BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Utama Jaya Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang sparepart mobil. Berdasarkan data yang dihimpun dari Direktorat Lalu- Lintas Polda Metro Jaya, pada tahun 2008 jumlah kendaraan di Jakarta sebanyak 11.362.396, rinciannya sepeda motor 8.244.346 unit dan mobil 3.118.050 unit. Menurut Traffic Management Centre (TMC) Polda Metro Jaya, diprediksi tahun 2011 jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta sebanyak 12.062.396 kendaraan. Hal ini bisa dilihat bahwa jumlah kendaraan bermotor di Jakarta mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dengan peningkatan pesat ini, maka muncul banyak industry yang bergerak di bidang sparepart mobil. Maka dari itu, PT. Utama Jaya Perkasa harus dapat mempertahankan kinerja dari karyawan agar dapat memenangkan persaingan. Karena sebesar apapun usaha dari perusahaan, tidak akan berhasil jika tanpa ada campur tangan dari karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dari Wakil Direktur PT. Utama Jaya Perkasa, diketahui bahwa penjualan produk mereka mengalami kondisi yang tidak stabil. Dimana karyawan hanya menjual target yang diberikan tanpa berusaha melebihinya. Dan jika perusahaan memberikan target yang lebih besar dari sebelumnya maka karyawan tidak bisa memenuhinya dan hanya bisa mencapai target seperti sebelumnya, hal ini mengakibatkan perusahaan selalu berada pada titik penghasilan yang sama. Kinerja pada umumnya diartikan sebagai kesuksesan 1
2 seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja karyawan meliputi kualitas dan kuantitas output serta keandalan dalam bekerja. Karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula. Dengan adanya kinerja yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan, diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai. Sebaliknya tujuan organisasi sulitatau bahkan tidak dapat tercapai bila karyawannya bekerja tidak memiliki kinerja yang baik, sehingga tidak dapat menghasilkan kinerja yang baik pula. Dilihat dari hasil wawancara, dapat dilihat bahwa karyawan bekerja hanya ingin mencapai target penjualan saja dan tidak bisa melebihi jika diberikan target lebih. Oleh karena itu perusahaan perlu memotivasi karyawan agar kinerja mereka juga meningkat. Ini sejalan dengan pendapat Riyadi (2011), dimana variabel motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja. Secara umum motivasi menjadi dasar dalam setiap upaya meningkatkan kinerja karyawan berarti melalui motivasi tersebut diharapkan karyawan mampu meningkatkan kinerja sehingga target pekerjaan yang ingin dicapai dapat terpenuhi dengan maksimal. Motivasi kerja karyawan perlu dicermati secara sistematis perkembangannya dan juga memerlukan perhatian dari atasan perusahaan itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan perilaku kerja karyawan. Walaupun kita telah memiliki karyawan dengan baik berdasarkan pada kemampuannya yang telah dilengkapi dengan latihan yang relevan, akan tetapi motivasi juga harus
3 dipertimbangkan agar hasil kerja lebih optimal. Untuk mendukung motivasi kerja karyawan diperlukan kepemimpinan yang handal dalam memimpin karyawan dan perusahaannya. Atasan mempunyai fungsi sentral dalam kepemimpinan suatu organisasi. Suatu organisasi memerlukan pemimpin yang handal yang dapat diharapkan bagi anak buahnya. Pemimpin dalam suatu organisasi harus mempunyai jiwa kepemimpinan, harus bisa mempengaruhi bawahan, harus bisa mengatur, mengelola, memimpin bawahan, dengan power yang dimilikinya sebagai atasan. Dan juga bisa membuat rencana kedepan dalam memajukan perusahaannya. Disamping gaya kepemimpinan, faktor kompensasi juga merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan motivasi karyawan. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Program kompensasi mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia yang dimiliki. Pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan untuk bekerja makin baik dan produktif. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap motivasi sehingga dengan pemberian kompensasi yang sesuai maka karyawan akan menghasilkan kinerja yang baik. Dari uraian diatas, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Kompensasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi serta Dampaknya terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Utama Jaya Perkasa dengan menggunakan metode analisis jalur atau path analysis. Sehingga penelitian ini
4 diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memberikan masukan atau informasi mengenai permasalahan kinerja karyawan dalam perusahaan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa masalah yang muncul dan merumuskannya, antara lain adalah : 1. Seberapa besar pengaruh kompensasi (X1) dan gaya Kepemimpinan (X2) terhadap motivasi (Y) pada karyawan PT.Utama Jaya Perkasa secara individual maupun simultan? 2. Seberapa besar pengaruh kompensasi (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) serta motivasi (Y) terhadap kinerja karyawan (Z) pada PT.Utama Jaya perkasa secara individual maupun simultan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh kompensasi (X1) dan gaya Kepemimpinan (X2) terhadap motivasi (Y) pada karyawan PT.Utama Jaya Perkasa secara individual maupun simultan.(t-1) 2. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh kompensasi (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) serta motivasi (Y) terhadap kinerja karyawan (Z) pada PT.Utama Jaya perkasa secara individual maupun simultan.(t-2)
5 1.4 Manfaat Penelitian Bagi perusahaan : 1. Sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijakan dan perencanaan SDM selanjutnya dalam rangka pengembangan perusahaan secara keseluruhan. 2. Perusahaan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi serta dampaknya terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan. Bagi pembaca : 1. Sebagai sumber informasi mengenai kompensasi. 2. Sebagai sumber informasi mengenai gaya kepemimpinan. 3. Sebagai sumber informasi mengenai motivasi. 4. Sebagai sumber informasi mengenai kinerja karyawan. 5. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan terhadap motivasi serta dampaknya terhadap kinerja karyawan.