya. Sedangkan parameter yang digunakan metode pembobotan disusun berdasarkan sasaran dan tujuan renstrada yang sesuai dengan program penanganan jalan, yaitu mengembangkan prasarana dan sarana wilayah untuk menunjang terselenggaranya sistim pemasaran dan distribusi pangan secara proporsional.
125 6.2. Saran. 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penentuan prioritas usulan program jalan provinsi yang ditinjau dari kriteria tata ruang, lingkungan serta kebijakan yang sesuai dengan kondisi di daerah tersebut, dan pengaruh program pemeliharaan jalan terhadap dampak pengembangan ekonomi wilayah yang tidak hanya terjadi pada ruas jalan yang ditinjau. 2. Perlu dilakukan suatu penelitian lebih lanjut tentang perubahan nilai kriteria yang mempengaruhi urutan prioritas, sehingga urutan prioritas usulan program pemeliharaan yang belum tertangani dapat dilakukan pemeliharaan pada tahun anggaran berikutnya. 3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi suatu alat dalam pengambilan keputusan penentuan urutan prioritas usulan proyek pemeliharaan jalan khususnya, dan urutan prioritas usulan program/kegiatan pemerintah lainnya. 4. Dengan keterbatasan alokasi anggaran APBD dalam pemeliharaan jaringan jalan provinsi, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang sumber-sumber dana diluar APBD yang dapat digunakan untuk pemeliharaan jaringan jalan.