BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

WIWI WIDIA NINGSIH 2C EB19

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ATRIBUT PERUSAHAAN DAN FAKTOR AUDIT TERHADAP AUDIT KETERLAMBATAN (AUDIT DELAY) PADA INDUSTRI OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 sampel. Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (intitusi/ perusahaan/ responden)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun yang dipilih dengan

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan 2012. Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI adalah sejumlah 125 perusahaan, lalu setelah melakukan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling di dapat perusahaan sampel sejumlah 109 perusahaan. Penelitian ini juga melakukan uji asumsi klasik yang menjadi syarat untuk melakukam uji analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan ada empat pengujian yaitu uji normalitas, heterokedastisitas, multikorelasi atau multikolinieritas, dan autokorelasi. Setelah melakukan uji normalitas, ada pembuangan data pengganggu (outlier) sehingga jumlah perusahaan sampel sejumlah 107 perusahaan agar data berdistribusi normal. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan, dilakukan uji koefisien determinasi, uji f, dan uji t. Berikut adalah hasil analisis dari penelitian ini: 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sampel yang diambil secara deskriptif yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar (standar deviation), nilai maksimum (maximum) dan minimum (minimum). Hasil dari statistika deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Audit_Delay 428 31 151 77.73 16.937 Ukuran_Perusahaan 428 13173 182274000 5485223.91 1.72794 Profitabilitas 428-74.16 116.40 6.8692 13.10297 Komite_Audit 428 0 5 1.91 1.558 Valid N (listwise) 428 Sumber : Hasil olahan SPSS

Variabel audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan komite audit diukur dengan menggunakan skala pengukuran rasio. Dari hasil pengolahan data tersebut diketahui bahwa nilai minimum dari variabel audit delay sebesar 31 hari yang dialami oleh PT. Holsim Indonesia Tbk pada tahun 2010, sedangkan nilai maksimum yang dihasilkan sebesar 151 hari yang dialami oleh PT Davomas Abadi Tbk pada tahun 2012. Rata-rata audit delay pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 sebesar 77,73 hari, dimana standar deviasi yang diperkenankan adalah 16,937. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut tampak bahwa rata-rata audit delay perusahaan sampel masih di bawah 90 hari kalender yang merupakan batas yang ditetapkan oleh Bapepam-LK dalam penyampaian laporan keuangan. Rata-rata audit delay dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) yang memperoleh hasil sebesar 68,72 hari, Rachmawati (2008) yang memperoleh hasil sebesar 76,72 hari, Trisnawati dan Kusuma (2010) yang hasil rata-rata audit delay sebesar 72,94, serta penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010) yang memperoleh hasil rata-rata audit delay sebesar 70,70. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar Rp 13.173 dan nilai minimum sebesar Rp 182.274.000. Nilai maksimum dan minimum dari variabel perusahaan diukur berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Nilai maksimum ukuran perusahaan dimiliki oleh PT Astra International Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai minimum dimiliki oleh PT Karwell Tbk pada tahun 2011. Nilai rata-rata dari ukuran perusahaan adalah Rp 5.485.223,91 dan nilai standar deviasi adalah 1,72794. Variabel profitabilitas berkisar antara -74,16 sampai 116,40 dengan nilai ratarata sebesar 6,86 dan standar deviasi sebesar 13,10. Nilai variabel profitabilitas maksimum adalah sebesar 116.40 dimiliki oleh PT Astra International pada tahun 2009 dan nilai minimum sebesar -74.16 dimiliki oleh PT Beton Jaya Manunggal pada tahun 2012. Variabel komite audit diukur menggunakan skala rasio dengan meneliti data jumlah komite audit yang dimiliki oleh maisng-masing perusahaan sampel. Variabel komite audit memiliki nilai maksimum 5 anggota komite audit dan nilai minimum 0 anggota komite audit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih ada perusahaan yang belum memiliki komite audit walaupun sudah ada peraturan

