PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 14 Tahun 1978 tentang Tata Cara dan Biaya Perizinan bagi Perusahaan yang harus memiliki izin berdasarkan Hinder Ordonantie, telah mengalami 2 (dua) kali perubahan dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan usaha dan ekonomi masyarakat; b. bahwa dengan semakin berkembang dan beragamnya jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat, serta berbagai kepentingan yang ada disekitarnya, sangat rentan menimbulkan berbagai permasalahan baik dibidang lingkungan, sosial, fisik, maupun kimia maka perlu mengatur kembali usaha-usaha yang harus memiliki izin gangguan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan hurup b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Gangguan; Mengingat : 1. Undang Undang Gangguan (Hinder Ordonantie, Staatblad 1926:23) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan (Staatblad 1940:14 dan 450); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 4. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG dan BUPATI KLUNGKUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Klungkung. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Klungkung. 4. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu adalah Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Klungkung. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Klungkung. 6. Retribusi Izin Gangguan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa pemberian izin yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. 7. Izin gangguan adalah izin yang diberikan kepada pengusaha dalam melaksanakan usahanya atau kegiatannya untuk tidak melakukan pencemaran terhadap lingkungan disekitarnya baik terhadap tanah, air dan udara. 8. Pengusaha adalah Orang atau Badan yang melaksanakan usaha yang harus memiliki izin ganguan berdasarkan Hinder Ordonantie. 9. Upaya pengelolaan lingkungan hidup selanjutnya disingkat UKL dan upaya pemantauan lingkungan selanjutnya disingkat UPL adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha atau kegiatan yang tidak wajib melakukan analisis mengenai dampak lingkungan ( AMDAL ).
10. Rekomendasi Dokumen Lingkungan Hidup adalah Surat Keputusan penetapan Dokumen Lingkungan Hidup yang dikeluarkan oleh Bupati atau instansi terkait yang berwenang dibidang lingkungan hidup setelah dilakukan pembahasan kelayakan lingkungan hidup oleh Tim Komisi sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB II NAMA,OBYEK DAN SUBYEK Pasal 2 (1) Dengan Nama Retribusi Izin Gangguan dipungut Retribusi sebagai Pembayaran atas jasa pemberian Izin Gangguan. (2) Obyek Retribusi adalah setiap usaha atau kegiatan yang memperoleh Izin Gangguan. (3) Usaha atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 3 Subyek Retribusi adalah orang pribadi Gangguan. atau badan yang memperoleh Izin BAB III KETENTUAN PERIZINAN Pasal 4 (1) Setiap perusahaan atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dalam menjalankan usahanya wajib memiliki izin gangguan. (2) Untuk memperoleh izin gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengusaha mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu. Pasal 5 (1) Dalam memproses izin gangguan, Bupati dibantu oleh Tim Rekomendasi Izin Gangguan. (2) Sebelum izin gangguan diterbitkan, tim mengadakan pemeriksaan administrasi dan peninjauan lapangan untuk meneliti atau memeriksa perusahaan atau kegiatan yang akan dimohonkan izin. (3) Tim wajib memberikan saran pertimbangan-pertimbangan sebagai bahan bagi Bupati untuk mengambil Keputusan.
Pasal 6 Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang terdiri dari instansi yang diberi wewenang dibidang lingkungan hidup sebagai ketua, dan instansi terkait sebagai anggota termasuk camat yang mewilayahi tempat usaha bersangkutan. BAB IV PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN Pasal 7 (1) Permohonan Izin Gangguan sebagaimana diamaksud dalam Pasal 4 ayat (2) harus melampirkan : a. foto copy kartu penduduk atau surat keterangan domisili; b. foto copy akta pendirian perusahaan bagi perusahaan yang berbadan hukum; c. gambar situasi dan batas-batas; d. surat pernyataan tidak berkeberatan dari penyanding; e. status tanah dan atau bangunan yang dipakai tempat usaha; f. foto copy IMB; g. daftar aktiva dan jumlah modal; h. keterangan alat dan jenis bahan yang dipergunakan; i. dokumen lingkungan; dan j. pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar. (2) Jika penyanding dan atau warga sekitarnya berkeberatan terhadap usaha yang akan didirikan maka penyanding dan atau warga sekitar harus menyatakan keberatannya secara tertulis dan pernyataan tersebut akan diteliti oleh Tim Rekomendasi Izin Gangguan. (3) Setiap keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diputuskan oleh Bupati atas pertimbangan Tim Rekomendasi Izin Gangguan. Pasal 8 (1) Usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap pencemaran udara (khususnya bau dan kebisingan) diwajibkan melampirkan surat pernyataan dukungan warga sekitarnya dimana lokasi usaha/kegiatan tersebut dilaksanakan, yang disahkan oleh Kepala Lingkungan/Dusun dan Bendesa Pakraman dengan diketahui oleh Kepala Desa/Lurah atau sebutan lainnya. (2) Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh kelihan Banjar atas dasar hasil paruman warga setempat. BAB V JANGKA WAKTU BERLAKUNYA IZIN Pasal 9 Izin gangguan berlaku selama pemegang izin masih melakukan usahanya atau kegiatan usahanya.
