INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA Nadya Aulia 1 ; Amaliyah Wahyuni, 2 ; Nurhamidi 3 Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna yang dilarang digunakan pada pangan. Dengan mengkonsumsi rhodamin B yang cukup besar dan berulang-ulang akan menyebabkan iritasi pada saluran penapasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi pada pencernaan, keracunan, gangguan fungsi hati, dan kanker hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan Rhodamin B dalam minuman ringan berkemasan yang dijual di pasar sektor II Kecamatan Banjarmasin Utara. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Metode sampling yang digunakan adalah sampling insidental dengan seluruh sampel yang diteliti berjumlah 8 sampel. Kandungan rhodamin B dianalisis dengan penelitian laboratorium secara kualitatif menggunakan metode kromatografi kertas. Sampel yang akan diuji dipreparasi dengan metode serapan benang wol dengan pemanasan dalam suasana asam. Pengujian ini menggunakan 2 larutan elusi yaitu larutan etil metil keton : aseton : air dan larutan trinatrium sitrat : amonia : air. Pada kertas kromatografi warna bercak maupun harga Rf sampel dibandingkan dengan larutan baku pembanding Rhodamin B. Berdasarkan pemeriksaan secara kualitatif di Laboratorium BBPOM di Banjarmasin terhadap sampel minuman ringan berkemasan yang dijual di pasar sektor II di Kecamatan Banjarmasin Utara diperoleh hasil bahwa dari 8 sampel yang diuji, semuanya dinyatakan negatif mengandung Rhodamin B. Kata Kunci : Rhodamin B, Minuman Ringan, Kromatografi Kertas
ABSTRACT RHODAMINE B QUALITATIVE ANALYSIS OF SOFT DRINK BERKEMASAN SOLD IN THE MARKET SECTOR II DISTRICT NORTH BANJARMASIN Nadya Aulia 1 ; Amaliyah Wahyuni, 2 ; Nurhamidi 3 Rhodamine B dye is one that is banned from use in food. By consuming a large enough rhodamine B and repeatedly will cause irritation of the respiratory tract, skin irritation, eye irritation, irritation to the digestive tract, intoxication, impaired liver function, and liver cancer. This study aims to determine whether or not the content of Rhodamine B in water that soft drinks sold in the market sector of the District II North Banjarmasin. This research uses a descriptive study. The sampling method used is sampling incidental the entire sample studied were 8 samples. The content of rhodamine B were analyzed with qualitative research laboratory using paper chromatography method. Samples to be tested were prepared by the method of absorption of wool by heating under acidic conditions. This test uses 2 elution solvent is solution methyl ethyl ketone: acetone: water and solution trisodium citrate: ammonia: water. On paper chromatography spot color and Rf sample compared to the reference standard solution of Rhodamine B. Based on the qualitative examination BBPOM Laboratory in Banjarmasin package samples of soft drinks sold in the market sector in the District II North Banjarmasin that the results obtained from the 8 samples tested, all expressed negative containing Rhodamine B. Keywords: Rhodamine B, Soft Drinks, Paper Chromatography
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena di dalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam kehidupannya. Pada dasarnya makanan merupakan campuran berbagai senyawa kimia, yang dapat dikelompokkan ke dalam karbohidrat, lemak, protein, mineral dan air (Effendi, 2009). Salah satu masalah pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu penggunaan bahan tambahan pangan untuk berbagai keperluan. Menurut Undang- Undang nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk makanan. Salah satu BTP yang sering ditemukan terdapat pada jajanan adalah bahan pewarna. Jajanan yang mengandung bahan pewarna memang lebih menarik, tetapi yang jadi permasalahan adalah apakah bahan pewarna yang digunakan tersebut aman atau tidak. Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk menentukan kualitas makanan, antara lain warna dapat memberi petunjuk
mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan. Warna juga mempengaruhi persepsi akan rasa. Oleh karena itu, warna menimbulkan banyak pengaruh terhadap konsumen dalam memilih suatu produk makanan dan minuman (deman JM, 1997). Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna yang dilarang digunakan pada pangan. Rhodamin B digunakan untuk memberi warna merah yang sebenarnya merupakan bahan kimia pewarna yang digunakan untuk cat tembok, tekstil, pewarna untuk kerajinan bambu, layang-layang, dan sebagainya yang jika digunakan untuk makanan telah dibuktikan menyebabkan kanker yang gejalanya tidak dapat terlihat langsung setelah dikonsumsi (Effendi, 2009). Dengan mengkonsumsi Rhodamin B yang cukup besar dan berulangulang akan menyebabkan iritasi pada saluran penapasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi pada pencernaan, keracunan, gangguan fungsi hati, dan kanker hati. Salah satu produk makanan dan minuman yang paling sering ditambahkan dengan zat warna adalah minuman ringan. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Mudjajanto dari Institut Pertanian Bogor (IPB), menemukan zat pewarna Rhodamin B pada produk makanan industri rumah tangga seperti kerupuk, sirup, cendol, manisan, sosis, minuman ringan, ikan asap, dan kue-kue lainnya (Mudjajanto, 2007). Hasil penelitian lain juga pada makanan jajanan siswa SD di Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung diperoleh data bahwa Rhodamin B pada berbagai jenis kerupuk,
jelli/agar-agar, aromanis, dan minuman dalam kadar yang cukup tinggi antara 7.841-3226,55 ppm (Trestiati, 2003). Minuman ringan (soft drink) merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol dengan bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan tambahan alami maupun sintetik yang dikemas siap untuk dikonsumsi. Dipasaran banyak terjual bebas produk minuman ringan bermerk ataupun tanpa merk yang produksinya dilakukan oleh produsen makanan besar maupun dari industri rumahan. Produksi tersebut mengalami peningkatan dari aspek jenis sehingga terjadi persaingan sesama industri. Dalam memenuhi usaha tersebut ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pelaku industri yaitu dengan menggunakan Bahan Tambahan Makanan (BTM) berupa zat pewarna. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi Rhodamin B pada minuman ringan berkemasan yang beredar di pasar sektor II Kecamatan Banjarmasin Utara.