PANDUAN LINEN DAN LAUNDRY DI RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH NOMOR : /TU.K/ / /2015

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

CHECK LIST METODE PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI, BEKASI TAHUN 2014

SPO PERENCANAAN/PENANGANAN LINEN. No.Dokumen : No.Revisi : Halaman : Direktur Utama RS Trimitra STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR. Dr.

PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT

Universitas Sumatera Utara

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik

GAMBARAN PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ALUR PENCUCIAN KAIN LINEN DI INSTALASI LAUNDRY RS. ROYAL PRIMA KOTA MEDAN

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

Pengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PANDUAN RUANG ISOLASI DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

SPO PEMULASARAN JENAZAH. No. Revisi: 02. No. Dokumen: Halaman : 1/2. Diterbitkan Direktur, Tanggal Terbit : 01 Januari 2012

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY

Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

Kebijakan-kebijakan CSSD:

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

pola kuman 1. Program penerapan Kewaspadaan Isolasi 2. Program kegiatan surveilans PPI dan peta 4. Program penggunaan antimikroba rasional

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

GAMBARAN PENGELOLAAN LINEN DI BAGIAN LAUNDRY RSPAU Dr. SUHARDI HARDJOLUKITO YOGYAKARTA ABSTRACT

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

BAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSB. PERMATA HUSADA NO : 06/SK-DIR/PPI/RSB.PSH/IX/2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN DAN LAUNDRY

LINEN: Upaya Pengendalian Infeksi Nosokomial, Sebuah Studi di Rumah Sakit Umum di Indonesia.

Sanitasi Penyedia Makanan

KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan

INSTRUKSI KERJA GUEST LAUNDRY PICK-UP / VALET Nomor IK-HK Disetujui : Revisi 01 Tanggal 01 Juni 2008

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

Untuk menjamin makanan aman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SOP PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/2013

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

PROGRAM MONITORING AREA KAMAR MAYAT DAN POST MORTEM

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BAB I PENDAHULUAN

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

MEMBERSIHKAN LANTAI RUANGAN

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

KANTONG KECIL MANFAAT BESAR

STERILISASI & DESINFEKSI

DAFTAR TILIK CUCI TANGAN MEDIS

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU

KOMITE PPI RSUD KABUPATEN BULELENG TAHUN 2018

SKENARIO TELUSUR RS... (..TT) UNTUK SURVEIOR KEPERAWATAN. Survei tanggal.. No. UNIT PELAYANAN OBSERVASI MATERI WAWANCARA DOKUMEN IMPLEMENTASI

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG MEBUTUHKAN PERAWATAN YANG LEBIH LANJUT

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG

ALUR CSSD YANG BENAR DAN PENEMPATAN MESIN-MESIN STERILISASI. Oleh TRI ANDONO SETIYADI, ST, MM

BAB II TINJAUAN TEORI

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

LAMPIRAN. A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi

STANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

Transkripsi:

PANDUAN LINEN DAN LAUNDRY DI RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA Jl. Raya Plumpang Jakarta Utara

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat Nya sehingga, Kelompok Kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat membuat Buku Panduan linen dan Laundry. Dalam pelayanan kesehatan rumah sakit wajib melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi guna meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yaitu salah satunya dengan penatalaksanaan linen yang digunakan pasien dengan baik. Sehingga kami Kelompok kerja membuat buku Panduanlinen dan Laundry. Buku ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan untuk itu kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan guna penyempurnaan buku ini. Semoga Allah SWT meridoi upaya kita, sehingga buku ini memiliki manfaat yang besar bagi peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Mulyasari Jakarta. Jakarta, Juni 2015 Rumah Sakit Mulyasari Jakarta Tim Penyusun

