Nama Dokumen RISK MANAGEMENT PROCEDURE 1 / 9 RISK MANAGEMENT PROCEDURE Dibuat oleh Ferdian Diperiksa Oleh Thomas Marsetyo G. S. Disetujui Oleh Jacob Mailoa
Nama Dokumen RISK MANAGEMENT PROCEDURE 2 / 9 RIWAYAT PERUBAHAN Revisi ke Tanggal Perubahan
Nama Dokumen RISK MANAGEMENT PROCEDURE 3 / 9 DAFTAR ISI Cover Riwayat Perubahan.... Daftar Isi.. 1 2 3 1.0 Tujuan. 4 2.0 Ruang Lingkup 4 3.0 Referensi.... 4 4.0 Definisi. 4 5.0 Tanggung Jawab 6 6.0 Prosedur. 6
4 / 9 1. Tujuan Prosedur ini menjelaskann penerapan proses management resiko pada seluruh kejadian yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan yang berhubungan dengan biaya-biaya pada seluruh lokasi perusahaan PT. Contromatic Prima Mandiri. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan yang ada di area Workshop PT. Contromatic Prima Mandiri. 3. Referensi 1.1. PHSE-01 Pedoman Health, Safety, Environment 1.2. Undang-undang RI No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan kesehatan. 4. Definisi Hazard Resiko Management Resiko Job Safety Analysis (JSA) Suatu sumber energi yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada manusia, lingkungan, properti maupun perusahaan. Kemungkinan atau suatu bahaya yang menimbulkan kerusakan, yang disertai dengan dampak keparahan. Suatu pendekatan logis dan sistematis untuk mengatur ketidakpastian mengenai resiko dari kerusakan. Suatu prosedur yang mengidentifikasi bahaya ber dasarkan masing-masing langkah dari pekerjaan dan mengembangkan solusi untuk masing-masing bahaya dengan eliminasi maupun pengendalian.
5 / 9 5. Tanggung Jawab Management perusahaan harus mengimplementasikan suatu Strategi Management Resiko, untuk management resiko yang efektif di perusahaan seperti yang dijelaskan dalam prosedur r ini. 6. Prosedur 6.1. Identifikasi Bahayaa 6.1.1. Walk-Through bahaya. survey tempat kerja, lebih baik menggunakan check list 6.1.2. Evaluasi proses kerja, diantaranya dengan menggunakan prosedur yang telah dirumuskan untuk mengevaluasi proses kerja dan meng identifikas bahaya, seperti HAZOP (hazard and operability studies), HAZAN (hazard analysis). 6.1.3. Konsultasi dengan karyawan merupakan salah satu alat yang paling mudah dan efektif untuk mengidentifikasi bahaya di tempat kerja. Karyawan biasanya mengetahui dengan baik apa yang menyimpang dan mengapa, berdasarkan pengalaman pekerjaan mereka. 6.1.4. Data perusahaan yang berhubungan dengan 'Nearmiss' kejadian, kecelakaan, luka, penyakit di tempat kerja dapat dilihat kembali agar membantu mengidentifikasi lingkup masalah. 6.1.5. Instruksi kerja adalah suatu sumber informasi yang penting tentang, bahaya di perusahaan. Instruksi tersebut biasanya menyatakan penggunaan yang sesuai, yaitu pengendalian resiko dari penyalahgunaan. 6.2. Menyelesaikan Suatu Penilaian Bahaya 6.2.1. Suatu penilaiann bahaya harus ditentukan hal, sebagai berikut :
6 / 9 Jabatan dan tugas yang berhadapan dengan resiko. Jumlah orang yang berhadapan dengan resiko. Kemungkinan suatu bahaya menghasilkan kerusakan. Lamanya paparan bahaya kepada seseorang atau kejadian yang beresiko - ini dapat mencakup paparan bahaya yang jarang terjadi kontak maupun yang sering. Konsekuensi yang mungkin dihasilkan (Tingkat kerusakan) 6.2.2. Untuk menggunakan perhitungan penilaian bahaya : Menentukan titik yang sesuai pada skala kemungkinan. Menggambarkan suatu garis, menghubungkan titik pada skala ke mungkinan dengan titik yang sesuai pada skala pemaparan. Memperpanjang garis ke titik yang sesuai pada skala kemungkinan konsekuensi. Memperpanjang garis resiko. 6.2.3. Skor resiko yang diperoleh dapat kemudian digunakan untuk membuat keputusan apakah tingkat resiko dapat diterima atau tidak. Bagaimanapun, skor resiko hanya dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan alasan pada keputusan tentang suatu resiko dan harus di tafsirkan dengan hati-hati, selama memiliki batasan tertentu untuk pengecualian, skor ini tidak mungkin menjelaskan perilaku manusianya yang kompleks dengan cara kuantitatif. Jika skor resiko jatuh di antara resiko sangat tinggi dan kemungkinan resiko di terima skor resiko harus dikurangi ke tingkat yang lebih rendah agar dapat dilaksanakan. 6.3. Menentukan Ukuran Pengendalian Apa Yang Akan Diambil Menggunakan hasil dari penelitian resiko, menentukan ukuran pengendalian, atau tindakan apa yang diambil, untuk mengeliminasi ataupun mengurangi resiko. Ukuran pengendali dapat dikategorikan seperti daftar di bawah ini.