pemerintah yang mensyaratkan setiap perusahaan go public di indonesia wajib membentuk komite audit. Jumlah komite audit sebanyak 5 anggota dimiliki oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk dan PT. Indofarma Tbk. Rata-rata dan standar deviasi dari variabel komite audit adalah sebesar 1,91 dan 1,55. Berdasarkan nilai rata-rata dari variabel komite audit tampak bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki dua anggota komite audit padahal menurut peraturan Bapepam-LK dengan Surat Edaran No. SE-03/PM/2000 mensyaratkan bahwa setiap perusahaan go publik di Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal tiga orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dan dua orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Variabel ukuran kantor akuntan Publik (KAP) menggunakan dummy dengan skala pengukuran nominal sehingga pengujian statistik deskriptifnya harus dilakukan sendiri. Pengukuran variabel ukuran KAP dengan membedakan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang terkategori big four dengan memberikan nilai dummy 1 dan memberikan nilai dummy 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non-big four. Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Dummy Ukuran KAP Mean Std. Deviation 0 Audit Delay 79.376 15.3 1 Audit Delay 74.272 15.6 Ket: 0) KAP Non-Big four 1) KAP Big four Dari data yang tersaji dalam tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata audit delay yang menggunakan jasa KAP non-big four (kode: 0) sebesar 79,37 dan nilai standar deviasi sebesar 15,3. Rata-rata audit delay yang menggunakan jasa KAP big four (kode: 1) sebesar 74,27 dan nilai standar deviasi sebesar 15,6. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel ukuran KAP, perusahaan yang menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berafiliasi dengan big four memiliki rata-rata yang rendah dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan KAP non-big four.

4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik sangat perlu dilakukan sebelum melakukan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi yang meliputi uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Uji asumsi klasik dijelaskan sebagai berikut : 4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas dipergunakan untuk menentukan apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi residual berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas menjadi hal yang penting karena salah satu syarat pengujian parametric-tes (uji parametrik) adalah data harus memiliki distribusi normal atau berdistribusi normal. Uji normalitas residual yang digunakan dalam penelitian ini melalui uji Kolmogorov- Smirnov dan dengan melihat grafik Normal P-P Plot Regression Standardized Residual. Penentuan normal atau tidaknya suatu distribusi data ditentukan berdasarkan nilai signifikansi hasil hitung. Jika nilai signifikansi hasil hitung di bawah 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Begitu juga sebaliknya, apabila nilai signifikansi hasil hitung lebih besar dari 0,05 maka data tersebut dapat dipastikan berdistribusi normal. Berdasarkan pengolahan data untuk uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.00 terjadi proses pembuangan data pengganggu (pembuangan outlier) sehingga jumlah 436 data menjadi 428 data. Berikut adalah hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Unstandardized Residual 428.0000000 15.11422658.100.100 -.083 2.067.088 Sumber: Hasil olahan SPSS Dari hasil pengujian normalitas yang ditunjukkan pada Tabel 4.3, nilai P- value yang dihasilkan sebesar 0,088 yang artinya nilai lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan residual tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika nilai Asymp Sig. (2-Tailed) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal Normal atau tidaknya suatu distribusi data juga dapat dilihat dari grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Jika titik-titik menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka data tersebut berdistribusi normal. Begitu juga sebaliknya, apabila titik-titik tidak mengikuti atau tidak berada disekitar garis diagonal maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Uji normalitas sangat penting untuk dilakukan. Data yang normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan demikian, data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Penelitian ini melakukan pembuangan outlier (data pengganggu) agar data dapat berdistribusi normal. Berikut adalah hasil dari uji Normal P-Plot of Regression Standardized Residual:

Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Berdasarkan gambar grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual dapat dilihat bahwa titik-titik yang ada menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual tersebut telah normal. Jika titik-titik tersebar tidak mengikuti garis diagonal maka hal tersebut menunjukkan bahwa data dalam model regresi tersebut tidak berditribusi normal. 4.2.2 Uji Heterokedatisitas Uji heterokedatisitas dilakukan untuk menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut dengan homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas dalam model, atau tidak terjadi heterokedatisitas. Uji heteroskedastisitas pada regresi ini dengan melihat nilai signifikan korelasi Spearman s rho. Jika nilai signifikan dari ke empat variabel 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heterokedatisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikan korelasi Spearman s rho lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi masalah heterokedastisitas (Ghozali, 2009:129).