BAB I DEFINISI A. Pengertian Salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit adalah mencegah terjadinya infeksi dirumah sakit. Salah satu usaha pencegahan terjadinya infeksi dirumah sakit adalah penyehatan laundry dan linen.penyehatan laundry dan linen juga menambah kenyamanan bagi pasien untuk tinggal di rumah sakit, sebab pasien hamper selama 24 jam berada di tempat tidurnya. Selain itu juga dengan tersedianya linen yang baik dalam arti bebas kuman patogen, bersih dan rapi akan menambah citra suatu rumah sakit. Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada pengelolanya. Juga sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada pada suatu rumah sakit. Oleh karena itu penyehatan laundry dan linen perlu ditangani secarap rofesional oleh pengelolanya. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Sebagai Pedoman dalam pelayanan pengelolaan linen di laundry. 2. Tujuan Khusus a. Mencegah terjadinya HAIs melalui linen yang ada di Rumah sakit Mulyasari Jakarta. b. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. c. Menjaga citra Rumah sakit dengan menciptakan kesediaan linen di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta. C. Manfaat 1. Dapat mencegah terjadinya infeksi di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta. 2. Dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit Mulyasari Jakarta. 3. Dapat meningkatkan citra Rumah Sakit Mulyasari Jakarta D. Sasaran Rawat inap, Rawat Jalan, Kamar Operasi, Unit Sterilisasi, Instalasi Gawat Darurat,Unit Diagnostik, Laboratorium, Radiologi dan Unit lain yang ada di rumah sakit

BAB II RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan laundry di rumah sakit Mulyasari jakarta meliputi : 1. Lokasi Didalam pelayanan laundry di rumah sakit Mulyasari jakarta meliputi: a. Instalasi rawat inap b. ICU c. IGD d. OK e. HD

f. Instalasi rawat jalan g. Instalasi penunjang medis h. Unit lain yang ada dan diluar rumah sakit 2. Kegiatan Didalam unit laundry mempunyi urutan kegiatan sebagai berikut : a. Pemisahan linen kotor b. Penempatan linen kotor c. Pengangkutan linen kotor d. Klasifikasi linen kotor e. Penanganan Linen Kotor Ternoda / infeksius f. Penanganan Linen Infeksius g. Pengiriman Linen kotor ke laundry h. Penanganan Linen di Laundry i. Proses Pencucian j. Proses pengeringan k. Proses Penyeterikaan l. Proses Pelipatan m. Proses Penyimpanan n. Pendistribusian o. Penyimpanan Linen 3. Sumber daya Tenaga kerja yang berada unit laundry minimal berpendidikan SLTA dan sudah mendapatkan pelatihan dasar PPI dan laundry yang diperoleh melalui in house training maupun pelatihan external

BAB III PENATALAKSANAAN 1. Penanganan linen diruang perawatan Penanganan linen kotor sudah harus dilakukan sejak dari ruang perawatan: a. Pemisahan linen kotor Pakai alat pelingung diri: sarung tangan, masker kalau perlu Segera setelah dilepas dari tem pat tidur, pisahkan linen kotor infeksius, linen kotor ternoda atau kontaminasi dan linen kotor tidak terinfeksi/ternoda. Segera masukkan dalam kontainer : linen kotor infeksius kedalam kantong kuning dan diberi tanda infeksius, linen kotor ternoda/tercemar kedalam kontainer dekontaminasi yang telah dibersihkan terlebih dahulu, linen kotor tidak ternoda/kontaminasi dalam kontainer linen kotor atau masukkan ke dalam keranjang linen kotor. Setelah tiga perempat penuh ikat/tutup kirim ke laundry dengan menggunakan trolley kain kotor tertutup b. Penempatan linen kotor

