BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Siklus Produk dan Maintenance 2.1.1 Siklus Produk Tujuan utama siklus produk adalah untuk mengumpulkan segala ilmu pengetahuan yang dapat dipergunakan kembali pada produk lain atau untuk menyelaraskan berbagai pengembangan produk sejenis yang bersaing (concurrent product). Siklus produk dibagi atas empat tahap, yaitu: 1. Conceive (Imagine, Specify, Plan, Innovate) Tahap ini merupakan penjabaran kebutuhan (requirement) konsumen, perusahaan, pasar dan regulasi yang terkait dengan produk yang akan dibuat atau dikembangkan. Kemudian, spesifiaksi produk secara garis besar dapat ditentukan. Sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, konsep desain direalisaikan dalam gambar sketsa dan skema dengan mempertimbangkan nilai estetika dan aspek fungsional. 2. Design (Describe, Define, Develop, Test, Analyze, Validate) Tahap ini merupakan pendetailan desain dan bentuk produk yang dikembangkan, pengujian prototipe dan menentukan kelayakan produk untuk dijual pasar. Pada tahap ini juga sangat mungkin terjadi proses redesain jika terjadi requirement produk yang tidak tercapai atau produk gagal. 3. Realize (Manufacture, Make, Build, Produce, Sell, Deliver) Ketika proses desain telah divalidisasi, desain produk direalisasikan menjadi produk massal melalui berbagai tahap proses manufaktur yang telah ditentukan. Kemudian, produk massal tersebut siap untuk dipasarkan. 6
4. Service (Use, Operate, Maintain, Support, Sustain, Phase-Out, Retire, Recycle, Disposal) Setelah produk dipakai dalam rentang waktu tertentu, produk akan memasuki proses aging. Untuk menunda proses aging, produk perlu dirawat dan diperbaiki. Namun pada kenyataan, produk memiliki batas umur yang tidak bisa dikompromikan sehingga pada akhirnya produk dibuang atau didaur ulang. Gambar 2.1 Siklus produk (www.ece.cmu.edu/.../life_cycle/index.html) 2.1.2 Perawatan (Maintenance) Perawatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku pada tingkat biaya yang wajar. Preventive maintenance merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencegah kerusakan pada suatu alat/fasilitas. Adapun keuntungan dari preventive maintenance adalah 1. Kerugian waktu produksi dapat diperkecil 2. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi atau dihindari 3. Interupsi terhadap jadwal yang telah direncanakan waktu produksi maupun perawatan dapat dihilangkan atau dikurangi 7
Gambar 2.2 Struktur perawatan (Diktat kuliah perawatan mesin oleh Indra Nurhadi) Sedangkan kerugian dari preventive maintenance adalah 1. PM terlalu banyak akan menghamburkan uang, tenaga dan suku cadang 2. Peralatan/fasilitas akan berpeluang cepat rusak karena frekuensi PM terlalu banyak 8
Preventive maintenance meliputi kegiatan cleaning, inspection, small repair dan running maintenance namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan shut down maintenance. Corrective maintenance merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki suatu fasilitas untuk dapat mencapai standar yang diinginkan. Kegiatan pada corrective maintenance merupakan minor overhaul dan mayor overhaul. Emergency maintenance merupakan suatu kegiatan perbaikan kepada alat/fasilitas karena terjadi kerusakan yang tidak terduga sebelumnya. Maintenance yang diterapkan pada bus biasanya preventive maintenance secara periodik (misalnya pelumasan dan pengecekan oli), corrective maintenance karena adanya komponen yang dibiarkan sampai rusak (run to failure) dan emergency maintenance karena bus mogok pada saat sedang rusak. 2.2 Perawatan (Maintenance) Bus Bus merupakan sarana transportasi yang sangat popular dikalangan masyarakat Indonesia bahkan berbagai lapisan masyarakat sangat mengandalkan jasa layanan bus untuk melakukan aktivitas sosialnya sehari-hari. Oleh karena itu, konsumen atau pengguna jasa layanan bus selalu menuntut pelayanan yang optimum dan jaminan keselamatan saat diperjalanan (arrive alive) dari pihak perusahaan pengadaan bus. Untuk memenuhi tuntutan di atas, pihak perusahaan bus perlu melakukan strategi yang tepat yaitu salah satunya melakukan perawatan (maintenance). Perawatan (maintenance) bus selain untuk menjamin bus selalu beroperasi dalam keadaan optimum, juga akan menambah umur atau lifetime armada atau bus. Dengan mempertimbangkan dua keuntungan dari perawatan di atas, pihak perusahaan pengadaan bus bisa memprioritaskan komponen atau sistem yang paling perlu untuk dirawat. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya perawatan. Adapun komponen atau sistem yang paling perlu dirawat menurut penulis, yaitu: 1. Saringan udara (air filter) 2. Sabuk (drive belts) 9
