PER - 49/PJ/2011 TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

Transkripsi

1 PER - 49/PJ/2011 TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK Contributed by Administrator Friday, 30 December 2011 Pusat Peraturan Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK BESAR, KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAKARTA KHUSUS, DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA  DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : - bahwa dalam rangka meningkatkan pengawasan terhadap Wajib besar tertentu, perlu mengaturâ tempat pendaftaran dan pelaporan usaha bagi Wajib besar tertentu tersebut; - bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakanâ Pasal 2 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentangâ Perubahan

2 Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal tentangâ Tempat Pendaftaran dan Pelaporan Usaha bagi Wajib pada Kantor Pelayanan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar, Kantor Pelayanan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Madya; Mengingat : - Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentangâ Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4999); - Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 20/PMK.03/2008 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena ; - Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-34/PJ/2003 tentang Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib ; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK BESAR, KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL

3 PAJAK JAKARTA KHUSUS, DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA. Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: - Kantor Pelayanan yang selanjutnya disebut dengan adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. - Saat Mulai Terdaftar yang selanjutnya disingkat SMT, adalah tanggal saat Wajib terdaftar danâ dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena di yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal. Pasal 2 (1) Tempat pendaftaran dan pelaporan usaha bagi Wajib pada di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar, di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta Khusus, dan Madya diatur sebagai berikut: a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar meliputi: 1) Badan Usaha Milik Negara, untuk Wajib Badan Usaha Milik Negara dan anakâ perusahaan yang penyertaan modal baik langsung maupun tidak langsung dari Badan Usaha Milik Negara lebih dari 50% (lima puluh persen);

4 2) Wajib Besar Satu dan Wajib Besar Dua, untuk badan besarâ tertentu; 3) Wajib Besar Orang Pribadi, untuk Wajib orang pribadi tertentu; b. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta Khusus meliputi: 1) Perusahaan Masuk Bursa, untuk Wajib yang pernyataan pendaftaran emisiâ saham telah dinyatakan efektif oleh Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, badan-badan khusus (Self Regulatory Organization) yang didirikan danâ beroperasi di bursa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan Perusahaan efek non bank; 2) Penanaman Modal Asing Satu, untuk Wajib penanaman modal asing tertentuâ yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di sektor industri kimia danâ barang galian non-logam; 3) Penanaman Modal Asing Dua, untuk Wajib penanaman modal asing tertentuâ yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha disektor industri logam danâ mesin; 4) Penanaman Modal Asing Tiga, untuk Wajib penanaman modal asing tertentuâ yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di sektor pertambangan danâ perdagangan; 5) Penanaman Modal Asing Empat, untuk Wajib penanaman modal asingâ tertentu yang

5 tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di sektor industriâ tekstil, makanan dan kayu; 6) Penanaman Modal Asing Lima, untuk Wajib penanaman modal asingâ tertentu yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di sektor agribisnisâ dan jasa; 7) Penanaman Modal Asing Enam, untuk Wajib penanaman modal asingâ tertentu yang tidak masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di sektor jasa danâ perdagangan; 8) Badan dan Orang Asing Satu, untuk Wajib bentuk usaha tetap yangâ berkedudukan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan orang asing yang bertempatâ tinggal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 9) Badan dan Orang Asing Dua, untuk Wajib badan tertentu yangâ berkedudukan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta; c. Madya, untuk badan besar tertentu dalam suatu Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. (2) Tempat pendaftaran dan pelaporan usaha bagi Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal, kecuali untuk Wajib yang terdaftar di  Badan Usaha Milik Negara dan Badan dan Orang Asing Satu. (3) Tempat pendaftaran dan pelaporan usaha bagi Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufâ b angka 2) s.d. angka 7) berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib sebagaimana ditetapkanâ pada Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini yang merupakan bagian

6 yang tidak terpisahkanâ dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 3 (1) Dalam hal terdapat Wajib Penanaman Modal Asing baru setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, tempat pendaftaran dan pelaporan usahanya di yang wilayah kerjanya meliputiâ tempat kedudukan Wajib. (2) Dalam hal Wajib yang terdaftar di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) membukaâ kantor cabang baru yang berlokasi di wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c,â tempat pendaftaran dan pelaporan usahanya di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Pasal 4 Wajib yang terdaftar di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yang: - mengalami perubahan status modal; - melakukan perubahan kegiatan usaha/jenis usaha atau Klasifikasi Lapangan Usaha; - melakukan perubahan tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha yang menyebabkan perubahanâ tempat terdaftar; - pendaftaran emisi sahamnya telah dinyatakan efektif oleh Badan Pengawasan Pasar Modal danâ Lembaga Keuangan; atau

7 - sahamnya tidak lagi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (delisting), pemindahan Wajib dilakukan bersamaan dengan evaluasi Wajib terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Pasal 5 (1) Kewajiban perpajakan bagi Wajib yang terdaftar di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi: a. Penghasilan Badan atau Penghasilan Orang Pribadi; b. Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan atas Barang Mewah, denganâ ketentuan sebagai berikut: 1) bagi Wajib yang terdaftar pada di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar dan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta Khusus, tempat Pertambahan Nilai terutang untuk seluruhâ tempat kegiatan usaha ditetapkan di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayatâ (1); atau 2) bagi Wajib yang terdaftar di Madya, tempat Pertambahan Nilai terutang mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

8 c. Pemotongan dan Pemungutan Penghasilan akibat dari transaksi yang dilakukan kantorâ pusat dan/atau cabang Wajib yang berdomisili di wilayah: 1) Provinsi DKI Jakarta, untuk Wajib yang terdaftar di Badan Usaha Milik Negara, Wajib Besar, Wajib Besar Orang Pribadi, Badan dan Orang Asing, Perusahaan Masuk Bursa, Penanaman Modal Asing, Madya Jakarta Pusat, Madya Jakarta Barat, Madya Jakarta Selatan, Madya Jakarta Timur dan Madya Jakarta Utara; 2) Medan, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Medan; 3) Batam, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Batam; 4) Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kabupaten Pelalawan, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Pekanbaru; 5) Palembang, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Palembang; 6) Tangerang, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Tangerang; 7) Bandung, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Bandung; 8) Kabupaten Bekasi, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Bekasi; 9) Semarang, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Semarang;

9 10) Surabaya, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Surabaya; 11) Kabupaten Sidoarjo, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Sidoarjo; 12) Malang, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Malang; 13) Balikpapan, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Balikpapan; 14) Makassar, untuk Wajib yang terdaftar di Madya Makassar; 15) Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli, untuk Wajib yang terdaftar di  Madya Denpasar. d. Tidak Langsung Lainnya. (2) Kewajiban perpajakan Wajib yang tetap diadministrasikan di Pratama meliputi kewajibanâ Pemotongan dan Pemungutan Penghasilan akibat dari transaksi yang dilakukan olehâ masing-masing kantor pusat atau cabang Wajib selain dari transaksi yang terjadi di wilayahâ sebagaimana diatur pada ayat (1) huruf c, dan Bumi dan Bangunan. (3) Penetapan tempat Pertambahan Nilai terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bâ angka 1) dilakukan dengan menerbitkan keputusan pemusatan tempat Pertambahan Nilai terutang oleh Kepala atas nama Direktur Jenderal dengan bentuk sebagaimana

10 ditetapkanâ pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkanâ dari Peraturan Direktur Jenderal ini, paling lama: a. 1 (satu) bulan: 1) Sejak tanggal Peraturan Direktur Jenderal ini ditetapkan, bagi Wajib yangâ sebelumnya telah terdaftar di Badan Usaha Milik Negara dan Badan danâ Orang Asing Satu; 2) sejak tanggal SMT, bagi Wajib yang terdaftar di sebagaimana dimaksudâ dalam Pasal 2 ayat (1) selain Badan Usaha Milik Negara dan Badan dan Orang Asing Satu; atau 3) sejak tanggal terbitnya surat pengukuhan Pengusaha Kena, bagi Wajib  yang baru terdaftar di Badan Usaha Milik Negara dan Badan dan Orang Asing Satu setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini. b. 12 (dua belas) bulan sejak berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, bagi Wajib  yang terdaftar di Badan Usaha Milik Negara yang sampai dengan tanggal Peraturan Direktur Jenderal ini ditetapkan belum dilakukan penetapan pemusatan tempat  Pertambahan Nilai terutang. (4) Terhadap Wajib yang sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini terdaftar di  sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat

11 (1), pemusatan tempat Pertambahan Nilai terutangâ tetap berlaku sepanjang setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini Wajib tersebutâ terdaftar pada di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar dan  di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Jakarta Khusus. (5) Terhadap Wajib yang terdaftar di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yangâ setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini terdaftar di Madya atau Pratama, penetapan pemusatan tempat Pertambahan Nilai terutang tetap berlaku sampai dengan 31 Desember (6) Sebelum jangka waktu sebagaimana di maksud pada ayat (5) berakhir dan Wajib tetapâ menghendaki pemusatan tempat Pertambahan Nilai terutang, Wajib harus menyampaikanâ pemberitahuan tempat Pertambahan Nilai terutang sesuai peraturan perundang-undanganâ di bidang Perpajakan. (7) Bagi Wajib yang tetap terdaftar di yang sama dan pernah diterbitkan surat keputusanâ pemusatan tempat Pertambahan Nilai terutang, maka surat keputusan pemusatan tersebutâ dinyatakan tetap berlaku dan tidak perlu diterbitkan surat keputusan pemusatan tempat  Pertambahan Nilai terutang. Pasal 6 (1) Wajib yang terdaftar di berdasarkan keputusan Direktur Jenderal sebagaimanaâ dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), merupakan Wajib terbesar yang penentuannya dilakukanâ berdasarkan kriteria:

12 - rata-rata realisasi pembayaran pajak, baik yang tercantum di dalam sistem Modul Penerimaan Negara (MPN) maupun yang tidak tercantum dalam sistem MPN dan rata-rata peredaran usahaâ Wajib yang tercantum di dalam SPT Tahunan Penghasilan Badan selama 3 (tiga)â tahun terakhir; dan/atau - pertimbangan Direktur Jenderal. (2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan dengan pembobotan 80% untukâ realisasi pembayaran pajak dan 20% untuk peredaran usaha. (3) Dalam hal Wajib memenuhi kriteria terdaftar pada dua atau lebih sebagaimana dimaksudâ dalam Pasal 2 ayat (1), Direktur Jenderal menetapkan tempat pendaftaran dan pelaporan usahaâ Wajib. Pasal 7 (1) Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap Wajib yang terdaftar di sebagaimanaâ dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), kecuali untuk Wajib yang terdaftar di Badan Usaha Milik Negara dan Badan dan Orang Asing Satu. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: - untuk Wajib yang terdaftar pada di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar dan di lingkungan Kantor Wilayah

13 Direktorat Jenderal  Khusus, evaluasi dilakukan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk Wajib yang terdaftarâ di Perusahaan Masuk Bursa dilakukan setiap 1 (satu) tahun; - untuk Wajib yang terdaftar di Madya, evaluasi dilakukan paling cepat 1 (satu) tahun. (3) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (2) Direktur Jenderal menerbitkanâ Keputusan Direktur Jenderal tentang: - Tempat Pendaftaran dan Pelaporan Usaha Bagi Wajib pada Kantor Pelayanan  di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar, Kantor Pelayanan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Madya dengan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. - Pemindahan Wajib dari Kantor Pelayanan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Besar, Kantor Pelayanan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Madya dengan formulirâ sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini yangâ merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. (4) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan paling lama padaâ akhir bulan September tahun evaluasi dilakukan dan mulai berlaku 1 Januari tahun berikutnya. Pasal 8

14 (1) Dalam hal setelah diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) Wajib dipindahkan ke Pratama, dan selanjutnya mengajukan permohonan pindahâ sehubungan dengan perubahan tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usahaâ ke wilayah kerja Pratama lainnya, maka tata cara pemindahan terhadap Wajib tersebutâ mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. (2) Terhadap Wajib yang sebelum Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku telah terdaftarâ di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), tetap diadministrasikan di dimaksud sampaiâ dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal tentang tempat pendaftaran dan pelaporanâ usaha bagi Wajib tersebut. Pasal 9 (1) Pada saat berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini: - Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-335/PJ/2002 tentang Tempat Terutangnya bagi Pengusaha Kena yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan Wajib  Besar; - Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-390/PJ/2003 tentang Tempat Terutangnya bagi Pengusaha Kena Tambahan yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan  Wajib Besar sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-344/PJ/2003 tentang Penambahan Wajib Tertentu yang Terdaftar dan Melaporkan Usahanya pada Kantor Pelayanan

15 Wajib Besar Satu dan Kantor Pelayanan  Wajib Besar Dua; - Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-394/PJ/2003 tentang Tempat Terutangnya  Bagi Pengusaha Kena Yang Dikukuhkan di Kantor Pelayanan Yang Mengelola Wajib Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan KEP-73/PJ/2004; - Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-132/PJ/2004 tentang Tempat Terutangnya  bagi Pengusaha Kena yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Jakarta Khusus Selain Kantor Pelayanan Badan Usaha Milik Negara; - Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-136/PJ/2004 tentang Tempat Terutangnya bagi Pengusaha Kena yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan Madya Jakarta Pusat; - Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-72/PJ/2006 tentang Tempat Terutangnya  bagi Pengusaha Kena yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan Madya Pekanbaru, Kantor Pelayanan Madya Tangerang, Kantor Pelayanan Madya Bekasi, Dan Kantor Pelayanan Madya Denpasar; - Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-44/PJ/2007 tentang Tempat Terutangnya  bagi Pengusaha Kena yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan Wajib Besar Satu, Kantor Pelayan Wajib Besar Dua, Kantor Pelayanan Madya Jakarta Pusat Dan Kantor Pelayanan Madya Bekasi; - Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-47/PJ/2007 tentang Tempat Terutangnya  bagi Pengusaha Kena yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan Madya; - Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-9/PJ/2008 tentang Tempat Pendaftaran Bagi Wajib Tertentu dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Pengusaha Kena Tertentu sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-20/PJ/2011; - Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-15/PJ/2009

16 tentang Tempat Pertambahan Nilai Terutang Bagi Pengusaha Kena Yang Dikukuhkan Pada Kantor Pelayanan  Wajib Besar Atau Kantor Pelayanan Madya sebagaimana telah diubah denganâ PER-36/PJ/2009; dan - Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-54/PJ/2009 tentang Tata Cara Pemindahan Wajib Terdaftar dan/atau Pengusaha Kena Terdaftar dari Kantor Pelayanan  Madya Sehubungan dengan Perubahan Tempat Tinggal atau Tempat Kedudukan dan/atauâ Tempat Kegiatan Usaha; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Ketentuan-ketentuan lain yang mengatur tentang Tempat Pertambahan Nilai Terutang bagiâ Pengusaha Kena yang dikukuhkan di sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) yangâ bertentangan dengan Peraturan Direktur Jenderal ini, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, ttd. A. FUAD RAHMANY NIP

17