BAB IV ANALISIS. pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB V PENUTUP. analisis bahasan utama pada tesis ini ada tiga hal yaitu: 1. Bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Achmad Fariz Chariri Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran umum SMP Negeri 02 Tulis Batang. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 02 Tulis Batang

Studi Deskriptif Mengenai Self Control pada Remaja Mengenai Kedisiplinan di Panti Asuhan X

BAB II KAJIAN TEORI. dengan disciple yaitu individu yang belajar dari atau secara suka rela

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB I PENDAHULUAN. agar pelajaran yang diterapkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa sehingga

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*)

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

KONTROL DIRI PADA PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 KUTASARI, PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

BAB II LANDASAN TEORI. khusus, terlebih dahulu penulis uraikan siapa yang dimaksud dengan guru

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya. 1. Sedangkan menurut Muhammad Al-Mighwar self control (kontrol diri)

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. bisa kita hindari. Revolusi di berbagai bidang baik dalam bidang teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina Nurlaelasari, 2013

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS Setelah penulis mengumpulkan data di lapangan tentang upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis dengan berbagai metode yang antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka langkah sekanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Setelah menganalisis data, penulis membuat kesimpulan. Adapun analisis data mengenai upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis adalah sebagai berikut: A. Analisis tentang Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Pengendalian Diri Peserta Didik di SMP Negeri 02 Tulis, Batang Untuk mengetahui upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang, penulis mengunakan metode wawancara dan observasi. Namun, metode yang lebih banyak penulis gunakan adalah metode wawancara. Adapun analisis mengenai upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang, dilakukan melalui 3 aspek yaitu pengendalian perilaku (Behavior 65

Control), pengendalian kognitif (CognitiveControl) dan mengendalikan keputusan (Decesional Control). 1. Pengendalian Perilaku (Behavior Control) Pengendalian perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respons yang dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaaan yang tidak meyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjdai dua komponen, yaiut mengatur pelaksanaan (regulated adminiatration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya sendiri atau aturan perilau dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. 1 Upaya dalam pengendalian perilaku, sekolah melakukan kerjasama dengan bidang pendidikan dan kesehatan yang merupakan salah satu bentuk dari upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri pada peserta didik SMP Negeri 02 Tulis Batang, pembinaan-pembinaan tersebuat berupa masukan kepada peserta didik seperti pembahasan mengenai kenakalan-kenakalan remaja pada jaman sekarang, pembinaan tersebut seperti pergaulan bebas, tentang HIV, 1 M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 29 66

bahayanya narkoba, bahayanya merokok dan sex. Kemudian pengawas dari kementrian agama memberi pengarahan kepada peserta didik terkait dengan pengendalian diri, seperti pergaulan dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Pengarahan tersebut diharapkan mampu membentuk akhlak yang baik pada peserta didik agar bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai dan disiplin. Kemudian adanya pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik yang berperilaku tidak baik atau dilarang, agar tercipta kejiwaan yang positif dalam diri peserta didik. Sebelum guru melakukan pendekatan kepada peserta didik, guru melakukan pengamatan terlebih dahulu. Pengamatan dilakukan pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung maupun di luar kelas, setelah itu melakukan pendekatan secara individu terhadap peserta didik yang kurang mampu mengendalikan dirinya. Dengan adanya pendekatan ini adalah bukti dari perhatian guru pendidikan agama Islam kepada peserta didik. Dengan adanya pembinaan, pengarahan dan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik dapat membentengi dirinya sendiri dari segala hal yang negatif, karena kebanyakan peserta didik di usia SMP tersebut memiliki gejolak dan penasaran yang sangat tinggi tentang segala hal. 2. Pengendalian Kognitif (Cognitive Control) 67

Pengendalian kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakuklan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenagkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. 2 Adapun pengendalian kognitif yang dilaksanakan di sekolah yaitu dengan adanya shalat dhuhur berjamaah. Dengan adanya shalat dhuhur berjamaah guru berharap agar moralitas peserta didik semakin tertata, sikap dan perilaku mereka terkendali, serta proses perubahan mental dan karakter terjadi secara bertahap. Kegiatan Shalat dhuhur berjamaah sudah terlaksana dengan baik, meskipun pelaksanaannya secara bergiliran, akan tetapi kegiatan ini sangat baik, sebab dengan adanya shalat berjamaah selain lebih membentuk pengendalian diri yang baik juga dapat melatih kejujuran dan tanggung jawab peserta didik. 3. Mengendalikan Keputusan (Decesional Control) Mengendalikan keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Pengendalian diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau 2 Ibid., 68

kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan. 3 Dalam mengendalikan keputusan seorang peserta didik selalu membutuhkan bimbingan dari guru, karena guru adalah sosok yang dapat dijadikan panutan. Karena keteladanan dari seorang guru dapat mempengaruhi peserta didik dalam mengambil suatu keputusan. Jadi, keteladanan guru adalah contoh yang baik bagi peserta didik, baik yang berhubungan dengan sikap, perilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak dan moral yang patut dijadikan contoh bagi peserta didik. Keteladanan yang baik mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik, begitu pula peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang. Salah satu peran guru sebagai teladan ditunjukkan ketika guru mampu menghormati guru-guru yang lain, karyawan serta menghormati peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang. Jadi, dapat dianalisiskan bahwa atas dasar keteladanan guru, peserta didik bisa menghormati temannya, sehingga keteladanan guru berfungsi bagi peserta didik untuk meningkatkan pengendalian diri. Maka dari itu guru dapat dikatakan menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. B. Analisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peningkatan pengendalian diri peserta didik 3 Ibid., 69

1. Analisis faktor-faktor yang mendukung pengingkatan pengendalian diri peserta didik Berdasarkan wawancara pada bab sebelumnya didapatkan informasi bahwa beberapa faktor yang mendukung peningkatan pengendalian diri peserta didik: a. Adanya koordinasi yang baik antara elemen sekolah sebagai lembaga pendidikan b. Kesadaran para peserta didik akan pentingnya perilaku yang baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. c. Motivasi, dukungan dan kerjasama dengan wali peserta didik. d. Perhatian dan kepedulian dari segenap guru di SMP Negeri 02 Tulis. e. Terpenuhinya berbagai sarana dan prasarana yang dapat memperlancarkan kegiatan pendidikan dan peningkatan pengendalian pada peserta didik. Menurut analisis penelitian, faktor yang mendukung peningkatan pengendalian diri peserta didikdi SMP Negeri 02 Tulis Batang diatas sebagian besar dari luar, hal ini menunjukkan bahwa adanya kesiapan dari faktor luar dalam meningkatkan pengendalian diri terhadap peserta didik. Menurut analisis penelitian, kesadaran peserta didik akan pentingnya perilaku yang baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dibuktikan dengan adanya Motivasi, dukungan dan kerjasama dengan wali peserta didikdi SMP Negeri 02 Tulis Batang. Perhatian dan kepedulian dari segenap guru di SMP Negeri 02 Tulis Batang juga tidak 70

kalah pentingnya bentuk perhatian ini dapat dilihat dari adanya koordinasi yang baik antara elemen sekolah untuk berbaur dengan peserta didik dalam belajar. Dan terpenuhinya sarana prasarana dalam lingkungan sekolah SMP Negeri 02 Tulis Batang yang dapat memperlancar kegiatan pendidikan dan pengendalian diri pada peserta didik. 2. Analisis faktor-faktor yang menghambat pengingkatan pengendalian diri peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara pada bab sebelumnya disamping ada faktor yang mendukung, juga ada faktor yang menghambat dalam pengingkatan pengendalian diri peserta didik, antara lain yaitu: a. Kurangnya perhatian dan pendidikan orang tua b. Karena lingkungan pergaulan peserta didik yang kurang baik. c. Karena pengaruh teknologi yang semakin cangih dan tidak dipergunakan dengan baik sehingga akan mempengaruhi peserta didik Menurut analisis peneliti, faktor yang menghambat merupakan faktor dari luar. Karena, faktor yang menghambat pengendalian diri peserta didik itu terjadi ketika adanya interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Diantaranya dari lingkungan keluarga, masyarakat dan perkembangan teknologi. Untuk mengatasinya sebaiknya peserta didik mengetahui antara hal yang baik dan yang tidak baik bagi dirinya agar tidak terpengaruhi oleh pergaulan jaman sekarang, dan membuka jalan komunikasi yang baik kepada orang tua, melakukan kegiatan keagamaan 71

bersama-sama dengan orang tua, dan sebaiknya orang tua memberikan perhatian dan waktu yang lebih untuk anaknya. Berdasarkan penelitian di lapangan dan hasil analisis penulis dari fakta-fakta yang diperoleh dari selama penelitian berlangsung, maka penulis berpendapat bahwa beberapa faktor yang menghambat itumerupakan kendala dalam upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang. Dengan adanya faktor penghambat itu, hendaknya dapat diusahakan supaya sekolah menjadi lapangan yang baik bagi penumbuh dan peningkatan pengendalian diri pada peserta didik, pendidikan agama Islam harus dilaksanakan secara intensif supaya ilmu dan amal saleh dapat dirasakan oleh peserta didik di sekolah, dan hendaknya segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran dapat membawa peserta didik kepada pengendalian diri yang baik. 72