7 / 9 Daftar kategori ini berdasarkan pilihan : Merancang - Bahaya-bahaya diizinkan untuk di rancang keluar & ukuran pengendali di rancang ke dalam. Substitusi - Menggantikan barang-barang atau proses di perusahaan dengan bahaya yang lebih rendah. Merancang Ulang - Merancang ulang area kerja atau proses pekerjaan untuk mengeliminasi resiko. Pengasingan - Mengisolasi bahaya dari manusia. Administrasi - Menyesuaikan waktu/kondisi dari resiko paparan. Alat Pelindung Diri - Menggunakan rancangan yang sewajarnya dan pengepasan peralatan dengan baik ketika ukuran pengendalian yang lain tidak dapat dilaksanakan. Resiko pada keselamatan dan kesehatan kerja terutama dihadapkan dengan rancangan, substitusi, design ulang atau separasi. Ukuran pengendalian ini secara umum mengurangi atau meminimalisasi resiko yang lebih dapat dipercaya dari pada administrasi atau Alat Pelindung Diri. Ukuran pengendaliann dapat di bagi dalam jangka pendek/segera dan jangka panjang. Tujuan pengendalian jangka panjang agar dapat meng eliminasi bahaya-bahaya pada sumbernya, tetapi selagi berusaha untuk mencapai tujuan ini, tindakan jangka pendek harus dilakukan juga. 6.4. Meninjau Kembali, Menerapkan, & Memonitor Ukuran Pengendali Meninjau kembali ukuran pengendali agar dapat diterapkan, dengan tujuan untuk menentukan : Efektivitas kemampuan ukuran pengendali, yaitu akankan resiko dapat berkurang jika ukuran pengendali tersebut diterapkan. Apakan penerapan dari ukuran pengendali yang di pilih akan me nimbulkan resiko baru.
8 / 9 Salah satu cara untuk melaksanakan tinjauan kembali adalah dengan melakukan kembali langkah-langkah prosedur management resiko. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk meninjau kembali ukuran pengendali untuk diterapkan diantaranya adalah : Berkonsultasi dengan karyawan Mengacu pada instruksi kerja Jika ukuran pengendali tidak akan menimbulkan bahaya baru apapun dan jika ukuran pengendali efektif, maka terapkan ukuran pengendalin tersebut. Memonitor efektivitas dari ukuran pengendali. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengann berkonsultasi dengan karyawan. 6.5. Job Safety Analysis (JSA). Setelah menilai resiko yang melibatkan bahaya pekerjaan, penilaian ini sangat penting untuk dapat memecahkan pekerjaan menjadi beberapa langkah, memberikan rencana tindakan untuk meminimalisasi resiko kerusakan. JSA memberikan prosedur yang benar untuk digunakan oleh orang yang melakukan pekerjaan, yaitu menjelaskan urutan tindakan beserta instruksi penting untuk mendapatkan hasil kerja dengan keselamatan yang maksimal. 6.5.1. Langkah-langkahh dasar dalam membuat JSA : Menentukan pekerjaan yang akan di analisis. Memecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah yang berurutan Mengidentifikasi dan mencatat bahaya dan potensi kecelakaan yang berhubungan dengan masing-masing langkah. Mengembangkan dan menjelaskan cara untuk mengeliminasi, mengontrol, mengurangi keparahan, atau melindungi pekerja dari bahaya dengan cara lain.
9 / 9 6.5.2. Pemilihan pekerjaan untuk JSA Prioritas dalam pemilihan pekerjaan untuk JSA harus dialokasikan pada pekerjaan seperti : Pekerjaan yang memiliki frekuensi kejadian yang tinggi Pekerjaan apapun telah bertanggung jawab untuk tingkat keparahan yang cukup tinggi. Pekerjaan apapun yang memiliki potensi cukup tinggi untuk menyebabkan keparahan kerusakan. Pekerjaan baru atau pergantian pekerjaan yang dinilai berubah menjadi resiko yang sangat tinggi. 6.5.3. Program JSA List seluruh pekerjaan Menentukan urutan pekerjaan yang akan dianalisa (pekerjaan memiliki resiko tinggi menjadi prioritas) Menyiapkan program dan jadwal Menyelesaikan analisis masing-masing menurut standar prosedur Meninjau kembali masing-masing analisis yang telah diselesaikan dengan melibatkan pekerja Menetapkan analisis sebagaimana diperlukan dan menyediakan salinan analisis terakhir untuk melibatkan pekerja. Menyimpan salainan untuk tujuan pencatatann dan induksi, pelatihan dan audit metode kerja.