METODE. Materi. Alat. Rancangan

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Materi

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

MATERI DAN METODE. Prosedur

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III METODE PENELITIAN

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

UJI KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, KADAR NH3 DAN VFA PADA PELEPAH DAUN SAWIT TEROLAH PADA SAPI SECARA IN VITRO

Transkripsi:

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai Maret 2009. Materi Bahan Bahan pakan sumber serat yang digunakan yaitu rumput gajah, jerami padi dan serat sawit yang sudah digiling halus. Sumber inokulum yaitu isolat bakteri simbion rayap yang berasal dari rayap Coptotermes curvignathus Holmgren yaitu isolat A (SB 53 5(3)1) dan rayap Microtermes inspiratus Kemner yaitu isolat D (SC 51 5 (2)). Cairan rumen yang digunakan sebagai bahan adalah cairan rumen sapi yang diotoklaf, dengan tujuan cairan rumen otoklaf dapat dimanfaatkan sebagai makanan bagi isolat bakteri rayap. Bahan kimia yang digunakan yaitu larutan McDougall, gas CO 2, larutan pepsin HCl 0,2 %, larutan asam borat, larutan HgCl 2, larutan Na 2 CO 3 jenuh, larutan H 2 SO 4 0,005 N, vaselin, larutan H 2 SO 4 15 %, larutan NaOH 0,5 N, larutan HCl 0,5 N, indikator phenolphtalein (PP), dan aquades. Alat Peralatan yang digunakan adalah tabung fermentor, shaker waterbath, cawan Conway, cawan porselin, sentrifuse, pompa vakum, Buret, labu Erlenmeyer, tabung Hungate, inkubator, kertas saring Whatman No. 41, seperangkat alat destilasi, otoklaf, probe karet, pipet, tanur 600 o C, dan oven 105 o C. Rancangan Perlakuan Perlakuan bakteri yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas 3 faktor dengan 3 ulangan. Adapun ketiga faktor tersebut adalah: Faktor A : isolat bakteri rayap, yaitu A1= isolat bakteri rayap Coptotermes curvignathus Holmgren (isolat A (SB 53 5(3)1) dan A2= isolat bakteri rayap Microtermes inspiratus Kemner (isolat D (SC 51 5 (2)). 18

Faktor B : taraf inokulum isolat bakteri, yaitu B1= 10 6 CFU/ml, B2= 10 8 CFU/ml, B3 = 10 10 CFU/ml. Faktor C : jenis pakan sumber serat, yaitu C1= rumput gajah (RG), C2= jerami padi (JP) dan C3= serat sawit (SS). Peubah yang diamati Peubah-peubah yang diamati dalam penelitian in vitro ini adalah: 1. Konsentrasi VFA total (mm) Konsentrasi VFA total dianalisis dengan menggunakan teknik destilasi uap (General Laboratory Procedures, 1966). 2. Konsentrasi NH 3 (Amonia) (mm) Konsentrasi ammonia dianalisis dengan menggunakan metode mikrodifusi Conway (General Laboratory Procedures, 1966). 3. KCBK (Koefisien Cerna Bahan Kering) dan KCBO (Koefisien Cerna Bahan Organik) (%) KCBK dan KCBO diukur dengan menggunakan metode Tilley and Terry (1963) 4. Populasi bakteri total yang dihitung dengan metode pengenceran berseri yang dijelaskan oleh Ogimoto and Imai (1981). Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok dengan pola faktorial 2 3 3 dengan 3 periode pengambilan cairan rumen sebagai kelompok. Faktor A adalah isolat bakteri rayap, yaitu A1= isolat bakteri rayap Coptotermes curvignathus Holmgren (isolat A (SB 53 5(3)1) dan A2= isolat bakteri rayap Microtermes inspiratus Kemner (isolat D (SC 51 5 (2)). Faktor B adalah taraf inokulum isolat bakteri, yaitu B1= 10 6 CFU/ml, B2= 10 8 CFU/ml, B3 = 10 10 CFU/ml. Faktor C adalah jenis pakan sumber serat, yaitu C1= rumput gajah (RG), C2= jerami padi (JP) dan C3= serat sawit (SS). Adapun model matematik yang digunakan dalam penelitian adalah : Yijkl Keterangan : = µ+αi +β j+γ k +αiβ j+αiγ k +β jγk +αiβ jγ k +δl ijkl Y : Nilai pengamatan isolat bakteri rayap ke-i, taraf inokulum ke-j, pakan sumber serat ke-k, dan blok ke -l + ε ijkl 19

µ : Nilai rataan umum α i : Efek utama isolat bakteri rayap ke-i, i = 1 dan 2 β j : Efek utama taraf inokulum ke-j, j = 1, 2 dan 3 γ k : Efek utama bahan pakan sumber serat ke-k, k = 1, 2 dan 3 α i β j α iγ k β j γ k : Efek interaksi antara isolat bakteri rayap ke-i dan taraf inokulum ke-j : Efek interaksi antara isolat bakteri rayap ke-i dan bahan pakan sumber serat ke-k : Efek interaksi antara taraf inokulum ke-j faktor II dan bahan pakan sumber serat ke-k α iβ jγ k : Efek interaksi antara isolat bakteri rayap ke-i, taraf inokulum ke-j dan bahan pakan sumber serat ke-k δ l : Efek blok ke-l, l = 1, 2 dan 3 ε ijkl : Error (galat) dari isolat bakteri rayap ke-i, taraf inokulum ke-j, pakan sumber serat ke-k, dan blok ke -l Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat pengaruh yang nyata terhadap peubah yang diamati, perbedaan antar perlakuan diuji dengan ortogonal kontras dan polinomial (Steel dan Torrie, 1993). Populasi bakteri total dianalisis secara deskriptif. Peremajaan Bakteri Prosedur Media basal (BHI) sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan dialiri gas, kemudian tabung ditutup dengan probe karet dan diselotip agar keadaan media tumbuh bakteri tetap dalam kondisi anaerob. Kemudian sumber inokulum bakteri dimasukkan ke dalam tabung tersebut. Tabung lalu dimasukkan ke dalam inkubator (suhu 39 o C) selama 24 jam. Mikroba ini selanjutnya digunakan sebagai inokulum pada uji fermentasi dan kecernaan in vitro. Pencernaan Fermentatif (Anaerob) Bahan pakan ditimbang sebanyak satu gram, kemudian dimasukkan ke dalam tabung fermentor yang telah diberi label. Larutan McDougall diturunkan ph-nya hingga 6,5-6,8, kemudian sebanyak 12 ml dimasukkan ke dalam tabung fermentor tersebut disertai dengan penambahan gas CO 2. Cairan rumen yang telah diotoklaf 20

dimasukkan ke dalam tabung tersebut sebanyak 6 ml, kemudian sumber inokulum dimasukkan sebanyak 2 ml. Larutan dialiri gas CO 2 selama 30 detik, kemudian tabung ditutup dengan probe karet yang berventilasi. Setelah dialiri gas CO 2, tabung fermentor dimasukkan ke dalam shaker waterbath dengan suhu 39 o C dan difermentasi selama 6 jam. Setelah 6 jam, tutup karet dibuka kemudian ditambahkan 0,2 ml larutan HgCl 2 jenuh untuk mematikan mikroba. Cairan dalam tabung fermentor diambil dengan menggunakan pipet dan dipindahkan ke dalam tabung sentrifuse. Tabung sentrifuse tersebut disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit dan supernatannya ditampung dalam tabung film untuk analisa konsentrasi VFA dan NH 3. Pengukuran Konsentrasi NH 3 Pengukuran ini dilakukan dengan metode mikrodifusi Conway. Supernatan dari pencernaan fermentatif diambil sebanyak 1 ml dan ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan, sedangkan Na 2 CO 3 jenuh ditempatkan pada ujung alur cawan sebelahnya (kedua bahan tersebut tidak boleh bercampur sebelum tutup cawan ditutup rapat). Larutan asam borat berindikator sebanyak 1 ml ditempatkan dalam cawan kecil yang terletak di tengah cawan Conway. Selanjutnya cawan Conway yang sebelumnya telah diolesi vaselin pada bibir dan tutupnya ditutup rapat agar tidak ada NH 3 yang keluar. Larutan Na 2 CO 3 jenuh dicampurkan dengan supernatan sampel hingga merata dengan cara menggoyang-goyangkan dan memiringkannya. Sebelum titrasi, cawan Conway dibiarkan selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah 24 jam, tutup cawan dibuka dan asam borat dititrasi dengan H 2 SO 4 0,005 N sampai warnanya berubah dari biru menjadi kemerah-merahan. Saat titrasi, asam borat tidak boleh terkontaminasi oleh supernatan karena warna asam borat tidak akan berubah menjadi merah. Konsentrasi NH 3 dihitung dengan rumus : Konsentrasi NH 3 (mm) = ml H2SO4 x N H2SO4 x 1000 berat sampel x BK sampel Pengukuran Konsentrasi VFA Konsentrasi VFA diukur dengan menggunakan teknik destilasi uap (steam destilation). Sebanyak 5 ml supernatan (berasal dari tabung yang sama dengan supernatan untuk analisa NH 3 ) dimasukkan ke dalam tabung destilasi, lalu 21

ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 15 %. Dinding tabung dibilas dengan aquades dan secepatnya ditutup dengan sumbat karet yang telah dihubungkan dengan pipa destilasi berdiameter ± 0,5 cm. Kemudian ujung pipa yang lain dihubungkan dengan alat pendingin Leibig. Tabung destilasi dimasukkan ke dalam labu didih yang telah berisi air mendidih tanpa menyentuh permukaan air tersebut. Uap air panas akan mendesak VFA dan akan terkondensasi di dalam pendingin. Hasil destilasi ditampung dengan labu Erlenmeyer 300 ml yang telah diisi 5 ml NaOH 0,5 N. Proses destilasi selesai pada saat jumlah destilat yang tertampung mencapai ± 250 ml. Destilat yang tertampung ditambah indikator phenolphthalein (PP) sebanyak 2-3 tetes, lalu dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai terjadi perubahan dari warna merah jambu menjadi tidak berwarna (bening). Konsentrasi VFA total diukur dengan rumus : Keterangan : a = volume titran blanko b = volume titran sampel a - b x N HCl x 1000 / 5 ml VFA Total (mm) = ( ) berat sampel x BK sampel Perhitungan Populasi Bakteri Total Populasi bakteri dihitung dengan metode pencacah koloni bakteri hidup. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat media tumbuh yaitu dengan cara: bahan-bahan media dicampur, kemudian dimasukkan ke dalam botol yang telah diotoklaf, kemudian diukur phnya sekitar ph 6,8. Media pembiakan yang digunakan adalah non selektif media untuk total bakteri. Kemudian media dimasukkan ke dalam tabung Hungate masing-masing sebanyak 4,9 ml yang sebelumnya telah diisi agar bacto sebanyak 0,150 g. Media lalu disterilkan dalam otoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit dengan tekanan 1,2 Kg/cm 3. Setelah siap digunakan untuk pembiakan bakteri, media agar dimasukkan ke dalam penangas air pada suhu 47 C. Contoh cairan yang akan dikulturkan diencerkan terlebih dahulu, dengan media pengenceran. Pengenceran dilakukan sebagai berikut: 0,05 ml kultur bakteri dimasukkan ke dalam 4,95 ml media pengencer. Selanjutnya dari media pengencer diambil kembali sebanyak 0,05 ml, lalu dimasukkan ke dalam 4,95 ml media pengencer berikutnya. Perlakuan tersebut dilakukan sampai tabung ke-5. Kemudian 22

dari masing-masing seri tabung pengenceran diambil sebanyak 0,1 ml, kemudian dimasukkan ke media agar dan diputar sambil dialiri air pada roller tube, agar media dapat menjadi padat secara merata. Selanjutnya bakteri diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator. Perhitungan jumlah bakteri dilakukan dengan cara sebagai berikut : Populasi bakteri = Keterangan : x : tabung seri pengenceran ke-x Jumlah koloni x 0,05 x 10 0,1 Pencernaan Hidrolisis (Aerob) Produk fermentasi yang telah dipisahkan supernatannya pada percobaan fermentabilitas (24 jam), ditambah larutan enzim pepsin HCl 0,2 % (20 ml), kemudian dilakukan proses inkubasi lanjutan secara aerob sampai 24 jam dalam shaker waterbath. Setelah 24 jam campuran tersebut disaring dengan kertas saring Whatman No. 41 menggunakan pompa vakum untuk mendapatkan residunya. Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) Residu yang telah dipisahkan dari supernatannya, kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin untuk diuapkan airnya di dalam oven 105 o C selama 24 jam. Dari penguapan dengan oven 105 o C tersebut didapatkan bahan kering. Bobot kering sampel dalam cawan porselin kemudian ditimbang. Selanjutnya, untuk menentukan besaran koefisien kecernaan bahan kering dapat dihitung menggunakan cara berikut ini : BKasal (BK residu BK blanko ) Persentase KCBK = 100% BKasal Adapun bahan kering blanko diperoleh dari penguapan residu asal fermentasi tanpa bahan pakan dengan oven 105 o C, sedangkan bahan kering asal diperoleh dari penguapan oven 105 o C pada bahan pakan percobaan yang mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak difermentasikan (tidak ditambahkan inokulum). Koefisien Cerna Bahan Organik (KCBO) Besaran koefisien cerna bahan organik pakan diperoleh dari perhitungan bobot abu residu. Untuk mengetahui bobot abu residu, sampel dalam cawan porselin 23

yang telah diuapkan pada analisa KCBK, kemudian dimasukkan ke dalam tanur suhu 600 o C selama 6 jam. Setelah 6 jam, cawan porselin tersebut diangkat dan ditimbang bobot abunya setelah terlebih dahulu didinginkan di dalam eksikator. Bobot bahan organik diperoleh dengan mengurangi bobot kering dengan bobot abu residu. Besaran koefisien cerna bahan organik dihitung dengan cara berikut ini : BO Persentase KCBO = asal (BOresidu BOblanko) 100% BOasal Penentuan bahan organik blanko (BO blanko) diperoleh dari pengabuan residu asal fermentasi tanpa bahan pakan dengan tanur 600 o C. Sedangkan bahan organik asal (BO asal) diperoleh dari pengabuan dengan tanur 600 o C pada bahan pakan percobaan yang mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak difermentasikan (tidak ditambahkan inokulum). 24