PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dipelihara kelestariannya agar tetap bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya ; b. bahwa untuk melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan peruntukkannya ; c. bahwa atas pertimbangan huruf a dan b, tersebut di atas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Berau tentang Tata Cara Pemberian Izin Pembuangan Air Limbah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang-undang Darurat nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 90 sebagai Undang-undang (Memori Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) ; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 65 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046 ) ; 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) ; 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3845) ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) ;

2 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 8. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3409) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161) ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 56 ); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 15 ). DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU DAN BUPATI BERAU MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH.

3 - 3 - BAB I KETENTUAN UMUM PASAL I Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau ; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah ; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya di sebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah; 4. Kepala Daerah adalah Bupati Berau ; 5. Badan Pengelola Lingkungan Daerah selanjutnya disebut Bapelda adalah Badan Pengelola Lingkungan Daerah Kabupaten Berau ; 6. Badan Usaha adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya ; 7. Tata Cara Pemberian Izin adalah : Prosedur/Ketentuan Persyaratan dalam rangka pengawasan pengendalian izin. 8. Izin Pembuangan Air Limbah adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah bagi kegiatan usaha yang membuang air limbah ke air atau sumber air dengan terlebih dahulu diolah sehingga sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan ; 9. Air Limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair ; 10. Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil ; 11. Sumber Air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara ; 12. Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang dan atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan/atau kegiatan ; 13. Tim Teknis adalah tim yang diberi tugas menelaah dan memproses berkas permohonan ijin meliputi kunjungan lapangan, sidang pembahasan dan penyusunan konsep surat izin/kelayakan izin Pembuangan Air Limbah dari suatu Kegiatan Usaha yang ditetapkan oleh Kepala Daerah ; 14. Kualitas Air adalah kondisi alamiah air yang sesuai dengan peruntukkannya ; 15. Petugas adalah tim teknis yang bertugas untuk melakukan pemantauan dan pengawasan ; 16. Wajib Retribusi adalah orang atau kegiatan usaha yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi ; 17. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan Izin Pembuangan Air Limbah ; 18. Retribusi Izin Pembuangan Air Limbah adalah retribusi pembuangan air limbah ke dalam sumber air yang didasarkan pada volume air limbah yang dibuang ; 19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang dapat disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang meliputi SKRD Kurang Bayar, SKRD Kurang Bayar Tambah, SKRD Lebih Bayar, dan SKRD Nihil ; 20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi terhutang atau tidak seharusnya terhutang ; 21. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda ;

4 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang disingkat AMDAL adalah studi/kajian mengenai dampak besar dan penting terhadap lingkungan yang mungkin timbul dari suatu rencana kegiatan dan/atau usaha ; 23. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan hidup yang disingkat UKL-UPL adalah studi mengenai kelayakan lingkungan suatu rencana kegiatan dan/atau usaha yang tidak wajib AMDAL. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN PASAL 2 (1) Izin Pembuangan Air Limbah dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang melakukan pembuangan air limbah ke sumber air ; (2) Izin Pembuangan Air Limbah bertujuan agar air yang terdapat dalam sumber air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia serta untuk melindungi kelestarian hidup flora, fauna dan mikroorganisme yang bermanfaat yang terdapat di dalam sumber air. BAB III TATA CARA PEMBERIAN IZIN PASAL 3 (1) Setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tetulis dari Kepala Daerah ; (2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, didasarkan pada hasil kajian AMDAL atau kajian UKL-UPL ; (3) Badan Usaha melakukan kajian mengenai pembuangan air limbah ke air dan/atau sumber air ; (4) Hasil kajian meliputi pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan dan tanaman, pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah dan pengaruh terhadap kesehatan masyarakat ; (5) Kajian didasarkan pada jenis usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, rona lingkungan, jumlah limbah yang dibuang dan daya tampung beban pencemaran air ; (6) Permohonan izin membuang air limbah ke air dan/atau sumber air wajib dilengkapi data dan informasi, serta laporan hasil pemantauan pengelolalaan Lingkungan pada 3 (tiga) bulan terakhir dengan menggunakan formulir sebagaimana terlampir pada Peraturan Daerah ini. PASAL 4 (1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air dan/atau sumber air wajib mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin pembuangan air limbah ; (2) Setiap Pemegang Izin, wajib : a. Melaksanakan pengolahan air limbah ; b. Tidak melakukan proses pengenceran ; c. Memiliki sarana dan prasarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ; d. Memasang alat pengukur debit air limbah ;

5 - 5 - e. Melakukan pencatatan debit air limbah harian dan catatan debit aliran pembuangan air limbah dan disampaikan kepada Bupati, melalui Bapelda sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 (tiga) bulan ; f. Air limbah yang dibuang ke air dan/atau sumber air harus memenuhi Baku Mutu Air limbah yang telah ditetapkan ; g. Bertanggung jawab terhadap biaya pemulihan pencemaran air akibat kegiatannya ; h. Tersedianya saluran pembuangan air limbah yang telah ditetapkan oleh instansi teknis ; i. Memberikan ijin kepada petugas untuk memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya kegiatan petugas tersebut ; j. Memberikan keterangan dan informasi kepada Tim Teknis ; k. Memeriksakan contoh air limbah ke laboratorium Bapelda Kabupaten Berau atau laboratorium lain yang terakreditasi minimal sekali setiap bulan. PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN PASAL 5 Permohonan Izin Pembuangan Air Limbah wajib melengkapi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Akte Perusahaan ; 2. Dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau DPPL yang telah disyahkan ; 3. Formulir Permohonan Izin Pembuangan Air Limbah (sesuai Lampiran Keputusan MENLH Nomor KEP 111/MENLH/2003) ; 4. Nomor Peserta Wajib Pajak atau NPWP. PROSES PERIZINAN PASAL 6 (1) Untuk memproses permohonan izin diperlukan adanya saran dari Tim Teknis ; (2) Berdasarkan permohonan izin yang diajukan, Tim Teknis mengadakan penelitian langsung ke lokasi yang direncanakan untuk dijadikan tempat pembuangan air limbah ; (3) Hasil penelitian dituangkan dalam Berita Acara sebagai bahan pertimbangan untuk menerbitkan izin ; (4) Persetujuan atau penolakan izin diberikan dalam jangka waktu selambatlambatnya 45 (empat puluh lima) hari kerja setelah berkas permohonan ijin diterima secara lengkap ; (5) Penolakan izin disampaikan secara tertulis dengan disertai penjelasan yang mendasari penolakan dimaksud. BAB IV BENTUK DAN MASA BERLAKUNYA IZIN PASAL 7 (1) Izin berlaku selama jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diterbitkan dalam bentuk Keputusan Kepala Daerah (2) 3 (tiga) bulan sebelum masa berakhir masa berlakunya, pemegang ijin dapat menyampaikan permohonan perpanjangan ijin kepada Kepala Daerah melalui Bapelda Kabupaten Berau ;

6 - 6 - (3) Izin dapat dicabut sebelum habis masa berlakunya apabila melanggar Peraturan dan Ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku. PASAL 8 Izin dinyatakan tidak berlaku apabila : a. Habis masa berlakunya ; b. Pemegang izin tidak meneruskan kegiatannya ; c. Pelaksanaan tidak sesuai dengan izin yang diberikan ; d. Izin dipindahtangankan tanpa melalui persetujuan Kepala Daerah ; e. Melanggar peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. BAB V PENGGOLONGAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH PASAL 9 (1) Penggolongan pembuangan air limbah terdiri dari golongan I, II, III dan IV ; (2) Penggolongan didasarkan atas volume air limbah yang dibuang setiap bulannya sebagai berikut : a. Golongan I 100 m 3 / bulan 3 b. Golongan II > 100 s/d 500 m / bulan 3 c. Golongan III > 500 s/d 1000 m / bulan d. Golongan IV > 1000 m 3 / bulan BAB VI BIAYA PERIZINAN PASAL 10 Kepada setiap Pemohon/Pemrakarsa Izin Pembuangan Air Limbah dikenakan Retribusi Daerah ; PASAL 11 (1) Besarnya Biaya Izin Pembuangan Air Limbah adalah : a. Golongan I sebesar Rp ,- b. Golongan II sebesar Rp ,- c. Golongan III sebesar Rp ,- d. Golongan IV sebesar Rp ,- PASAL 12 (1) Semua hasil penerimaan biaya perizinan sebagaimana tercantum pada Pasal 11 diatas disetorkan kepada Kas Daerah ; (2) Tata cara penetapan, pemungutan dan penyetoran biaya perizinan dan retribusi berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

7 - 7 - BAB VII PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PASAL 13 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Izin Pembuangan Air Limbah dilakukan oleh Instansi Teknis yang berwenang ; (2) Biaya untuk pemeriksaan sampel (jasa dan reagent) dibebankan kepada pemegang izin. BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN PASAL 14 (1) Penyidikan atas tindakan pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) ; (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, pejabat penyidik berwenang : a. menerima laporan atau pengaduan tentang adanya tindak pidana ; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ; d. melakukan penyitaan benda dan/ atau surat ; e. mengambil sidik dan memotret seseorang ; f. mengambil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; g. mendatangkan tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari pejabat penyidik Polri bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka dan keluarganya ; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB IX KETENTUAN PIDANA PASAL 15 (1) Barangsiapa melanggar ketentuan Peraturan Daerah ini diancam Pidana Kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebesar-besarnya Rp , - (Lima Puluh Juta Rupiah) ; (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran ; (3) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, tindak pidana yang mengakibatkan perusakan dan pencemaran lingkungan diancam pidana sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

8 - 8 - BAB X KETENTUAN PERALIHAN PASAL 16 (1) Izin yang telah dikeluarkan sebelum diberlakukannya Peraturan Daerah ini tetap berlaku sampai masa izinnya berakhir dan harus segera disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini ; (2) Setiap kegiatan yang sudah beroperasi pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini wajib mengajukan permohonan izin selambat-lambatnya satu tahun sejak tanggal diundangkannya Peraturan Daerah ini. BAB XI KETENTUAN PENUTUP PASAL 17 Dengan berlakunya Peraturan daerah ini, Peraturan Daerah yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. PASAL 18 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. PASAL 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau. Diundangkan di Tanjung Redeb pada tanggal, 30 Juni 2008 SEKRETARIS DAERAH t.t.d H. IBNU SINA ASYARI Ditetapkan di Tanjung Redeb Pada tanggal, 30 Juni 2008 BUPATI BERAU t.t.d H. MAKMUR HAPK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2008 NOMOR 8