Berikut adalah hasil uji Spearman s rho: Tabel 4.4 Uji Heterokedastisitas Model 1 (Constant) Ukuran Perusahaan (X1) Profitabilitas (X2) KAP (X3) Komite Audit (X4) Coefficients a Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1.95E-015 6.589.000 1.000.000.476.000.000 1.000.000.058.000.000 1.000.000 1.689.000.000 1.000.000.474.000.000 1.000 Sumber: Hasil olahan SPSS Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini tampak dari probabilitas signifikan dari masing-masing variabel pada tabel di atas lebih besar dari tingkat signifikan yang telah ditetapkan, α = 5%. Maka disimpulkan regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Uji heterokedatisitas juga dapat dilakukan dengan memplotkan grafik antara SRESID dengan ZPRED di mana gangguan heterokedatisitas akan tampak dengan adanya pola tertentu pada grafik. Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Berikut adalah uji heterokedatisitas pada model penelitian ini: Gambar 4.2 Scatterplot

Berdasarkan hasil grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa walaupun ada titik yang mengumpul tetapi titik-titik tersebut tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan ada titik-titik yang menyebar secara acak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada gangguan heterokedatisitas pada model dalam penelitian ini. 4.2.3 Uji Multikolinieritas Uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikorelasi itu sendiri adalah korelasi yang sangat tinggi atau yang sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Kriteria nilai pengujian multikolinieritas dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika hasil pengujian menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel independen lebih besar dari 10 atau nilai tolerance dari variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit) lebih kecil dari 10% maka hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi masalah multikolinieritas. Berikut adalah hasil uji multikorelasi dalam penelitian ini. Model 1 Tabel 4.5 Coefficients a Ukuran Perusahaan (X1) Profitabilitas (X2) KAP (X3) Komite Audit (X4) a. Dependent Variable: Audit Delay (Y) Collinearity Statistics Tolerance VIF.796 1.257.907 1.103.769 1.301.993 1.007 Sumber: Hasil olahan SPSS Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dalam tabel 4.5 menunjukan hasil nilai VIF yang dihasilkan oleh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit sebesar 1.257, 1.103, 1.301, dan 1.007. Nilai VIF dari masingmasing variabel lebih kecil dari 10 dan juga nilai tolerance dari masing-masing variabel yang nilainya 0,796, 0,907, 0,769, 0,993 lebih besar dari 10% sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas dalam model regresi ini. 4.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (disturbance term-ed.) pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukan adanya problem autokorelasi. Kriteria pengujian gejala autokorelasi adalah dengan Durbin-Watson test dimana nilai statistiknya berkisar antara 0 dan 4. Masalah autokoreasi sering terjadi pada data time series. Uji ini dilakukan karena penelitian ini menggunakan urutan waktu tahun 2009 sampai tahun 2012. Berikut adalah hasil dari uji Durbin Watson: Model 1 Tabel 4.6 Durbin-Watson Model Summary b Durbin- Watson 1.534 b. Dependent Variable: Audit Delay (Y) ` Sumber: Hasil olahan SPSS Dari hasil pengujian autokorelasi yang telah dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 4.6 yang menunjukan hasil bahwa nilai Durbin-Watson yang dihasilkan dalam pengujian sebesar 1,534. Sehingga disimpulkan residual dari regresi bersifat independen atau tidak terjadi autocorrelation, karena nilai Durbin-Watson test yang dihasilkan pada rentang ±2. 4.3 Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi (R square), uji f, dan uji t. Hasil dari masing-masing uji hipotesis akan dibahas sebagai berikut:

4.3.1 Koefisien Determinasi (R 2 ) Nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan semua variabel independen dalam menjelaskan varian dari variabel dependen. Jika nilai R square yang dihasilkan kecil, maka dapat diartikan bahwa kemampuan variabel independen tersebut dalam menerangkan varian variabel dependennya terbatas. Model 1 Sumber: Hasil olahan SPSS Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Model Summary b Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.260 a.068.059 15.18535 a. Predictors: (Constant), Komite Audit (X4), Profitabilitas (X2), Ukuran Perusahaan (X1), KAP (X3) b. Dependent Variable: Audit Delay (Y) Dari Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0.260 dan nilai koefisien determinasi (R square) dalam model penelitian ini sebesar 0,068 atau sama dengan 6,8%. Adjusted R square yang nilainya adalah 0,059 merupakan nilai R square yang disesuaikan, Std. Error of the estimate merupakan ukuran kesalahan standar dari penaksiran yang pada penelitian ini nilainya adalah 15,18535. Dari hasil tersebut terlihat bahwa kemampuan variabel bebas (ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan komite audit) dalam menjelaskan varians variabel terikat (audit delay) adalah relatif rendah yaitu hanya sebesar 6,8% saja dalam model penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar 93,2% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya. Nilai 93,2% juga mengindikasikan bahwa masih banyak variabel-variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap audit delay selain variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), dan komite audit. Hasil penelitian yang nilai koefisien determinasinya kecil juga terjadi pada penelitian yang dilakukan Lianto dan Kusuma (2010) yang meneliti variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan jenis industri. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian Lianto dan Kusuma (2010) adalah 0,070 atau 7%. Penelitian yang dilakukan oleh Indriyani dan Supriyati (2012)

yang menguji variabel ukuran perusahaan, ROA, laba/rugi perusahaan, dan debt to equity ratio menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,054 atau 5,4%. Nilai koefisien determinasi yang rendah juga terjadi dalam penelitian Santoso (2012) yang nilai R 2 adalah 0,034 atau 3,4%. 4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji f) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadap variabel dependennya dengan menetapkan taraf α sebesar 5%. Model 1 Regression Residual Total Tabel 4.8 Uji f ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 7084.828 4 1771.207 7.681.000 a 97772.254 423 230.595 104857.1 427 a. Predictors: (Constant), Komite Audit (X4), Profitabilitas (X2), Ukuran Perusahaan (X1), KAP (X3) b. Dependent Variable: Audit Delay (Y) Sumber: Hasil olahan SPSS Dalam melakukan uji f, asumsi yang ditetapkan adalah: Ho : Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel x secara simultan terhadap variabel y. Ha : Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel x secara simultan terhadap variabel y. Dari tabel 4.8 tampak bahwa nilai F hitung pada model penelitian ini sebesar 7.681 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai signifikansi pada penelitian ini sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf α yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima yang menunjukan hasil bahwa minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat atau variabel x berpengaruh secara simultan terhadap variabel y.

