6. Cukup kerjakan 4 soal dari 5 soal yang tersedia. Selamat mengerjakan!

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF. Sistem Informasi Pariwisata

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem Informasi Mananjemen

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

Part 2. Management Support System (MSS)

Tipe-tipe Sistem Informasi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Internasional Batam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

EVOLUSI DAN APLIKASI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan teknologi informasi yang baik dan berkualitas. Maka dari itu,

SELAKU PIMPINAN SEKELOMPOK TENAGA-TENAGA PELAKSANA BERBAGAI KEGIATAN OPERASIONAL

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan

Modul ke: CHAPTER 2. Sistem Informasi dalam Perusahaan. Fakultas PASCA SARJANA. Dr. Istianingsih. Program Studi Magister Akuntansi

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 31 Tahun 1992 TLN Nomor 3472, Pasal 4. Aditya Bakti, 2003), hal 86. Universitas Indonesia

1. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

Macam-macam Sistem Informasi

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB XII SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01

Manajemen Resiko. Profil Resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Konsep Dasar Kegiatan Bank

MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM (MSS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

9. JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan peradaban manusia dewasa ini, seiring dengan

BAB 5 SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERANAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERBANKAN PADA PT. BPR GUNUNG LAWU DELANGGU PERIODE SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB 2 LANDASAN TEORI

RICKY W. GRIFFIN RONALD J. EBERT BISNIS. Edisi Kedelapan. Jilid 2 PENERBIT ERLANGGA

BAB III PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MENURUT KETENTUAN PBI 13/23/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Tanggal : Golongan : Mereview dan mengevaluasi hasil analisis ekonomi makro, sektoral, sistem perbankan dan dampak sistemik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing

BAB III LANDASAN TEORI

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

Teknik Informatika S1

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Pengantar System Analyst. Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI

Pertemuan 1 TEORI DAN KONSEP SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)/ DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengendalian. Pengendalian juga membantu memelihara kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu elemen sistem informasi keuangan, akuntansi adalah proses

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

+++ BAB 1 PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang. Perusahaan harus pandai dalam memanfaatkan sumber daya

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

Pendahuluan. Konsep dan Prinsip Dasar Sistem Informasi. Definisi informasi. Siklusinformasi 7/19/2008. PSI - I Gede Made Karma 1

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

DASAR SISTEM DALAM BISNIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI WILAYAH KARANGANYAR

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SUBSISTEM INPUT SISTEM INFORMASI KEUANGAN

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

Internal Audit Charter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994)

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pemangku kepentingan atau biasa yang disebut dengan stakeholder di dalam proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

Transkripsi:

UJIAN AKHIR SEMESTER DI FAKULTAS EKONOMI AKADEMIK 2014/2015 MATAKULIAH : SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Semester V (LIMA) ================================================================== =================== soal : 1. Pada system pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalam evaluasi laporan atas aktivitas actual yang terdiri atas 3 jenis, yaitu : 1. Standar anggaran yang ditetapkan sebelumnya, 2. Standar historis, 3 standar eksternal. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penjelasan standar 1-3 tersebut, apa manfaatnya pada penyusunan anggaran. 2. Jelaskan bagaimana mengukur kinerja manajemen, apa hubungannya JIS, DSS, CIM, BSC, CSR, bagi perusahaan atau instansi pelayanan public seperti Rumah Sakit Umum Daerah? 3. Korupsi itu dikarenakan lemahnya pengendalian kinerja manajemen, kinerja keuangan pada suatu lembaga. Oleh karena itu rangcang oleh saudara system pengendalian pekerjaan proyek sebuah pembangunan jembatan yang menurut saudara benar. 4. Bagaimana cara kerja system pengendalian pada Lembaga Keuangan seperti Bank, apakah alasan seseorang memilih suatu bank untuk mendukung aktivitas mereka? apakah juga meliputi kebutuhan JIM, DSS, CIM, BSC dan CSR? jelaskan berikut contoh jenis aktivitas yang berkaitan dengan hal tersebut? 5. Buatkan gambar SOP (bagan/alur), system penanganan pasien (pelayanan) di rumah sakit umum provinsi kepulauan riau, sebagai satu kesatuan dan bentuk pengendalian untuk menjadi Rumah Sakit Umum Modern? 6. Cukup kerjakan 4 soal dari 5 soal yang tersedia. Selamat mengerjakan!