3. Cek level fluida (checking fluid level) a. Oli mesin (engine oil) b. Oli transmisi (manual transmission/gear box oil) c. Fluida pendingin (coolant) d. Oli kardan (oil differential) e. Oli steering gear f. Oli master silinder dari rem dan kopling (brake and clutch master cylinder) g. Reservoir power steering h. Baterai (battery) 4. Saringan bahan bakar (fuel filter) 5. Bodi (body lubrication) 6. Rem (brakes) 7. Ban (tires) 2.2.1 Saringan Udara (Air Filter) Saringan udara, ada dua jenis yaitu berbentuk tabung dan persegi empat, merupakan komponen kering (dry element) yang dapat diganti (replaced). Jadi, saringan udara tidak boleh dicuci atau dilumasi. Fungsi utama saringan udara adalah untuk menjaga kebersihan udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan cara menyaring udara sehingga polutan akan terpisah dari udara, udara bersih akan digunakan untuk proses pembakaran bahan bakar sedangkan polutan akan tertinggal dipermukaan luar saringan. Gambar 2.3 Saringan udara (air filter) (www.infovisual.info/05/009_en.htm) 10
Keterangan: Saringan udara untuk memisahkan polutan dari udara Nut untuk menutup dan mengunci cover Cover untuk melindungi saringan udara PVC filter Vacuum hose untuk menghembuskan udara Vacuum control untuk mengatur tekanan Shutter untuk mengatur aliran udara yang masuk Air intake merupakan saluran udara masuk Heater pipe berfungsi untuk memanaskan udara yang akan masuk ke dalam saringan udara Polutan yang tertinggal dipermukaan luar saringan terlalu banyak akan menyebabkan saringan udara menjadi kotor. Jika saringan udara terlalu kotor maka konsumsi udara akan berkurang sementara konsumsi bahan bakar akan meningkat atau pembakaran yang kaya bahan bakar akan terjadi di ruang bakar. Ketika hal ini terjadi, daya mesin akan menurun dan konsumsi bahan bakar akan boros sekali. Untuk menghindari kerugian di atas, maka dilakukan dua tahap perawatan, yaitu: 1. Pembersihan, saringan udara dibersihkan setiap 3.000 mil = 4.828,032 km dengan menggunkan udara bertekanan rendah (low-pressure compressed air) yang ditiupkan dari sisi bagian dalam karena jika menggunakan udara bertekanan tinggi akan merusak saringan udara tersebut. 2. Penggantian, hal ini dilakukan setiap 30.000 mil = 48.280,32 km. 2.2.2 Sabuk (Drive Belts) Setiap bus memiliki pompa air, pompa power steering dan komponen lain yang semuanya digerakkan dengan sabuk karet. Bus model lama kebanyakan setiap komponen di atas digerakkan oleh sabuk masing-masing sedangkan untuk 11
bus model baru semua komponen di atas digerakkan oleh satu sabuk yang disebut serpentine belt. Gambar 2.4 Drive belt (http:// autorepair.about.com/library/faqs/bl709b.htm) Sama seperti komponen bus lainnya, sabuk juga akan mengalami aus dan retak sehingga sangat perlu untuk dirawat. Perawatan dilakukan setiap 3.000 mil = 4828,032 km dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan inspeksi untuk memastikan tidak ada keausan dan retakkan fatal yang terjadi pada sabuk. Jika terjadi aus dan retak yang fatal, mesin akan mengalami overheating karena serpentine belt tidak berfungsi maksimal menggerakkan pompa air, pompa power steering dan alternator. Catatan: permukaan sabuk harus bebas dari oli pelumas ataupun minyak gemuk. 2. Menekan sabuk pada posisi pertengahan antara katrol kipas dan katrol alternator dengan gaya sebesar 22 lbs. Dengan gaya penekan sebesar 22 lbs, sabuk akan terdefleksi sebesar 3/8 ½ in. jika defleksi yang terjadi tidak berada diantara interval angka tersebut, sabuk memerlukan treatment perbaikkan. 3. Jika sabuk memerlukan penyetelan tegangan(tension), buka baut penyetel dan gerakkan sampai tegangan (tension) sabuk yang diinginkan tercapai. 12
Catatan: sabuk tidak boleh dipasang dengan tegangan(tension) yang terlalu besar karena akan merusak bantalan alternator. 2.2.3 Cek Level Fluida (Checking Fluid Level) 2.2.3.1 Oli Mesin (Engine Oil) Level oli mesin harus dicek dalam jangka waktu tertentu dan ketika lampu indikator oli menyala atau ketika pressure gauge menginformasikan keadaan level oil yang rendah. Oli mesin harus diganti setiap 30.000 mil = 48280,32 km atau setiap 24 bulan. Gambar 2.5 Lampu peringatan oli mesin (www.carbibles.com/maintenancetips.html) Lampu indikator oli akan menyala ketika pressure oli terlalu rendah. Apabila mesin dipaksa beroperasi dengan kondisi lampu indikator menyala, mesin akan mati atau berhenti secara tiba-tiba. Tekanan oli yang rendah disebabkan oleh oli yang gagal dipompa, oli terhalang atau macet di saringan oli atau level oli yang rendah. Dipstick pada mesin dapat digunakan untuk mengukur level oli mesin. Pengukuran dilakukan ketika mesin masih dingin atau ketika mesin baru menyala dengan cara sebagai berikut: 1. Mencabut dipstick dari dalam mesin dan kemudian dipstick dibersihkan. 2. Memasukkan kembali dipstick ke dalam mesin dan kemudian dipstick dicabut kembali. indikator pada dipstick akan membantu memberikan informasi level oli. Ada dua indikator pada dipstick, yaitu; F full dan L low. 13
Gambar 2.6 Dipstick (www.practicingoilanalysis.com/backup/200311/editor-dipstick.jpg) Oli mesin yang dipakai adalah oli yang direkomendasikan oleh API (American Petroleum Institute) dan ACEA (Association des Constructeurs Europeens d'automobiles ). 2.2.3.2 Oli Transmisi (Manual Transmission/Gearbox Oil) Oli transmisi sebaiknya dicek setiap 6.000 mil = 9.656.064 km dan diganti setiap 30.000 mil = 48.280,32 km atau setiap 24 bulan. Gambar 2.7 Posisi filler plug dan drain plug (www.sadik.net/nissan/howto/trany.htm) Untuk mengetahui level oli dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Buka filler plug yang selalu terletak di bagian atas sedangkan bagian merupakan saluran drain. Level oli transmisi seharusnya menyentuh bagian dasar dari filler plug. 14
2. Jika level oli transmisi tidak mencapai dasar filler plug, oli baru harus ditambahkan sampai mencapai batas yang ditentukan. 2.2.3.3 Fluida Pendingin (Coolant) Level coolant sebaiknya dicek minimal setiap minggu atau ketika temperatur gauge mengindikasikan HOT (H). Dikarenakan sistem pendingin selalu bekerja pada tekanan tinggi, coolant didinginkan terlebih dahulu untuk menghindari kecelakaan dari air panas bertekanan tinggi. Gambar 2.8 Lampu peringatan sistem pendingin (www.carbibles.com/maintenancetips.html) Level coolant seharusnya ¾ in di bawah filler neck ketika mesin dingin. Jika level kurang dari ¾ in, tambah air non-alkaline sampai batas level yang ditentukan atau jika coolant memakai antifreeze, ethylene glycol sebaiknya ditambahkan. Gambar 2.9 Level coolant dan pengisian ulang (www.carbibles.com/maintenancetips.html) Beberapa model memakai sistem pendingin tertutup dengan pipa atau tube penghubung dari radiator sampai ke tangki ekspansi termal. Pada model ini, level 15
coolant dicek di tangki ekspansi. Tangki ekspansi seharusnya berisi ¾ dari isi tangki atau coolant mencapai garis/tanda FULL. 2.2.3.4 Oli Gardan (Differential Oil) Level oli pada kardan sebaiknya dicek setiap 6000 mil = 9656.064 km dan diganti setiap 30.000 mil = 48280.32 km atau setiap 24 bulan. Pada saat pengukuran level oli, bus harus diparkir ditempat yang rata permukaan tanah atau jalan. Oil filler dan upper plug dibuka, biasanya terletak di bagian bawah kardan. Jika level oli tidak sampai pada bagian dasar dari filler hole, oli harus ditambahkan sampai pada batas level atas. 2.2.3.5 Oli Steering Gear Level oli pada steering gear sebaiknya dicek setiap 12.000 mil = 19312.13 km. level oli seharusnya sampai pada filler plug hole. Jika level oli kurang, oli ditambahkan sampai pada batas yang telah ditentukan. Pada waktu pengecekan level oli, lakukan inspeksi terhadap kebocoran. 2.2.3.6 Oli Master Silinder Rem dan Kopling (Brake and Clutch Master Cylinder) Reservoir master silinder dari rem dan kopling dibuat dari plastik yang transparan sehingga level oli bisa dilihat dengan kasat mata dan sangat mudah untuk diisi ulang. Gambar 2.10 Lampu peringatan rem (www.carbibles.com/maintenancetips.html) 16