Pasal 10 (1) Terhadap izin gangguan ini dilakukan pendaftaran ulang setiap 3 (tiga) tahun sekali. (2) Paling lama 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu Izin habis masa berlakunya, Pemegang izin wajib mendaftarkan kembali izin yang dimiliki. Pasal 11 Pemegang izin wajib mengajukan permohonan izin baru apabila : a. jenis kegiatan dan kapasitas usahanya bertambah; b. mengadakan perubahan cara kerja dan/atau perubahan bahan baku yang dipergunakan; c. melaksanakan jual beli perusahaan; dan d. memindahkan lokasi tempat perusahaan. BAB VI GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 12 Retribusi izin gangguan digolongkan kedalam retribusi perizinan tertentu. BAB VII CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNA JASA Pasal 13 Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan Tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Pasal 14 Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan mulai aktiva usaha yang dimohonkan Izin Gangguan. Pasal 15 Izin gangguan dapat ditarik kembali oleh Bupati apabila : a. Pengusaha tidak menaati aturan yang berlaku setelah mendapat teguran secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut; b. Pengusaha tidak melaksanakan pengelolaan limbah secara baik, atau tidak melaksanakan UKL/UPL secara baik, sehingga dapat mengganggu kesehatan dan atau berbahaya bagi lingkungannya sendiri maupun lingkungan sekitarnya;
c. Apabila perusahaan yang telah mendapat izin ternyata sesuai dengan hasil pemeriksaan tim rekomendasi gangguan telah menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan maka perusahaan tersebut diwajibkan menetralisir pencemaran tersebut dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya hasil pemeriksaan tim rekomendasi gangguan; dan d. Jika pencemaran tersebut huruf c telah mencapai ambang batas yang cukup membahayakan, Bupati dapat memerintahkan untuk menutup sementara kegiatan usaha tersebut sampai perusahaan tersebut dapat mengatasi pencemaran. BAB VIII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 16 (1) Setiap pemberian izin gangguan kepada pengusaha atau pelaksana kegiatan dikenakan retribusi. (2) Tarif retribusi dihitung berdasarkan nilai aktiva usaha yang bersangkutan. (3) Besarnya tarif retribusi adalah sebagai berikut : NO Aktiva Usaha Besarnya Retribusi 1. Rp. 25.000.000,- Rp.125.000,- 2. 3. 4. 5. 6. Rp. 25.000.001,- s/d Rp.50.000.000,- Rp.50.000.001,- s/d Rp. 100.000.000,- Rp. 100.000.001,- s/d Rp. 200.000.000,- Rp. 200.000.001,- s/d Rp. 300.000.000,- > Rp. 300.000.000,- Rp. 250.000,- Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000,- Rp. 1.500.000,- Rp. 1.500.000,- BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN PENAGIHAN RETRIBUSI Pasal 17 Tata Cara pemungutan dan penagihan retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. BAB X WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 18 Retribusi Izin Ganguan dipungut di wilayah Kabupaten Klungkung.
