BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KLINIS GANGGUAN KECEMASAN

Konsep Kecemasa n. Oleh : Hapsah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping. Anxiety (kecemasan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan menyediakan sumber yang besar dari pengalaman emosional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Bidan. melaksanakan tugas dan peran dengan mengintegrasikan pengetahuan,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Selye (1979) dalam Kalat (2008), stres adalah respon non

BAB II LANDASAN TEORI

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan sesuatu yang buruk

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

1. Bab II Landasan Teori

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

PROSES TERJADINYA MASALAH

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transfusi darah, prosedur invasif). (Potter & Perry, 2005). operasi dan prosedur-prosedur diagnostik yang besar, seperti

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu koping orang tua yang. anaknya dirawat di RSUD kota Semarang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa

Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama ditinjau dari Kepercayaan Diri

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB II KERANGKA TEORETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kecemasan Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tetntang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi yang adaptif yang sesuai (Freud, 1990 dalam Alwisol, 2009). Menurut Sobur (2003) dalam kehidupan sehari-hari, seseorang ternyata menemui kesulitan memberikan suatu dikotomi yang jelas dan tepat antara kecemasan dengan rasa takut. Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam, sedangkan ketakutan adalah sesuatu yang benar-benar menakutkan. Anxiety atau cemas, adalah rasa takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasanya. Pada orang normal sering terjadi rasa cemas yang normal seperti hanya sekedar khawatir, tapi jika khawatir itu sudah disertai dengan tandatanda atau gangguan fisik dan emosi yang intensif itu sudah bisa dogolongkan

pada kecemasan. Jika kecemasan ini berlanjut dan terus menerus (kronis), akan menimbulkan fatigue atau kelelahan mental dan depresi (Sarwono, 2009). Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan sampai pada taraf tertentu dapat mendorong meningkatnya performa (Kaplan, et al, 1994 dalam Fausiah dan Widury, 2008) Menurut Durand & Barlow (2006) kecemasan adalah keadaan yang berorientasi pada masa yang akan datang, yang ditandai oleh efek negatif dimana seseorang memfokuskan diri pada kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan yang tidak dapat dikontrol. Kecemasan juga dapat melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis. Menurut King (2010) kecemasan adalah gangguan psikologis yang mencakup ketegangan motorik (bergetar, tidak dapat duduk tenang, tidak dapat bersantai); hiperaktivitas (pusing, jantung berdetak cepat, dan juga berkeringat); dan pikiran-pikiran yang mendalam. Gangguan kecemasan berbeda dari kecemasan sehari-hari kecemasan ini tidak dapat dikendalikan dan bahaya nyata yang mungkin akan dihadapi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu ketakutan pada suatu objek yang tidak jelas dan dapat juga merubah keadaan suasana hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala

gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan dimasa yang akan datang dengan perasaan khawatir. 2.1.2. Penyebab Terjadinya Kecemasan Seperti sebagian besar gangguan psikologis lainya dan tidak seperti warna rambut atau mata dan tidak ada sebuah gen tunggal pun yang tampaknya menjadi penyebab kecemasan. Sebalikanya, kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen diwilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat kita rentan mengalami kecemasan (Kendler, et al, 1995; Lesch, et al, 1996; Plomin, et al, 1997 dalam Durand dan Barlow, 2006). 2.1.3. Jenis-Jenis Kecemasan Gangguan kecemasan dibagi dalam lima kelompok tipe, yaitu: a. Gangguan Kecemasan Tergeneralisasi Gangguan kecemasan yang ditandai oleh kekhawatiran yang intens, tidak terkontrol, tidak terfokus, kronis dan terus menerus yang menimbulkan distress dan disertai oleh adanya gejala-gejala fisik yang tidak produktif, seperti ketegangan otot, iritabilitas, dan kegelisahan. Orang-orang dengan gangguan kecemasan menyeluruh mengkhawatirkan tentang sebagian besar peristiwa kehidupan ringan yang terjadi setiap hari (Durand & Barlow, 2006).

b. Gangguan Panik Gangguan panik (panic disorder) adalah dimana seseorang mengalami secara berulang-ulang kemunculan mendadak dari sebuah terror yang sangat intens. Individu kerap mengalami perasaan hancur, tetapi mungkin saja tidak merasa cemas setiap saaat. Serangan panik sering kali muncul tanpa peringatan terlebih dahulu dan menghasilkan denyut jantung yang sangat cepat, nafas menjadi sangat pendek, dan perasaan tidak berdaya. Seperti kebanyakan orang, terkadang mengalami situasi spesifik yang membuat panic, korban akan merasa dipenuhi dengan ketakutan dan merasa bahwa korban menderita serangan jantung (Dammen, et al, 2006 dalam King, 2010). c. Gangguan Phobik Gangguan Phobik adalah satu bentuk kecemasan yang didominasi oleh gangguan alam pikir fobia. Fobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi tertentu (spesifik), yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk menghindarinya. Rasa ketakutan itu disadari oleh orang yang bersangkutan sebagai suatu ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal, namun orang tersebut tidak mampu mengatasinya. Gangguan Fobia dari sudut psikopatologi adalah suatu mekanisme defensive dalam upaya seseorang untuk mengatasi kecemasanya. Mekanisme defensive tersebut dilakukan dengan jalan mengalihkan (displacement) pad aide,

obyek, atau situasi tertentu yang bertindak sebagai symbol dari konflik atau psikotrauma masa lalu (symbolization), (Hawari, 2008). Fobia dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Klaustrophobia: Ketakutan terhadap ruang tertutup (misalnya didalam lift). 2. Acrophobia: Ketakutan terhadap ketinggian. 3. Animal Phobia: Ketakutan terhadap anjing, ular, serangga, tikus. 4. Natural Environment Phobia: Ketakutan terhadap lingkungan alam. d. Gangguan Obsesif-Kompulsif Gangguan Obsesi Kompulsif (OCD) adalah gangguan dimana seseorang merasa terjebak dalam pikiran-pikiran repetitif dan terus menerus (obsesif), dan perilaku ritual yang repetitif (kompulsi) yang ditujukan untuk mengurangi perasaan cemas. OCD ditandai dengan munculnya suatu pikiran atau imaji yang tidak diinginkan secara berulang dan menetap (obsesi) atau perilaku yang berulang dan dilakukan seperti ritual oleh seseorang karena ia merasa tindakan tersebut harus dilakukan untuk menghindari datangnya suatu musibah (kompulsi). Penderita OCD akan merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas diri mereka sendiri. Jenis perilaku kompulsif yang paling umum adalah mencuci tangan, menghitung, menyentuh, dan memeriksa berkali-kali (Wade dan Tavris, 2008).

e. Gangguan Stres Pascatrauma Gangguan PTSD timbul apabila mengalami stress emosional atau trauma psikologik yang besar berada diluar batas-batas pengalaman manusia yang lazim. Gangguan sangat mungkin terjadi pada mereka yang sendirian, bercerai, janda, mengalami gangguan ekonomis, atau menarik diri secara social. Trauma untuk pria biasanya akibat pengalaman peperangan, dan trauma untuk wanita paling serring adalah penyerangan atau perkosaan. Stressor adalah faktor utama dalam perkembangan gangguan pascatraumatik. Tetapi tidak semua orang akan mengalami gangguan stress pascatraumatik setelah suatu peristiwa traumatik (Ibrahim, 2008). 2.1.4. Bentuk-Bentuk Kecemasan Menurut Bucklew (1980) dalam Sahara (2009) membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat, yaitu: a. Tingkat psikologis: Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya. b. Tingkat fisiologis: Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya.

