Pelajaran 09 Musik untuk Raja Ludwig Juga menemukan sebuah jejak untuk menguak rahasia orang tak dikenal: dalam surat kabar ia menemukan iklan pertunjukkan musikal Raja Ludwig. Dalam perjalanan menuju tempat pertunjukkan, ia mewawancara para turis. Sementara berada di kantor Berlin, sedang dalam perjalanan di kota München. belum tahu tentang temuan. Tetapi juga dalam perjalan yang tepat untuk memecahkan teka-teki. Sebuah iklan pertunjukkan musikal tentang Raja Ludwig menarik perhatiannya. Di dalam bis bertanya kepada para turis tentang harapan mereka dari pertunjukkan musikal. Cerita ini melatih pemahaman melalui mendengar. Dalam bis, kita mengenal bahasa Jerman dari berbagai macam bahasa. Kemudian juga Anda belajar kata negasi "nichts" (bukan apa-apa) di belakang kata kerja. Naskah Episode 09 Szene 1: In der Redaktion, was machst du? Wo bist du? Bitte geh ans Telefon, bitte., ich verstehe nichts. Ich verstehe überhaupt nichts. Du verstehst nichts? Ach! Sag mal, was war in Neuschwanstein? Deutsche Welle dan Goethe-Institut mempersembah-kan Radio D karangan Herrad Meese sebuah kursus bahasa Jerman melalui radio bagi pemula, yang melengkapi kursus Redaktion D. Selamat berjumpa dalam bagian kesembilan kursus bahasa Radio D. Masih ingatkah Anda reaksi penuh emosi dari, redaktur muda kami pada Radio D, ketika membongkar hal penting? Seorang pria yang memperkenalkan diri sebagai Raja Ludwig tak lain adalah pemeran raja itu saja dalam pertunjukan musikal. Reaksi yang pertama, ia jengkel karena kebodohannya sendiri. Bagaimana reaksinya selanjutnya? Seite 1 von 8
, was machst du? Wo bist du? Bitte geh ans Telefon, bitte., ich verstehe nichts. Ich verstehe überhaupt nichts. Du verstehst nichts? Ach! Sag mal, was war in Neuschwanstein? Szene 2: In einem Café in München Kellnerin So, und für Sie einen Kaffee, bittschön. Danke. Oh, das ist ja interessant. König Ludwig. Die Sehnsucht nach dem Paradies. Das Musical. Eine Tour von München nach Neuschwanstein. Unsere Telefonnummer... Ha, das mache ich sofort. Reaksi pertama: menelepon. Sayangnya lagi memakai teleponnya, ada nada sibuk. belum sempat menceritakan kepada rekannya apa yang terjadi di Puri Neuschwanstein. Tidak mengherankan kalau tidak mengerti apa-apa. Serba salah, ucapannya membuat tambah marah. Karena merasa memerlukan informasi, bertanya sekali lagi secara hati-hati. Namun tidak mendapat keterangan. Sudah, kita beralih saja kepada. Setelah meninggalkan Neuschwanstein, memutuskan singgah di München yang letaknya hanya 125 kilometer dari puri itu. Ketika duduk di sebuah kafe di München dan membaca-baca surat kabar, melihat iklan yang sangat menarik. Salah satu butir informasi yang diperoleh dari surat kabar, sudah diketahui Anda karena terdapat dalam spot iklan radio. Coba perhatikan, informasi apa yang baru bagi Anda? Ya, Anda telah mengetahui adanya musikal mengenai Raja Ludwig. Judulnya: Rasa Rindu akan Taman Firdaus. Seite 2 von 8
Eine Tour von München nach Neuschwanstein. Szene 3: In der Redaktion Wo ist eigentlich? In München. Compu Nein, im Stau. ist im Stau. Wo ist eigentlich? In München. Compu Nein, im Stau. ist im Stau. Hallo, liebe Hörerinnen und Hörer. Willkommen... Informasi yang baru bagi Anda: Ada biro wisata yang mengadakan tur dari München ke Puri Neuschwan-stein. menelepon penyelenggara tur dengan bus itu dan memesan satu tiket. Kembali ke redaksi Radio D. dengan sendirinya melihat bahwa tidak ada. Perkiraannya, tentu mau menceritakan kejadian di Puri Neuschwanstein kepadanya. Seolah-olah secara sambilan bertanya mengenai. mengira berada di München. Akan tetapi ada intervensi dari Compu, komputer Radio D yang dapat berbicara. Compu telah membuka mailbox, maka diperolehnya informasi yang belum diketahui redaksi, yaitu terhalang oleh kemacetan lalu lintas. terperangkap dalam kemacetan di jalan bebas hambatan sama seperti semua wisatawan yang ikut naik bus dari München untuk menonton musikal itu. Seite 3 von 8
... bei Radio D. Radio D...... die Reportage Szene 4: Im Bus auf der Autobahn; Stimmen Ein Stau, na super. Amerikaner O, what happened? Do you want something to drink, darling? O yes, my darling. Tu as faim? Japaner ((Japanisch)) Schau mal, ist das nicht toll? Deutscher Gibt es hier eine Toilette? Deutscher Gibt es hier eine Toilette? Ein Stau, na super. Tentu dapat Anda bayangkan bahwa bus itu ditumpangi wisatawan dari berbagai negara. telah merekam suara-suara dalam bus. Mari dengarkan rekaman itu bahasa apa saja yang Anda kenal? Adakah ucapan dalam bahasa Jerman juga? Sudah barang tentu atraksi seperti Puri Neuschwan-stein dikunjungi oleh sejumlah besar wisatawan baik orang asing maupun orang Jerman sendiri. Mungkin Anda sempat mendengar kalimat dalam bahasa Inggris atau bahasa Perancis tadi. Ataukah bahasa Jepang? Saya yakin orang yang berbahasa Jerman tentu Anda mengerti. Orang itu bertanya ada tidaknya toilet. tidak begitu senang adanya kemacetan lalu lintas. Seite 4 von 8
Szene 5: Im Autobus auf der Autobahn Grüß Gott, ich bin Redakteur bei Radio D. Sie fahren zum Musical: Warum? O, das ist wonderful. O la, la, das ist sicher très amusant. Unbekannter Scusi, ich nix verstehen. O, das ist wonderful. O la, la, das ist sicher très amusant. Grüß Gott, ich bin Redakteur bei Radio D. Sie fahren zum Musical: Warum? Untuk memanfaatkan waktu, mewawancarai beberapa penumpang bus mengenai alasan mereka masingmasing untuk menonton musikal itu. Kedua jawaban pertama yang diberikan oleh wisatawan asing diucapkan dalam campuran antara bahasa Jerman dan bahasa ibu y- ang bersangkutan. Apa yang diharapkan para turis itu dari pertunjukan musikal di Neuschwanstein? Para wisatawan itu mengharapkan pengalaman positif. Menurut perkiraan perempuan yang memberi jawaban pertama, pertunjukan itu akan mempesonakan. Ia memakai kata bahasa Inggris wonderful, yang bunyinya dalam bahasa Jerman hampir sama: wundervoll. Wisatawan yang kedua membayangkan, musikal itu tentu menyenangkan. Harapan itu diungkapkan dengan kata Perancis amusant, yang bunyinya dalam bahasa Jerman sangat mirip: amüsant. Pada awal wawancara, menyalami para wisatawan dengan grüß Gott, seperti lazimnya di Bavaria. Salam itu dipakai di Jerman bagian selatan sebagai ganti guten Tag. Kemudian memperkenalkan diri sebagai redaktur dan langsung bertanya, mengapa para wisatawan itu mengikuti tur menonton musikal. Seite 5 von 8
Unbekannter Scusi, ich nix verstehen. Und nun kommt unser Professor. Radio D...... Gespräch über Sprache. Unbekannter Scusi, ich nix verstehen. Sprecherin Ich verstehe nichts. Sprecher Ich nix verstehen. Wisatawan yang mendapat giliran terakhir meminta maaf karena tidak mengerti apa-apa. Hal itu dikatakan dalam bahasa Jerman, namun dengan kalimat yang kurang sempurna. Yang penting, mengerti maksudnya, dan begitu juga Anda. Apa sebabnya kalimat tadi tidak baik dan benar, hal itu akan diterangkan kini oleh profesor kita. Langsung saja, Pak Profesor. Mengapa ucapan turis terakhir itu bukanlah bahasa Jerman yang benar? Professor Memang tidak sempurna, tetapi paling sedikit sudah jelas bagi kita bahwa dia tidak mengerti apa-apa. Apa wisatawan itu salah mengucapkan istilah tak sesuatu pun nichts? Professor Tidak, dalam bahasa percakapan kata nichts sering dilafalkan begitu. Soalnya lain. Coba membandingkan kedua kalimat berikut ini dengan memperhatikan posisi kata ingkar nichts itu. Ya jelas. Dalam bahasa Jerman, bentuk ingkar dengan kata nichts harus diletakkan di belakang verba. Seite 6 von 8
, ich verstehe nichts. Ich verstehe überhaupt nichts. Nichts, nichts, ich verstehe nichts, ich verstehe überhaupt nichts, überhaupt nichts, nichts. Wiederholung Szene 1, was machst du? Wo bist du? Bitte geh ans Telefon, bitte., ich verstehe nichts. Ich verstehe überhaupt nichts. Du verstehst nichts? Ach! Sag mal, was war in Neuschwanstein? Wiederholung Szene 4: Im Bus auf der Autobahn; Stimmen Ein Stau, na super. Amerikaner O, what happened? Do you want something to drink, darling? Professor Benar. Tentu ada tambahan lagi, tetapi hal itu sudah diketahui oleh pendengar kita: Dalam bahasa Jerman, verba dikonyugasikan, berarti berubah bentuk. Akhiran yang diimbuhkan pada bentuk orang pertama dengan pronomina ich biasanya berupa huruf e. Kita tidak memakai infinitif saja. Terima kasih banyak, Pak Professor. Bagi Anda, saudara pendengar, masih ada pelajaran ekstra berupa rap. Harapan saya Anda mengerti lebih banyak! Sekarang ikutilah beberapa adegan sekali lagi kalau suka. Pertamatama dengarkan yang lagi jengkel. Bus yang ditumpangi untuk pergi ke tempat pertunjukan musikal dihalangi oleh kemacetan lalu lintas. merekam suasana dan suara-suara. Seite 7 von 8
O yes, my darling. Tu as faim? Japaner (Japanisch) Schau mal, ist das nicht toll? Deutscher Gibt es hier eine Toilette? Wiederholung Szene 5: Im Bus auf der Autobahn; Äußerungen Grüß Gott, ich bin Redakteur bei Radio D. Sie fahren zum Musical: Warum? O, das ist wonderful. O la, la, das ist sicher très amusant. Unbekannter Scusi, ich nix verstehen. Liebe Hörerinnen und Hörer, bis zum nächsten Mal. Und tschüs. bertanya, mengapa para wisatawan mengadakan perjalanan untuk menonton musikal. Dalam siaran berikutnya akam kami perkenalkan satu lagi figur penting dalam kursus bahasa melalui radio ini. Sebenarnya Anda sudah mengenalnya sepintas lalu, tetapi belum sesungguhnya tunggu tanggal mainnya saja. Herrad Meese Seite 8 von 8