SE - 121/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN

dokumen-dokumen yang mirip

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

SE - 131/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

SE - 95/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG KENA PAJAK TERTENTU DAN/ATAU

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Lampiran I. Surat Edaran Nomor SE-121/PJ/2010 tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Usaha Perbankan

SE - 63/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.03/2010 TENTANG PEDOMAN PENGHITU

SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M

SE - 132/PJ/2010 LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN ATAS PENERBITAN DAN PENGGUNAAN FAKTUR PAJAK TIDAK SAH

SE - 151/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-65/PJ./2010 TENTANG PERUBAH

SE - 45/PJ/2012 PENJELASAN ATAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG

SE - 17/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 25/PMK.011/2010 TENTANG PAJAK PERTAMBAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

PER - 25/PJ/2012 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-23/PJ/2012 TENTANG TATA

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( Rapat ) PT. BANK SINARMAS Tbk.

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

PER - 43/PJ/2009 BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

1. Koreksi Penjualan AYDA sebesar Rp ,00

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

SE - 33/PJ/2009 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEHUBUNGAN DENGAN DITETAPKANNYA PERATURAN DIREKTUR

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

SE - 05/PJ/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 164/PMK.03/2008 TENTANG PEMBE

PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY

SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I

PER - 62/PJ./2009 PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

SE - 87/PJ/2009 PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-49/PJ/2009 TENTANG TATA CARA P

bahwa beberapa ketentuan yang terkait dengan jasa perbankan antara lain adalah :

PER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT

SE - 69/PJ/2015 PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK

SE - 11/PJ/2011 PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2011 TENTANG TATA CARA

PER - 32/PJ/2010 PELAKSANAAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEN

SE - 64/PJ/2009 PEKERJA YANG MEMPEROLEH PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH

136/PMK.03/2011 PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK KEGIATAN USAHA PERBANKAN SYARIAH

SE - 25/PJ/2012 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SE - 74/PJ/2010 PENGAMANAN DATA, INFORMASI, DAN/ATAU DOKUMEN NON ELEKTRONIK MILIK DIREKTORAT JENDERA

BAB II LANDASAN TEORI

ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

SE - 20/PJ/2011 PENGISIAN FORMULIR SPT MASA PPN 1111 DAN SPT MASA PPN 1111 DM DALAM BENTUK FILE PDF

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

SE - 25/PJ/2010 PENANDATANGANAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

SE - 67/PJ/2009 PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-40/PJ/2009 TENTANG TATA CARA P

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 62/PJ/2013 TENTANG

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

SE - 04/PJ/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN P

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia,

PER - 19/PJ/2010 PENETAPAN SATU TEMPAT ATAU LEBIH SEBAGAI TEMPAT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

SE - 29/PJ/2010 PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI B

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG

Surat Edaran SE-13/PJ.52/2006

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan Infrastruktur. Dijelaskan juga bahwa sampai dengan akhir tahun

BAB II LANDASAN TEORI. (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana

PER - 39/PJ/2010 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-160/PJ/2005 TENTANG TATA

PER - 48/PJ/2009 TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG, DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAP

SE - 81/PJ/2011 INSENTIF JURUSITA PAJAK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PER - 65/PJ/2010 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-13/PJ./2010 TENTANG BENT

SE - 94/PJ/2010 TATA CARA PELAKSANAAN PEMBINAAN, EDUKASI, DAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRI

JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

PER - 40/PJ/2011 TATA CARA PENERBITAN FAKTUR PAJAK DAN SURAT SETORAN PAJAK ATAS PENYERAHAN JENIS BAH

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SE - 9/PJ/2009 PENEGASAN PENERBITAN SURAT KETERANGAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. 11 April 2005 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 246/PJ.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 3 TAHUN 1998 (3/1998) TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM PERBANKAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

PER - 55/PJ/2009 TATA CARA PERMOHONAN DAN PENETAPAN MASA MANFAAT YANG SESUNGGUHNYA ATAS HARTA BERWUJ

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PER - 26/PJ/2010 TATA CARA PENELITIAN SURAT SETORAN PAJAK ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

SE - 14/PB/2011 PETUNJUK TEKNIS ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CA

PER - 04/PJ/2012 PEDOMAN PENGGUNAAN METODE DAN TEKNIK PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN

15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK,

SE - 45/PJ/2008 PENYAMPAIAN DAN PEMONITORAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 43/PMK.03/2

PER - 34/PJ/2010 BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRI

SE - 12/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 240/PMK.03/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS

menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang. 3. Selaras dengan prinsip akuntansi yang berlaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN

SE - 49/PJ/2012 PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW) PEMERIKSAAN