4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabelvariabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan komite audit) secara parsial terhadap variabel dependennya (audit delay) dengan tingkat signifikan yang telah ditetapkan dalam penelitian adalah 5%. Jika nilai signifikan yang dihasilkan oleh masing-masing variabel independen lebih kecil dari tingkat signifikan yang telah ditetapkan maka disimpulkan bahwa variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil perhitungan nilai t hitung dan taraf signifikansinya dalam penelitian ini: Tabel 4.9 Uji t Model 1 (Constant) Ukuran Perusahaan (X1) Profitabilitas (X2) KAP (X3) Komite Audit (X4) a. Dependent Variable: Audit Delay (Y) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 79.009 6.589 11.992.000.289.476.032.607.544 -.160.058 -.137-2.775.006-4.076 1.689 -.129-2.413.016-1.566.474 -.155-3.304.001 maka model persamaan regresi yang dihasilkan pada Tabel 4.10 sebagai berikut : AD = 79.009 + 0.289X 1-0.160X 2-4.076X 3-1.566X 4 Berdasarkan tabel 4.9 dijelaskan bahwa nilai konstanta adalah sebesar 79,009, yang artinya bahwa rata-rata nilai perubahan pada audit delay adalah 79,009 dengan asumsi semua variabel independen konstan. Nilai 79,009 juga menunjukan bahwa dengan tidak ada variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit, audit delay dari perusahaan sampel adalah 79,009. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi 0,289 dimana nilai positif tersebut menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay. Pengaruh positif dari variabel ukuran perusahaan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu rupiah ukuran perusahaan dengan proksi total aset dapat membuat jarak audit delay menjadi lebih panjang sebesar

0,289 kali. Nilai signifikansi dari variabel ukuran perusahaan sebesar 0,544 lebih besar daripada taraf α yang ditetapkan yaitu 0,05 sehingga menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Variabel profitabilitas yang diteliti memiliki koefisien regresi sebesar -0.160. Hal tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif, yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan profitabilitas, maka audit delay akan mengalami penurunan sebesar 0.160 kali. Variabel profitabilitas ini berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay karena nilai signifikansi sebesar 0,006 yang lebih kecil dari taraf α yang ditetapkan sebesar 0,05. Sementara itu, untuk variable ukuran Kantor Akuntan Publik yang diukur dengan menggunakan dummy memiliki koefisien regresi sebesar -4.076. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay, yang berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four berpeluang mengalami penurunan audit delay sebesar 4.076 kali. Variabel Kantor Akuntan Publik (KAP) ini berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay karena nilai signifikansi dari variabel ukuran KAP sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05 (5%). Variabel komite audit yang diukur berdasarkan jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar -1.566. Nilai negatif tersebut menunjukkan bahwa komite audit memiliki pengaruh terhadap audit delay, yang berarti bahwa setiap penambahan satu anggota komite audit, maka audit delay akan mengalami penurunan sebesar 1.566 kali. Variabel komite Audit ini berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay karena nilai signifikansi variabel komite audit yang sebesar 0,001 lebih kecil dibandingan dengan 0,05. Berdasarkan output SPSS di atas, pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut: 4.3.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Variabel ukuran perusahaan dengan asumsi H 0 : β 1 = 0 terhadap H 1 : β 1 0 dengan hasil uji t yang dihasilkan sebesar 0.607 dan p-value yang dihasilkan sebesar 0.544 dimana nilai tersebut lebih besar dari α= 5% (0,544 > 0,05) membuktikan bahwa H 0 : β 1 = 0 di terima atau H 1 : β 1 0 di tolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

audit delay. Nilai koefisien regresi yang ditunjukkan oleh nilai beta sebesar 0,289 menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka jarak audit delay perusahaan tersebut akan semakin panjang. Dengan demikian hipotesis Ha1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay ditolak. 4.3.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay Variabel profitabilitas dengan asumsi H 0 : β 2 = 0 terhadap H 2 : β 2 0 dengan hasil uji t yang dihasilkan sebesar -2,775 dan p-value yang dihasilkan sebesar 0,006 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α= 5% (0,006 < 0,05) membuktikan bahwa H 0 : β 2 = 0 di tolak atau H 2 : β 2 0 di terima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap. audit delay. Nilai beta yang negatif sebesar -0,160 juga membuktikan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay. Pengaruh negatif tersebut mengindikasikan bahwa semakin tingga tingkat profitabilitas perusahaan, maka jarak audit delay perusahaan akan semakin pendek. Dengan demikian hipotesis Ha2 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay diterima. 4.3.3.3 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay Variabel Kantor Akuntan Publik dengan asumsi H 0 : β 3 = 0 terhadap H 3 : β 3 0 dengan hasil uji t yang dihasilkan sebesar -2,413 dan p-value yang dihasilkan sebesar 0,016 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α= 5% membuktikan bahwa H 0 : β 3 = 0 di tolak atau H 3 : β 3 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Nilai Beta yang dihasilkan dalam penelitian ini bernilai minus sebesar -4,076 yang berarti bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Maksud dari ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay adalah perusahaan yang diaudit oleh KAP big four berpeluang untuk memperpendek jarak audit delay. Dengan demikian, hipotesis Ha3 yang menyatakan bahwa Ukuran Kantor Akuntan Publik memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay diterima.

4.3.3.4 Pengaruh Komite Audit Terhadap Audit Delay Variabel Komite Audit dengan asumsi H 0 : β 4 = 0 terhadap H 4 : β 4 0 dengan hasil uji t yang dihasilkan sebesar -3.304 dan p-value yang dihasilkan sebesar 0.001 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α= 5% (0,001 < 0,05) membuktikan bahwa H 0 : β 4 = 0 di tolak atau H 4 : β 4 0 di terima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Nilai beta yang bernilai negatif sebesar -1,566 mengindikasikan bahwa variabel komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah anggota komite audit yang di miliki perusahaan, maka jarak audit delay yang dihasilkan akan semakin pendek. Dengan demikian, hipotesis Ha4 yang menyatakan bahwa Komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay diterima. 4.4 Pembahasan Pembahasan dari masing-masing variabel berdasarkan hasil hipotesis adalah sebagai berikut: 4.4.1 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif, tetapi variabel perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif (0,289) dan nilai signifikansi dari variabel ini adalah 0,544 yang mana jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai derajat kebebasan yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (α= 5%). Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010), Lestari (2009), Iskandar dan Trisnawati (2010), dan Santoso (2012) yang penelitiannya juga menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Menurut Santoso (2012) tidak berpengaruhnya variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini mungkin disebabkan karena tekanan dari pihak eksternal agar perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya tepat waktu bukan hanya kepada perusahaan besar atau dengan kata lain, pihak eksternal menginginkan perusahaan besar maupun perusahaan kecil tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Terlebih lagi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang sama-sama di

awasi oleh investor, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemerintah, dan pihak eksternal lainnya. Kemungkinan kedua adalah proses audit yang dilakukan auditor akan tetap dilaksanakan dengan cara yang sama yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), tidak tergantung pada besar kecilnya total aset yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Muhammad dan Abidin (2008), Pranajaya (2010), dan Indriani dan Supriyati (2012) yang penelitian mereka menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Menurut Wirakusuma dan Cindrawati (2011) ukuran perusahaan mempengaruhi tingkat ketidaktepatanwaktu publikasi laporan keuangan itu mencerminkan bahwa ukuran perusahaan secara konsisten sebagai faktor fundamental yang mempengaruhi fenomena pelaporan keuangan di pasar modal. Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010), ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay karena adanya internal kontrol yang baik dan kemampuan perusahaan untuk menekan auditornya agar dapat menyelesaikan pekerjaan audit secara tepat waktu. 4.4.2 Profitabilitas Variabel profitabilitas dalam penelitian ini memiliki pengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai negatif (-0,160) dan nilai signifikansi dari variabel profitabilitas yang lebih kecil daripada nilai derajat kebebasan (degree of freedom) yang ditetapkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010), Lianto dan Kusuma (2010), serta Indriyani dan Supriyati (2012). Menurut Lianto dan Kusuma (2010), semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan menyebabkan semakin rendah audit delay. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung membutuhkan waktu pengauditan laporan keuangan yang lebih cepat karena adanya tuntutan untuk menyampaikan kabar baik tersebut secepatnya kepada publik. Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay menunjukkan bahwa profitabilitas yang dimiliki perusahaan adalah salah satu faktor yang menjadi penilaian para stockholder dalam pengambilan keputusan ekonomi sehingga perusahaan yang mendapatkan profitabilitas tinggi akan berusaha mempublikasikan laporan keuangannya secepat mungkin agar berita baik (good

