BAB VI PENUTUP. dalam beberapa tahun terakhir (tahun 2009 sampai 2011) dilihat dari penerimaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

b. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan guna peningkatan pendapatan PBB; c. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. 2.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2003 TENTANG BIAYA PEMUNGUTAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

KUESIONER PENELITIAN. kuesioner yang merupakan pilihan terbaik menurut Bapak/Ibu. Tiap pertanyaan hanya boleh ada

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

EVALUASI PENERIMAAN PBB PASKA UU PDRD (UU NO 28 TAHUN 2009) ( Studi Kasus Diwilayah Kabupaten Sukoharjo ) NASKAH PUBLIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum DPPKAD Kabupaten Bone Bolango

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

PENGANTAR KUESIONER. Kepada Yth. Bpk / Ibu Di Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan. Dengan hormat,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 120 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG

DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama. Dinas. Pasal 172

BAB I PENDAHULUAN. pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu Self Assesment System.

JURNAL TESIS. Oleh : RR. LAKSMI HANDAYANINGSIH NPM :

ANALISIS KINERJA PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEBAGAI KOMPONEN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan yang berasal dari luar negeri. pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR : /KPTS/DPPKAD/2012 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuantan

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

: Tugas dari Petugas pemungut pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan sebagaimana dimaksud pada diktum kedua adalah: 1. Bupati Banyuwangi,

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 31 TAHUN 2013

MEMUTUSKAN : Pasal I. Mengubah ketentuan Pasal 10 ayat (1) sehingga menjadi sebagai berikut: Pasal 10

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 18 Tahun 2015 Seri B Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 106 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengartikan pajak sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

a. Menetapkan kebijakan daerah di bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah; b. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan guna peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari wajib pajak yang berdasarkan peraturan perundangan mempunyai. kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah.

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

Perda No. 5/1991 tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Dati II Magelang.

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT A. SEJARAH SINGKAT DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2012

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d.

BAB V PENUTUP. 1. Perbandingan realisasi PBB-P2 Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Sebelum dan Sesudah Menjadi Pajak Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR : 3 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI. A. Sejarah Berdirinya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

BAB I 1.PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Rp ,- tahun 2005 meningkat menjadi Rp.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Le

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 44 Tahun 2016 Seri B Nomor 6 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk dikembalikan ke masyarakat walaupun tidak dapat dirasakan

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hasil analisa data lapangan menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam beberapa tahun terakhir (tahun 2009 sampai 2011) dilihat dari penerimaan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB), berhasil mencapai target. Sedangkan dilihat dari Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belum mencapai target sebagaimana diharapkan. Ketepatan waktu penyetoran belum terwujud serta realisasi target dan kontribusi penerimaan pajak bumi dan bangunan juga masih belum optimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Lembata belum mencapai tingkat efektivitas yang diharapkan. 2. Belum terwujudnya tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Temuan-temuan penelitian dan hasil analisis membuktikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah ketersediaan sumber daya aparatur pengelola pajak di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan faktor kesadaran wajib pajak. Ketersediaan sumber daya aparatur dilihat dari jumlah pengelola pajak, tingkat pendidikan serta disiplin kerja yang masih tergolong kurang memadai sehingga menyebabkan efektivitas penerimaan pajak belum tercapai. Demikian juga keterlambatan penyetoran pajak dan tunggakan yang mencerminkan rendahnya kesadaran wajib pajak

telah menyebabkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belum mencapai target yang ditetapkan. B. Saran 1. Untuk lebih meningkatkan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata perlu meningkatkan ketersediaan sumber daya aparatur pengelola pajak di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah, baik dari segi jumlah maupun tingkat pendidikannya. 2. Disamping itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata diharapkan untuk lebih meningkatkan kesadaran wajib pajak melalui instansi perpajakan terkait di Kabupaten Lembata. 3. Diharapkan dalam setiap tahun Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah lebih serius menjalankan program bulan sadar pajak dengan melakukan sosialisasi tentang pentingnya pajak. 4. Disarankan juga kepada peneliti lain untuk melakukan studi yang lebih mendalam sehingga dapat diketahui faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