Penempatan linen kotor harus dibedakan antara linen kotor terinfeksi dan yang tidak terinfeksi. Linen kotor harus dimasukkan kedalam kantong yang kedap air untuk mencegah kebocoran,kontaminasi lingkungan dan petugas yang membawanya. Linen terinfeksi dimasukkan kedalam kantong plastic kuning untuk mencegah kontaminasi lingkungan dan petugas yang membawanya, kemudia diikat dan linen yang tidak terinfeksi diletakkan dalam trolley yang ditutup. c. Pengangkutan linen kotor Pengangkutan linen kotor dilakukan dengan kereta dorong yang tertutup Kereta dorong yang digunakan harus dibedakan dengan pengangkutan linen bersih dan kotor untuk mencegah kontaminasi Jangan menyeret linen di lantai Jangan melindas linen dengan trolley d. Klasifikasi linen kotor - Linen Kotor ternoda/infeksius Linen yang terkontaminasi dengan pasien darah atau cairan tubuh pasien. - Linen kotor non infeksius Linen kotor / yang sudah dipakai, berasal dari ruang perawatan, administrasi, apotek, ruang tunggu, dapur, ruang pemeriksaan, ruang perawatan yang tidak berpenyakit menular e. Penanganan Linen Kotor Ternoda / infeksius Bersihkan linen kotor bernoda / terkontaminasi dengan menggunakan air mengalir diruang cuci ( Spoelhok ) Lakukan dekontaminasi dengan menggunakan desinfeksi, lamanya tergantung dari disinfektan yang digunakan. Angkat linen dari rendaman desinfeksi, masukkan dalam kantong plastik kuning dan ikat rapat jangan sampai ada kebocoran. f. Penanganan Linen Infeksius

Pakai sarung tangan non steril Segera setelah dilepas dari tempat tidur, masukkan dalam kantong kuning beritanda infeksius Pisahkan dari linen kotor Kirim ke laundry dalam keadaan tertutup dengan menggunakan trolley kain kotor g. Pengiriman Linen kotor ke laundry Petugas ruangan mengantar linen kotor ke laundry Petugas ruangan masuk dari pintu ruang cucian dan tidak boleh masuk ke ruangan linen bersih Penerimaan linen kotor di laundry harus di bedakan antara linen kotor infeksius dan non infeksius. Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak pengirim dan penerima harus memaraf pada buku expedisi. h. Penanganan Linen di Laundry 1. Penilaian Linen kotor - Tingkat kotoran ( berat atau ringan ) - Jenis linen ( tebal, tipis, berwarna atau tidak berwarna, wool atau katun ) - Infeksius atau non infeksius 2. Pengumpulan /Pemisahan linen kotor - Pengumpulan / pemisahan linen kotor harus menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker dan gaun ). - Pisahkan jenis linen kotor antara linen terkontaminasi dan yang tidak terkontaminasi. - Linen kotor dipegang dengan menggunakan sarung tangan dan digerak-gerakkan sesedikit mungkin untuk mencegah kontaminasi udara dan petugas. - Bila linen kena darah atau cairan tubuh linen harus diirendam dahulu dalam cairan disinfektans sampai noda pudar, kemudian cairan perendam dibuang dan linen ditiriskan / diperas dan dimasukan kedalam kantong plastik kuning diikat dan diberi label infeksi. - Tuliskan juga jenis linen dan jumlahnya.

i. Proses Pencucian Dekontaminasi Lakukanpenimbangan linen Masukkan linen kotor ke dalam mesin cuci Gunakan detergent berdasarkan tingkat cucian : infeksius,berat,sedang, ringan, khusus dan linen berwarna Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci ) j. Proses pengeringan Periksa linen yang perlu di cuciulangsebelumpengeringan Keluarkan linen, pressebelumpengeringan Jangan meletakkan linen panas di troley k. Proses Penyeterikaan Pada proses penyeterikaan dikelompokkan linen yang lembaran dan bukan lembaran. Penyeterikaan dilakukan dengan menggunakan Roll Press dan Rotary Press. Roll Press digunakan untuk jenis lenen lembaran, sedangkan Rotary Press untuk linen yang bukan lembaran seperti piyama, baju pasien, gordyn. Pada proses penyeterikaan petugas harus dalam keadaan bersih. l. Proses Pelipatan Pada proses pelipatan, dilakukan pensortiran terhadap linen yang rusak. Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari daerah kotor agar linen tidak terkontaminasi. Pelipatan dilakukan sesuai yang sudah ditentukan. m. Proses Penyimpanan Pada proses penyimpanan linen yang sudah rapi disimpan ke dalam rak-rak sesuai dengan jenis linen. Sebaiknya pengelolaan linen dilakukan secara sentralisasi. Tapi bila pengelolaan belum sentralisasi maka linen disimpan ke dalam rak-rak sesuai dengan ruangan dan sertakan kartu tanda terima jenis linen. Dilarang memasuki ruang gudang penyimpanan linen bersih, kecuali oleh petugas laundry. n. Pendistribusian

Dalam pendistribusian linen dilakukan oleh petugas laundry. Pendistribusian di sesuaikan dengan permintaan/ kebutuhan ruangan berdasarkan bon permintaan. o. Pencegahan terhadap penanganan Linen kotor Menyediakan fasilitas alat pelindung diri ( sarung tangan rumah tangga, masker, gaun pelindung dan alas kaki ) untuk mencegah kontaminasi pada petugas. Gunakan kantong yang berbeda untuk linen terinfeksi dan yang tidak terinfeksi Jangan menyeret linen di lantai Jangan meletakkan linen diareal yang lembab 2. Penanganan linen bersih a. Penyimpanan Linen Linen bersih selama dalam pengangkutan dari laundry ketempat penyimpanan harus dibawa dengan kereta yang tertutup atau diberi penutup / dibungkus untuk mencegah kontaminasi. Cuci tangan sebelum memegang linen Pastikan semua permukaan dalam keadaan bersih / kering Jangan mencampur linen bersih dengan linen steril Jangan menyimpan peralatan / bahan kimia di ruang linen Linen dalam penyimpanannya hendaknya diberi pelindung sampai dengan digunakan oleh pasien. b. Menggunakan Linen Cuci tangan sebelum memegang linen Gunakan linen pertama masuk ( FIFO= First in First out ) Pastikan semua peralatan dalam keadaan bersih / kering Jaga linen jangan sampai jatuh ke lantai Jangan meletakkan linen bersih pada permukaan kotor / berdebu

3. Persyaratan Pengelolaan Linen Sesuai dengan Permenkes 986/ Menkes/Per/1992 tentang persyaratan Kesling Rumah Sakit dan Keputusan Dirjen PPM & PLP No.HK.00.06.6.44 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit. a. Tata cara pelaksanaannya sebagai berikut: Lokasi tempat pencucian umum atau laundry hendaknya pada lokasi yang mudah dijangkau oleh unit yang memerlukan. Penempatan laundry jauh dari ruangan pasien dan tidak berada di jalan lintas. Lantai harus terbuat dari beton atau plester yang kuat, rata, dan tidak licin dengan kemiringan memadai ( 2-3 %) Harus disediakan saluran pembuangan air kotor sistem tertutup dengan ukuran, bahan dan kemiringan yang memadai ( 2-3 %) Disediakan kran air bersih dengan kualitas dan tekanan yang memadai. Untuk laundry perlu disediakan juga air panas ( steam) untuk keperluan disinfeksi. Peralatan cuci dipasang permanan dan dibuat saluran pembuangan air kotor. Apabilamemungkinkan laundry dilengkapi dengan perlengkapan disinfeksi lainnya Perlu disediakan ruang sarana/ pengeringan untuk alat-alat yang telah dicuci Tempat cucian harus selalu dijaga kebersihannya. Bangunan laundry perlu disediakan ventilasi dan pencahayaan minimal 200 lux Pada laundry harus disediakan ruang-ruang yang terpisah sesuai dengan kegunaannya: - Ruang linen kotor - Ruang linen bersih - Gudang kereta linen - Kamar mandi / WC tersendiri untuk petugas pencucian umum - Ruang cuci hendaknya dilengkapi dengan alatcuci yang mampu bekerja satu hari habis Ruang ruang diatur penempatannya sehingga perjalanan linen kotor sampai menjadi linen bersih terhindar dari kontaminasi ulang

