BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan kerangka pikir penelitian yang telah dirumuskan, penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kurikulum yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, setelah melalui kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada

Penelitian dan Pengembangan R&D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab tiga ini dikemukakan tentang metode penelitian mengenai jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini adalah penelitian dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian, teknik pengumpulan, analisis data dan tahap-tahap pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian dan pengembangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH. PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN IPA DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Hj. NURYANI Y. RUSTAMAN, M.Pd RESEARCH AND DEVELOPMENT DALAM PENDIDIKAN IPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang diangkat yaitu bagaimana

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dini bagi keluarga. Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metodekualitatif dan didahului oleh sebuah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk menelusuri pengembangan model

process used to develop and validate educational production". Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. serta tujuan penelitian. Untuk sampai ke tujuan tersebut peneliti mengarahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian, populasi dan sampel Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bandung, dan kota Bandung. Untuk kota Bandung peneliti memilih SDLB A Pajajaran yang beralamat di Jalan Pajajaran Bandung dan SDLB B yang berlokasi di Jl Cicendo No. 02 Kecamatan Sumur Bandung Kelurahan Babakan Ciamis kota Bandung. Alasan pemilihan lokasiini adalah kestrategisan lokasi untuk dijangkau oleh peneliti yang juga berdomisili di Bandung. Populasi siswa SDLB A dari kelas rendah ke kelas tinggi adalah 42 orang, sampel yang digunakan pada uji coba tahap 1 adalah kelas tinggi yakni kelas V dan VI yang berjumlah 8 orang.populasi siswa di SDLB Cicendo pada uji coba tahap 1 dari kelas rendah sampai kelas tinggi berjumlah 41 orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa untuk kelas tinggi saja yakni kelas V dan VI berjumlah 7 orang. Pada uji coba tahap 2 pada tahun 2010 sampel yang digunakan untuk SDLB A adalah kelas V berjumlah 8 orang, sedangkan siswa SDLB B sampel yang digunakan adalah kelas V yang berjumlah 6 orang. Uji coba tahap 3 dilakukan di Kabupaten Bandung pada tahun 2011 dengan populasi siswa yang sangat terbatas baik siswa tunanetra maupun siswa tunarungu. Pada SDLB A di Kecamatan Cicalengka jumlah siswa tunanetra dari di sekolah hanya ada 6 orang 4 di kelas tinggi dan 2 di kelas rendah, sampel yang digunakan adalah kelas tinggi yakni kelas V dan 1 orang dari kelas III karena umurnya sama dengan siswa kelas IV, sehingga sampel berjumlah 5 orang. Begitupun dengan jumlah siswa tunarungu di SDLB C D YPKR Kecamatan Cicalengka, siswa tunarungu sangat terbatas ada di kelas III, IV dan V dan jumlahnya 6 orang sehingga semua peneliti libatkan. Teknik sampling digunakan purposive sampling, dengan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk dijadikan subjek penelitian. Setiap sekolah hanya ada 1 kelompok eksperimen sehingga jumlah semua ada 6 68

kelompok eksperimen yaitu siswa tunanetra terdiri dari tiga kelas dan tiga kelas untuk kelompok siswa tunarungu yang ditreatmen untuk menemukan hasil apakah model yang dikembangkan dan diuji cobakan lebih baik dibandingkan model sebelumnya. 3.2 Desain penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D).Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti mengacu pada tahapan yang diungkapkan oleh Sukmadinata (2005:184), modifikasi model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg and Gall dilaksanakan dalam 3 tahapan yakni: 1) studi pendahuluan, 2) Pengembangan model dan 3) uji coba model. Secara spesifik peneliti melakasanakan tiga tahapan melalui kegiatan sebagai berikut. 1. Studi pendahuluan. Merupakan langkah awal untuk persiapan pengembangan yang terdiri dari tiga tahapan kegiatan, pertama studi kepustakaan, kedua survai lapangan, dan ketiga penyusunan produk awal atau draf model. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengkaji dan mempelajari konsep-konsep dan teori-teori yang berkenaan dengan model pembelajaran yang peneliti kembangkan yakni tentang model pembelajaran seni tari untuk meningkatkan kreativitas siswa tunanetra dan tunarungu. Selain itu juga mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran seni tari bagi siswa tunanetra dan tunarungu dan bagaimana cara mengembangkan kreativitas mereka melalui pembelajaran seni tari. Selanjutnya melakukan survai lapangan untuk menemukan potensi yang dimiliki lapangan serta permasalahan yang terjadi. Peneliti juga memaparkan bagaimana faktor yang menghambat dan mendukung siswa tunanetra dan tunarungu dalam pembelajaran seni tari. Adapun teknik pengumpulan data yang dilaksanakan saat survai lapangan adalah: 69

