HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dibagi menjadi lokasi pengambilan sampel dan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012.

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji di Laboratorium Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 4-23 Desember tahun 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Desain, Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH KEMASAN BERDASARKAN NILAI APM KOLIFORM

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

UJI CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN AIR TEBU

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1),

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

Analisis Mikrobiologi Stik Kentang Goreng di Cafe Lesehan Talise Palu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

ANALISIS MIKROBIOLOGI BEBERAPA SUSU KEDELAI TANPA MEREK YANG BEREDAR DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

III. MATERI DAN METODE

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung

PENUNTUN PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI

Study Program of Biology Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB 3 METODE PENELITIAN

MINUMAN TEH KEMASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SUNGAI DAMA DAN SELILI MENGGUNAKAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala. 38 Tujuannya untuk

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi. 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang

UJI MUTU MIKROBIOLOGIS PADA MADU KEMASAN YANG BEREDAR DI KECAMATAN CAKRANEGARA. Rohmi, Haerul Anam, Mohamad Rovan Andrianto 1

Transkripsi:

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak Kecap manis selain mengandung protein, vitamin, dan mineral, kecap berfungsi juga sebagai penyedap makanan. Karena dapat memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan atau masakan, masyarakat menjadikan kecap sebagai bagian dari menu harian. Namun tidak menutup kemungkinan kecap manis dapat terkontaminasi oleh mikroba akibat pengolahan yang tidak higienis dan saniter. Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimanakah hygiene sanitasi serta analisa mikroba pada kecap manis yang digunakan di kantin yang ada di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo.. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hygiene sanitasi dan kandungan mikroba pada kecap manis di kantin dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk melihat hygiene sanitasi dan mikroba pada kecap manis dikantin di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan merujuk pada Standar Nasional Indonesia tahun 2009. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hygiene sanitasi seluruh kantin belum sesuai dengan Prinsip Hygiene Sanitasi. Sedangkan untuk pemeriksaan mikroba pada kecap manis tersebut terdapat 7 kantin yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia tahun 2009. Kesimpulan dari penelitian ini Berdasarkan hygiene sanitasi, ditinjau dari cara pemilihan kecap sudah memenuhi syarat, namun dari penyimpanan kecap dan penyajiannya belum memenuhi syarat kesehatan Dari hasil pemeriksaan laboraturium kecap manis yang tercemar oleh bakteri coliform dan terjadi pertumbuhan kapang adalah kantin A jumlah coliformnya 0,36 x 10, kantin B coliform 2,3 x 10, kantin C coliform 24 x 10, dan kantin G,H,I,J coliformnya 2,3 x 10. Kata Kunci: Hygiene Sanitasi, Mikroba, Kecap Manis

I. PENDAHULUAN Kecap manis selain mengandung protein, vitamin, dan mineral, kecap berfungsi juga sebagai penyedap makanan. Karena dapat memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan atau masakan, masyarakat menjadikan kecap sebagai bagian dari menu harian. Dengan kata lain, kecap dapat meningkatkan selera makan. Kecap biasa dikonsumsi dengan makanan pokok nasi, sayuran, daging, unggas, dan ikan. Di Indonesia, kecap sangat disukai sehingga kebutuhannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kecap tersedia di warung, di kantin, kaki lima sampai restoran di hotel berbintang lima. Kecap tersedia di tengah-tengah keluarga maupun di dalam kamar kos dan asrama. Sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI) No. 7388:2009 mikroba yang terdapat pada kecap manis yaitu Colifrom (<3/g) dan kapang (5x10 1 koloni/g). Pada survai awal, jumlah kantin di lingkungan Kampus UNG sebanyak 20 kantin. Namun hanya 10 kantin yang menggunakan botol kecap isi ulang.. selain itu kebiasaan para pengelola kantin membiarkan botol kecap isi ulang berada dalam keadaan terbuka selama lebih dari 6 jam. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan perlakuan yang seperti itu tanpa disadari oleh pengelola kantin dan juga konsumen dari kalangan mahasiswa, tentunya telah memberi peluang berkembangnya mikroba pada kecap manis tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian Gea (2009) tetapi dengan produk yang berbeda yaitu pada kecap manis. Mengingat kecap manis merupakan penyedap makanan yang paling banyak tersedia di kantin-kantin yang ada dilingkungan UNG. II. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 10 kantin yang ada di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo (UNG), diantaranya 7 kantin (kantin A, B, C, D,G,H,I) berada di lingkungan kampus 1, 1 Kantin (kantin J) berada di lingkungan kampus 2 dan 2 kantin (kantin E,F) berada di lingkungan kampus 3. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 hari, yang dimulai dari tanggal 25 April sampai dengan 2 Maret 2012. Adapun alasan peneliti memilih 10 kantin ini sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut: a. Jumlah pengguna kecap manis cukup banyak. b. Kantin tersebut menyediakan Kecap dalam botol isi ulang sebagai pelengkap makanan. c. Belum pernah dilakukan pemeriksaan mikroba pada kecap manis di kantin tersebut. 2.2 Desain Penelitian Desain digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk menggambarkan hygiene sanitasi dan kandungan mikroba pada kecap yang digunakan di beberapa kantin di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dengan melakukan pemeriksaan Laboratorium.

2.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 2.3.1 Variabel Penelitian Variable terikat (variabel dependen) pada penelitian ini adalah Kandungan mikroba pada kecap manis yang digunakan di kantin di lingkungan UNG.Variable bebas (variable independen) adalah Hygiene sanitasi pada kecap manis yang digunakan di kantin di lingkungan UNG. 2.3.2 Definisi Operasional Hygiene sanitasi makanan adalah upaya mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Hygiene sanitasi yang akan diteliti meliputi sebagai berikut: a. Pemilihan dengan kriteria sumber kecap berasal dari tempat yang diawsi pemerintah, diperhatikan tanggal kadaluarsa dan terdapat label BPOM b. Penyimpanan dengan kriteria memiliki tempat penyimpanan yang khusus, lokasi penyimpanan jauh dari SPAL dan di simpan dalam keadaan tertutup. c. Penyajian dengan kriteria kecap tidak berubah warna, tidak berbau dan tidak terdapat vector. 2.4 PopuLasi dan sampel 2.4.1 Populasi Pada penelitian ini populasinya adalah semua kantin yang berada dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 18 kantin. 2.4.2 Sampel Sampel penelitian ini adalah Kantin yang menggunakan kecap manis dalam botol isi sebagai pelengkap makan yang berjumlah 10 kantin. Sampel diambil teknik Purposiv Sampling dimana jumlah sampel didasarkan dari pertimbangan peneliti sesuai sifat populasi yang sudah diketahui jumlah populasi sebelumnya. 2.5 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka teknik pengambilan data dilakukan menurut sumber data yaitu data primer. 2.5.1 Sumber Data Penelitian Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk keperluan penelitian. Data-data yang dibutuhkan : 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui observasi tempat penelitian dengan sampel penjamah makanan dan melakukan pengumpulan sampel dan uji laboratorium dengan Most Probable Number (MPN) untuk mengetahui jenis mikroba yang dapat tumbuh pada kecap manis. 2.5.2 Instrumen Penelitian 1. Alat Tulis Adalah alat yang digunakan untuk mencatat, melaporkan hasil penelitian. Alat tersebut adalah pulpen, kertas, pensil dan komputer. 2. Lembar Observasi Adalah alat yang digunakan untuk mewawancarai penjamah makanan, dalam rangka mengumpulkan data penelitian. 3. Peralatan laboratorium

Adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan mikroba pada kecap manis. 3.5.3 Pengumpulan Data Langkah-langkah dan cara mengumpulan data yang dilakukan dalam proses penelitian yaitu : 1. Tahap Pelaksanaan. Pengambilan data primer dilakukan melalui observasi pada kantin dan pengamatan langsung dilaboratorium Adapun proses observasi meliputi sebagai berikut: Melakukan pengamatan dengan melihat hygiene sanitasi kecap manis yang sesuai dengan pedoman prinsip hygiene sanitasi, Departemen Kesehatan, 2004. Adapun proses pengamatan di laboratorium meliputi sebagai berikut : a. Cara kerja Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) Alat dan Bahan : Tabung reaksi, Tabung Durham, Pipet volume, Aquades, Kapas, Laktosa Broth, Kecap Manis, Inkubator. Cara Kerja : Membuat pengenceran dari sampel yang akan diperiksa mulai dari pengenceran 10-1, 10-2, 10-3. Menyediakan 12 tabung reaksi, 3 tabung berisi 9 ml aquades steril, 9 tabung berisi 9 ml Laktosa Broth (LB). Menyediakan sampel sebanyak 10 ml. Mengambil 1 ml dari sampel, memasukkan kedalam tabung pertama (isi aquades), mengocoknya sampai homogen, hingga konsentrasi larutan dalam tabung pertama menjadi 10-1. Mengambil 1 ml dari tabung pertama memasukannya kedalam tabung kedua, kocok sampai homogen, hingga konsentrasi larutan didalam tabung kedua menjadi 10-2, dan buat juga pengenceran 10-3. Mengambil larutan dari tabung 10 1,, sebanyak masingmasing 1 ml untuk 3 tabung (isi LB 9 ml) 10 1, kemudian mengambil larutan dari tabung 10 2,, sebanyak masing-masing 1 ml untuk 3 tabung 10 2, juga untuk pengenceran 10 3. Inkubasi dengan suhu 37 0 C selama 2 x 24 jam. Menghitung jumlah tabung reaksi yang positif (ditandai dengan adanya gas pada tabung durham atau kekeruhan). Melihat daftar MPN untuk menghitung jumlah bakteri per ml kemudian kalikan dengan 1/pengenceran ditengah. b. Penetapan Koloni Kapang Alat dan Bahan : Inkubator, Petri dish/cawan petri, Lampu Bunsen, Ose jarum, Mikroskop, Patato Dextrose Agar (PDA), Kecap Manis. Cara Kerja : Pada pemeriksaan kapang menggunakan media Patato Dextrose Agar (PDA). Mengusap kecap manis pada media PDA. menginkubasi pada suhu 25 o C - 30 o C. Pada hari ke 2 melihat pertumbuhan koloni, warna dan struktur. Koloni kapang biasanya buram, abu-abu, kehitaman dan seperti kapas. Menegaskan koloni kapang dengan pemeriksaan di bawah mikroskop. 3.6 Analisis Data Data yang diperoleh akan diolah dengan cara manual dan dibandingkan dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) No. 7388:2009 mengenai batas maksimum cemaran mikroba dalam kecap. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hygiene sanitasi, ditinjau dari cara pemilihan kecap sudah memenuhi syarat kesehatan karena dari 10 kantin 9 kantin memperoleh kecap dari pasar, 6 kantin menggunakani kecap dalam kemasan botol dan 9 kantin