JAWABAN Nama: Muh.Arifin Nim: 120462201007 Jurusan: Akntansi Jawaban 1. 1) Standar atau Anggaran yang Telah Ditetapkan Sebelumnya Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja aktual diperbandingkan di banyak perusahaan. Standar ini maksudnya standar yang sudah ditetapkan dalam anggaran diamana santandar inilah yang menjadi dasar pengalokasian sumberdaya, sehingga pada pengalokasian anggaran jelas dan terukur berdasarkan standar tersebut. 2) Standar Historis Ini merupakan catatan dari kinerja aktual yang telah lewat. Hasil dari bulan berjalan dapat dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya, atau dengan hasil dari bulan yang sama di tahun sebelumnya. Standar ini biasanya sering digunakan dalam menyusun anggaran yang digunakan sebagai penetapan di awal tahun, karena pada penetapan tersebut melihat kejadian di tahun sebelumnya. 3) Standar Eksternal Ini adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama. Kinerja dari satu kantor cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan lainnya. Beberapa perusahaan mengidentifikasi perusahaan yang diyakini merupakan perusahaan yang dikelola paling baik dalam industri tersebut dan menggunakan angka-angka dari perusahaan tersebut baik melalui kerjasama dengan perusahaan tersebut atau dari materi yang diterbitkan sebagai dasar perbandingan. Proses ini disebut benchmarking. Ketiga standar formal yang digunakan dalam evaluasi laporan atas aktivitas actual diatas beranfaat dalam penyusunan anggran; 1. Menjadi dasar yang andal untuk perbandingan. Seandainya angka-angka anggaran didapatkan secara acak, maka tentu saja angka-angka tersebut tidak akan menghasilkan dan menyulitkan dalam menentukan dasar yang andal untuk perbandingan. 2. Mempermudah manajemen untuk menetapkan anggaran yang mungkin belum tergambarkan secara detail untuk tahun berikutnya 3. Alat pencocokan dan perbaikan yang mungkin pada tahun sebelumnya ada kekurangan yang harus di perbaiki di tahun berikutnya. 2. Mengukur kinerja manajemen dapat dilakukan dengan penilain a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. (output dan outcome). Maksudnya, apakah yang telah direncanakan

sesuai dengan strategi pada perakteknya dengan melihat hasil saat ini dengan perancangan atau rencana di awal, sehingga disini kita bisa melihat bagaimana kekurangan atau hal-hal yang belum tercapai pada strategi yang telah ditetapkan. b. Melakukan pengevaluasi kinerja yang hasilnya berupa feedback, reward, dan punishment kepada manajer pusat pertanggungjawaban. Feedback, reward, dan punishment maksudnya disini adalah alat yang digunakan oleh manajer puncak atau CEO untuk mengatur dan memotivasi pada bawahannya sehingga manajer punyak dapat disini akan menjadi pusat control dan pusatpengevaluasian kinerja pada tingkat yang lebih rendah dalam mencapai visi dan misi yang sudah ditetapkan. Ketiak hasil kinerja yang dihasilkan baik maka akan semakin baikpulalah manajemen perusahaan yang sedang di jalankan. Kaitannya dengan Japanese Industrial Standard (JIS) Jis meruapakan standar produk internasional yang digunakan di jepang. Standar produk penting dalam pelaksanaan produksi, ketika produk terstandarisasi akan membuat produk lebih terjamin mutunya. Kaitannya dengan manajemen suatu perusahaan ketika produk terstandarisasi menjadi cerminan bahwa perusahaan tersebut mempunyai manajemen yang baik begitu juga dengan DSS, CIM, BSC, CSR. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) akan membantu manajer dalam melakukan pengambilan keputusan dengan model terkomputerisasi. Hal ini akan menunjang pembuatan keputusan yang tidak rutin atau semistruktur untuk manajemen tingkat menengah. Fokus pada masalah yang unik dan cepat berubah, dimana prosedur untuk mendapatkan solusi (mungkin) belum ditentukan sebelumnya. CIM (Computer Integrated Manufacturing) Tujuan sistem berbasis komputer dalam produksi harus menyederhanakan/merekayan ulang (reengineering) proses produksi, desain produk dan organisasi pabrik. Kaitanya dengan manajemen CIM akan bertujuan untuk menciptakan proses produksi yang fleksibel dan lincah yang efisien untuk produk yang berkualitas tinggi dengan Sistem CIM ini mencakup a. CAM (Computer Aided Manufacturing), b. MES (Manufacturing Execution System), c. Proses control, d. Machine control. BSC (Balanced Scorecard) dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang lebih komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran atas dasar perspektif keuangan saja, namun ada perspektif non keuangan juga yang dilakukan pengukuran, yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan bertumbuh. Kaitannya dengan manajemen dengan BSC melalui ukuran-ukuran dalam keempat perspektif yang ditetapkan akan membentuk perusahaan ke arah kondisi yang diharapkan yaitu tetap dapat bersaing di pasar globalisasi dimana persaingan semakin ketat. CSR dari perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan (Verecchia, 1983, dalam Basamalah et al, 2005). Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006). Kaitannya dengan kinerja manajemen hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR

yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja. 3. Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan,pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pada dasarnya dalam pelaksanaan proyek jalan ataupun jembabatan Siklus Manajemen Proyek/Konstruksitan mempunyai siklus yang panjang. Pada implementasinya maka manajemen proyek pelaksanaan jembatan adalah proses implementasi dari mulai rencana kerja-organisasi kerjapelaksanaan kerja kontrol/pengendalian kerja (planning-organizingactuating/implementation-controlling/poac) yang diterapkan/ dilakukan pada pekerjaan konstruksi jembatan. Untuk mengimplementasikan ini perlu adanya suatu organisasi yang berfungsi mengendalikan pelaksanaan sehingga dapat dicapai tujuan proyek dengan berbasis teknologi komputerisasi. Pengendalian proyek dilaksanakan pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga; Pertama Pengendalian mutu,kedua Pengendalian Waktu proyek, ketiga Pengendalian Biaya Proyek. Ketiga kelompok ini akan kita masukkan kedalam sistem yang kita sebut EIS atau Executive Information System. Pengendalian dengan sistem berbasis komputerisasi merupakan solusi yang akan ditawarkan terkait lemahnya pengendalian kinerja manajemen dan kinerja keuangan pada suatu lembaga khususnya pihak yang terkait dengan pihak-pihak dalam pelaksanaan proyek pembangunan jembatan. Sistem yang saya maksud disini adalah Executive Information System (EIS). Definisi EIS sendiri adalah Sistem terkomputerisasi yang menyediakan akses bagi eksekutif secara mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan critical success factor (faktor penentu keberhasilan) ( Watson, 1993 ). Sistem pengendalian yang berbasis komputer ini ini dipilih dikarenakan sampai dengan saat ini dinegara Indonesia hampir setiap daerah masih menggunakan sistem yang manual. Ketiak kontraktor dari suatu perusahaan berhasil memenangkan tender suatu pembuatan jembatan tidak di sistemkan dalam sistem informasi berbasis teknologi. Sehingga harga material yang akan dibeli bisa saja di besarkan dan negara akan membayar atas pembengkakan harga tersebut. Untuk itu perlu digunakan EIS. Karakteristik EIS sendiri sebagai berikut: Dibuat untuk individual executive users. Mengekstrak, menyaring (filter), menyingkat dan melacak critical data Menyediakan on-line status access. Mengakses dan mengintegrasikan data internal dan eksternal. Bersifat user friendly. Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara. Dalam memperkuat sistem EIS dalam memperkuat pengendalian manajemen dan keuangan berbasis teknologi ini akan ditambahkan dengan ISS (Istilah Executive Support System).

Istilah Executive Support System (ESS) digunakan untuk sistem yang memiliki kemampuan lebih dari EIS, yaitu Tersedia fasilitas komunikasi elektronik, mis. E-mail, computer conference, word processing. Memiliki kemampuan analisis data, misalnya spredsheet, query language. Memiliki organizing tools, misalnya electronic calendaring. Pada dasarnya dalam pelaksanaan suatu peroyek yang terlibat langsung ada 3 1. Pemerintah (Penerima) 2. Kontraktor (Pelaksana Program Proyek) 3. Pengaudit/Pengawas (Lembaga Independen) dan sekaligus pelaksana untuk rangcangan system pengendalian pekerjaan proyek. Ketiga pelaksana atau yang terlibat dalam proyek ini juga pada dasarnya akan terlibat dalam dalam EIS. Untuk penerapan EIS sendiri dalam kaitannya lemahnya permasalahan manajemen dan keuangan pada lembaga pemerintahan. Untuk itu konsep yang akan saya tawarkan dalam hal ini akan di laksanakan langsung oleh lembaga independen sebagai user atau pengguna aplikasi program dalam pengendalian sistem manajemen dan keuangan dalam pelaksanaan pembangunan jembatan. Yakni dengan Sistem Informasi Eksekuti Auditor dengan Sistem Informasi Eksekuti Penjelasan:

Pada Penerapan Konsep Manajemen Pada EIS kita akan menggunakan dua pendekatan: 1. CRITICAL SUCCESS FACTOR (CSF) Critical Success Factor bisa dikatakan suatu konsep manajemen yang akan mendukung keberhasilan dari suatu organisasi (Sistem pengendalian manajemen). Dengan EIS memungkinkan eksekutif dalam hal ini auditor independen memantau seberapa jauh implementasi dari prencanaan yang sudah dirancang dengan bahan matrial bersama harganya, SDM beserta gajinya yang telah di input kedalam sistem dan auditor memungkinakan akan dapat memantau grafik perkembangan setiap harinya biaya pengeluaran apa saja yang telah digunakan dan berapa uang yang masih tersedia dari APBN yang telah dianggarkan. Selain itu pemerintah dan auditor dapat senantiasa memantau keberlanjutan perkembangan pembuatan jembatan (antara rencana dan tujuan yang akan) dan dapat melihat factor-faktor penentu keberhasilan. Pada tahun 1961, D. Ronald Daniel dari Mc Kinsey & Company, salah satu perusahaan konsultan terbesar di amerika Serikat, menciptakan konsep CSF. Ia merasa bahwa CSF menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis organisasi. 2. MANAGEMENT BY EXCEPTION Diterapkan dengan cara membandingkan kinerja anggaran dan pelaksanaan aktualnya disini akan ada peran aplikasi yang sama seperti ditas diamana menyajikan komposisi kinerja actual, table menyajikan perbandingan actual terhadap anggaran. Software EIS nantinya dapat secara otomatis mengidentifikasi exception agar diperhatikan eksekutif. Aplikasi akan terus menyesuaikan setiap pengeluaran yang dikeluarkan oleh kontarktor dan dibandingkan dengan dana yang ada akan secara otomatis menyesuaikan kecocokannya dan akan memberikan informasi yang akurat tentang dana pengeluaran dan dana yang tersisa dalam anggaran proyek pembangunan jembatan tersebut. Kelemahannya: 1. Harga bahan material pembuatan jembatan akan disesuaikan kembali ketika harga yang telah ditetapkan mengalami kenaikan ataupun penurunan. Sehingga pada proyek-proyek yang memakan waktu pembangunan cukup lama tidak di rekomendasikan. 4. Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya adalah mengelola uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah yakni ia memperoleh uang dari para deposan atau penabung dan meminjamkannya pada perorangan atau perusahaan. Tindakan lainnya adalah pemindah resiko (risk shifters), yakni memperoleh uang dalam bentuk premi, menginvestasikan premi tersebut dan menerima resiko terjadinya peristiwa tertentu seperti kematian atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai pedagang yakni membeli dan menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun nasabahnya. Jenis-Jenis Risiko Bank :

1) Risiko Kredit : Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya. 2) Risiko Pasar : Risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh Bank,yang dapat merugikan Bank. Variabel pasar antara lain adalah suku bunga dan nilai tukar. 3) Risiko Likuiditas : Risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. 4) Risiko Operasional : Risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. 5) Risiko Hukum : Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontra. 6) Risiko Reputasi : Risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. 7) Risiko Strategik : Risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. 8) Risiko Kepatuhan : Risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.. Semua resiko diatas menjadi dasar kenapa kemudian bank memerlukan sistem pengendalian pada lembanga keuangan. Pada dasarnya bank dalam melaksanakan aktivitasnya telah diatur dengan ketat melalui undang-undang dan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Untuk melihat cara kerja sistem pengendalian bank dapat di kelompokan menjadi dua 1. Dari pihak ekternal Pihak ekternal dalam hal ini adalah OJK (otoritas jasa keuangan) akan melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan. Selain dari itu pemerintah juga mengaturnya melauli undang-undang dan menetapkan standar-sandar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based Supervision) Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya menekankan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian. 2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision) Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko merupakan pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan (forward looking). Dengan menggunakan pendekatan tersebut pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang

melekat (inherent risk)pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko (risk control system). Melalui pendekatan ini akan lebih memungkinkan otoritas pengawasan bank untuk proaktif dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan yang potensial timbul di bank 2. Sedangkan dari internal, bank akan membuat ketentuan intern yang dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan mengacu kepada prinsip kehati-hatian. Alasan seseorang memilih bank: 1. Kriteia produk atau daya tarik produk yang ditawarkan oleh bank 2. Kreteria lokasi, memudahkan dan terjangkau 3. Kreteria Jaminan keamanan, kenyamanan nasabah dalam menyimpan uang 4. Gencar promosi, iklan dan penyempaian ke masyrakat dapat diterima 5. Kriteria Kredibilitas, Kredibilitas adalah suatu bentuk kejujuran, intergritas dan keandalan yang dimiliki oleh suatu perusahaan JIS, DSS, CIM, BSC dan CSR dalam hal ini menjadi pendukung, mempermudah, memperbaiki sistem manajemen pada opresional dan memperbaiki atau membuat citra perusahaan menjadi lebih baik. Sebagai contoh CSR dengan seringnya bank terlibat dalam bantuan yang besifat social akan menjadi modal medapatkan cita baik bagi bank tersebut, sehingga nasabah akan lebih tertarik. CSR juga dapat dipastikan akan membuat nasabah lebih terikat dengan bank karena telah mendapat berbagai kemudahan atau bantuan yang diberikan secara gratis oleh bank.