PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI-ATRIBUT DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RISIKO DALAM PEMILIHAN TEKNOLOGI PRECAST CONCRETE TERHADAP TEKNOLOGI CAST-IN-SITU PADA KONSTRUKSI GEDUNG BERLANTAI BANYAK DI INDONESIA TESIS MAGISTER Oleh : Aan Heryadi Zulihadi Saputra 25095060 PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BIDANG MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1998
ABSTRAK Teknologi beton pracetak di Indonesia sudah berkembang dan mulai banyak diterapkan sebagai elemen struktur gedung, terutama pelat lantai. Sedangkan sistem cor di tempat merupakan teknologi yang sudah lama digunakan di Indonesia. Pengambilan keputusan dalam memilih diantara dua alternatif tersebut tidak hanya memperhitungkan masalah biaya dan fungsi biaya dan waktu konstruksi saja. Selain menetapkan kriteria, pengaruh faktor risiko juga harus diperhitungkan, terutama karena memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap biaya maupun waktu konstruksi. Di Indonesia, kendala yang dihadapi sehubungan dengan penerapan beton pracetak adalah masih kurangnya kemampuan kontraktor secara umum dibanding apabila menangani sistem cor di tempat. Kesulitan dalam memperkirakan faktor risiko yang akan muncul menyebabkan model pengambilan keputusan adalah pengambilan keputusan dengan ketidakpastian. Metoda yang digunakan adalah Proses Hirarki Analitik dari Saaty. Dengan metoda ini, keputusan bisa diambil dengan memberi penilaian berupa pemberian bobot relatif sesuai hirarki yng telah disusun. Pemberian penilaian dilakukan oleh lebih dari satu responden (lima responden) dengan tujuan agar penilaian tersebut lebih representatif sehingga mempertinggi tingkat keyakinan dan mengurangi subjektifitas individu: Alternatif yang dipilih sebagai alternatif yang " terbaik" adalah alternatif dengan bobot relatif akhir terkecil, yang berarti berdasarkan faktor risiko dan kriteria yang ada, alternatif tersebut memiliki tingkat risiko yang lebih kecil terhadap kriteria biaya dan waktu dan terhadap kriteria lain dibandingkan alternatif lainnya.
ABSTRACT Precast concrete technology in Indonesia has developed and beginning to be widely implemented as an element of a building's structure, especially as the floor plate, whereas on site concrete casting system is a technology that has been practiced for a long time in Indonesia. Decision making between two alternatives takes into account not only the cost and time required for construction. Besides setting the criterias, the effect of risk factor should also be taken into account, especially because it has a significant contribution on both the cost and time of construction. In Indonesia, the difficulty faced in implementing the precast concrete is that in general, the contractor's skill are still inadequate, compared to if they are to implement cast-in-situ. Difficulties in forecasting the risk factors that might arise cause the decision making model to be a decision making under uncertainties. The method being used is Analytical Hierarchy Process by Saaty. In this method decision can be made by giving judgements in the form of relative according to the hierarchy that has been set. Judgement should be made by more than one respondent (five respondents), with the intention that the judgement will be more representative, so the level of confidence can be improved and reducing individual subjectivity. The "best" alternative is the alternative with the least final relative weight, which means that it based on the existing risk factors and criterias, that alternative has lesser risk level compared to the cost and time criteria, and also to other criterias compared to another alternative.