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

PER - 49/PJ/2011 TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SE - 121/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN Contributed by Administrator Tuesday, 23 November 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 23 November 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 121/PJ/2010 TENTANG PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN) terhitung mulai tanggal 1 April 2010, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pasal 4A ayat (3) huruf d UU PPN mengatur bahwa keuangan adalah termasuk dalam Jenis yang tidakâ dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Penjelasan Pasal tersebut menyatakan bahwa keuangan meliputi : a. menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,â tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan

dengan itu; b. menempatkan dana, meminjamkan dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lainâ dengan menggunakan, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atauâ sarana lainnya; c. pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa : 1) sewa guna usaha dengan hak opsi; 2) anjak piutang; 3) usaha kartu kredit;dan/atau 4) pembiayaan konsumen; d. penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia;dan e. penjaminan. 2. Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah denganâ Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (UU Perbankan), mengatur bahwa usaha Bank Umum meliputi :

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,â sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. memberikan kredit; c. menerbitkan pengakuan utang; d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atasâ perintah nasabahnya : 1) - wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunyaâ tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan - dimaksud; 2) pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebihâ lama dari kebiasaan dalam perdagangan - dimaksud; 3) kertas perbendaharaan negara dan jaminan pemerintah; 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5) obligasi 6) dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7) instrumen berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,â baik dengan menggunakan, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atauâ sarana lainnya; g. menerima pembayaran dari tagihan atas berharga dan perhitungan denganâ atau antar pihak ketiga; h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan berharga; i. kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk  berharga yang tidak tercatat di bursa efek; k. kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; l. menyediakan pembiayaan dan atau kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; m. kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan denganâ Undang-Undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Sehubungan dengan hal tersebut, perlakuan PPN terhadap kegiatan usaha bank umum

sebagaimanaâ dimaksud pada butir 2 di atas, dapat dibedakan menjadi sebagai berikut : a. kegiatan usaha bank umum yang merupakan penyerahan keuangan yang tidak terutangâ PPN, yang karakteristiknya sebagai berikut : 1) keuangan yang diserahkan berupa pembiayaan yang mendapatkan imbalanâ berupa bunga, atau 2) keuangan yang diserahkan secara langsung oleh bank kepada nasabah, dalamâ hal keuangan tersebut bukan pembiayaan;dan b. kegiatan usaha bank umum yang merupakan penyerahanâ yang terutang PPN. 4. Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan keuangan yang tidak terutang PPNÂ meliputi : a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,â sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. memberikan kredit; c. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,â baik dengan menggunakan, sarana telekomunikasi maupun

dengan wesel unjuk, cek atauâ sarana lainnya; d. kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit; e. menyediakan pembiayaan dan atau kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai denganâ ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; f. menerbitkan pengakuan utang; g. menjamin atas risiko sendiri : 1) - wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunyaâ tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan - dimaksud; 2) pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebihâ lama dari kebiasaan dalam perdagangan - dimaksud; 3) kertas perbendaharaan negara dan jaminan pemerintah; 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5) obligasi; 6) dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7) instrumen berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

h. kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan denganâ UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan yang terutang PPN meliputi : a. memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah; b. penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk  berharga yang tidak tercatat di bursa efek; c. menerima pembayaran dari tagihan atas berharga dan perhitungan denganâ atau antar pihak ketiga; d. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan berharga; e. kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; f. membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya; 1) - wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunyaâ tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan - dimaksud;

2) pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebihâ lama dari kebiasaan dalam perdagangan - dimaksud; 3) kertas perbendaharaan negara dan jaminan pemerintah; 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5) obligasi; 6) dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7) instrumen berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. g. kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan denganâ UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Disamping usaha pada butir 3 sampai dengan butir 5 di atas, bank umum juga dapat  kegiatan yang bukan merupakan penyerahan, misalnya berupa membeli sebagian atau seluruhâ agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarelaâ oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalamâ hal nasabah debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeliâ tersebut wajib dicairkan secepatnya, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 12A UU Perbankan. Dalam hal ini, penjualan agunan, yang telah diambil alih oleh bank tersebut, merupakan penyerahanâ Barang Kena Pajak yang terutang PPN.

7. Contoh produk kegiatan usaha serta pendapatan yang diterima bank sebagaimana dimaksud padaâ butir 4 dan butir 5 adalah sebagaimana terlampir, yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkanâ dengan Surat Edaran ini. 8. Bank yang penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam butir 5, kecualiâ pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanyaâ untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkanâ PPN yang terutang. 9. Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Jasa Kena Pajak. Tata Cara pembuatan dan tata cara pembetulan atau penggantian Faktur Pajak mengikuti ketentuanâ peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10. Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah kegiatan usaha yang sama,â perlakuan PPN atas kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah tersebut adalah samaâ dengan perlakuan PPN atas kegiatan usaha Bank Umum sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran ini (mutatis mutandis). 11. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang di wilayahâ kerjanya terdapat Wajib Pajak bank agar sosialisasi dan pengawasan terkait denganâ pelaksanaan penegasan ini. Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaik-baiknya, serta disebarluaskan dalam wilayah kerja Saudara masing-masing. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 November 2010 Direktur Jenderal Pajak,

ttd. Mochamad Tjiptardjo NIP 195104281975121002 Tembusan : - Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan; - Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan; - Kepala Biro Hukum Kementerian Keuangan; - Kepala Biro Humas Kementerian Keuangan ; - Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak; - Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; - Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.