2.1.5. Reaksi yang Timbul Oleh Kecemasan Menurut Maher (1996) dalam Sobur (2003) menyebutkan tiga komponen dari reaksi kecemasan, yaitu: a. Emosional : Mempunyai ketakutan yang sangat dan secara sadar. b. Kognitif : Ketakutan meluas dan sering berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih, memecahkan masalah, dan mengatasi tuntutan lingkungan. c. Psikologis : Tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa pengerasan diri untuk bertindak, baik tindakan itu dikehendaki atau tidak. Menurut Freud sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia, perasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik. Hampir satu abad yang lalu, Sigmund Freud memperkenalkan istilah neurosis kecemasan (anxiety neurosis) dan mengidentifikasikan bentuk kecemasan.

Tabel 2.1. Analisis Gejala Gangguan Kecemasan Simptom-Simptom Keterangan Gangguan Somatik Tremor (gemetar) Panas dingin Kejang Berkeringat Palpitasi (denyut jantung tidak teratur) Neusa (mual) Diare Mulut kering Libido yang menurun Sesak nafas Sulit menelan Gangguan Kognitif Kesukaran untuk berkonsentrasi Kebingungan Kekuatan akan lepas kendali atau akan menjadi gila Kewaspadaan yang berlebihan Pikiran akan malapetaka yang besar Gangguan Perilaku Ekspresi ketakutan iritabilitas ( tersinggung ) Imobilisasi (ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif) Hipertensi penarikan diri dari masyarakat Gangguan Persepsi Depersonalisasi (bukan merasa diri sendiri) Derealisasi (Perasaan tidak nyata)

2.1.6. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai human capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai tambah perusahaan. Sebagai modal terpenting, fungsi dan peran karyawan selalu bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan efisiensi perusahaan melalui cara kerja yang efektif. Sebab, bila karyawan tidak produktif dan tidak efisien, maka karyawan mungkin tidak lagi menjadi modal terpenting, tapi menjadi beban buat perusahaan (Djajendra, 2011). 2.1.7. Karyawan Divisi Keuangan dan Karyawan Divisi Produksi Keuangan sebagai bidang yang berhubungan dengan operasi atau perusahaan. Fungsi keuangan diantara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain sangat berveriasi.namun demikian para pakar dibidang keuangan sepakat bahwa ada dua fungsi keuangan yang pokok dan berkaitan dengan keputusan keuangan yaitu sebagai berikut: Keputusan investasi, berkaitan dengan proses pemilihan satu atau lebih alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan, keputusan perdanaan, berkaitan dengan prose pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efisien (Sudana, 2011).

Produksi (production) adalah proses penciptaan barang dan jasa (Heizer dan Render, 2009). David (2010) mendefinisikan produksi sebagai suatu bisnis yang mencakup semua aktifitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Fungsi utam produksi menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) ada tiga yaitu : a. proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku produk, b. perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan, c. pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 2.1.8. Kerangka Pemikiran Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian.situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Terutama bagi karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan dituntut untuk mampu memperlihatkan kinerja serta hasil yang maksimal juga tepat waktu dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Tentu hal itu akan menjadikan sebuah tekanan psikologis dan menimbulkan rasa cemas sehingga dapat menghambat aktivitas pada karyawan tersebut.

TINGKAT KECEMASAN INDIKATOR: Gangguan Somatik: gemetar, panas dingin, sesak nafas Gangguan Kognitif: kesukaran untuk berkonsentrasi, kebingungan, kewaspadaan yang berlebihan Gangguan Perilaku: Ekspresi ketakutan, iritabilitas, imobilitas Gangguan Persepsi: depersonalisasi dan derealisasi Karyawan Divisi Keuangan Karyawan Divisi Produksi H0: Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan kerja antara karyawan divisi keuangan dan karyawan divisi produksi. H1: Ada perbedaan tingkat kecemasan kerja antara karyawan divisi keuangan dan karyawan divisi produksi. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.9. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 0 = Tidak ada perbedaan antara tingkat kecemasan karyawan bagian keuangan dan karyawan bagian produksi H 1 = Ada perbedaan antara tingkat kecemasan karyawan bagian keuangan dan karyawan bagian produksi