BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang cukup bermanfaat bagi kesehatan. Khasiatnya sebagai obat tradisional membuatnya dijuluki sebagai salah satu tanaman apotek hidup. Jahe yang memiliki nama latin Zingiber officinale Rosc kini dapat dikonsumsi dalam bentuk serbuk minuman instan sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan lebih praktis. Serbuk jahe instan tersebut dibuat dari rimpang jahe pilihan dengan melewati berbagai proses tertentu. Commanditaire Vennootschap (CV) Intrafood merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minuman dengan produknya berbagai minuman instan yang berbahan baku jahe. Dalam rangka menjaga kualitas produk yang dihasilkan, perusahaan melakukan pengendalian mutu terhadap bahan baku, proses yang dilakukan hingga produk yang dihasilkan. Pengendalian mutu sangat diperlukan karena kegiatan ini akan menentukan mutu produk yang dihasilkan. Mutu produk tersebut akan berpengaruh pada permintaan konsumen. Konsumen menyukai dan menginginkan produk yang memiliki mutu atau kualitas yang baik. Oleh sebab itu, demi memenuhi keinginan konsumen dan menjaga kepercayaan konsumen, perusahaan harus mampu memproduksi produk yang berkualitas dengan cara menerapkan pengendalian mutu yang tepat. 1
2 Bobot dan kemasan produk akan menentukan mutu produk tersebut. Bobot produk seharusnya sesuai dengan kriteria atau standar yang sudah ditetapkan perusahaan. Bobot produk yang kurang dari standar akan merugikan konsumen, sehingga juga akan berdampak buruk bagi perusahaan karena konsumen merasa tidak puas dengan produk tersebut. Sementara itu, bila bobot berlebihan akan merugikan perusahaan karena akan menambah biaya produksi. Oleh karena itu, bobot produk harus diperhatikan dengan baik dan perlu adanya pengendalian bobot produk pada perusahaan. Kemasan produk berperan aktif sebagai media promosi. Kemasan yang baik seharusnya mencantumkan informasi produk dengan jelas dan memiliki desain yang menarik. Apabila kemasan tidak memberikan informasi dengan jelas kepada konsumen, maka konsumenpun akan ragu untuk membeli produk tersebut dan memilih produk lain yang menurutnya lebih baik. Sehingga kemasan produk juga harus diberi perhatian yang lebih bagi perusahaan sehingga akan mengurangi kecacatan produk. CV Intrafood mengolah bahan baku yang berupa jahe menjadi produk jadi yaitu serbuk minuman instan. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan telah menerapkan pengendalian mutu mulai dari penyediaan bahan baku, proses sortasi, pengecilan ukuran, pengemasan, hingga proses akhir yaitu penyimpanan pada gudang. Adanya pengendalian mutu dapat mengoptimalkan produktivitas perusahaan. Kecacatan produk dapat diminimalisasi dengan melakukan pengendalian mutu sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
3 Dalam mengukur kecacatan produk, dibutuhkan alat bantu pengendalian mutu seperti Diagram Pareto, peta kontrol, dan Diagram Ishikawa. Diagram Pareto berfungsi untuk menunjukkan besarnya perbandingan setiap kriteria kecacatan secara keseluruhan pada proses akhir pembuatan Jahe Wangi. Tidak hanya itu, Diagram Pareto juga dibutuhkan untuk mengetahui masalah atau persoalan pokok yang dominan dan perlu segera diatasi khususnya pada pengemasan produk Jahe Wangi. Selanjutnya, dibutuhkan peta kontrol untuk menunjukkan apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak, serta untuk mendeteksi adanya sebab khusus dalam ketidaksesuaian yang terjadi. Terakhir, digunakan diagram tulang ikan (Ishikawa) karena diagram ini membantu menemukan akar-akar permasalahan serta faktor penyebab yang memicunya, sehingga memudahkan untuk mencari solusi yang dapat diambil terhadap permasalahan yang ada di CV Intrafood. Dengan demikian, penting sekali untuk memperhatikan penerapan pengendalian mutu pada suatu perusahaan. Sehubungan dengan itu, maka digunakan alat bantu pengendalian mutu yakni peta kontrol, Diagram Pareto, dan Diagram Ishikawa. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apa saja jenis kecacatan yang ada pada produk Jahe Wangi? 2. Apa saja faktor yang diduga menyebabkan kecacatan atau ketidaksesuaian produk yang dihasilkan?
4 3. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalisasi atau menghilangkan kecacatan produk? 1.3 Batasan Masalah Agar kerja praktik yang akan dilakukan terfokus pada masalah yang telah dirumuskan, diberikan batasan sebagai berikut : 1. Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus sampai 5 September 2014. 2. Dari 6 produk yang dihasilkan oleh CV Intrafood, produk yang menjadi objek tugas akhir adalah produk utama, yaitu Jahe Wangi. 3. Parameter mutu yang akan diuji pada produk Jahe Wangi di CV Intrafood adalah bobot produk dan hasil pengemasan produk Jahe Wangi. 4. Analisa hasil pengujian kualitas produk Jahe Wangi berdasarkan standar mutu internal CV Intrafood. 1.4 Tujuan Kerja Praktek 1. Mengidentifikasi jenis-jenis kecacatan pada produk. 2. Menemukan faktor yang diduga menjadi penyebab kecacatan produk Jahe Wangi. 3. Memberi usulan perbaikan untuk mengurangi atau menghilangkan kecacatan produk Jahe Wangi.
5 1.5 Manfaat 1. Dapat menjaga dan meningkatkan kualitas produk melalui pengendalian mutu produk yang baik. 2. Dapat melakukan upaya perbaikan terhadap kecacatan yang dominan terjadi pada produk Jahe Wangi. 3. Dapat mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk.