LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Transkripsi

1 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 6 SERI C NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI KARTU TANDA PEMILIKAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TENGAH, Menimbang : a. bahwa ternak sebagai salah satu sumber pendapatan, merupakan bagian dari kehidupan masyarakat umum yang dipandang perlu mendapatkan kepastian hukum atas kepemilikannya dengan alat bukti sah berupa kartu yang memuat identitas pemilik dan/atau ternak yang dimilikinya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Kartu Tanda Pemilikan Ternak. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran

2 2 Negara Tahun 2000 Nomor 426, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389 ); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Lombok Tengah Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2000 Nomor 11); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH dan BUPATI LOMBOK TENGAH MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI KARTU TANDA PEMILIKAN TERNAK.

3 3 BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Tengah. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. 3. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Bupati adalah Bupati Lombok Tengah. 4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Lombok Tengah. 5. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil atau aparat lain yang oleh Bupati ditunjuk dan diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 6. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 7. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah. 8. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang dapat disingkat SKRD adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya pokok retribusi. 9. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda. 10. Ternak adalah hewan jenis sapi, kerbau dan kuda. 11. Pemilik adalah orang atau badan hukum yang memelihara atau menguasai ternak dan/atau memperjualbelikan ternak milik sendiri. 12. Pengadas adalah orang atau badan hukum yang memelihara ternak milik pemerintah atau orang lain. 13. Kartu Tanda Pemilikan Ternak adalah alat bukti pemilikan yang sah atas ternak tertentu.

4 4 14. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 15. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan Nama Retribusi Kartu Tanda Pemilikan Ternak dipungut retribusi sebagai pembayaran atas Penerbitan/Pembuatan Kartu Tanda Pemilikan Ternak. Pasal 3 Obyek Retribusi adalah setiap ternak berupa sapi, kerbau dan kuda yang dimiliki oleh orang pribadi dan/atau perusahaan peternakan. Pasal 4 Subyek Retribusi adalah setiap orang atau Badan hukum yang memiliki atau memelihara ternak. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Kartu Tanda Pemilikan Ternak digolongkan dalam retribusi jasa umum.

5 5 BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan umur hewan ternak. BAB V KEWAJIBAN PEMILIK DAN/ATAU PENGADAS Pasal 7 (1) Setiap tahun pemilik dan/atau pengadas diwajibkan untuk mendaftarkan ternaknya kepada Kepala Desa, Lurah atau aparat berwenang lain yang telah ditunjuk dan tugaskan oleh Bupati sebagai dasar untuk diterbitkannya Kartu Tanda Pemilikan Ternak untuk setiap ekornya. (2) Bentuk dan jenis Kartu Tanda Pemilikan Ternak ditetapkan oleh Bupati. (3) Setiap Pemilik dan/atau Pengadas diwajibkan pada setiap saat diperlukan memperlihatkan kepada pejabat berwenang Kartu Tanda Pemilikan. (4) Pemilik dan/atau Pengadas sebagaimana dimaksud ayat (1) diwajibkan pula melaporkan setiap adanya perubahan berupa mutasi dari jumlah ternak yang dimiliki. (5) Apabila terjadi kehilangan/kerusakan Kartu Tanda Pemilikan Ternak, Pemilik dan/atau Pengadas diwajibkan segera melaporkan kepada pejabat yang berwenang untuk memperoleh penggantian Kartu Tanda Pemilikan Ternak. BAB VI PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup biaya administrasi penyelenggaraan dan pengadaan Kartu Tanda Pemilikan Ternak. (2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi komponen biaya survey lapangan, transportasi dalam rangka pengendalian dan pengawasan, dan pencetakan kartu.

6 6 BAB VII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 9 (1) Setiap orang atau badan hukum yang memperoleh pelayanan sebagimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Daerah ini wajib membayar retribusi. (2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk sapi, kuda dan kerbau adalah sebesar Rp ,-/ekor. Pasal 10 (1) Seluruh biaya yang dipungut disetorkan ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Penerima Dinas Pertanian dan Peternakan. (2) Kepada juru pungut diberikan Insentif sebesar 5% (lima persen) dari hasil pungutannya. (3) Kepada Dinas Pertanian dan Peternakan diberikan biaya operasional sebesar 5 % (lima persen) dari jumlah retribusi yang disetorkan ke Kas Daerah. (4) Kepada Desa tempat dilakukan pemungutan retribusi dapat diberikan insentif dalam jumlah yang proporsional. BAB VIII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 11 Masa Retribusi Kartu Tanda Pemilikan Ternak adalah 1 (satu) tahun.. Pasal 12 (1) Saat Retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Bentuk, isi serta tata cara penerbitan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan, ditetapkan oleh Bupati.

7 7 BAB IX WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 13 Retribusi yang terutang dipungut di tempat pendaftaran dilaksanakan. BAB X TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 14 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan. BAB XI SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 15 Dalam hal wajib retribusi tidak mendaftarkan ternaknya, dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp (lima ribu rupiah). BAB XII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 16 Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus pada saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

8 8 BAB XIII PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 17 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi antara lain untuk mengangsur. (3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain diberikan kepada wajib retribusi yang ditimpa bencana alam. (4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Bupati. BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 18 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah di ancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/ atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang. (2). Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XV PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

9 9 (2). Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi; d. Memeriksa bahan-bahan, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi; e. Melakukan penyelidikan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi; g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas seseorang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf (d) di atas; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi; i. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara RI, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang belaku.

10 10 BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Ditetapkan di Praya pada tanggal 24 Pebruari 2005 BUPATI LOMBOK TENGAH PENJABAT, ttd. H. LALU MOH. KASIM Diundangkan di Praya pada tanggal 25 Pebruari 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH H. M A S U D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 6, SERI C NOMOR 5.

11 11 I. UMUM PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI KARTU TANDA PEMILIKAN TERNAK Pembangunan dibidang peternakan di Kabupaten Lombok Tengah dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi dan tingkat produktivitas hewan ternak untuk dapat berjalan secara optimal. Haruslah diakui bahwa berbagai distorsi yang terjadi di masa lalu dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Lombok Tengah telah menimbulkan hambatan terhadap kemampuan para peternak/pemilik ternak untuk dapat meningkatkan produktivitas dengan cepat. Pada masa yang akan datang pembangunan peternakan masih menghadapi berbagai permasalahan diantaranya masalah keamanan, pemasaran dan kegiatan proses produksi yang masih bersifat tradisional. Guna mengantisipasi masalah keamanan pemilikan ternak, dirasakan sangat perlu ada tanda bukti pemilikan ternak yang dikeluarkan oleh pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Untuk itulah maka dibentuk Peraturan Daerah yang mengatur mengenai Kartu Tanda Pemilikan Ternak. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s.d. 25 : Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 28.

12 LEMBARAN DAERAH KAB. LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 6 SERI C NOMOR C (PERDA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI KARTU TANDA PEMILIKAN TERNAK) 12

13 13