PURWA RUPA UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) SEBAGAI ALAT BANTU TIM PENYELAMAT DALAM PENCARIAN KORBAN HILANG DI HUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilaksanakan mulai Agustus 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY PREDIKTIF UNTUK TRACKING KETINGGIAN AKTUAL PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM TELE-NAVIGATION PADA PESAWAT TANPA AWAK (MICRO UAV)

3 METODE PENELITIAN. c. Perangkat lunak Mission Planner. f. First Person View (FPV) Camera BOSCAMM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. misalnya teknologi elektronik dengan keluarnya smartphone ataupun gadget

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. wahana terbang tanpa awak, teknologi tersebut disebut Unmanned Aerial Vehicle

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III IMPLEMENTASI ALAT

RANCANG BANGUN QUADCOPTER ROBOT SEBAGAI ALAT PEMANTAU JARAK JAUH KAWASAN LINGKUNGAN BENCANA

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Cikeas, Januari Penulis

PLATFORM UNMANNED AERIAL VEHICLE UNTUK AERIAL PHOTOGRAPHY AEROMODELLING AND PAYLOAD TELEMETRY RESEARCH GROUP (APTRG)

(LAPAN) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

TUGAS AKHIR - TE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat zat asing

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan sistem robot tanpa awak yang dapat dikendalikan secara otomatis

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES.

I. PENDAHULUAN. Wahana udara tanpa awak (WUT) merupakan alternatif dari pesawat berawak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM KENDALI JARAK JAUH MINIATUR TANK TANPA AWAK

Memantau apa saja dengan GPS

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena dengan spektrum inilah data dapat ditransmisikan.

terhadap gravitasi, sehingga vektor gravitasi dapat diestimasi dan didapatkan dari pengukuran. Hasil akselerasi lalu diintregasikan untuk mendapatkan

KENDALI QUADCOPTER MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL DENGAN FREKUENSI RADIO 2,4 GHZ

Perancangan Sistem Tele-Navigation Pada Pesawat Tanpa Awak(Micro UAV)

APLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Disusun Oleh: Agus Widanarko

PENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Rancang Bangun Prototipe Kapal Tanpa Awak Menggunakan Mikrokontroler

KONTROL KESTABILAN QUADCOPTER DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE ITG 3205 LAPORAN AKHIR. oleh : NURMANSYAH

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. UAV Shadow 200B (Thuvesson, Petersson, 2013)

Kata Kunci : ROV (Remotely operated underwater vehicles), X-Bee, FSR-01

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak.

metode pengontrolan konvensional yaitu suatu metode yang dapat melakukan penalaan secara mandiri (Pogram, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Dari latar

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

SISTEM KENDALI POSISI DAN KETINGGIAN TERBANG PESAWAT QUADCOPTER A S R U L P

PENGONTROLAN MOTOR BRUSHLESS PADA QUADCOPTER MENGGUNAKAN ELECTRONIC SPEED CONTROL (ESC) LAPORAN AKHIR

APLIKASI GPS PADA QUADCOPTER SEBAGAI PENGONTROL HOLD POSITION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI ANALISA DAYA BATERAI PADA PENGGERAK PESAWAT UAV TIPE CESSNA

RIZKAR FEBRIAN. 1, SUWANDI 2, REZA FAUZI I. 3. Abstrak

Gambar 1.1 Skema kontrol helikopter (Sumber: Stepniewski dan Keys (1909: 36))

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AEROMODELLING COMPETITION HANDBOOK MECHANICAL & MARINE NATIONAL EXPOSITION 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MECHANICAL AND MARINE ENGINEERING NATIONAL EXPOSITION 2017 AEROMODELLING COMPETITION HANDBOOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini kebutuhan eksplorasi suatu tempat atau daerah terkadang

RANCANG BANGUN SISTEM MUATAN VIDEO SURVEILLANCE & TELEMETRI RUM-70. Kata Kunci : rancang bangun, video surveillance, telemetri, roket.