news) tersebut dapat segera diketahui oleh publik. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, jarak audit delay-nya lebih rendah dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008), Santoso (2012), dan Pranajaya (2010) yang penelitiannya memiliki hasil bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Santoso (2012) menyatakan bahwa meskipun perusahaan yang menjadi sampel penelitiannya ratarata mengalami kerugian, namun hal tersebut tidak mempengaruhi perusahaan untuk tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Terlebih lagi dengan sampel penelitian yang merupakan perusahaan go public yang memang mendapatkan tuntutan agar menyampaikan laporan tepat waktu dengan adanya keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Hal tersebut dapat menjadikan faktor profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay karena besar kecilnya profitabilitas yang dimiliki perusahaan, perusahaan tetap dituntut untuk menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. 4.4.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasil dalam penelitian ini, variabel ukuran KAP memiliki pengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai negatif (-4,076) dan nilai signifikansi dari variabel ukuran KAP yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai derajat kebebasan yang ditetapkan (5%). Hasil ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2012), Pranajaya (2011), Shukeri dan Nelson (2011), dan Muhammad dan Shukeri (2008). KAP big four menjaga reputasinya dengan menjaga kualitas audit dan penyelesaian audit sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan karena apabila auditor tidak tepat waktu dalam melaksanakan audit, reputasi KAP akan buruk di mata klien. KAP yang berafiliasi dengan big four memiliki sumber daya yang besar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four berpeluang untuk menurunkan jarak audit delay. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

menunjukkan hasil ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010), KAP big four memperoleh insentif lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Waktu audit yang cepat juga merupakan cara KAP big four mempertahankan reputasinya. KAP big four biasanya juga didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Apabila terjadi keterlambatan publikasi, biasanya lebih banyak disebabkan oleh pihak manajemen yang justru menunda publikasi laporannya dengan pertimbangan tertentu (Yanti dalam Wirakusuma dan Cindrawati, 2011). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Kartika (2009). Menurut Kartika (2009), perbedaan hasil penelitian yang dilakukan Kartika dengan peneliti sebelumnya yang hasil penelitian menunjukan hasil ukuran KAP berpengaruh signifikan karena adanya perubahaan pengelompokan. Peneliti sebelum Kartika (2009) menggunakan bigsix, sedangkan penelitian yang dilakukan Kartika makai bigfive. 4.4.4 Komite Audit Variabel komite audit memiliki pengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai negatif (-1,566) dan nilai signifikansi dari variabel komite audit yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai derajat kebebasan yang ditetapkan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika dan Ghozali (2012) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efektivitas komite audit mampu mengurangi lead time pelaporan keuangan. Hasil yang berbeda ada pada penelitian yang dilakukan oleh Shukeri dan Nelson (2011) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Nilai - 1,566 membuktikan bahwa variabel komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay, yang artinya jika anggota komite audit semakin banyak, maka jarak audit delay yang ditimbulkan semakin rendah. Hal tersebut ditenggarai karena keberadaan komite audit yang sangat membantu bagi auditor independen dalam hal pemeriksaan. Selain melakukan pemeriksaan terhadap objek pemeriksaan, auditor independen juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan komite audit karena menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-

MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan dari komite audit adalah membantu Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal. Dengan adanya komite audit diharapkan dapat mengurangi kesalahan dalam pengukuran akuntansi, kesalahan dalam pengungkapan akuntansi, dan mengurangi tindak kecurangan yang mungkin dilakukan oleh manajemen sehingga auditor independen dapat terbantu dalam melaksanakan pekerjaan audit. Jika pengendalian internal perusahaan baik, maka auditor dapat memperkecil jumlah sampel sehingga jarak audit delay dapat menjadi lebih pendek.