Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang."

Transkripsi

1 Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan mahasiswa angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Data dikumpulkan dengan analisis dokumen dari 20 orang informan, dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah hasil karangan mahasiswa angkatan 2009 pada matakuliah Aufsatz I. Data penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn dalam karangan mahasiswa. Hasil penelitian adalah: (1) ditemukan sebanyak 22 kesalahan penggunaan konjungsi als dan 22 kesalahan penggunaan konjungsi wenn, dan (2) ditemukan tiga bentuk kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa, yaitu pemilihan konjungsi, peletakan kata kerja, dan ketiadaan kata kerja. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masih terdapat mahasiswa yang belum memahami kata penghubung als dan wenn dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya pembelajaran yang lebih mendalam tentang konjungsi als dan wenn. Kata kunci: konjungsi als dan wenn, ketepatan, karangan ABSTRACT: The purpose of this research is to describe the error on the usage of "als and wenn" conjunction within the essay of the students of German Literature department State University of Malang, year The data is collected by document analysis of 20 informants with descriptive qualitative technique. The data source is the essay of Aufsatz I students, year The data of the research is sentences with error on "als and wenn" conjunction. The result of the research are : (1) there are 22 error on the "als" conjunction and 22 error on "wenn" conjunction, and (2) there are three errors done by the students; wrong conjunction, verb placement, and absence of verb. Based on the research, the researcher makes conclution that students are not properly understand the usage of "als and wenn" conjunction. Therefore, there is a need of deeper study on the usage of "als and wenn" conjunction.. Keywords: conjunctive als and wenn, accuracy, essay Kegiatan mengarang oleh mahasiswa pada matakuliah Aufsatz I merupakan kegiatan yang mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan ide atau gagasan dari tema tertentu yang diberikan oleh dosen pada matakuliah tersebut. Pembelajar, dalam hal ini mahasiswa, acapkali mengalami kesulitan dalam menulis (membuat karangan). Selain kesulitan dalam penggunaan struktur bahasa atau gramatika secara benar, salah satu penyebab lainnya yakni keterbatasan mahasiswa dalam penguasaan kosa kata sehingga mereka mengalami kesulitan untuk mengutarakan ide atau gagasan dalam bentuk kata, frasa, maupun kalimat. Dalam karangan harus memiliki tiga hal yang perlu diperhatikan sesuai pendapat para ahli, yaitu (a) kesatuan gagasan atau kohesif, (b) koherensi antar kalimat, dan (c) mengembangkan kalimat dalam paragraf. Selain tiga hal tersebut, sebuah karangan dikatakan baik jika dalam karangan terdapat keterpaduan antar kalimatnya. Untuk membuat kalimat tersebut padu diperlukan konjungsi yang berfungsi merangkaikannya. Helbig (1991:93) menggolongkan konjungsi berdasarkan fungsi sintaksis. Konjungsi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu konjungsi koordinatif (koordinierende Konjunktionen) dan konjungsi subordinatif (Subordinierende Konjunktionen). Eppert (1993:213) menambahkan bahwa subordinierende Konjunktionen mempunyai dua ciri, yaitu