2.2.3.7 Reservoir Power Steering Level oli power steering harus diperiksa secara periodik. Level oli seharusnya mencapai permukaan gauge yang dipasang di tutup reservoir. Gambar 2.11 Power steering oil reservoir (www.carbibles.com/maintenancetips.html) 2.2.3.8 Baterai (Battery) Level larutan elektolit dari baterai seharusnya berada di antara batas atas dan bawah. Apabila larutan elektrolit pada baterai kurang, tambahkan larutan elektrolit secukupnya. Catatan: jangan mengisi elektrolisa terlalu banyak, karena jika tumpah akan merusak braket baterai. 2.2.4 Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter) Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring partikel dan sedimen yang tercampur dengan bahan bakar karena jika partikel dan sedimen ikut masuk dan berakumulasi akan mengakibatkan saluran bahan bakar macet/mampet. Hal ini akan sangat berbahaya. 17
Gambar 2.12 Saringan bahan bakar (www.sweethaven02.com/.../engmech/od162070003.gif) Rata-rata setiap bus mengisi bahan bakar 200 liter setiap minggu. Hal ini bisa memberikan gambaran betapa banyak sedimen dan partikel yang berasal dari berbagai tangki pendam akan masuk ke tangki bus jika tidak disaring. Oleh karena itu, beberapa manufacturer menganjurkan untuk mengganti saringan bahan bakar setiap 75.000 mil = 120.000 km. 2.2.5 Bodi (body lubrication) Bagian bodi yang perlu dilumasi setiap tahunnya, yaitu; a. Engsel pintu b. Engsel pengunci pada pintu c. Roller pintu pada jenis pintu dorong 2.2.6 Rem (Brakes) Rem merupakan komponen fasilitas pada bus yang sangat vital dalam mendukung keselamatan dalam perjalanan. Oleh karena itu, rem sebaiknya dicek setiap 12.000 mil atau 12 bulan, namun tidak tertutup kemungkinan untuk mengecek rem kendaraan jika ditemukan gejala seperti: 1. Adanya peringatan dari Brake Warning Light 2. Adanya ketidakseimbangan steering wheel ke satu sisi ketika bus dikemudikan 18
3. Oli rem sudah habis sehingga perlu diisi ulang 4. Oli rem sudah kotor 5. Timbulnya suara gesekan pada saat pengereman 6. Timbul getaran pada pedal rem pada saat pedal rem diinjak Gambar 2.13 Disc brake (http:// concise.britannica.com/.../a-disc-brake-assembly) Gambar 2.14 Drum brake (www.aa1car.com/library/elements/drum_brake.gif) 2.2.7 Ban (tires) Fungsi ban adalah menopang beban kendaraan dan meredam kejutankejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan. Beban kendaraan dapat digolongkan atas tiga jenis, yaitu: 1. Beban atas bawah, yaitu beban karena karena adanya berat kendaraan 19
2. Beban kiri kanan, yaitu beban kerana adanya kontrol arah (pada saat kendaraan membelok) 3. Beban depan belakang, yaitu beban kerana adanya laju kendaraan atau karena adanya pengereman Pada kegiatan perawatan ban ada dua faktor yang paling fundamental, yaitu: 1. Tekanan Angin (Pressure) Ban ganda digunakan untuk jalan biasa, tekanan angin harus ± 0,5 Kg/cm 2 dari tekanan standarnya (sebaiknya dicek setiap sepuluh hari) Ban ganda untuk kecepatan tinggi, tekanan angin harus ± 0,1 Kg/cm 2 dari tekanan standarnya (sebaiknya dicek setiap sepuluh hari) Perbedaan tekanan untuk ban ganda maksimal 0,2 Kg/cm 2 2. Rotasi Ban (Rotation) Rotasi ban berfungsi agar keausan ban lebih merata pada permukaan kembang ban. Rotasi ban sebaiknya dilakukan 5.000 mil = 8046,72 km dengan ketentuan sebagia berikut; Kendaraan dengan roda depan sebagai roda aktif Gambar 2.15 Arah rotasi ban 1 (www.carbibles.com/maintenancetips.html) 20
Kendaraan dengan roda belakang sebagai roda aktif Gambar 2.16 Arah rotasi ban 2 (www.carbibles.com/maintenancetips.html) Catatan: Ketebalan kembang ban minimal disetiap ban 1,6 mm di setiap permukaan kembang ban. Jika ketebalan kembang ban telah kurang dari 1,6 mm, ban harus diganti. 21