BAB 3 Metode Penelitian Pada bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang mencakup definisi operasional, desain penelitian, teknik sampling, lokasi penelitian serta prosedur selama penelitian berlangsung. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Nisfiannoor (2009) variabel merupakan suatu atribut atau sifat yang memiliki variasi atau bermacam-macam nilai. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah modelling perilaku seksual pranikah dan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah. Sekaran (2006) mengatakan agar variabel dalam penelitian ini dapat diukur, maka variabel tersebut perlu dioperasionalisasikan terlebih dahulu. 1. Modelling Perilaku Seksual Pranikah Modelling perilaku seksual pranikah menurut Bandura (1977) merupakan hasil pembelajaran dengan meniru perilaku seksual pranikah teman-teman sebayanya dan melibatkan 4 tahapan yakni: a. Attention yakni sejumlah perilaku yang mencakup perhatian yang diberikan terhadap perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh teman sebayanya untuk ditiru. b. Retention adalah ingatan yang dimiliki remaja mengenai perilaku seksual pranikah dan sejumlah aspek-aspek perilaku seksual pranikah yang pernah dilakukan teman sebayanya dan akan ditirunya. c. Reproduction yaitu sekumpulan perilaku nyata yang tampak dari hasil memperhatikan dan 19
20 mengingat perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh teman-temannya. d. Motivation yakni dorongan, ejekan, ataupun pujian yang diberikan oleh teman sebaya terhadap remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah. 2. Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah Perilaku seksual pranikah menurut Sarwono (dalam Taufik, 2013) adalah segala bentuk aktivitas seksual yang dilakukan remaja dengan lawan jenis tanpa adanya ikatan pernikahan resmi baik secara hukum maupun agama. Duvall & Miller (1985) membagi aktivitas seksual pranikah menjadi 4 jenis yakni: a. Touching secara operasional didefinisikan sebagai segala bentuk aktivitas dengan memegang tangan, berpelukan, merangkul, dan memegang daerah sensitif yang dilakukan oleh remaja dengan lawan jenisnya. b. Kissing adalah aktivitas mencium dengan mulut ke mulut, pipi, kening, leher, ataupun daerah sensitif lawan jenis. c. Petting adalah aktivitas yang dilakukan remaja dan lawan jenis dengan saling menyentuhkan alat kelamin dengan atau tanpa dibatasi pakaian. d. Sexual intercourse adalah aktivitas penetrasi yang dilakukan remaja dan lawan jenis. 3.2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subjek dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa ciri, yaitu:
21 1. Pelajar SMPN X Jakarta baik laki-laki dan perempuan 2. Sudah pernah berpacaran atau sedang berpacaran 3. Berusia diantara 13-15 tahun 4. Bagi remaja laki-laki sudah mengalami mimpi basah, perubahan suara, serta pada remaja perempuan sudah menstruasi sebagai bentuk bahwa sudah mengalami masa pubertas 5. Memiliki kelompok atau teman sebaya yang sudah melakukan minimal 1 dari perilaku seksual pranikah 6. Subjek sudah pernah melakukan minimal 1 dari perilaku seksual pranikah 3.2.2 Teknik Sampling Menurut Gulo (2000) sampel dapat memberikan gambaran yang benar dari suatu populasi. Selain itu Riduwan (2008) menjelaskan beberapa keuntungan menggunakan sampel, salah satunya ialah memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan jumlah populasi, penelitian lebih efisien dalam penggunaan uang,waktu, dan tenaga. Peneliti dalam hal ini menggunakan teknik nonprobability sampling dengan bentuk snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih beberapa responden yang cocok untuk penelitian dan kemudian meminta daftar anggota atau referensi sebagai partisipan berikutnya (Teddlie & Yu, 2012). Sevilla, dkk (1993) menjelaskan dalam penelitian untuk dua variabel, jumlah sampel minimum adalah sebanyak 60 orang, semakin banyak sampel yang diambil, maka akan semakin akurat hasil penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, sebanyak 45 orang remaja berusia 13-15 tahun yang menjadi sampel dalam
22 pelaksanaan pilot study. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan pada field study adalah sebanyak 78 orang remaja yang bersekolah di SMPN X Jakarta. Jumlah sampel ini sudah sesuai dengan jumlah minimal sampel yang disarankan Sevilla (1993), sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang representatif. 3.3 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian ilmiah dan scientific karena berlandaskan pada dasar-dasar ilmiah yakni konkrit/empiris, obeyektif, terukur, rasional, sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Pendekatan kuantitatif juga menekankan pada data penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan metode yang digunakan penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi tanpa bermaksud mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum. (Brown dan Suter, 2012). Tujuan penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012) yakni untuk memberikan gambaran yang luas mengenai sebuah variabel. Pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk menggambarkan modelling perilaku seksual pranikah dan bentukbentuk perilaku seksual pranikah remaja SMPN X Jakarta. 3.4 Alat Ukur Penelitian Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini berisi 78 pernyataan tertutup mengenai modelling perilaku seksual pranikah dan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah. Pernyataan tertutup adalah pernyataan yang membatasi
23 kebebasan repsonden untuk menjawab dengan menyediakan pilihan jawaban seperti penggunaan skala (Stewart & Cash, 2011). Skala yang digunakan pada kuesioner adalah dengan skala likert 1 sampai 4 untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi individu ataupun kelompok mengenai fenomena yang terjadi. Dalam skala likert ini terdiri dari empat pilihan jawaban yakni Sangat Setuju (SS)= 4, Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)= 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)=1, selanjutnya responden diminta untuk menjawab pernyataan yang dirasa dapat mewakili dirinya (Sugiyono, 2012). 3.4.1 Alat Ukur Perilaku Modelling Perilaku Seksual Pranikah Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan 4 tahapan modelling yang dikemukakan oleh Bandura (1977). Berikut adalah blueprint modelling perilaku seksual pranikah dalam penelitian ini:
24 Tabel 3.1 Blueprint Alat Ukur Modelling Perilaku Seksual Pranikah Dimensi Indikator Nomor Butir Item Jumlah Remaja membahas seputar Atensi aktivitas seksual, pornografi, proses kehamilan dengan teman sebaya Remaja memperhatikan perbincangan mengenai aktivitas seksual, pornografi, proses 1,2,3,4,5,6, 7,8,9,10,11, 12,13,14,15,16,17,18,1 9,20,21 21 kehamilan Remaja memperhatikan aktivitas teman yang berkaitan dengan aktivitas seksual, gaya berpacaran, pujian yang diberikan, olokan dari teman Remaja mengingat pola perilaku Retensi aktivitas seksual yang dilakukan teman-teman Remaja merasa adanya kecocokan antara perilaku sexual yang dilakukan teman-teman dengan 22,23,24,2 5,26,27,28,29,30,31, 32,33 12 nilai-nilai dalam dirinya seksuall yang dilakukan teman- Reproduksi teman seperti gaya berpacaran atau aktivitas seksual 34,35,36,3 7,38,39,40,41,42,43, 16 menonton pornografi,pergi ke 44,45,46,4 tempat yang dapat memuaskan 7,48,49 gairah seksual Remaja memberikan pujian
25 Motivasi ataupun olokan terhadap temanteman yang sudah atau tidak melakukan aktivitas seksual Remaja memberikan informasi mengenai pornografi atau aktivitas seksual kepada temanteman Remaja menginginkan pujian dari teman-teman ketika sudah melakukan aktivitas seksual Remaja memiliki perasaan takut 50,51,52,5 untuk ditolak dan diolok-olok 12 3,54,55,56 oleh teman-teman jika tidak,57,58,59, melakukan aktivitas seksual 60,61 seksual karena dorongan temanteman Jumlah Item 61 Alat ukur modelling perilaku seksual pranikah terdiri dari 61 item untuk mengukur tingkatan modelling perilaku seksual pranikah. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan Likert untuk mengukur seberapa kuat modelling perilaku seksual pranikah pada remaja. Selanjutnya peneliti melakukan pilot study untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur. Dalam penelitian ini item-item sudah sesuai dengan standar validitas. 3.4.2 Alat Ukur Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah Untuk mengukur bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan tertutup sesuai dengan dimensi aktivitas
26 seksual pranikah yang dikemukakan oleh Duvall & Miller (1985). Menurut Duvall & Miller (1985) aktivitas seksual pranikah dibagi menjadi 4 dimensi yakni terdiri dari touching, kissing, petting, dan sexual intercourse. Berikut ini adalah tabel susunan item perilaku seksual pranikah sesuai dengan masingmasing dimensi: Tabel 3.2 Blueprint Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah Dimensi Touching Kissing Petting Sexual Intercourse Indikator Nomor Butir Item Jumlah berpegangan tangan dengan pacar 62,63,64,6 meraba daerah sensitif lawan jenis 5,66,67,68,69 8 bepelukan, merangkul leher ataupun bagian tubuh lawan jenis berciuman dengan lawan jenis tanpa adanya ikatan pernikahan 70, 71, 72, 73, 74, 6 berciuman dari leher sampai kearah 75 dada lawan jenis seks orang dengan lawan jenis saling menyentuhkan alat kelamin dengan 76, 77 2 lawan jenis Remaja melakukan kontak seksual melalui penetrasi dengan lawan 78 1 jenis Jumlah Item 17
27 Peneliti membuat 17 item untuk mengukur tingkatan dan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah remaja diantaranya terdiri dari 8 item untuk mengukur dimensi touching, kissing berjumlah 6 item, petting berjumlah 2 item, sedangkan sexual intercourse memiliki 1 item. 3.4.3 Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan sebuah alat ukur untuk mengukur apa yang hendak diukur (Nugiyantoro, Gunawan, & Marzuki, 2012). Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua metode yakni dengan menggunakan content validity dan uji validitas dengan menggunakan teknik corrected item total correlation. Content validity yakni validitas yang mempertanyakan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan yang diteliti (Nurgiyantoro, B., Gunawan., Marzuki, 2012). Content validity dalam penelitian ini dilakukan melalui expert judgment yang dilakukan oleh dosen pembimbing yakni Greta Vidya Paramita, M.Psi untuk memeriksa ketepatan butirbutir alat ukur yang terdiri dari sejumlah indikator yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya, setelah peneliti melakukan pilot study terhadap 45 orang remaja maka dilakukan pengukuran validitas menggunakan corrected item total correlation pada program SPSS 22.0. Corrected item total correlation dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item dengan total item, kemudian dilakukan koreksi terhadap nilai koefisiensi korelasi (Priyatno, 2012). Untuk menentukan satu item layak digunakan atau tidak, maka batas nilai minimal korelasi pada perhitungan corrected item total correlation adalah 0,30. Jika nilai koefisien korelasi berada diatas 0,30 maka dianggap valid, sedangkan jika nilai koefisien korelasi berada dibawah 0,30 maka item dianggap tidak valid. Pada hasil perhitungan validitas, didapatkan hasil
28 validitas dalam penelitian ini berkisar antara 0,475-0,913. Maka dapat dikatakan bahwa item-item yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Tabel validitas item-item terlampir pada lampiran 1 dan 2. 3.4.4 Reliabilitas Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau alat ukur yang memiliki konsistensi sasaran data yang ingin diukur ketika melakukan pengujian kembali menggnakan alat ukur yang sama secara berulang (Nurgiyantoro, B., Gunawan., Marzuki, 2012). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach s Alpha. Reliabilitas dengan menggunakan Cronbach s Alpha dapat dipergunakan baik untuk instrumen yang jawabannya berskala ataupun bersifat dikhotomi, yakni yang mengenal dua jawaban. Dalam penelitian ini, instrumen jawaban bersifat skala 1-4. Perhitungan reliabilitas dibantu dengan SPSS 22.0. Berikut adalah hasil pengujiaan reliabilitas masing-masing menggunakan Cronbach s Alpha untuk alat ukur modelling perilaku seksual pranikah dan perilaku seksual pranikah: Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Pilot Study Modelling Reliability Statistics Modelling Perilaku Seksual Pranikah Cronbach's Alpha N of Items,989 61 Sumber: Pengolahan Data SPSS 22.0
29 Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Pilot Study Bentukbentuk Perilaku Seksual Pranikah Reliability Statistics Perilaku Seksual Pranikah Cronbach's Alpha N of Items,954 17 Sumber: Pengolahan Data SPSS 22.0 Dalam teknik Cronbach s Alpha reliabilitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan batas nilai Alpha 0,6. Menurut Priyatno (2012), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Dari tabel reliabitas kedua variabel diatas maka dapat dikatakan bahwa instrumen pengukuran telah reliabel karena nilai cronbach s alpha lebih dari 0,8 yakni 0,989 untuk modelling perilaku seksual pranikah dan 0,954 untuk perilaku seksual pranikah. 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, dilakukan beberapa prosedur dan persiapan yang meliputi tahap sebagai berikut: a. Meminta surat izin penelitian dari Universitas Bina Nusantara b. Menentukan sekolah mana yang akan digunakan untuk melakukan penelitian dan memberikan surat izin kepada sekolah yang bersangkutan c. Melakukan pendekatan terhadap pelajar untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual pranikah yang dilakukan d. Membuat instrumen penelitian yang akan digunakan dan diberikan kepada siswa-siswi
30 e. Melakukan expert judgment kepada dosen pembimbing f. Setelah instrumen penelitian disetujui melalui expert judgement selanjutnya melakukan pilot study kepada siswa-siswi di lapangan untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur g. Jika hasil validitas dan reliabilitas sudah dikatakan valid dan reliabel maka selanjutnya dilakukan pengambilan dan pengolahan data 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyusun sejumlah item-item yang sudah disetujui oleh dosen pembimbing selaku expert judgement. Selanjutnya peneliti menyebar kuesioner untuk melakukan pilot study untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian ini. Setelah didapatkan validitas dan reliabilitas, dilakukan field study pada responden dan peneliti meminta daftar anggota serta referensi untuk dijadikan responden selanjutnya. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Dalam mendeskripsikan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah, peneliti melakukan konversi data melalui z-score dikarenakan item-item pada bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah tidak sama jumlahnya. Sehingga z-score digunakan menjadi dasar untuk mengidentifikasi dimana posisi responden diantara bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah tersebut. Selanjutnya dilakukan analisa deskriptif terhadap penyebaran responden di tiap bentuk-bentuk perilaku seksual tersebut.