2 (1) Subordinierende Konjunktionen yang selalu diletakkan setelah koma pada anak kalimat (Nebensatz), dan (2) Subordinierende Konjunktionen yang mengharuskan kata kerja diletakkan pada akhir anak kalimat (Nebensatz). Menurut Kars (1992:140), subordinierende konjunktionen dibagi menjadi delapan kelompok berdasarkan maknanya dalam kalimat. Dari delapan jenis konjungsi subordinatif berdasarkan maknanya, konjungsi subordinatif als dan wenn termasuk dalam bagian Gleichzeitigkeit. yaitu jenis konjungsi yang memiliki dua peristiwa yang terjadi di waktu yang sama. Pada penelitian ini penulis lebih fokus pada penggunaan konjungsi subordinatif als dan wenn. Konjungsi als menunjukkan suatu kejadian (Ereignis) atau keadaan (Zustand) di masa lalu (Vergangenheit), terjadi pada waktu yang sama (Gleichzeitigkeit) sedangkan konjungsi wenn dilakukan pada waktu yang sama, namun digunakan dalam bentuk kejadian saat ini (Gegenwart) atau peristiwa akan datang (Zukunft). Konjungsi wenn dapat juga digunakan dalam bentuk waktu kejadian di masa lampau (Vergangenheit), akan tetapi hanya terjadi pada pengulangan (Wiederholt) situasi yang sama dan dalam penggunaannya diharuskan terdapat kata jedesmal atau immer yang menunjukkan pengulangan kejadian atau peristiwa dalam kalimat (Reimann,2001:211). Selain pentingnya konjungsi dalam bahasa Jerman, kata kerja juga merupakan salah satu unsur terpenting dalam kalimat bahasa Jerman. Hal ini sesuai dengan pendapat Schmitt (2000: ) yang menyatakan bahwa semua unsur-unsur kalimat (Satzgliedern) memiliki peranan penting dalam kalimat dan dapat diubah posisinya kecuali predikat (Verb) yang terletak di posisi kedua. Dalam karangan mahasiswa masih terdapat kesalahan dalam penggunaan konjungsi als dan wenn yang tidak sesuai gramatika bahasa Jerman, misalnya pemilihan konjungsi, peletakan kata kerja, dan ketiadaan kata kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada karangan mahasiswa yang di dalamnya terdapat kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn dalam kalimat. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan mahasiswa angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi dosen, mahasiswa, dan penulis selanjutnya. METODE Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif dan kualitatif dengan menggunakan dokumentasi karangan mahasiswa sebagai instrument utama dan tabel sebagai instrumen pendamping yang digunakan untuk mendata kalimat yang didalamnya terdapat unsur konjungsi als dan wenn pada penelitian ini. Sumber data penelitian berupa sembilan karangan dari masing-masing mahasiswa yang berjumlah 20 orang pada matakuliah Aufsatz I Jurusan Sastra Jerman angkatan 2009 Universitas Negeri Malang dan data yang digunakan berupa kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn dalam karangan mahasiswa. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) pemilihan data, (2) pengelompokan data, dan (3) analisis data. Setelah data-data diperoleh, dibutuhkan teknik untuk mengecek keabsahan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini agar memperoleh kebenaran atau menyatakan bahwa data-data tersebut valid, maka digunakan teknik triangulasi. Penulis berdiskusi dengan dosen ahli, yaitu pengajar pada matakuliah Aufsatz I. Data yang divalidasi adalah kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan mahasiswa angkatan 2009 pada matakuliah Aufsatz I. 2

3 HASIL Dalam karangan mahasiswa, ditemukan 22 penggunaan konjungsi als dan 22 penggunaan konjungsi wenn yang tidak tepat. Jenis kesalahan yang dibuat mahasiswa, meliputi (a) pemilihan konjungsi, (b) peletakan kata kerja, dan (c) ketiadaan kata kerja. Pemilihan konjungsi als dan wenn harus digunakan secara tepat sesuai bentuk waktu kejadian (Zeitform) dalam kalimat, sehingga dapat menghasilkan kalimat yang benar sesuai gramatika bahasa Jerman. Kesalahan selanjutnya terjadi pada peletakan kata kerja dalam kalimat. Posisi kata kerja harus diletakkan di akhir kalimat yang menggunakan jenis kata penghubung subordinatif als dan wenn. Kesalahan terakhir yang terdapat dalam karangan mahasiswa adalah ketiadaan kata kerja dalam kalimat. Keberadaan kata kerja dalam kalimat sangat penting dan dibutuhkan karena kata kerja menunjukkan kejelasan maksud dan tujuan dari kalimat tersebut. Selain ketiga bentuk kesalahan tersebut, terdapat temuan lain dalam penelitian ini, yaitu kesalahan pada struktur bahasa, penulisan, pemilihan kata, dan makna. Bentuk kesalahan yang ditemukan dalam karangan mahasiswa dibahas sebagai berikut. a. Pemilihan konjungsi Terdapat kesalahan pemilihan konjungsi dan kata kerja dalam kalimat. tersebut dapat dilihat pada contoh data berikut. Kesalahan 1) Wenn ich sie zum ersmal sah, nahm ich diese kleine Katze. 2) Wenn ich ein Schüler in der SMA war, finde ich Deutsch einfach. 3) Als ich einen Artikel lese, interessiere ich mich für den Titel. Kesalahan pada data (1) adalah penggunaan konjungsi yang tidak sesuai dengan bentuk waktu kejadian (Zeitform) dalam kalimat. Kalimat tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di masa lampau dan hanya terjadi sekali (einmalige Handlung/Zustand) sehingga konjungsi yang tepat untuk data tersebut adalah konjungsi als. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut adalah Als ich sie zum ersten Mal sah, nahm ich diese kleine Katze. Kesalahan pada data (2) adalah penggunaan konjungsi dan bentuk waktu kata kerja (Tempus). Penggunaan konjungsi wenn tidak tepat untuk data tersebut karena tidak sesuai dengan waktu kejadian dalam kalimat. Konjungsi yang tepat adalah konjungsi als karena peristiwa dalam kalimat tersebut hanya terjadi sekali dan di waktu lampau (Vergangenheit). Pada konjungsi als terdapat aturan bahwa bentuk kata kerja pada anak kalimat harus dalam bentuk Präteritum. Bentuk kata kerja pada anak kalimat tersebut telah tepat, tetapi bentuk kata kerja pada induk kalimat juga harus mengikuti Zeitform pada anak kalimat sehingga bentuk kata kerja yang tepat pada induk kalimat adalah fand. Kalimat yang benar adalah Als ich ein Schüler in der SMA war, fand ich Deutsch einfach. Kesalahan pada data (3) adalah pemilihan konjungsi pada anak kalimat yang tidak tepat karena tidak sesuai makna dalam kalimat yang mengacu pada bentuk waktu Gegenwart. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk waktu kata kerja (Tempus) dan kejadian atau peristiwa (Handlung/Zustand) dalam kalimat tersebut. Penggunaan konjungsi yang tepat pada anak kalimat adalah konjungsi wenn. Kalimat yang benar untuk data (3) adalah Wenn ich einen Artikel lese, interessiere ich mich für den Titel. 3

4 b. Peletakan kata kerja Terdapat kesalahan peletakan kata kerja dan pemilihan tanda baca untuk memisahkan antara induk kalimat dan anak kalimat. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada contoh data berikut. 4) Wenn eines Tages könnte ich ein Haus kaufen, ich möchte ein Haus mit groβe Garten kaufen. 5) Wenn Sie haben die Aufgaben. Sie sammeln die Aufgaben immer punktlich. 6) Als bin ich in Malang, habe ich Hena vermissen. Kesalahan letak kata kerja pada anak kalimat dan induk kalimat dapat dilihat pada data (4). Anak kalimat yang menggunakan jenis konjungsi subordinierende Konjunktionen mengharuskan posisi kata kerja selalu terletak di akhir kalimat. Kata kerja pada anak kalimat tersebut adalah könnte yang merupakan pengandaian dengan Modalverb (Konjunktiv II mit Modalverb). Posisi kata kerja pada anak kalimat yang berupa Modalverben tersebut harus terletak di akhir anak kalimat atau setelah Infinitiv. Letak kata kerja pada induk kalimat berada di posisi awal induk kalimat atau setelah tanda baca koma sebagai pemisah antara induk kalimat dan anak kalimat. Kata kerja yang digunakan pada induk kalimat adalah möchte, yang merupakan Modalverb dalam bahasa Jerman dan selalu diikuti Infinitiv Verb di akhir kalimat. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut adalah Wenn eines Tages ich ein Haus kaufen könnte, möchte ich ein Haus mit einem groβen Garten kaufen. Kesalahan pada data (5) adalah posisi kata kerja dan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat tidak tepat sehingga antara anak kalimat dan induk kalimat pada data tersebut tidak saling berkaitan. Tanda baca yang tepat adalah koma kemudian diikuti oleh kata kerja, subyek, dan keterangan pada induk kalimat. Kata kerja pada anak kalimat harus diletakkan di akhir anak kalimat. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah Wenn Sie die Aufgaben haben, sammeln Sie Aufgaben immer punktlich. Kesalahan pada data (6) adalah pemilihan konjungsi, peletakan kata kerja, dan bentuk waktu kata kerja (Zeitform) yang tidak tepat. Bentuk waktu kejadian atau peristiwa pada data tersebut adalah bentuk waktu lampau (Vergangenheit) yang selalu terjadi berulang kali (Wiederholt) sehingga bentuk waktu kata kerja (Tempus) pada anak kalimat dan induk kalimat yang benar adalah war dan vermisste. Konjungsi yang tepat untuk anak kalimat pada data tersebut adalah konjungsi wenn dan pada awal anak kalimat diletakkan kata immer yang menunjukkan pengulangan peristiwa atau kejadian di waktu lampau. Kata kerja pada anak kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif harus berada di posisi akhir anak kalimat, sehingga kalimat yang benar untuk data tersebut adalah immer wenn ich in Malang war, vermisste ich Hena. c. Ketiadaan kata kerja Kata kerja merupakan salah satu unsur terpenting dalam kalimat bahasa Jerman. Keberadaan dan peletakan kata kerja pada kalimat merupakan hal penting dan harus diperhatikan sehingga makna atau maksud dari kalimat tersebut jelas. Ketiadaan kata kerja dalam kalimat dapat membuat kalimat tersebut tidak jelas. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada contoh data berikut. 4

5 7) Ich habe es in der 2. Klasse, als ich in der Oberschule, gekauft. 8) Als ich 17 Jahre alt. Es war 10 November ) Wenn Nathan schon weit von seinem Haus. Er erinniert über seine Freundin. Kesalahan yang terdapat pada data (7) adalah ketiadaan kata kerja dan letak Partizip II yang tidak tepat pada induk kalimat. Bentuk waktu (Zeitform) pada induk kalimat adalah peristiwa lampau (Partizip Perfekt) sehingga membutuhkan kata kerja bantu, yaitu haben/sein dan Partizip II yang terletak di akhir induk kalimat. Kata kerja bantu dan Partizip II yang digunakan pada induk kalimat telah tepat, namun peletakan Partizip II seharusnya di akhir induk kalimat. Selanjutnya, letak kesalahan terdapat pada anak kalimat dengan data yang sama, yaitu tidak terdapat kata kerja. Kata kerja yang tepat untuk anak kalimat yang menggunakan konjungsi als tersebut adalah war. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut adalah Ich habe es gekauft, als ich in der 2. Klasse Oberschule war. Kesalahan pada data (8) adalah ketiadaan kata kerja pada anak kalimat yang menggunakan konjungsi als. Kata kerja yang tepat untuk anak kalimat tersebut, yaitu war. Pemilihan kata kerja war sesuai dengan bentuk waktu kejadian atau peristiwa pada anak kalimat tersebut, yaitu Präteritum. Kalimat yang tepat untuk menggantikan data tersebut, yaitu Als ich 17 Jahre alt war, war es am 10. November Kesalahan pada data (9) adalah ketiadaan kata kerja pada anak kalimat. Bentuk waktu pada data (9) adalah Gegenwart sehingga kata kerja pada anak kalimat yang tepat adalah ist. Kalimat yang benar adalah Wenn Nathan schon weit von seinem Haus ist, erinnert er sich an seine Freundin. PEMBAHASAN Dalam karangan mahasiswa masih ditemukan kesalahan penggunaan konjungsi als dan wenn yang meliputi (1) pemilihan konjungsi, (2) peletakan kata kerja, dan (3) ketiadaan kata kerja. Tiga bentuk kesalahan tersebut dibahas secara rinci sebagai berikut. Kesalahan pertama adalah pemilihan konjungsi. Mahasiswa tidak dapat membedakan penggunaan konjungsi als dan wenn, sehingga masih terdapat kesalahan dalam karangan mereka. Mahasiswa masih menggunakan konjungsi als dalam kalimat yang bentuk waktu kejadian sekarang (Gegenwart) atau yang akan datang (Zukunft). Selain kesalahan pemilihan konjungsi als, terdapat kesalahan bentuk waktu kata kerja (Tempus) yang digunakan dalam kalimat. Penggunaan konjungsi als mengharuskan bentuk waktu kata kerja Präteritum, sedangkan mahasiswa sendiri masih belum menguasai bentuk waktu kata kerja, khususnya Präteritum, sehingga penggunaan konjungsi als dalam kalimat tidak sesuai dengan gramatika bahasa Jerman. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat yang menggunakan konjungsi als sering memiliki bentuk waktu kata kerja yang salah misalnya bentuk Präsens dan Perfekt. Kesalahan pemilihan konjungsi wenn pada kalimat masih ditemukan dalam karangan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat bahwa mahasiswa masih menempatkan konjungsi wenn pada kalimat yang peristiwanya jelas terjadi di masa lampau dan hanya terjadi sekali. Untuk menggunakan konjungsi als dan wenn, mahasiswa diharuskan terlebih dahulu dapat menentukan bentuk waktu kejadian dalam kalimat, sehingga dapat menentukan atau memilih konjungsi yang tepat. Selain pemilihan konjungsi, mahasiswa harus menguasai bentuk waktu kata kerja (Tempus) sesuai dengan konjungsi yang digunakan. Pendapat ini diperkuat oleh 5

6 Reimann (2001:211) yang menyatakan bahwa konjungsi subordinatif als dan wenn digunakan sesuai aturan bentuk waktu kejadian atau peristiwa dalam kalimat. Kesalahan selanjutnya adalah peletakan kata kerja. Posisi kata kerja dalam kalimat bahasa Jerman harus diperhatikan karena kata kerja merupakan salah satu unsur kalimat terpenting dalam bahasa Jerman yang menunjukkan kejelasan makna atau maksud dari kalimat tersebut. Kesalahan peletakan kata kerja masih ditemukan dalam karangan mahasiswa yang menggunakan konjungsi als dan wenn. Dalam hal ini, mahasiswa masih meletakkan kata kerja pada posisi pertama dan kedua dalam kalimat. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena mahasiswa belum memahami gramatika bahasa Jerman dan tidak terbiasa menggunakan konjungsi subordinatif yang mengharuskan kata kerja berada di posisi akhir anak kalimat. Kata kerja bahasa Jerman selalu diletakkan pada posisi kedua dalam kalimat, aturan tersebut cenderung membuat mahasiswa melakukan kesalahan peletakan kata kerja pada kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif als dan wenn. Terdapat aturan khusus dalam penggunaan konjungsi subordinatif, yaitu kata kerja selalu berada di posisi akhir anak kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif. Pendapat ini diperkuat oleh Eppert (1993:213) yang menyatakan bahwa subordinierende Konjunktionen menyebabkan kata kerja harus diletakkan pada akhir anak kalimat. Kesalahan terakhir adalah ketiadaan kata kerja. Hal tersebut terjadi karena mahasiswa tidak teliti dalam membuat kalimat dengan menggunakan konjungsi subordinatif als dan wenn. Pentingnya keberadaan kata kerja tidak hanya terdapat pada aturan bahasa Jerman, namun bahasa Indonesia juga mengharuskan sebuah kalimat memiliki kata kerja sehingga kalimat tersebut menunjukkan kejelasan maksud dan tujuan. Pendapat tersebut diperkuat oleh Schmitt (2000: ) yang menyatakan bahwa pentingnya keberadaan kata kerja dalam kalimat bahasa Jerman. PENUTUP Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menggunakan konjungsi als dan wenn dalam kalimat bahasa Jerman, meskipun mahasiswa telah mendapatkan materi konjungsi pada matakuliah pendukung Aufsatz I yang meliputi matakuliah Deutsch 1-4 dan matakuliah Strukstur und Wortsatz I. Kesalahan pemilihan konjungsi als dan wenn masih ditemukan dalam karangan mahasiswa. Bentuk kesalahan yang dibuat mahasiswa adalah (1) pemilihan konjungsi, (2) peletakan kata kerja, dan (3) ketiadaan kata kerja. Dari ketiga bentuk kesalahan tersebut, kesalahan yang paling sering dibuat oleh mahasiswa dalam karangan mereka adalah peletakan kata kerja pada kalimat sebanyak 24 kesalahan. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena mahasiswa tidak teliti atau masih belum menguasai gramatika bahasa Jerman terkait dengan penggunaan konjungsi subordinatif als dan wenn yang mengharuskan posisi kata kerja berada di akhir kalimat. Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan dua saran. Pertama, dosen pengajar matakuliah pendukung Aufsatz I yang meliputi matakuliah Deutsch 1-4 dan matakuliah Struktur und Wortsatz I hendaknya membahas materi kata penghubung bahasa Jerman, khususnya konjungsi subordinatif als dan wenn dengan lebih mendetail. Kedua, mahasiswa disarankan untuk lebih sering melakukan latihan dan lebih teliti dalam menggunakan konjungsi subordinatif als dan wenn ketika menyusun kalimat agar dapat menghasilkan karangan yang baik dan benar sesuai gramatika bahasa Jerman. 6

7 DAFTAR RUJUKAN Eppert, Franz Grammatik Lernen und Verstehen Ein Grundkurs für Lerner der Deutschen Sprache. München:Herrad Meese. Helbig, Gerhard Deutsche Grammatik grundfragen und Abriβ. München: Iudicium Verlag. Kars, jürgen und Ulrich Häusermann Grunddrammatik Deutsch. Frankfurt am Main: Verlag Moritz Diesterweg. Marciano, Oki Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Mahasiswa Angkatan 2008/2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Reimann, Monika Grundstufen-Grammatik. München: Max Hueber Verlag. Schmitt, R & H. Dreyer Lehr-und Übungsbuch der deutschen Grammatik. München: Verlag für Deutsch. 7

Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A.

Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A. Kesalahan Penggunaan Konjungsi da, weil, dan denn pada Pembentukan Kalimat Kausal oleh Mahasiswa Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Angkatan 2010 pada Matakuliah Aufsatz 1 Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan

BAB l PENDAHULUAN. mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan 1 BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bahasa tidak hanya mempelajari kosakata, tapi juga mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan tatabahasa yang baik dan benar

Lebih terperinci

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum. KESALAHAN PENGGUNAAN KATA INGKAR NICHT DAN KEIN DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2010/2011 PADA MATAKULIAH AUFSATZ I Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai di samping ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini dikarenakan pada umumnya informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil menggunakan bahasa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat terampil

Lebih terperinci

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Taufan Reza Achmadi Drs.Tiksno Widiytmoko, M.A. Edy Hidayat, S. Pd., M. Hum. Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN Lisa Anggraini Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode korelasional dengan teknik korelasi dan teknik regresi. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Dra. Rosyidah, M.Pd. NIP. 19600821 198503 2 001 Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing II Edy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa digunakan sebagai alat komunikasi. Selain itu, bahasa juga digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan berbagai macam pilihan yang ditawarkan, mulai dari buku yang hanya berisi tulisan

Lebih terperinci

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 SILABUS STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 Irma Permatawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Eko Jayanto Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Deddy Kurniawan S.Pd., M.A. E-mail:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis

Lebih terperinci

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan PENGGUNAAN PRӒPOSITION NACH DAN ZU PADA KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS NEGERI MALANG Vidya Adinarti, Rosyidah, Desti Nur Aini. vady_art7@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. Pada umumnya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yakni bahasa daerah sebagai bahasa pertama

Lebih terperinci

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2 IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan mempelajari suatu bahasa asing, karena penguasaan tata bahasa tersebut akan mendasari pembelajar

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM 1 ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM 105241480987

Lebih terperinci

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS CONTOH-CONTOH KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DALAM MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN, YANG BERASAL DARI ASPEK BUDAYA 1. Ich und meine Freunde gehen in die

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN

KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN IC GRAMMATIK Hanum Surya Dewi Pembimibng (I): Edy Hidayat,

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract Kesalahan dalam Terjemahan Abstrak Karya Ilmiah oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Angkatan 2008 Universitas Negeri Malang Erlina Yuni Novitasari Pembimbing: (I) Dra. Rosyidah, M.Pd., (II) Deddy Kurniawan,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Strukturen 1 Kode Matakuliah : JER 46006 Kredit Semester : 4 (empat) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester /tahun Ajaran

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa asing dan mampu menguasainya merupakan nilai lebih dalam bersosialisasi di dunia kerja maupun pergaulan. Bahasa Jerman merupakan salah satu

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH DAN SMA NEGERI 5 MALANG SEBAGAI PROGRAM PASCH Esty Prastyaningtias Pembimbing I: Desti Nur Aini,

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum dan Philipp merencanakan menyelidiki bundaran misterius di tengah-tengah ladang gandum. Apakah ini cerita tentang tempat landasan pesawat UFO ataukah seseorang akan

Lebih terperinci

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS SCHREIBEN I JR 214 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan masalah. Cara untuk memecahkan masalah yang telah dipilih dan disusun secara sistematis

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Siti Alfiyah, 2014 Hubungan Daya Ingat Dan Penguasaan Unregelmäβige Verben Bentuk Präteritum

BAB 1 PENDAHULUAN. Siti Alfiyah, 2014 Hubungan Daya Ingat Dan Penguasaan Unregelmäβige Verben Bentuk Präteritum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia di seluruh dunia. Mempelajari bahasa merupakan suatu keharusan, karena bahasa

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada jenjang SMA, berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti salah satu faktor yang menjadi

Lebih terperinci

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS HÖREN I JR 212 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

RISKI EKA AFRIANTI NIM

RISKI EKA AFRIANTI NIM ANALISIS KESALAHAN FRASE PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi

Lebih terperinci

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan berperan sebagai salah satu kunci keberhasilan segala kegiatan pendidikan. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. Dalam mengungkapkan ide atau gagasan itu diperlukan bahasa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini, di mana iklan menjadi salah satu media alat komunikasi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN SILABUS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN SILABUS 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Linguistik II Kode : GER 411 3. Jumlah SKS : Teori :2 SKS Praktik : 2 SKS : Sem : VI Waktu : 16x2 @100 4.

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2013 KONJUNGSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 REBANG TANGKAS TP 2012/2013

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2013 KONJUNGSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 REBANG TANGKAS TP 2012/2013 KONJUNGSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 REBANG TANGKAS TP 2012/2013 Oleh Esi Pitriani 1 Siti Samhati 2 Eka Sofia Agustina 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Email: Esi.pitriany@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR Agung Rinady Malik 1 dan Syarifah Fatimah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar Email

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: Sinta Candra Timur A

Diajukan Oleh: Sinta Candra Timur A KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula kegiatan penerjemahan dianggap sebagai hal yang sangat penting dan perlu dilakukan. Kebutuhan

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya, masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Arbeit mit Lesetexten III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran : BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MODEL CIRCUIT TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GRAMATIKAL-LEKSIKAL MAHASISWA BAHASA JERMAN

PEMBELAJARAN MODEL CIRCUIT TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GRAMATIKAL-LEKSIKAL MAHASISWA BAHASA JERMAN PEMBELAJARAN MODEL CIRCUIT TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GRAMATIKAL-LEKSIKAL MAHASISWA BAHASA JERMAN Rosyidah Jurusan Sastra Jerman Fak.Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: This article

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu dan pecahkan teka-teki ikan hiu dan kembali berhasil mengungkap satu kebohongan. Alasan skenario ini masih belum jelas. Bantuan yang tidak disangka-sangka mereka

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM 09080190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

Lebih terperinci

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan membaca mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA N 3 Kediri Program : Pilihan/ Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 19 minggu x 2 JP Standar Dasar Materi Pembelajaran Indikator

Lebih terperinci

KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I)

KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I) SKENARIO INOVASI PEMBELAJARAN KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I) IRMA PERMATAWATI NIP. 132313369 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa, pemelajar harus dapat menguasai tata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa, pemelajar harus dapat menguasai tata BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa, pemelajar harus dapat menguasai tata bahasa dan perbendaharaan kata, karena setiap bahasa memiliki tata bahasa dan perbendaharaan

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA Neger 3 Kediri Program : Pilihan / Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 17 minggu x 2JP Standar Dasar Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting bagi manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang disampaikan oleh penutur tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan struktur yang baku yang biasa disebut tata bahasa. Penguasaan tata bahasa merupakan salah

Lebih terperinci

Penerapan Methode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Pembelajaran Membaca di SMA Negeri 8 Malang

Penerapan Methode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Pembelajaran Membaca di SMA Negeri 8 Malang Penerapan Methode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Pembelajaran Membaca di SMA Negeri 8 Malang Yoyok Budiono Pembimbing 1: Sri Prameswari Indriwardhani, M.Pd. Pembimbing 2:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, serta memberikan berbagai informasi kepada

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 20 Angket Pendengar

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 20 Angket Pendengar Pelajaran 20 Angket Pendengar dan menanyakan pendapatan pendengar. Topik siaran: "Apakah kebohongan berdosa?" Di sini pendengar bisa mengungkapkan bundaran gandum palsu dan menilai tindakan petani. "Apakah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh Hendra Purnama Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : X Semester : 2 ( dua ) Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 15 minggu x 2 JP Standar Dasar

Lebih terperinci

SILABUS LITERATURGESCHICHTE (JR 312) AMIR, M.Pd. NIP

SILABUS LITERATURGESCHICHTE (JR 312) AMIR, M.Pd. NIP SILABUS LITERATURGESCHICHTE (JR 312) AMIR, M.Pd. NIP. 196111101985031005 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 DESKRIPSI MATAKULIAH

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA CIRCULAR CARDS DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PADA KELAS X SMA NEGERI 6 MALANG

PENERAPAN MEDIA CIRCULAR CARDS DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PADA KELAS X SMA NEGERI 6 MALANG PENERAPAN MEDIA CIRCULAR CARDS DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PADA KELAS X SMA NEGERI 6 MALANG Etri Dirvani Rizkia Girendha Universitas Negeri Malang E-mail: dgirendha@gmail.com ABSTRAK : Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

Kesesuaian Tipologi Latihan Buku Jung 1 Dengan KTSP Bahasa Jerman

Kesesuaian Tipologi Latihan Buku Jung 1 Dengan KTSP Bahasa Jerman Kesesuaian Tipologi Latihan Buku Jung 1 Dengan KTSP Bahasa Jerman Widyarini Megawati, Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd, dan Sri Prameswari Indriwardhani, M.Pd Universitas Negeri Malang dingdassifunf@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MAHASISW A DALAM PENGGUNAAN KALIMA T PASIF BAHASA JERMAN. Oleh : Lia Malia

ANALISIS KESALAHAN MAHASISW A DALAM PENGGUNAAN KALIMA T PASIF BAHASA JERMAN. Oleh : Lia Malia ANALISIS KESALAHAN MAHASISW A DALAM PENGGUNAAN KALIMA T PASIF BAHASA JERMAN Oleh : Lia Malia AbslTak Kalimat pasif bahasa Jennan, baik jenis maupun pembentukannya, tidaklah sesederhana kalimat pasif bahasa

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA Eti Ramaniyar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Pontianak, Jalan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

MEDIA VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGAJARAN STRUKTUR BAHASA JERMAN DALAM-KONTEKS KOMUNIKATIF Oleh : Tia Meutiawati

MEDIA VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGAJARAN STRUKTUR BAHASA JERMAN DALAM-KONTEKS KOMUNIKATIF Oleh : Tia Meutiawati Pendahuluan MEDIA VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGAJARAN STRUKTUR BAHASA JERMAN DALAM-KONTEKS KOMUNIKATIF Oleh : Tia Meutiawati Abstrak Pengetahuan struktur yang memadai diper/ukan agar pembelajar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO Desi Sugiarti 1 dan Muddin 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Vol. 4 No.2 Desember 2014 ISSN 2089-3973 BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Indah Rahmita Sari FKIP Universitas Batanghari ABSTRACT This article description

Lebih terperinci

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1 RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1 Julia Wulandari Petra D. Ajeng K.R Program Studi Sastra Jerman FIB UI Lembaga Bahasa Internasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, khususnya di beberapa SMA dan di Universitas tertentu. Dalam belajar bahasa Jerman terdapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL BILDERGESCHICHTE UNTUK PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DALAM BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG

PENERAPAN MODEL BILDERGESCHICHTE UNTUK PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DALAM BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG PENERAPAN MODEL BILDERGESCHICHE UNUK PEMBELAJARAN KEERAMPILAN MENULIS NARASI DALAM BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG Lasmi Kurniasih Pembimbing 1: Sri Prameswari Indriwardhani, M.Pd.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) MORGENTINA

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah satu sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun menjadi kaidah. Sebagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI IRREALER KONJUNKTIV DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

BENTUK DAN FUNGSI IRREALER KONJUNKTIV DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN BENTUK DAN FUNGSI IRREALER KONJUNKTIV DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Sulis Triyono Universitas Negeri Yogyakarta sulis@uny.ac.id Abstract This paper aims to describe forms of subjunctive sentences and their

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci