BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan bentuk kolaborasi. Arikunto (2009) menjelaskan penelitian tidakan kelas yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Penelitian tindakan kelas bentuk kolaborasi sangat disarankan kepada guru yang belum pernah atau masih jarang melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkat subjektivitas peneliti, apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru dilaksanakan dalam satu siklus, guru pelaksana bersama pengamat dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan atau menguatkan hasil dari siklus pertama. Arikunto (2009) juga menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Model dalam penelitian tindakan kelas digunakan sebagai pedoman langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam prosedur penelitian. Berikut model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2009) yang digambarkan dalam bentuk bagan pada gambar 3.1 berikut. 15
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kelas X RPL 1 SMK Negeri 1 Tengaran, yang beralamat di Jl. Darun Na'im, Ds. Karangduren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang pada bulan Agustus sampai dengan September 2015. Adapun tahapan yang dilakukan adalah, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMK Negeri 1 Tengaran dan populasi terjangkaunya adalah siswa-siswi SMK Negeri 1 Tengaran kelas X semester I tahun ajaran 2015/2016. Adapun sampel penelitian ini yaitu keaktifan belajar simulasi sigital siswa-siswi kelas X RPL 1 SMK Negeri 1 Tengaran semester I tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan metode blended learning. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Observasi Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2008). Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan secara sengaja dengan cara mengamati secara 16
langsung objek yang akan diteliti, yaitu siswa. Metode observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui berlangsungnya proses pembelajaran. Metode observasi digunakan untuk mengetahui penerapan metode blended learning dan untuk mengetahui keaktifan siswa. 3.4.2 Metode Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009). Metode angket yang berupa pernyataan digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai peningkatan keaktifan belajar dengan metode blended learning pada mata pelajaran simulasi digital. 3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Lembar Observasi Penyusunan indikator pada lembar observasi didasarkan pada lima klasifikasi keaktifan menurut Sadirman (2001) yang dapat dinilai secara objektif dalam pembelajaran, indikator keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kegiatan Visual Lisan Mendengarkan Menulis Metrik Indikator Siswa mengamati demontrasi guru Siswa mengajukan pertanyaan di kelas Siswa mengajukan pertanyaan secara online Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan guru dengan seksama Siswa mengerjakan tugas secara online Siswa mengemukakan pendapat dalam forum diskusi online Siswa mengerjakan kuis secara online Siswa melakukan percobaan dengan benar Siswa mempresentasikan hasil percobaan kepada guru Penilaian pada masing-masing indikator dilakukan dengan skala guttman. Menurut Sugiyono (2011), skala guttman adalah skala pengukuran dengan data yang diperoleh berupa data interval atau rasio dikotomi yang terdiri dari dua alternatif jawaban. Pemberian bobot nilai dibuat dengan skor tertinggi 1 (satu) dan 17
terendah 0 (nol). Cara pemberian bobot nilai yaitu, nilai satu untuk jawaban ya dan nilai nol untuk jawaban tidak sesuai dengan munculnya indikator saat pembelajaran berlangsung. 3.5.2 Lembar Angket Penyusunan pertanyaan lembar angket didasarkan pada indikator keaktifan siswa yang kemudian dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan. Kisi-kisi lembar angket dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Angket Keaktifan Siswa Kegiatan Indikator Butir Jumlah Visual Siswa mengamati demontrasi guru 1, 2 2 Lisan Mendengarkan Menulis Metrik Siswa mengajukan pertanyaan di kelas 3, 4 2 Siswa mengajukan pertanyaan secara online 5, 6 2 Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan guru dengan seksama 7, 8, 9 3 Siswa mengerjakan tugas secara online 10, 11, 12 3 Siswa mengemukakan pendapat dalam forum diskusi online 13, 14 2 Siswa mengerjakan kuis secara online 15, 16 2 Siswa melakukan percobaan dengan benar 17, 18 2 Siswa mempresentasikan hasil percobaan kepada guru 19, 20 2 Penilaian pada lembar angket dilakukan dengan skala likert. Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata dengan penilaian tertentu. Alternatif jawaban dan nilai pada lembar angket dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Kurang Setuju 2 3 Tidak Setuju 1 4 18