BAB XI KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN Pasal 19 Pemegang izin berkewajiban: a. memasang papan nama perusahaan ditempat yang mudah dilihat, tertib dan sopan; b. memasang izin gangguan dengan baik dan rapi yang tidak mudah hilang dan rusak; c. menyediakan alat-alat sarana dan prasarana sesuai dokumen UKL/UPL; dan d. menyampaikan laporan pelaksanaan UKL/UPL kepada Bupati melalui Dinas/Instansi yang ditugaskan menangani lingkungan hidup. BAB XII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 20 (1) Dalam rangka Pengawasan dan Pengendalian terhadap pengelolaan limbah perusahaan, maka pemegang izin gangguan wajib diperiksa sekurang kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh tim atau Instansi yang ditugaskan menangani lingkungan hidup. (2) Selain melakukan pemeriksaan dimaksud pada ayat (1), Tim Rekomendasi Izin Gangguan dapat melaksanakan inspeksi baik atas dasar laporan dari masyarakat maupun tidak. BAB XIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 21 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan denda sebesar 2 % (dua perseratus) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang bayar. Pasal 22 (1) Izin gangguan yang dimiliki oleh setiap pengusaha atau pelaksana kegiatan dapat dicabut apabila : a. memperoleh izin gangguan secara tidak sah; b. bertentangan dengan kepentingan dan ketertiban umum; c. tidak memenuhi ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin gangguan; dan d. menimbulkan bahaya, kerugian, gangguan kesehatan bagi pemilik perusahaan atau lingkungan sekitarnya. (2) Dengan dicabutnya izin gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pemegang izin ganguan harus menghentikan kegiatanya dalam waktu 1 (satu) bulan setelah keputusan pencabutan dimaksud.
BAB XIV KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 23 (1) Selain pejabat penyidik POLRI yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerah ini dapat juga dilakukan oleh pejabat penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan / atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret tersangka; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; dan i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan (3) Penyidik sebagaimana yang dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 24 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (1), Pasal 18 dan Pasal 19 diancam hukuman kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25 Bagi Usaha atau kegiatan yang sudah berjalan dan belum memiliki izin gangguan, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang, sepanjang gangguan yang ditimbulkan dapat dikelola, dihilangkan atau dihindari dapat diberikan izin paling lama 3 (tiga) tahun sejak izin dikeluarkan. Pasal 26 Semua izin gangguan yang dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung Nomor 14 Tahun 1978 tentang Tata Cara dan Biaya Perizinan Bagi Perusahaan Yang Harus Memiliki Izin Berdasarkan Hinder Ordonantie (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung Tahun 1980 Nomor 7, Seri B Nomor 4) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 28 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung. Ditetapkan di Semarapura pada tanggal 3 September 2010 BUPATI KLUNGKUNG, I WAYAN CANDRA Diundangkan di Semarapura pada tanggal 3 September 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG, KETUT JANAPRIA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2010 NOMOR 4
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN I. UMUM Dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pandangan masyarakat di Kabupaten Klungkung yang diikuti pula dengan adanya berbagai usaha yang dikembangkan oleh masyarakat baik usaha dibidang Perindustrian dan Perdagangan, usaha dibidang Pertanian dan Peternakan, maupun usaha dibidang Kepariwisataan dan usaha-usaha lain yang potensial dikembangkan di Kabupaten Klungkung. Untuk mengantisipasi dampak lingkungan (pencemaran) dari usaha yang berkembang tersebut maka Pemerintah Daerah perlu mengadakan pembinaan yang menyangkut perencanaan, pengaturan dan pengawasan, pengendalian oleh sebab itu untuk pelaksanaannya perlu ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah yang mengatur mengenai Izin Gangguan. Selanjutnya setiap orang badan hukum yang akan mendirikan usaha untuk maksud tertentu harus sesuai dengan rencana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini, baik mengenai penempatan suatu bangunan sebagai tempat usaha maupun persyaratan teknis penanggulangan limbah serta sarana untuk mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan. Guna kepentingan tersebut perlu diciptakan kondisi yang menarik untuk menciptakan kepastian hukum dan mendorong bagi setiap pendirian usaha diwilayah Kabupaten Klungkung dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus menciptakan Kabupaten Klungkung yang ASRI (Aman Serasi Rapi dan Indah). Agar supaya dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan tertib, berdaya guna dan berhasil guna serta dapat meningkatkan pendapatan daerah, maka perlu diterbitkan dasar hukum yang pasti dalam bentuk Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5
Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25
Pasal 26 Pasal 27 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4