Hendaknya disediakan mesin cuci yang dapat mencuci jenisjenis linen berbeda yang dipergunakan di rumah sakit. Dibedakan mesin pencuci infeksius dengan non infeksius Harus disediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir bagi petugas untuk mencegah dekontaminasi linen bersih Dalam melakukan proses pencucian harus dihindari tumpahan air Bak-bak air yang ada harus selalu dibersihkan minimal sekali seminggu, untuk mencegah berkembang biaknya serangga. b. Standarisasi Laundry Bangunan laundry harus terpisah dari bagian pengolaan makanan Loket penerimaan linen kotor dengan loket pendistribusian linen bersih harus dibedakan Mesin pencuci linen infeksi dengan non infeksi harus di bedakan Ruang pengolaan linen bersih dan kotor harus dibedakan Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan linen kotor harus negative untuk mencegah sirkulasi udara menuju ruang linen bersih Pencahayaan harus cukup, sirkulasi udara harus baik Sanitasi lingkungan yang baik / bersih Petugas pengolaan linen kotor di ruangan pelayanan dan di ruangan laundry harus menggunakan alat pelindung diri seperti tutupkepala, masker, kacamata, sarung tangan rumahtangga, sepatu boat, apron Linen kotor tidak boleh di kibas kibaskan atau diletakkan di lantai Dilarang memasuki gudang penyimpanan linen bersih kecuali oleh petugas laundry Kain kotor diantar setiap hari ke laundry Kereta dorong harus di pisaahkan antara linen kotor infeksius dengan non infeksius.

BAB IV DOKUMENTASI LAPORAN PRODUKSI DAN PEMAKAIAN CHENICAL LAUNDRY BULAN : NO UNIT SATUAN VOLUME KETERANGAN RAWAT INAP 1. Jasmine Kg 2. Bogenvile Kg 3. Bogenvile Bedah Kg 4. VK Kg 5. Perina Kg

6. Kg 7. Kg JUMLAH Kg 1. ICU Kg 2. IGD Kg 3. OK Kg 4. HD Kg JUMLAH Kg RAWAT JALAN 1. Kl. Gigi Kg 2. Kl. Kandungan Kg 3. Kl. Bedah Kg 4. Kl. Anak Kg 5. Kl. Syaraf Kg 6. Kl. Jantung Kg 7. Kl. Penyakit dalam Kg 8. Kl. Kulit Kg 9. Kl. Mata Kg 10. Kl. THT Kg 11. Kl. Paru Kg 12. Kg 13. Kg 14. Kg 15. Kg 16. Kg JUMLAH Kg NO UNIT SATUAN VOLUME KETERANGAN PENUNJANG MEDIS 1. Farmasi Kg 2. Radiologi Kg 3. Laboratorium Kg 4. Fisioterapi Kg 5. MR Kg 6. Kg JUMLAH Kg Kg LAIN LAIN Kg 1. Dr. Jaga IGD Kg 2. Dr. Jaga Rawat Inap Kg 3. Kg 4. Kg 5. Kg 6. Kg 7. Kg

8. Kg 9. Kg 10. Kg 11. Kg JUMLAH Kg JUMLAH PASIEN/RUANGAN 1. VIP Orang 2. KELAS I Orang 3. KELAS II Orang 4. KELAS III Orang JUMLAH Orang MESIN CUCI KAP 17Kg/UNIT MEMAKAI CHEMICAL SBB 1. SABUN CALK Kg 2. CMPORT BLUE Liter 3. DEMON PANNE Liter 4. SABUN BATANGAN Buah 1. Jumlah cucian Kg 2. Jumlah cucian Kg JUMLAH Mengetahui jakarta,.. Juni 2015 Ka. Bag Rumah Tangga penj. Laundry (.. ) ( )