3.5.3 Catatan Lapangan Menurut Lexy Moleong (2012) catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi dalam penelitian. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian penting yang muncul saat pembelajaran berlangsung sebagai refleksi untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. 3.6 Rancangan Penelitian Penelitian terdiri dari beberapa siklus, tiap siklus dilakukan perbaikan secara terus menerus hingga tujuan dari penelitian tersebut tercapai. Perbaikan yang dilakukan tiap siklus dirancang dengan melakukan diskusi dengan guru pembimbing. Penelitian dimulai dengan prasiklus sebagai data awal tanpa adanya tindakan, sedangkan siklus berikutnya dilakukan tindakan pada setiap pertemuan. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut. Langkah-langkah Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Tabel 3.4 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan II Kegiatan a. Konsultasi dengan guru pembimbing tentang RPP dan kegiatan yang akan dilakukan b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggabungkan kegiatan tatap muka di kelas dengan beberapa kegiatan pada edmodo c. Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan saat pelaksanaan pembelajaran d. Menyiapkan dan menggungah materi pada edmodo Penerapan RPP yang telah disusun a. Melakukan pengamatan dan melakukan pencatatan dan pemberian skor dalam lembar observasi keaktifan siswa b. Membuat catatan lapangan dan berita acara terkait pelaksanaan pembelajaran dengan model blended learning c. Melakukan dokumentasi kegiatan d. Membagikan angket untuk siswa di setiap akhir siklus a. Proses refleksi dilakukan dengan diskusi bersama guru mata pelajaran mengenai catatan lapangan dan lembar observasi yang dibuat selama proses pembelajaran b. Dari catatan lapangan dan lembar observasi, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, kemudian dilakukan identifikasi permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran c. Menyusun pemecahan atas masalah-masalah yang muncul agar dapat dibuat rencana perbaikan pada siklus berikutnya d. Menyusun kesimpulan mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan di tiap siklus 19
Selain langkah-langkah penelitian tindakan kelas seperti yang dijabarkan pada tabel diatas, berikut dijabarkan pula rencana kegiatan dan penjelasan tiap fitur edmodo yang akan diterapkan pada pelaksanaan siklus. Desain pembelajaran disusun berdasarkan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Suherni (2015) yang disesuaikan dengan metode blended learning berbasis edmodo. Tabel 3.5 Desain Pembelajaran Blended Learning Berbasis Edmodo Langkah-langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Fitur edmodo yang digunakan Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyiapkan materi Menjelaskan materi Membentuk siswa kedalam kelompok Membimbing siswa untuk presentasi Konfirmasi hasil diskusi dan presentasi Evaluasi kelompok dan kuis individu Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar Mempersilahkan siswa mengunduh materi yang terdapat pada library Menjelaskan materi yang sudah disiapkan Melakukan koordinasi dan melakukan pembagian kelompok Mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi Memberi beberapa pertanyaan kepada siswa terkait dengan diskusi dan presentasi dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya hal yang belum jelas Mendorong siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang sudah diberikan dan menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas mandiri pada edmodo Memperhatikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran Mengunduh materi yang terdapat pada library Menanggapi penjelasan guru dengan fitur notes dan reply Berkelompok, mengerjakan dan mengirim hasil kepada guru melalui edmodo Mempresentasikan hasil diskusi pada siswa lain Menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru terkait dengan hasil presentasinya Menarik kesimpulan dari materi yang sudah diberikan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara online - Library Notes dan Reply Reply - - Assigment dan Quiz 20
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Analisis Data Kualitatif Sesuai dengan teknik analisis kualitatif model Miles Huberman, penelitian ini menggunakan teknik analisis data berikut (Sugiyono, 2011). a. Penyajian data, adalah penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk pemaparan naratif, termasuk dalam bagan, flowchart, hubungan antar kategori dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami data dan membuat rencana berdasarkan apa yang dipahami. b. Penarikan kesimpulan, adalah proses penarikan intisari dari sajian data yang telah disusun dalam bentuk pernyataan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. 3.7.2 Analisis Data Kuantitatif Data yang diperoleh dari observasi adalah data kuantitatif. Data hasil observasi keaktifan siswa dianalisis untuk mengetahui skor keaktifan siswa dalam pelajaran simulasi digital. Selanjutnya dari hasil analisis, data obeservasi disajikan dalam bentuk uraian deskriptif. Berikut dijelaskan langkah-langkah analisis kuantitatif (Sugiyono, 2011). a. Menentukan kategori skor untuk setiap indikator yang diamati. b. Menjumlahkan skor untuk setiap indikator yang diamati. c. Menghitung persentase pada setiap indikator yang diamati dengan rumus berikut. Data yang sudah diolah dianalisis untuk mengetahui kategori keaktifan siswa. Keaktifan siswa dibagi menjadi empat kategori menurut Nafisah (2010) sebagai berikut: >75% : keaktifan tinggi 61% - 75% : keaktifan baik 55%-60% : keaktifan cukup <55% : keaktifan kurang 21
3.8 Kriteria Keberhasilan Tindakan Tindakan dikatakan berhasil apabila setelah penerapan metode blended learning, terjadi peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran simulasi digital. Peningkatan keaktifan siswa dapat dihitung dengan mempersentasekan skor keaktifan pada setiap indikator yang diteliti. Penelitian dimulai dengan prasiklus dan dihentikan ketika memenuhi kriteria yang ditetapkan dengan mengacu pada pendapat Mulyasa (2010) bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya >75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran secara aktif baik fisik maupun mental. Tercapainya perbaikan dan meningkatnya keaktifan siswa menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian yang ditandai dengan berhentinya siklus tersebut. 22