menggunakan kecap yang berlabel BPOM. Ditinjau dari penyimpanan, belum memenuhi syarat kesehatan karena dari 10 kantin terdapat 8 kantin yang botol kecap isi ulangnya disimpan dalam keadaan tidak tertutup, dan dari 10 kantin terdapat 9 kantin yang lokasi kantinnya berdekatan dengan saluran pembuangan air limbah. Di tinjau penyajian, belum memenuhi syarat kesehatan, karena dari 10 kantin terdapat 8 kantin yang tidak menutup botol kecap isi ulang pada saat disajikan di atas meja dan seluruh kantin terdapat vector lalat. Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Kecap Manis yang Digunakan Di Kantin Di Lingkungan UNG No Kode Sampel MPN Coliform/gr 1 A 0,36 x 10 Standar Coliform Kapang + 2 B 2,3 x 10 + 3 C 24 x 10 + 4 D 0,2 x 10-5 E 0,2 x 10 - <3/gr 6 F 0,2 x 10-7 G 2,3 x 10 + 8 H 2,3 x 10 + 9 I 2,3 x 10 + 10 J 23 + Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa MPM diketahui bahwa MPM pada sampel nomor A terdapat Coliform sebanyak 0,36 x 10, pada sampel nomor B,G,H,I,J terdapat Coliform sebanyak 0,36 x 10, pada sampel nomor 3 terdapat Coliform sebanyak 24 x 10 dan pada sampel nomor A,B,C,G,H,I,J terjadi pertumbuhan kapang. Dari 10 sampel kecap manis yang diperiksa maka diketahui bahwa 3 sampel (30%) memenuhi syarat kesehatan sedangkan 7 sampel (70%) tidak memenuhi syarat kesehatan jika dilihat dari jumlah coliformnya. IV.SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hygiene sanitasi, ditinjau dari cara pemilihan kecap sudah memenuhi syarat kesehatan karena dari 10 kantin 9 kantin memperoleh kecap dari pasar, 6 kantin menggunakani kecap dalam kemasan botol dan 9 kantin menggunakan kecap yang berlabel BPOM. Ditinjau dari penyimpanan, belum memenuhi syarat kesehatan karena dari 10 kantin terdapat 8 kantin yang botol kecap isi ulangnya disimpan dalam keadaan tidak tertutup, dan dari 10 kantin terdapat 9 kantin yang lokasi kantinnya berdekatan dengan saluran pembuangan air limbah. Di tinjau penyajian, belum memenuhi syarat kesehatan, karena dari 10 kantin terdapat 8 kantin yang tidak menutup botol kecap isi ulang pada saat disajikan di atas meja dan seluruh kantin terdapat vector lalat.

Jenis mikroba yang mencemari kecap pada Kantin A,B,C,G,H,I dan J tersbut adalah Coliform dan Kapang sesuai dengan SNI No. 7388:2009. 4.2 Saran Bagi pengelola kantin Agar selalu menutup botol kecap setelah selesai digunakan. Selalu mencuci botol keap dengan air mengalir. Menyimpan kecap pada tempat yang tertutup sehingga tidak dapat diganggu serangga dan tidak menjadi tempat bagi pertumbuhan mikroba. Bagi penjamah makanan agar menjaga hygiene dan kebersihan dapur dan menyimpanan makanan secara tepat. Bagi konsumen agar lebih teliti sebelum mengkonsumsi kecap pada botol isi ulang, terutama perubahan fisik pada kecap tersebut.