Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berkembang dari APIKES PENA HUSADA SURABAYA, yaitu Akademi Rekam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perkonomian yang dewasa ini berkembang sangat pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

Semakin banyak laporan yang dibutuhkan semakin banyak berkas yang harus disiapkan dan diisikan dan semakin banyak pula waktu serta tenaga yang

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

SOP MENERIMA PASIEN RUJUKAN DARI PUSKESMAS ATAU RUMAH SAKIT LAIN. No. Revisi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

Kamus Indikator Pelayanan Medis RSIA NUN Surabaya Pelaksanaan Rapat Dokter Umum / Dokter Gigi Setiap Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I 1 PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang, tetapi seluruh masyarakat. Angka kesakitan (morbiditas) pada masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB II HASIL SURVEY. untuk memberikan nama Dr. R. Sososdoro Djatikoesoemo tahun 1990.

PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Poliklinik di Universitas Putra Bangsa Surabaya (UPB) sebagai institusi

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BAB1 PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap perkembangan strategi pemasaran. Dunia ini harus

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. proses selama 4 tahun akhirnya pada tanggal 17 April 2008 RSUD Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pertama Kedua

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:

Transkripsi:

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I 0302618 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tata letak adalah susunan fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi (Purnomo, 2004). Rumah sakit termasuk dalam jenis industri pelayanan atau jasa, baik untuk menunjang aktivitas kesehatan yang lain maupun langsung memberikan pelayanan terhadap pasien. Rumah sakit termasuk dalam jenis consumer goods industries karena hasil keluarannya dapat langsung digunakan oleh konsumen. Penggolongan jenis-jenis industri ini pada dasarnya sangat menentukan pengaturan dan susunan tata letak, baik dari segi makro (bangunan rumah sakit) maupun dari segi mikro (tata letak di dalam sebuah ruangan) (Hariyono, 2000) RSUD Dr. Soeroto Ngawi saat ini telah mampu menarik kepercayaan masyarakat dalam hal kesehatan. Salah satu faktor penyebabnya adalah pelayanan RSUD Dr. Soeroto terhadap pasien-pasiennya. Untuk memaksimalkan pelayanan kepada pasiennya maka RSUD Dr. Soeroto harus dapat menerapkan proses pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mewujudkannya banyak faktor yang mempengaruhi antara lain faktor tenaga kerja, peralatan yang tersedia, obat yang memadahi, serta kelengkapan fasilitas. Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi proses pelayanan di RSUD Dr. Soeroto yaitu penataan tata letak ruang. Penataan tata letak ruang ini akan berdampak pada pelayanan pasien, optimalisasi pemakaian area sehingga kelancaran aliran proses pelayanan dan efisiensi pelayanan akan tercapai. I-1

Pemilihan dan penempatan tata letak merupakah salah satu proses perencanaan fasilitas pelayanan. Tata letak yang dipilih akan menentukan hubungan fisik dari aktivitas-aktivitas pelayanan kesehatan yang akan berlangsung. Tata letak yang baik dapat menunjang proses pelayanan rumah sakit terhadap pasien. Tata letak fasilitas yang buruk akan menghambat proses pelayanan rumah sakit terhadap pasien, sehingga akan berakibat buruk bagi keselamatan pasien. RSUD Dr. Soeroto ngawi adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan pasien yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat serta pelayanan operasi. Baik pelayanan rawat inap, rawat jalan, rawat darurat maupun pelayanan operasi melewati beberapa aktivitas misalnya aktivitas pendaftaran, aktivitas penunjang yaitu laboratorium dan radiologi, aktivitas perawatan, serta aktivitas farmasi yang kesemuanya itu saling berkaitan satu sama lain sehingga mempengaruhi proses pelayanan dan keselamatan pasien sehingga perlu dibahas lebih lanjut. Dari hasil data RSUD Dr. Soeroto Ngawi bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan dari bulan januari 2006 desember 2006 adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Kunjungan Rawat Jalan Ruang perawatan Jumlah Kunjungan Persentase Kunjungan (%) Poliklinik 31152 81 UGD 7487 19 Jumlah total kunjungan 38639 100 Sumber : Data kunjungan rawat jalan tahun 2006 RSUD Dr. Soeroto Ngawi Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan di RSUD Dr. Soeroto Ngawi terbagi menjadi 2, yaitu jumlah kunjungan pasien rawat jalan dari poliklinik dan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dari UGD dimana jumlah kunjungan pasien rawat jalan yang terbesar terjadi pada pasien rawat jalan yang melalui poliklinik. RSUD Dr. Soeroto adalah sebuah rumah sakit dengan tipe C. Kondisi tata letak di RSUD Dr. Soeroto Ngawi saat ini dirasa masih belum mengacu pada standart rumah sakit tipe C. Kelancaran proses pelayanan terhadap pasien seringkali mengalami hambatan, karena jarak penanganan pasien yang terlalu jauh I-2

dimana bukti pertama tampak adanya peletakan bagian ruang administrasi yang terpisah-pisah menjadi beberapa gedung. Terpisahnya bagian gedung poliklinik yang terlihat pada peletakan poliklinik 1, poliklinik 2, instalasi farmasi dan apotik. Terpisahnya bagian gedung operasi yang terlihat pada peletakan ruang operasi, ruang pre dan post operasi 1, dan ruang pre dan post operasi 2. Terpisahnya bagian gedung untuk melahirkan yang terlihat pada peletakan ruang obgyn dan ruang perinatologi. Dari kondisi di atas maka perlu diperhatikan pula kedekatan fungsi antar ruang sehingga dalam penataan tata letak rumah sakit tersebut dapat sesuai dengan standart yang ada. Dalam standart rumah sakit tipe C terdapat aturan-aturan tentang penggunaan luas gedung. Di RSUD Dr. Soeroto Ngawi saat ini gedung yang ada luasnya masih ada yang belum memenuhi standart yaitu terbukti adanya luas gedung administrasi seluas 217 m 2 dimana dalam standart rumah sakit tipe C adalah seluas 280 m 2. Luas gedung radiologi 126 m 2 dimana standart luasnya adalah 180 m 2. Luas gedung laboratorium 120 m 2 dimana standart luasnya adalah 200 m 2. Luas gedung gawat darurat 160 m 2 sedangkan standart luasnya adalah 320 m 2. (Departemen Kesehatan RI, 1979) Tabel 1.2 Ukuran Tata Letak RSUD Dr. Soeroto Saat ini dibandingkan Dengan Standart Tata Letak RSU Tipe C Sarana Fisik Standart a. Gedung administrasi 280 m2 b. Poliklinik c. Gedung Operasi Ukuran Keterangan Tata Letak Awal 1. Bagian gedung administrasi terpisah-pisah 1. TU (144 m2) 2. Pemanfatan luas area rumah sakit yang 2. Rekam Medik (30 m2) berlebihan 3. Keuangan (25 m2) 3. Menimbulkan jarak 4. Ruang Pendaftaran (18 m2) Total 217 m2 1. Bagian gedung poliklinik Satu kesatuan 1. Poli A (230 m2) terpisah-pisah 2. Pemanfatan luas area (dengan luas 338 rumah sakit yang m2) 2 Poli C (150 m2) berlebihan 3. Apotik (18 m2) 3. Menimbulkan jarak 4. instalasi Farmasi (136 m2) Total 534 m2 1. Bagian Gedung Operasi Satu kesatuan 1. Ruang Operasi (266 m2) terpisah-pisah 2. Pemanfaatan luas area (dengan luas 367.5 rumah sakit yang berlebihan m2) 2. Ruang Pre dan post operasi 1 (36 m2) 3. Ruang pre dan post operasi 2 (192 m2) 3. Menimbulkan jarak Total 494 m2 I-3

d. Gedung Radiologi e. Ruang Laboratorium f. Gedung Melahirkan 180 m2 126 m2 200 m2 120 m2 Satu kesatuan 1. Ruang obgyn (243 m2) (dengan luas 294 m2) 2. Ruang perinatologi/ R. Bayi (120 m2) Total 363 m2 h. Unit Gawat Darurat 300 m2 160 m2 Jarak Antar ruang Standart Jauh Sumber : Departemen Kesehatan RI, 1979 Belum sesuai dengan standart RS tipe C Belum sesuai dengan standart RS tipe C 1. Bagian gedung melahirkan terpencar-pencar 2. Pemanfatan luas area rumah sakit yang berlebihan 3. Menimbulkan jarak Belum sesuai dengan standart RS tipe C Tata letak awal memiliki kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Tata letak awal RSUD Dr. Soeroto Ngawi terdapat jalan masuk untuk mobil yang memotong selasar sehingga dapat mengganggu aktivitas perpindahan pasien baik dari gedung rumah sakit bagian kiri (poliklinik 1, rekam medik, kantor keuangan, instalasi farmasi, gedung rawat inap kelas, perinatologi dan obgyn) ke gedung rumah sakit bagian kanan demikian sebaliknya. Selain itu, peletakan ruang jenazah pada tata leyak awal RSUD Dr. Soeroto Ngawi ini berada di bagian depan rumah sakit sedangkan pada umumnya ruang tersebut berada di bagian belakang rumah sakit, kondisi tersebut dapat mengganggu psikis pasien yang berada di gedung sekitarnya sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pasien. Kekurangan dari tata letak RSUD Dr. Soeroto Ngawi yang sekarang adalah pengaturan tata letak tiap gedung yang tidak sesuai dengan ukuran standart dari rumah sakit untuk tipe C sehingga perlu dilakukan penyempurnaan atau penyesuaian agar tidak mengganggu keselamatan pasien serta performansi pekerja. Untuk mengatasi masalah tata letak di RSUD Dr. Soeroto Ngawi tersebut maka perlu dilakukan pengaturan ulang tata letak ruang dan aktivitas pendukungnya untuk menunjang proses pelayanan kesehatan terhadap pasien. Selain itu perlu diperhatikan pula aliran proses yang berkaitan dengan proses pelayanan kesehatan terhadap pasien tersebut. Pengaturan tata letak yang diusulkan diharapkan dapat memperlancar proses pelayanan kesehatan terhadap pasien, sehingga proses pelayanan dapat berjalan lancar. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah bagaimana memperbaiki I-4

tata letak RSUD Dr. Soeroto Ngawi saat ini sehingga dapat sesuai dengan standart yang ada serta dapat mengurangi panjang lintasan perpindahan pasien baik untuk aktivitas pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat dan pelayanan operasi? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah: a. Untuk mengetahui performansi kondisi tata letak ruang RSUD Dr. Soeroto Ngawi saat ini dilihat dari segi jarak penanganan pasien b. Merancang tata letak ruang usulan untuk memperbaiki tata letak ruang awal sehingga dapat sesuai dengan standart rumah sakit tipe C dan dapat mengurangi panjang lintasan penanganan pasien. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Rancangan tata letak ruang RSUD Dr. Doeroto Ngawi yang dihasilkan dari penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Mengurangi panjang lintasan penanganan pasien sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya gangguan dalam perpindahan pasien baik dalam aktivitas pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat maupun pelayanan operasi. b. Menjadi bahan masukan yang dapat berguna untuk perkembangan rumah sakit. 1.5 BATASAN MASALAH Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas dan karena adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka perlu adanya batasan batasan tertentu yang sesuai dengan permasalahan sebagai berikut : a. Tidak menghitung ongkos penanganan pasien b. Tidak menghitung biaya perombakan / renovasi gedung. I-5

c. Perancangan tata letak dilakukan total terhadap area aktivitas di RSUD Dr. Soeroto Ngawi d. Pasien rawat jalan yang ditentukan adalah pasien yang masuk melalui poliklinik yaitu sebesar 81 % dari jumlah kunjungan total untuk rawat jalan. 1.6 ASUMSI Untuk menghindari kesalahan persepsi maka diberikan asumsi bahwa datadata yang terdapat dalam usulan perbaikan tata letak ruang RSUD Dr. Soeroto Ngawi adalah data yang diambil dan yang disesuaikan untuk skripsi ini. Selain itu ada pula asumsi untuk memudahkan pengerjaan yaitu : a. Tidak terjadi penambahan area untuk aktivitas pelayanan b. Perancangan disesuaikan dengan standar rumah sakit umum tipe C 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan skripsi ini, diberikan uraian bab demi bab yang dapat memudahkan pembahasan. Dari pokok-pokok pembahasan dibagi menjadi enam bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah yang berfungsi untuk membatasi laporan agar tidak terlalu luas dan menentukan secara spesifik area pembahasan yang akan dilakukan, asumsi yang berfungsi untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan bab dalam laporan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan umum rumah sakit tempat penelitian dan landasan teori. Tinjauan umum rumah sakit tempat penelitian berisi tentang informasi mengenai RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi meliputi sejarah I-6

singkat rumah sakit, visi dan misi rumah sakit, struktur organisasi dan fasilitas rumah sakit. Memuat teori-teori yang menunjang dalam pengolahan data yaitu diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan tata letak dan jenis atau tipe tata letak yang ada. BAB III METODE PENELITIAN Merupakan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses pelaksanaan penelitian yang digambarkan dalam bentuk flowchart. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan pengolahannya secara bertahap BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Berisi proses pengolahan data dan uraian analisis dan interprestasi hasil pengolahan data. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan uraian target pencapaian tujuan penelitian dan masukan bagi kelanjutan penelitian yang telah dilakukan dan masukan bagi penanggungjawab dari tempat penelitian. I-7