BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hasil analisa data lapangan menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam beberapa tahun terakhir (tahun 2009 sampai 2011) dilihat dari penerimaan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB), berhasil mencapai target. Sedangkan dilihat dari Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belum mencapai target sebagaimana diharapkan. Ketepatan waktu penyetoran belum terwujud serta realisasi target dan kontribusi penerimaan pajak bumi dan bangunan juga masih belum optimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Lembata belum mencapai tingkat efektivitas yang diharapkan. 2. Belum terwujudnya tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Temuan-temuan penelitian dan hasil analisis membuktikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah ketersediaan sumber daya aparatur pengelola pajak di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan faktor kesadaran wajib pajak. Ketersediaan sumber daya aparatur dilihat dari jumlah pengelola pajak, tingkat pendidikan serta disiplin kerja yang masih tergolong kurang memadai sehingga menyebabkan efektivitas penerimaan pajak belum tercapai. Demikian juga keterlambatan penyetoran pajak dan tunggakan yang mencerminkan rendahnya kesadaran wajib pajak
telah menyebabkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belum mencapai target yang ditetapkan. B. Saran 1. Untuk lebih meningkatkan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata perlu meningkatkan ketersediaan sumber daya aparatur pengelola pajak di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah, baik dari segi jumlah maupun tingkat pendidikannya. 2. Disamping itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata diharapkan untuk lebih meningkatkan kesadaran wajib pajak melalui instansi perpajakan terkait di Kabupaten Lembata. 3. Diharapkan dalam setiap tahun Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah lebih serius menjalankan program bulan sadar pajak dengan melakukan sosialisasi tentang pentingnya pajak. 4. Disarankan juga kepada peneliti lain untuk melakukan studi yang lebih mendalam sehingga dapat diketahui faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
DAFTAR PUSTAKA Agustulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gramedia; Jakarta, 1992. Halim, Abdul, Manajemen Keuangan Daerah, UPP AMP YKPN; Yogyakarta 2001. B. Matthew, A. Michael, Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia; Jakarta, 1992. Lubis Hari, Teori Organisasi, Pusat Antar Universitas Ilimu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia; Jakarta, 1987. Riantobi R. R, Diktat ManajemeSumber Daya Manusia, UNWIRA; Kupang, 2005. Siagian, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta, 1985. Soemitro, Pajak Bumi dan Bangunan, Bandung, 1989. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta; Bandung, 2003. Suharno, Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam Era Otonomi Daerah, Direktorat PBB dan BPHTB; Jakarta, 2003. Suparmo M, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah, PT. Andi; Jakarta. Undang-Undang Otonomi Daerah No. 33 Tahun 2004, Fermana; Bandung,. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah, Fokus Media; Bandung. PEDOMAAN WAWANCARA IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pekerjaan : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Jabatan : 7. Alamat :
PERTANYAAN : 1. Kesadaran Wajib Pajak (X1) 1. Sebagai wajib pajak, apakah bapak/ibu memahami apa itu Surat Ketetapan Pajak Terutang (SPP)? 2. Apakah bapak/ibu memahami juga apa itu Obyek Pajak? 3. Apakah sebelum kegiatan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan, sudah dilakukan sosialisasi oleh aparat pemungut? 4. Dengan Surat Ketetapan Pajak Terutang (SPPT) yang disebarkan, apakah bapak/ibu dapat membayar Pajak Bumi dan Bangunan sesuai waktu dan jumlah yang ditetapkan? 5. Apakah salam SPPT itu tercantum klasifikasi kelas tanah yang bapak/ibu miliki? 6. Apakah jumlah uang yang dipungut petugas sesuai SPPT yang tersebar? 7. Apakah ada pengawasan dan pengendalian yang dilakukan terhadap pelaksanaan penagihan? 8. Apakah kegiatan penagihan dilakukan secara bertanggung jawab? 9. Apakah ada koordinasi penerimaan setelah pajak tertagih? 2. Ketersediaan Sumber Daya (X2) 1. Bagaimana disiplin kerja aparat Dinas Pendapatan Daerah secara umum? 2. Apakah aparat Dinas Pendapatan Daerah melaksanakan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) masing-masing secara bertanggung jawab? 3. Selain pendidikan formal, apakah aparat Dinas Pendapatan Daerah pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan khusus perpajakan? 4. Jika ya, apakah pendidikan dan pelatihan yang dimaksud dilakukan secara berkala?
5. Seberapa jauh pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja aparat? 6. Bagaimana perbandingan kerja aparat yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan aparat yang belum pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan? 7. Apakah para aparat memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing? 8. Apakah jumlah yang ada sudah cukup memadai dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab organisasi dengan baik? 3. Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (Y) 1. Mohon bapak/ibu jelaskan jangka waktu kegiatan operasi penagihan pajak bumi dan bangunan yang dilakukan tiap tahun? 2. Berdasarkan pengalaman, apakah alokasi waktu yang disediakan dalam kalender rencana kerja tahunan untuk kegiatan penagihan sudah cukup memadai? 3. Apakah jumlah penerimaan yang diperoleh sesuai target yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan SPPT yang tersebar? 4. Jika tidak, apa hambatannya? 5. Jika ya, adakah langkah-langkah yang dipersiapkan untuk meningkatkan efektivitas penerimaan PBB? 6. Bagaimana ketersediaan peralatan dan perlengkapan kantor dalam menunjang operasi penagihan? 7. Apakah kontribusi PBB terhadap PAD secara keseluruhan sudah cukup memadai? Catatan : Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat umum karena itu akan dikembangkan sesuai dengan pola pikir responden yang berkembang di lokasi penelitian.