BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kecemasan Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tetntang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi yang adaptif yang sesuai (Freud, 1990 dalam Alwisol, 2009). Menurut Sobur (2003) dalam kehidupan sehari-hari, seseorang ternyata menemui kesulitan memberikan suatu dikotomi yang jelas dan tepat antara kecemasan dengan rasa takut. Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam, sedangkan ketakutan adalah sesuatu yang benar-benar menakutkan. Anxiety atau cemas, adalah rasa takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasanya. Pada orang normal sering terjadi rasa cemas yang normal seperti hanya sekedar khawatir, tapi jika khawatir itu sudah disertai dengan tandatanda atau gangguan fisik dan emosi yang intensif itu sudah bisa dogolongkan
pada kecemasan. Jika kecemasan ini berlanjut dan terus menerus (kronis), akan menimbulkan fatigue atau kelelahan mental dan depresi (Sarwono, 2009). Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan sampai pada taraf tertentu dapat mendorong meningkatnya performa (Kaplan, et al, 1994 dalam Fausiah dan Widury, 2008) Menurut Durand & Barlow (2006) kecemasan adalah keadaan yang berorientasi pada masa yang akan datang, yang ditandai oleh efek negatif dimana seseorang memfokuskan diri pada kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan yang tidak dapat dikontrol. Kecemasan juga dapat melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis. Menurut King (2010) kecemasan adalah gangguan psikologis yang mencakup ketegangan motorik (bergetar, tidak dapat duduk tenang, tidak dapat bersantai); hiperaktivitas (pusing, jantung berdetak cepat, dan juga berkeringat); dan pikiran-pikiran yang mendalam. Gangguan kecemasan berbeda dari kecemasan sehari-hari kecemasan ini tidak dapat dikendalikan dan bahaya nyata yang mungkin akan dihadapi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu ketakutan pada suatu objek yang tidak jelas dan dapat juga merubah keadaan suasana hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala
gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan dimasa yang akan datang dengan perasaan khawatir. 2.1.2. Penyebab Terjadinya Kecemasan Seperti sebagian besar gangguan psikologis lainya dan tidak seperti warna rambut atau mata dan tidak ada sebuah gen tunggal pun yang tampaknya menjadi penyebab kecemasan. Sebalikanya, kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen diwilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat kita rentan mengalami kecemasan (Kendler, et al, 1995; Lesch, et al, 1996; Plomin, et al, 1997 dalam Durand dan Barlow, 2006). 2.1.3. Jenis-Jenis Kecemasan Gangguan kecemasan dibagi dalam lima kelompok tipe, yaitu: a. Gangguan Kecemasan Tergeneralisasi Gangguan kecemasan yang ditandai oleh kekhawatiran yang intens, tidak terkontrol, tidak terfokus, kronis dan terus menerus yang menimbulkan distress dan disertai oleh adanya gejala-gejala fisik yang tidak produktif, seperti ketegangan otot, iritabilitas, dan kegelisahan. Orang-orang dengan gangguan kecemasan menyeluruh mengkhawatirkan tentang sebagian besar peristiwa kehidupan ringan yang terjadi setiap hari (Durand & Barlow, 2006).
b. Gangguan Panik Gangguan panik (panic disorder) adalah dimana seseorang mengalami secara berulang-ulang kemunculan mendadak dari sebuah terror yang sangat intens. Individu kerap mengalami perasaan hancur, tetapi mungkin saja tidak merasa cemas setiap saaat. Serangan panik sering kali muncul tanpa peringatan terlebih dahulu dan menghasilkan denyut jantung yang sangat cepat, nafas menjadi sangat pendek, dan perasaan tidak berdaya. Seperti kebanyakan orang, terkadang mengalami situasi spesifik yang membuat panic, korban akan merasa dipenuhi dengan ketakutan dan merasa bahwa korban menderita serangan jantung (Dammen, et al, 2006 dalam King, 2010). c. Gangguan Phobik Gangguan Phobik adalah satu bentuk kecemasan yang didominasi oleh gangguan alam pikir fobia. Fobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi tertentu (spesifik), yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk menghindarinya. Rasa ketakutan itu disadari oleh orang yang bersangkutan sebagai suatu ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal, namun orang tersebut tidak mampu mengatasinya. Gangguan Fobia dari sudut psikopatologi adalah suatu mekanisme defensive dalam upaya seseorang untuk mengatasi kecemasanya. Mekanisme defensive tersebut dilakukan dengan jalan mengalihkan (displacement) pad aide,
obyek, atau situasi tertentu yang bertindak sebagai symbol dari konflik atau psikotrauma masa lalu (symbolization), (Hawari, 2008). Fobia dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Klaustrophobia: Ketakutan terhadap ruang tertutup (misalnya didalam lift). 2. Acrophobia: Ketakutan terhadap ketinggian. 3. Animal Phobia: Ketakutan terhadap anjing, ular, serangga, tikus. 4. Natural Environment Phobia: Ketakutan terhadap lingkungan alam. d. Gangguan Obsesif-Kompulsif Gangguan Obsesi Kompulsif (OCD) adalah gangguan dimana seseorang merasa terjebak dalam pikiran-pikiran repetitif dan terus menerus (obsesif), dan perilaku ritual yang repetitif (kompulsi) yang ditujukan untuk mengurangi perasaan cemas. OCD ditandai dengan munculnya suatu pikiran atau imaji yang tidak diinginkan secara berulang dan menetap (obsesi) atau perilaku yang berulang dan dilakukan seperti ritual oleh seseorang karena ia merasa tindakan tersebut harus dilakukan untuk menghindari datangnya suatu musibah (kompulsi). Penderita OCD akan merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas diri mereka sendiri. Jenis perilaku kompulsif yang paling umum adalah mencuci tangan, menghitung, menyentuh, dan memeriksa berkali-kali (Wade dan Tavris, 2008).
e. Gangguan Stres Pascatrauma Gangguan PTSD timbul apabila mengalami stress emosional atau trauma psikologik yang besar berada diluar batas-batas pengalaman manusia yang lazim. Gangguan sangat mungkin terjadi pada mereka yang sendirian, bercerai, janda, mengalami gangguan ekonomis, atau menarik diri secara social. Trauma untuk pria biasanya akibat pengalaman peperangan, dan trauma untuk wanita paling serring adalah penyerangan atau perkosaan. Stressor adalah faktor utama dalam perkembangan gangguan pascatraumatik. Tetapi tidak semua orang akan mengalami gangguan stress pascatraumatik setelah suatu peristiwa traumatik (Ibrahim, 2008). 2.1.4. Bentuk-Bentuk Kecemasan Menurut Bucklew (1980) dalam Sahara (2009) membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat, yaitu: a. Tingkat psikologis: Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya. b. Tingkat fisiologis: Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya.
2.1.5. Reaksi yang Timbul Oleh Kecemasan Menurut Maher (1996) dalam Sobur (2003) menyebutkan tiga komponen dari reaksi kecemasan, yaitu: a. Emosional : Mempunyai ketakutan yang sangat dan secara sadar. b. Kognitif : Ketakutan meluas dan sering berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih, memecahkan masalah, dan mengatasi tuntutan lingkungan. c. Psikologis : Tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa pengerasan diri untuk bertindak, baik tindakan itu dikehendaki atau tidak. Menurut Freud sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia, perasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik. Hampir satu abad yang lalu, Sigmund Freud memperkenalkan istilah neurosis kecemasan (anxiety neurosis) dan mengidentifikasikan bentuk kecemasan.
Tabel 2.1. Analisis Gejala Gangguan Kecemasan Simptom-Simptom Keterangan Gangguan Somatik Tremor (gemetar) Panas dingin Kejang Berkeringat Palpitasi (denyut jantung tidak teratur) Neusa (mual) Diare Mulut kering Libido yang menurun Sesak nafas Sulit menelan Gangguan Kognitif Kesukaran untuk berkonsentrasi Kebingungan Kekuatan akan lepas kendali atau akan menjadi gila Kewaspadaan yang berlebihan Pikiran akan malapetaka yang besar Gangguan Perilaku Ekspresi ketakutan iritabilitas ( tersinggung ) Imobilisasi (ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif) Hipertensi penarikan diri dari masyarakat Gangguan Persepsi Depersonalisasi (bukan merasa diri sendiri) Derealisasi (Perasaan tidak nyata)
2.1.6. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai human capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai tambah perusahaan. Sebagai modal terpenting, fungsi dan peran karyawan selalu bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan efisiensi perusahaan melalui cara kerja yang efektif. Sebab, bila karyawan tidak produktif dan tidak efisien, maka karyawan mungkin tidak lagi menjadi modal terpenting, tapi menjadi beban buat perusahaan (Djajendra, 2011). 2.1.7. Karyawan Divisi Keuangan dan Karyawan Divisi Produksi Keuangan sebagai bidang yang berhubungan dengan operasi atau perusahaan. Fungsi keuangan diantara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain sangat berveriasi.namun demikian para pakar dibidang keuangan sepakat bahwa ada dua fungsi keuangan yang pokok dan berkaitan dengan keputusan keuangan yaitu sebagai berikut: Keputusan investasi, berkaitan dengan proses pemilihan satu atau lebih alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan, keputusan perdanaan, berkaitan dengan prose pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efisien (Sudana, 2011).
Produksi (production) adalah proses penciptaan barang dan jasa (Heizer dan Render, 2009). David (2010) mendefinisikan produksi sebagai suatu bisnis yang mencakup semua aktifitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Fungsi utam produksi menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) ada tiga yaitu : a. proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku produk, b. perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan, c. pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 2.1.8. Kerangka Pemikiran Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian.situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Terutama bagi karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan dituntut untuk mampu memperlihatkan kinerja serta hasil yang maksimal juga tepat waktu dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Tentu hal itu akan menjadikan sebuah tekanan psikologis dan menimbulkan rasa cemas sehingga dapat menghambat aktivitas pada karyawan tersebut.
TINGKAT KECEMASAN INDIKATOR: Gangguan Somatik: gemetar, panas dingin, sesak nafas Gangguan Kognitif: kesukaran untuk berkonsentrasi, kebingungan, kewaspadaan yang berlebihan Gangguan Perilaku: Ekspresi ketakutan, iritabilitas, imobilitas Gangguan Persepsi: depersonalisasi dan derealisasi Karyawan Divisi Keuangan Karyawan Divisi Produksi H0: Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan kerja antara karyawan divisi keuangan dan karyawan divisi produksi. H1: Ada perbedaan tingkat kecemasan kerja antara karyawan divisi keuangan dan karyawan divisi produksi. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.9. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 0 = Tidak ada perbedaan antara tingkat kecemasan karyawan bagian keuangan dan karyawan bagian produksi H 1 = Ada perbedaan antara tingkat kecemasan karyawan bagian keuangan dan karyawan bagian produksi