- Observasi mengenai keadaan pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di SDLB A dan B; - Wawancara dengan teknik tertutup untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni tari di SDLB A dan SDLB B, sebelum model diterapkan; - Studi dokumen, untuk mengetahui data-data yang berkaitan dengan siswa yang diteliti, serta yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. 2. Pengembangan model Data-data yang telah terkumpul didukung dengan teori dan konsep yang peneliti peroleh selama pelaksanaan studi pendahuluan menjadi landasan bagi peneliti untuk menyusun draf awal model pembelajaran seni tari untuk meningkatkan kreativitas siswa sekolah dasar tunanetra dan siswa tunarungu. Draf yang peneliti olah kemudian direviu dalam sebuah pertemuan Focus Group Discusion yang dihadiri oleh para ahli dibidang seni tari, musik, dan pendidikan luar biasa. Focus group Discussion, dilakukan untuk mengetahui kesiapan rancangan yang dibuat, serta membandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil masukan dari kegiatan tersebut peneliti memperbaiki draf model tersebut untuk diuji cobakan di lapangan. 3. Uji coba model a. Uji coba tahap 1 Uji coba model pembelajaran secara terbatas ini dilaksanakan pada kelas tinggi di 2 sekolah yakni masing-masing 1 sekolah untuk tunarungu dan 1 sekolah untuk tunanetra. Untuk sekolah tunanetra peneliti akan mengujicobakan di SDLB A Pajajaran Bandung. Sedangkan untuk tunarungu peneliti akan melakukan uji coba terbatas di SDLB B Cicendo Bandung. Peneliti dibantu oleh 2 observer yang memiliki latar belakang keilmuan pendidikan seni tari serta guru kelas melakukan pengamatan selama dilaksanakan uji coba terbatas. Berdasarkan masukan dari para observer dan guru kelas peneliti akan melakukan perbaikan dan 70

penyempurnaan model yang dikembangkan. Focus group discussion juga dilakukan pada tahap ini untuk melihat bagaimana hasil dan perbaikan dari model yang dikembangkan. Peneliti mempresentasikan hasillapangan di depan para ahli pendidikan kebutuhan khusus dan pendidikan seni baik musik maupun seni tari. b. Uji coba tahap 2 Uji coba lebih luas dilakukan pada siswa sekolah SDLB yang berbeda dari uji coba terbatas sebelumnya. Uji coba lebih luas ini dilaksanakan di SDLB untuk tunanetra dan SDLB untuk tunarungu di Kota Bandung. Peneliti dibantu oleh 2 observer yang memiliki latar belakang keilmuan pendidikan seni tari serta guru kelas melakukan pengamatan selama dilaksanakan uji coba. Focus group Discussion, dilakukan juga yang dihadiri oleh para ahli yang sama untuk mengetahui perubahan model dan hasil dari uji coba lebih luas di lapangan. c. Uji coba tahap 3 Uji tahap 3 merupakan tahap untuk menguji keampuhan dari model yang dikembangkan. Pada tahap ini, peneliti tetap melakukan Focus group Discussion, dilakukan juga yang dihadiri oleh para ahli yang sama untuk mengetahui perubahan model dan hasil dari uji coba lebih pada tahap sebelumnya di lapangan.peneliti meminta pendapat dari para akhli dengan memberikan model yang telah diujicobakan, baik berupa tulisan, dokumen hasil lapangan tertulis dan rekaman dari hasil uji coba tahap 2. Setelah itu peneliti akan melaksanakan seminar yang mempresentasikan hasil penelitian lapangan dan hasil uji coba melibatkan para pakar serta mengundang pula beberapa guru dari SDLB di kota dan Kabupaten Bandung. Pada saat pelaksanaan uji coba tahap 1,2 dan 3 peneliti menggunakan metode eksperimen. Adapun desain eksperimen yang digunakan adalah One- Group Pre test-post test Design, menggunakan pre test sebelum perlakuan atau sebelum diterapkannya model pembelajaran tari dan post test sesudah perlakuan 71

atau sesudah diterapkannya model pembelajaran tari. Pre test dan post test dilakukan untuk melihat perlakuan dapat terlihat keberhasilannya dengan akurat. Desain One-Group Pre test-post test Design ini dalam Sugiyono (2007:74) dapat digambarkan seperti berikut: O1 X O2 O1 = nilai pretest (sebelum perlakuan) O2 = nilai posttest (sesudah perlakuan) X = Perlakuan Pengaruh perlakuan terhadap peningkatan kreativitas siswa tunanetra dan tunarungu adalah (O2 O1). Setelah tahap eksperimen selesai dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan analisis statistik uji perbedaan dari perolehan hasil pretest dan hasil posttest. Uji perbedaan yang dihitung adalah perbedaan antara hasil pre test dengan post test pada kelompok eksperimen. Setelah selesai melakukan analisis statistik dan melihat tingkat keberhasilan dari model yang diujicobakan, peneliti melakukan sosialisasi pada sekolah-sekolah lain untuk diaplikasikan. Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian pengembangan model pembelajaran digambarkan pada gambar 3.1, 72

Kebutuhan pembuatan draf awal model berdasarkan analisis lapangan I STUDI PENDAHULUAN II PENGEMBANGAN MODEL III UJICOBA MODEL 1 Studi literatur 1) Teori 2) Hasil penelitian terdahulu 3 Penyusunan Draft Awal Uji ahli 5 Uji Luas 2 Studi Pendahuluan (Survey lapangan) 1. pembelajaran pendidikan seni tari saat ini di SDLB A dan B 2. kemampuan guru 3. rujukan guru dalam pembelajaran tari 4. motivasi siswa 4 Uji CobaTerbatas 1) Desain model 2) Implementasi 3) Evaluasi model 4) Penyempurnaan model Model Akhir Hasil studi literatur & studi lapangan menjadi dasar menyusun draft model Model Hipotetik Gambar 3.1 Alur prosedur pengembangan model pembelajaran 73

3.3 Metode penelitian Penelitian ini merupakan Reseach and depelovment atau penelitian pengembangan. Penelitian yang dilakukan merupakan suatu proses atau langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk dalam hal ini adalah model pembelajaran tari untuk siswa tunanetra dan tunarungu. Dalam pelaksanaan penelitian digunakan metode: 1. Deskriptif, penelitian awal menghimpun data tentang kondisi yang ada dalam hal ini dipaparkan bagaimana potensi yang dimiliki., dimana peneliti melakukan observasi tentang proses pembelajaran seni tari di sekolah luar biasa dengan berbagai faktor pendukungnya. 2. Evaluatif, evaluasi proses uji coba pengembangan produk dimana peneliti mencoba mendisain model pembelajaran serta mengevaluasi untuk memperbaiki ulang model yang dikembangkan melalui ujicoba tersebut. 3. Eksperimen, uji keampuhan produk yang dihasilkan dimana peneliti menguji cobakan keampuhan dari model yang didisain tersebut. Untuk lebih memperjelas pernyataan di atas berikut adalah langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini sepertiyang disebutkan dalam Sugiono (2007, hlm. 298) dimana langkah penelitian tersebut sebagai berikut: a. Potensi dan masalah, dalam hal ini peneliti melihat potensi yang dimiliki lapangan serta permasalahan yang terjadi sehingga dapat ditemukan solusinya. b. Pengumpulan data, Peneliti melakukan studi literatur dengan mengesplorasi beragai informasi yang berkaitan dengan penelitian dan mengobservasi pembelajaran yang dilaksanakan dilapangan. c. Desain Produk, dalam hal ini peneliti membuat rencana penelitian, merumuskan tujuan, membuat disain penelitian khususnya membuat desainmodel pembelajaranseni budaya sesuai dengan kebutuhan lapangan yang sebelumnya telah diobservasi. 74

d. Validasi Desain, yakni dengan melakukan penilaian terhadap produk dengan cara meminta pendapat dari para ahli tentang kelemahan dan kekuatan dari desain model pembelajaran yang dikembangkan. e. Perbaikan Desain Model, peneliti memperbaiki model pembelajaran berdasarkan masukan-masukan dari para ahli. f. Uji Coba Produk, dalam hal ini peneliti melakukan eksperimen dengan mengujicobakan model yang telah diperbaiki tersebut di lapangan dengan memakai 2 sekolah untuk untuk uji coba. g. Revisi Produk, pada pelaksanaannya peneliti melakukan perbaikan model pembelajaran berdasarkan masukan dari kegiatan uji coba produk yang dilakukan sebelumnya. h. Uji Coba Pemakaian Data kuantitatif yang diperoleh melalui uji coba yang lebih luas ini dievaluasi, dibandingkan untuk melihat tingkat keberhasilan dari model yang diujicobakan i. Revisi Produk, peneliti menyempurnakan model hasil uji coba berdasarkan hasil lapangan dari segi kekurangan dan kelemahanya, sehingga membuat model pembelajaran yang semakin terjamin validitasnya. j. Pembuatan Produk Masal, dalam hal ini model pembelajaran yang telah teruji dan layak akan disosialisasikan. Borg and Gall dalam (Syaodih, 2005, hlm. 168). Langkah-langkah penelitian pengembangan yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh langkah yaitu: 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan (planing). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian 75

tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas. 3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subyek uji coba guru. Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. 5. Revisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada lima sampai 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek ujicoba.data kuantitatif tingkat kreativitas siswa sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan, hasil-hasil data dievaluasi dan dibandingkan dengan kelompok pembanding. 7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational product revision). Menyempurnakan produk hasil lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah yang melibatkan 40 sampai dengan subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan analisis hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision) penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. 10. Disemenasi dan implementasi (dissementation and implementation). Melaporkan hasil dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran dan pengontrolan kualitas. Untuk memperjelas proses penelitian dengan menggunakan metode R&D digambarkan alurnya sebagai berikut: 76

Langkah-langkah Modifikasi Studi Pendahuluan Pengembangan Pengujian Studi Pustaka Pre test Survai Lapangan Penyusun- An Draft Produk Uji Coba Terbatas Uji Coba Lebih Luas Perlakuan Post test Gambar 3.2 Langkah-langkah modifikasi R&D 3.4 Defenisi operasional Peneliti membuat defenisi operasional untuk menyamakan persepsi tentang defenisi yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut: Model pembelajaran, merupakan pola atau desain tentang langkah-langkah pembelajaran dalam hal ini langkah-langkah pengembangan model pembelajaran tari kreatif bagi siswa-siswa berkebutuhan khusus dalam model ini menekankan pada pengembangan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan multi stimulus berdasarkan pada modalitas belajar yang dimiliki oleh siswa tunanetra dan tunarungu. Tari merupakan ekspresi jiwa yang ritmis dan indah, dalam hal ini tari dijadikan media untuk mengembangkan beragam potensi serta kepekaan yang dimiliki oleh siswa tunanetra dan tunarungu khusus. Kesempurnaan hasil akhir bukan tujuan utama dalam pembelajaran tari namun efek faedah yang menekankan pada pengembangan kreatvitas pada siswa tunanetra dan tunarungu. 77

Model pembelajaran, merupakan desain atau pola yang berisi langkah-langkah metodologis dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran seni tari yang berisi langkah-langkah instruksional yang menekankan pada penggalian kreativitas dalam mengajarkan materi seni tari bagi siswa tunanetra dan tunarungu. Sinektik, merupakan model pembelajaran yang ada pada rumpun model pemrosesan informasi. Model sinektik menekankan pada peningkatan kapasitas berfikir kreatif siswa dengan memiliki tahapan pembelajaran yang melatih kemampuan kreativitas siswa melalui beranalogi secara personal dan secara langsung. Sinektik memiliki dua strategi, yakni strategi pertama berisi tahapan analogi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, dan strategi kedua adalah berisi tahapan analogi untuk membuat sesuatu yang asing menjadi familiar. Kreativitas, merupakan kemampuan untuk menemukan, menyusun, memodifikasi suatu ide dalam hal ini adalah ide gerak kreatif sehingga berbeda dengan ide gerak sebelumnya.kreativitas ditekankan pada bagaimana siswa bersikap dan bertindak. Pengembangan kreativitas seni tari bagi siswa tunanetra dan tunarungu melatih cara berfikir kritis dan pemecahan masalah dengan menggunakan tari sebagai media atau alat berekspresi. 3.5. Instrumen penelitian Dalam proses penelitian yang dilaksanakan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan: 1. Wawancara, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan data yang mendalam tentang pengalaman siswa sebelum dan sesudah model pembelajaran diaplikasikan. Begitupun dengan guru-guru yang ikut mengobservasi (mitra) ataupun guru yang dilatih, diberikan wawancara untuk menemukan data tentang keteraplikasian serta manfaat dari model pembelajaran yang disosialisasikan.instrumen yang digunakan untuk wawancara ini adalah pedoman wawancara. Wawancara yang digunakan 78