DAFTAR PUSTAKA Agustulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gramedia; Jakarta, 1992. Halim, Abdul, Manajemen Keuangan Daerah, UPP AMP YKPN; Yogyakarta 2001. B. Matthew, A. Michael, Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia; Jakarta, 1992. Lubis Hari, Teori Organisasi, Pusat Antar Universitas Ilimu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia; Jakarta, 1987. Riantobi R. R, Diktat ManajemeSumber Daya Manusia, UNWIRA; Kupang, 2005. Siagian, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta, 1985. Soemitro, Pajak Bumi dan Bangunan, Bandung, 1989. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta; Bandung, 2003. Suharno, Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam Era Otonomi Daerah, Direktorat PBB dan BPHTB; Jakarta, 2003. Suparmo M, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah, PT. Andi; Jakarta. Undang-Undang Otonomi Daerah No. 33 Tahun 2004, Fermana; Bandung,. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah, Fokus Media; Bandung. PEDOMAAN WAWANCARA IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pekerjaan : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Jabatan : 7. Alamat :

PERTANYAAN : 1. Kesadaran Wajib Pajak (X1) 1. Sebagai wajib pajak, apakah bapak/ibu memahami apa itu Surat Ketetapan Pajak Terutang (SPP)? 2. Apakah bapak/ibu memahami juga apa itu Obyek Pajak? 3. Apakah sebelum kegiatan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan, sudah dilakukan sosialisasi oleh aparat pemungut? 4. Dengan Surat Ketetapan Pajak Terutang (SPPT) yang disebarkan, apakah bapak/ibu dapat membayar Pajak Bumi dan Bangunan sesuai waktu dan jumlah yang ditetapkan? 5. Apakah salam SPPT itu tercantum klasifikasi kelas tanah yang bapak/ibu miliki? 6. Apakah jumlah uang yang dipungut petugas sesuai SPPT yang tersebar? 7. Apakah ada pengawasan dan pengendalian yang dilakukan terhadap pelaksanaan penagihan? 8. Apakah kegiatan penagihan dilakukan secara bertanggung jawab? 9. Apakah ada koordinasi penerimaan setelah pajak tertagih? 2. Ketersediaan Sumber Daya (X2) 1. Bagaimana disiplin kerja aparat Dinas Pendapatan Daerah secara umum? 2. Apakah aparat Dinas Pendapatan Daerah melaksanakan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) masing-masing secara bertanggung jawab? 3. Selain pendidikan formal, apakah aparat Dinas Pendapatan Daerah pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan khusus perpajakan? 4. Jika ya, apakah pendidikan dan pelatihan yang dimaksud dilakukan secara berkala?

5. Seberapa jauh pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja aparat? 6. Bagaimana perbandingan kerja aparat yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan aparat yang belum pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan? 7. Apakah para aparat memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing? 8. Apakah jumlah yang ada sudah cukup memadai dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab organisasi dengan baik? 3. Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (Y) 1. Mohon bapak/ibu jelaskan jangka waktu kegiatan operasi penagihan pajak bumi dan bangunan yang dilakukan tiap tahun? 2. Berdasarkan pengalaman, apakah alokasi waktu yang disediakan dalam kalender rencana kerja tahunan untuk kegiatan penagihan sudah cukup memadai? 3. Apakah jumlah penerimaan yang diperoleh sesuai target yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan SPPT yang tersebar? 4. Jika tidak, apa hambatannya? 5. Jika ya, adakah langkah-langkah yang dipersiapkan untuk meningkatkan efektivitas penerimaan PBB? 6. Bagaimana ketersediaan peralatan dan perlengkapan kantor dalam menunjang operasi penagihan? 7. Apakah kontribusi PBB terhadap PAD secara keseluruhan sudah cukup memadai? Catatan : Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat umum karena itu akan dikembangkan sesuai dengan pola pikir responden yang berkembang di lokasi penelitian.