Perancangan Sistem Radio Pengendali Robot Terbang Nirawak

PERANCANGAN DAN REALISASI FIXED WING UAV MENGGUNAKAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK SISTEM PENGISIAN DAYA

3 METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 di

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI REMOTE CONTROL WIRELESS PADA ROBOT PENDETEKSI LOGAM DI AIR TAWAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REALISASI ROBOT TERBANG BERDASARKAN IIARC 2009 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RANGKA DRONE YANG EKONOMIS DAN PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Eksplorasi yang dilakukan saat ini rata-rata sebatas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Austin, 2010).

IMPLEMENTASI DJI NAZA M-LITE PADA QUADCOPTER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Internasional Batam

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

RANCANG BANGUN PURWARUPA HOVERCRAFT NIRKABEL

ROBOT MOBIL PENGINTAI BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN KAMERA DAN PENGENDALIAN TANPA KABEL MENGGUNAKAN KOMPUTER PROYEK AKHIR LIGA TRI NUGRAHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

"We know Exactly What You Need"

Pengoperasian Sistem Pesawat Tanpa Awak di Wilayah Ruang Udara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah UAV atau sering kita sebut dengan Drone. menyebutnya dengan Drone adalah pesawat tanpa awak di dalamnya, UAV ini

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

SISTEM PENDETEKSI KETINGGIAN MUATAN ROKET BERBASIS MIKROKONTROLER. Gelar Kharisma Rhamdani /

SINGLE PROPELLER DRONE (SINGRONE): INOVASI RANCANG BANGUN DRONE SINGLE PROPELLER SEBAGAI WAHANA PEMETAAN LAHAN BERBASIS UNMANED AERIAL VEHICLE (UAV)

Perancangan dan Implementasi Gerakan Hover pada Tricopter

Transkripsi:

PURWA RUPA UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) SEBAGAI ALAT BANTU TIM PENYELAMAT DALAM PENCARIAN KORBAN HILANG DI HUTAN Hafidz Aly Hidayat, Rousyan Faikar, Aristya Panggi Wijaya, Aip Saripudin, and Sumardi *) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro \ *) E-mail : sumardi.undip@gmail.com Abstrak Korban hilang dihutan perlu segera diselamatkan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan korban hilang tersebut. Medan hutan yang sulit ditebak, korban hilang bisa jatuh kedalam jurang atau korban hilang terancam oleh hewan buas. Selain itu, pencarian korban melalui darat yang kurang cepat merupakan suatu kendala. Medan hutan yang naik turun bukit dan penuh dengan semak membuat perjalanan menjadi terhambat. Pemantauan udara merupakan hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat pencarian korban hilang karena tidak terganggu oleh medan di hutan. Dengan membuat Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang dilengkapi dengan kamera, bisa dilakukan pencarian korban melalui udara dan bisa didapatkan lokasi tempat hilangnya korban tersebut. Dilakukan uji coba terhadap Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ini dalam hal uji terbang. Dari pengujian terbang didapatkan gambar melalui udara yang bertujuan untuk memantau korbang hilang dari udara. Dari pengujian range transmisi didapatkan hasil bahwa Radio DJT mampu mengontrol pesawat sejauh 0.85km didarat maupun diudara. Sedangkan Avsender Boscam mampu mentransmisikan gambar sejauh 0.9km didarat dan hanya 0.4km diudara. Kata kunci : Korban hilang, UAV, kamera Abstract The people lost in the forest need to be saved because we do not know what will happen with them. Forest terrain that is difficult to guess, the survivors can fall into the abyss or they are threatened by wild animals. In addition, the search for survivors through the ground fast enough is an obstacle. Forest terrain up and down hills and filled with shrubs make the trip to be blocked. Air monitoring is things you can do to speed the search for survivors is lost because it is not disturbed by the terrain in the forest. By creating an Unmanned Aerial Vehicle (UAV) equipped with a camera, could search the survivors through the air and can be found the location of the survivors. Conduct tests on Unmanned Aerial Vehicle (UAV) in terms of flight test and range test transmission. On flight test, we get surveillance s video from the air by the UAV that is used to find survivors in the forest. On range test transmission, Radio DJT able to control the UAV when it is on land and in the air as far 0.85km. While AVsender Boscam capable of transmitting images only as far as 0.9km when the UAV on land and 0.4km when the UAV in the air. Keywords : Survivors, UAV, camera 1. Pendahuluan Sejak perkembangan pesawat terbang pada abad ke-19, pemanfaatannyapun turut berkembang. Mulai dari digunakan untuk pengangkutan barang hinggauntuk keperluan militer. Sampai pada abad ke-20 ini pun pemanfaatan pesawat terbang juga masih berkembang, misalnya adalah untuk keperluan pemantauan udara (surveilance) dan pemetaan wilayah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar dengan keadaan alam yang beranekaragam, dari banyaknya gunung dan luasnya hutan. Dengan keanekaragaman ini maka banyak juga orang yang tertarik untuk menjelajahinya. Namun dalam beberapa kejadian tidak sedikit orang yang tersesat dan akhirnya hilang dikarenakan banyak faktor seperi badai, terpisah dari kelompok jelajah dan kesalahan pengambilan jalur penjelajahan.disinilah tugas tim penyelamat di masingmasing wilayah untuksegera memberikan pertolongan. Berlandaskan informasi yang sedikit dan tidak akurat, tim penyelamat bergerak menyisir daerah dimana korban itu hilang Inisangat tidak efektif dalam hal waktu dan tenaga