adalah jenis wawancara tertutup dimana peneliti membatasi jumlah serta kedalaman dari pertanyaan yang diberikan. 2. Tes, kegiatan tes dilakukan sebelum dan sesudah treatmen (Pre-test dan Post-test) tujuannya untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan gerak tari dan kreativitas siswa sebelum dan sesudah treatmen diberikan. Instrumen yang digunakan adalah format test perbuatan. 3. Observasi, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengamati kemampuan awal siswa, proses pembelajaran sebelum dan selama model pembelajaran diaplikasikan dengan mengobservasi berbagai aspek yang berkembang selama proses penelitian. Instrumen yang digunakan adalah format observasi yang telah dipersiapkan peneliti. 4. Dokumentasi dilaksanakan sebagai upaya untuk menemukan data awal siswa tentang karakteristik dan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa (studi dokumen siswa). Hal ini sangat berguna dalam mengembangkan treatmen yang diberikan untuk disesuaikan dengan kekhususan yang dimiliki setiap siswa. Dokumentasi yang dilakukan lainnya adalah proses pendokumentasian hasil-hasil penelitian melalui foto dan video, pengarsipan hasil-hasil observasi dan hasil wawancara.instrumen atau alat yang digunakan adalah kamera foto, tape recorder, dan handycam. 3.6 Pengembangan instrumen Peneliti mengembangkan instrumen penelitian, hal tersebut dilakukan untuk melakukan pengumpulan data yang lebih spesifik khususnya untuk mengobservasi peningkatan kreativitas pada siswa tunanetra dan tunarungu selama perlakuan. 79

Rentang Nilai Tabel 3.1 Rentang nilai kreativitas pada siswa tunanetra Indikator Keberhasilan Siswa 90 100 Mengesplorasi ide dan gagasan kreatif berdasarkan stimulus raba dan dengar, beranalogi personal dan langsung dan mengekpresikan ke dalam bahasa dan gerak kreatif 70-80 Mengesplorasi ide dan gagasan kreatif namun tidak bisa mengekpresikan ke dalam gerak ataupun kemampuan verbal (beranalogi personal dan langsung) atau sebaliknya 60 70 Aktif meniru apa yang dilakukan temannya 50 60 Hanya bertindak apabila diminta guru guru Keterangan Sangat baik Cukup baik Baik Kurang baik < 50 Tidak mau bertindak apapun Sangat kurang Rentang Nilai Tabel 3.2 Rentang nilai kreativitas pada siswa tunarungu Indikator Keberhasilan Keterangan 90 100 Mengesplorasi ide dan Sangat baik 80

gagasan kreatif berdasarkan stimulus visual, beranalogi personal dan langsung dan mengekpresikan ke dalam bahasa dan gerak kreatif 70-80 Mengesplorasi ide dan Cukup baik gagasan kreatif namun tidak bisa mengekpresikan ke dalam gerak ataupun kemampuan verbal (beranalogi personal dan langsung) atau sebaliknya 60 70 Aktif meniru apa yang Baik dilakukan temannya 50 60 Hanya bertindak apabila Kurang baik diminta guru < 50 Tidak mau bertindak apapun Sangat kurang 3.7 Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Observasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal SDLB yang dijadikan sebagai subjek penelitian. 2. Angket. Penyebaran angket dilakukan pada saat peneliti melakukan survey awal untuk melihat kondisi awal pembelajaran Seni Budaya khususnya pembelajaran seni tari di SDLB di Kota Bandung. 3. Dokumentasi. Kegiatan ini berkisar pada analisis dokumen siswa yang dilibatkan, profil sekolah, serta melihat kondisi sekolah yang memungkinkan untuk dilakukannya penelitian. 4. Wawancara. Kegiatan ini dilakukan pada kepala sekolah dan, guru, Kegiatan ini dipadukan diskusi bersamadosen pembimbing 81

dan tim focus discussion untuk menyamakan persepsi tentang model pembelajaran yang akan dikembangkan. 3.8 Teknik analisis data Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada dua metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif kualitatif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada, metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba suatu produk. Deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data yang dihasilkan pada observasi dan angket yang dihasilkan pada penelitian awal. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses dan hasil uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan setiap uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba tersebut diadakan penyempurnaan (Sukmadinata, 2005: 167).Adapun teknik analisis data kuantitatif menggunakan uji-t (two-tailed) aplikasi Program SPSS versi 13.0. 82