TRANSMISI, 16, (3), 2014, 155 yang digunakan, maka dibutuhkan suatu alat untuk mengetahui letak korban dengan benar. [3] 2. Metode Pada metode pelaksanaan ini, dimulai dengan mencari data tentang pesawat tanpa awak dan mencari bahan- pesawat bahan yang dibutuhkan untuk merancang tersebut. Kemudian membeli barang dan merancang pesawat dari mulai merancang hardware, dan merancang softwarenya. Ketika perancangan selesai, baru diuji coba dilapangan, kemudian dianalisa kemampuan terbang pesawat, pengiriman video melalui kamera, dan pelokasian pesawat melalui GPS. Berikut adalah diagram alir metode penelitian yang dilakukan : 2.1 Pemantauan Udara (Surveillance) Perkembangan wahana terbang ternyata banyak dimanfaatkan oleh manusia, khususnya untuk pemantauan udar. Pemantauan udara adalah proses pengambilan data berupa gambar, video dan atau data fisik lainya dari udara. Pemantauan udara umumnya dilakukan untuk kondisimembutuhkan monitoring kondisi emergency yang melalui udara secara langsungg diakibatkan karena tidak mungkin untuk monitoring secara langsung di lokasi kejadian. Mulai Studi Literatur Gambar 2. Static Surveillance [4] Pembelian komponen dan alat yang dibutuhkan Merancang hardware dan software dari pesawat Menganalisa kemampuan terbang pesawat dan pemantauan udara 2.2 Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Unmanned Aerial Vehicle (UAV) secara bahasa diartikan kendaraan udara tanpa awak. Penelitian tentang UAV sudah memberikan kontribusii yang sangat besar bagi militer maupun untuk bidang penelitian akademik dalam beberapa tahun ini. Dalam bidang militer UAVdigunakan untuk misi militer (perang), mata -mata/spionase, sedangkan dalam penelitian akademik UAVdimanfaatkan untuk pengamatan dan penelitian cuaca. Berdasarkan sayapnya terdapat dua jenis UAV yaitu Fixed Wing dan Rotary Wing. [1] Sesuai dengan harapan Ya Selesai Gambar 1. Alur Metode Pelaksanaan Tidak (a) (b) Gambar 3. (a). UAV Jenis Fixed Wing (b). UAV Jenis Rotary Wing [1] 3. Hasil dan Analisa 3.1 Perancangan Hardware Secara mekanik desain frame yang dibuat adalah sebagai berikut.

TRANSMISI, 16, (3), 2014, 156 3.2 Perangkaian Hardware 3.2.1 Perangkaian Transmisi Data Gambar Gambar 4. Desain Frame Fixed Wing [2] Merangkai Transmitter & Receiver Boscam dengan kamera dan monitor hingga sedimikian rupa agar gambar dapat tampil di layar monitor LCD. Berikut adalah gambar rangkaiannya : Dalam perancangan mekanik lebar sayap pada pesawat merupakan faktor penting sebagai pertimbangan kestabilan pesawat. Semakin lebar sayap pesawat maka kestabilan pada saat terbang akan lebih tinggi. Frame pesawat sky surfer memiliki lebar sayap 2 meter, sehingga frame ini akan stabil saat diterbangkan. 2m Gambar 8. Perangkaian Elektrik Untuk Transmisi Data Gambar Gambar 5.Ukuran Desain Fixed Wing [2] Sebagai aktuator digunakan motor BLDC dengan spesifikasi 900KV 200W sebagai penghasil thrust. Propeller yang digunakan adalah ukuran 10x4.7. 3.2.2 Perangkaian Pesawat Merangkai pesawat dengan memperhatikan kabel yang terhubung ke pengendali rudder, alerion, dan elevator. Menghubungkan kabel-kabel pengendali ke ESC (Electronic Speed Controller) dan melakukan trim dengan Remote Receiver 2,4 GHz. (a) (b) Gambar 6. (a) Motor Brushless (b) ESC Gambar 9. Perangkaian pesawat Gambar 7. Perancangan Sistem Komunikasi dan Integrasi Gambar 10. Melakukan Trim Pada Pesawat Dengan Remote

TRANSMISI, 16, (3), 2014, 157 3.3 Pengujian dan Analisa Pengujian dilakukan dilapangan dan kemudian dianalisa kemampuan terbang dari pesawat, pengiriman video melalui kamera. Ketercapaian target luaran adalah pesawat mampu terbang dan mengambil gambar dari udara. Data-data tersebut kemudian ditampilkan didarat melalui laptop atau monitor LCD. 3.3.1 Uji Coba Kamera, Transmitter & Receiver Video, Monitor LCD Pengujian dilakukan 2 tahap yaitu pengujian didarat dan pengujian diudara. Radio DJT digunakan untuk mengontrol pesawat dan menggunakan frekuensi 2,4GHz. AVsender boscam digunakan untuk mentransmisikan gambar dari kamera dan menggunakan frekuensi 5,8GHz. Pada pengujian didarat, range maksimum modul radio DJT adalah jarak maksimal pengontrolan pesawat menggunakan remote yaitu sejauh 0.85 km. Sedangkan range maksimum Avsender Boscam adalah jarak terjauh video transmitter yang di pesawat mampu mengirim gambar ke video receiver di darat yaitu sejauh 0.9 km. Pengujian diudara adalah pengujian yang dilakukan ketika pesawat diterbangkan dimana didalam pesawat terdapat video transmitter dan Radio Receiver. Lokasi penerbangan adalah Lapangan Wirasaba Cilacap dimana tempat ini memiliki lintasan terbang untuk pesawat kecil. Indikator pengujian range maksimum modul radio DJT adalah ketika pesawat yang dikontrol remote tiba-tiba lost signal dan membuat pesawat tidak dapat dikendalikan beberapa detik. Indikator pengujian range maksimum Avsender Boscam adalah ketika gambar pada monitor gelap atau buram. Berikut adalah hasil pengujian range : Pengujian di darat adalah pengujian pesawat sebelum diterbangkan. Pengujian dilakukan dijalan daerah pemukiman penduduk dengan jalur yang lurus. Seperti gambar berikut: Gambar 13. Uji Coba Range Di Udara Pada pengujian diudara, range maksimum modul radio DJT adalah jarak maksimal pengontrolan pesawat menggunakan remote yaitu sejauh 0.85 km. Sedangkan range maksimum Avsender Boscam adalah jarak terjauh video transmitter yang di pesawat mampu mengirim gambar ke video receiver di darat yaitu sejauh 0.4 km. Gambar 11. Pengambilan Data Uji Coba Transmisi Data Gambar Indikator pengujian range maksimum modul radio DJT adalah ketika pesawat yang dikontrol remote tidak bisa digerakkan. Indikator pengujian range maksimum Avsender Boscam adalah ketika gambar pada monitor gelap dan tidak jelas. Berikut adalah hasil pengujian range : Tabel 1. Pengujian range Radio DJT dan Avsender Di darat (km) Di udara (km) Radio DJT 0,85 0.85 AVsender 0,9 0,4 Dari hasil pengujian didarat dan diudara diketahui adanya perbedaan pada pengujian diudara untuk Avsender boscam 5,8GHz 200mW. Gambar 12. Uji Coba Range di Darat Gambar 14. Perbandingan Frekuensi 2,4 Ghz dan 5,8 Ghz [5]

TRANSMISI, 16, (3), 2014, 158 Frekuensi 5,8GHz memiliki nilai interferensi signal yang kecil karena memiliki banyak chanel yang bisa digunakan, bandwith yang digunakan besar, tapi jarak transmisinya yang rendah dan mudah terganggu oleh benda yang menghalangi transmisinya seperti gedung. Kondisi ketika didarat adalah jalanan lurus tanpa ada yang menghalangi sehingga gambar mampu ditransmisikan sejauh 0.9km. Sedangkan, kondisi ketika pesawat diterbangkan adalah video transmitter yang berada dipesawat terhalang oleh badan pesawat, dan adanya tiang lampu yang berada didepan video receiver. Dari hal tersebut membuat transmisi gambar menjadi terganggu, sehingga ketika pengujian didapatkan gambar yang kadang gelap dan tidak jelas. Pengecekan terhadapa titik berat pesawat sangatlah penting dikarenakan akan mempengaruhi keseimbangan pesawat ketika berada diudara. Jika pesawat tidak seimbang, pesawat akan sulit dkendalikan. Cara pengecekan adalah dengan mengangkat pesawat menggunaan telunjuk dengan kedua tangan pada sayap kanan dan kiri seperti gambar diatas. Jika kepala pesawat menunduk, berarti bagian depan terlalu berat. Jika kepala pesawat agak naik dan ketika mengangkat pesawat berasa lebih ringan, maka pesawat sudah seimbang. Gambar 18.Penerbangan Pesawat Gambar 15.Tiang Lampu Pesawat diterbangkan di udara dengan melemparkan pesawat kearah depan ketika motor berputar maksimal untuk mendapatkan gaya dorong yang baik agar pesawat tidak jatuh. Gambar 16. Antena Video Transmitter Yang Terhalang Badan Pesawat 3.3.2 Uji Terbang dan Pengambilan Gambar Uji terbang dilakukan di Lapangan Wirasaba Cilacap. Langkah awal adalah merangkai pesawat beserta kamera dan transmitter boscam dan memastikan pesawat mampu terbang dengan aman. Gambar 19. Tampilan Monitor LCD Ketika Pesawat Sedang Terbang Dari gambar diketahui bahwa ada bayang-bayang kamera, hal ini dikarenakan adanya pantulan dari monitor yang ditangkap kamera. Gambar diatas adalah cuplikan dari video penerbangan yang dilakukan. Gambar 17.Pengecekan Pesawat Sebelum Terbang Gambar 20. Rekaman Kamera Mobius Ketika Pesawat Sedang Terbang

TRANSMISI, 16, (3), 2014, 159 Untuk mendapatkan gambar yang sebenarnya dari udara, kami merekam keadaan dari udara menggunakan kamera Mobius tersebut sehingga didapatkan gambar diatas. 4. Kesimpulan Dari pengujian terbang didapatkan gambar melalui udara yang bertujuan untuk memantau korbang hilang dari udara. Dari pengujian range transmisi didapatkan hasil bahwa Radio DJT mampu mengontrol pesawat sejauh 0.85km didarat maupun diudara. Sedangkan Avsender Boscam mampu mentransmisikan gambar sejauh 0.9km didarat dan hanya 0.4km diudara. Dengan menambahkan GPS atau IMU dapat menambah kehandalan pesawat dalam mencari korban hilang. Referensi [1]. Budiyono A, Riyanto B, Joelianto E. 2009. Intelligent Unmaned Systems: Theory and Application. Dordrecht: Springer. [2]. Valvanis, Kimpon P. 2007. Advances in Unmaned Aerial Vehicles. Dordrecht: Springer. [3]. Badan Sar Nasional, 2013. Pencari Kayu Hilang Di Hutan Lsten Aceh Tamiang. http://www.basarnas.go.id/ Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013. [4]. Keller, Whitney. 2014. Do You Need a Surveillance Camera in Your Restaurant?. http://shifted.in/news/needsurveillance-camera-restaurant/. Diakses pada tanggal 20 Januari 2014. [5]. Netgear. 2014. What is the difference between 2.4 ghz and 5ghz?. http://kb.netgear.com/app/ answers/detail/a_id/24246/~/ what-is-the-differencebetween-2.4-ghz-and-5ghz%3f. Diakses tanggal 14 Juli 2014.