BAB I PENDAHULUAN. merasa resah dan takut berada di tempat-tempat umum.salah satu tempat umum

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN TERJADINYA KELELAHAN PADA SECURITY SUN PLAZA MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA SATUAN PENGAMANAN (SATPAM) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam

URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (antara lain tenaga kerja perawat), sehingga

Peneliti, Pratiwi Andiningsari

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peran yang sangat penting dalam membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai

LAMPIRAN. 1. Jadwal Penelitian. Desember Februari Januari Persiapan. Pelaksanaan. Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor transportasi merupakan salah satu subsektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN. Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

EVALUASI PENATAAN PARKIR DI MALIOBORO YOGYAKARTA. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Oleh: YOHANES DOMINIKUS GAWE NPM:

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kronis sehingga dalam laporan pemerintah Amerika Serikat, Stres kerja dijuluki

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia

Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU TEMPAT TEMU BESUK KANTIN

Lampiran 1 L1-1. Lampiran 1.1 Kuesioner Morningness Eveningness Scale (Home Ostberg)

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga laundry. Saat ini industri rumah tangga laundry

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. bidang ritel, terutama sejak masuknya investor asing di bisnis ini. Saat ini, jenis-jenis

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan barang atau jasa sebagai produknya (Munandar, 2011).

LAMPIRAN A LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN KUESIONER PENELITIAN PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN KUALITATIF

I. PENDAHULUAN. Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi mengalami kecelakaan kerja berupa kecelakaan lalu lintas (road. jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. berfluktuasi selama periode mencapai US$ 6,24 milyar (atau

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

CBDC TFI. Character Building: Kewarganegaraan LAPORAN KEGIATAN MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN. Identitas Kelompok

PROPOSAL MITRA GARDA AGANCY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kriminal pada saat sekarang ini membuat masyarakat merasa resah dan takut berada di tempat-tempat umum.salah satu tempat umum yang sangat banyak dikunjungi oleh masyarakat adalah pusat perbelanjaan.pada saat berada di dalam pusat perbelanjaan, para pengunjung sangat mengharapkan adanya pengamanan agar merasa nyaman dan terlindungi selama berada di dalamnya.orang yang ditugaskan sebagai penjaga keamanan ini biasa kita sebut satpam (satuan pengamanan) atau security.satuan Pengamanan (Satpam) atau security adalah satuan atau kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/badan usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya (Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 6). Sebagai petugas keamanan, satpam atau security memiliki tugas pokok yaitu menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/tempat kerjanya yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis lainnya. Selanjutnya fungsi satpam atau security adalah melindungi dan mengayomi lingkungan/tempat kerjanya dari setiap gangguan keamanan, serta menegakkan peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan kerjanya (Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 6 ayat 1 dan 2). Dalam tugasnya untuk melakukan pengamanan dan perlindungan di lingkungan kerjanya, security di tuntut untuk bekerja pagi dan malam. Maka dari

itu dibentuklah sistem shift kerja. Shift kerja adalah praktek kerja bagi perusahaan untuk memberikan jasa atau mempertahankan hasil produksi dalam waktu 24 jam sehari yang biasanya hari kerja di bagi menjadi shift yang ditetapkan pada periode waktu siang atau malam di berbagai kelompok pekerja sesuai dengan tugas mereka (Parkes dalam Begani et.al. 2013). Pada pengaturan waktu kerja, ada ketentuan tersendiri yaitu 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu (Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 77 ayat 2 dan 3). Dengan berlakunya sistem shift kerja pada security ini maka keamanan dapat dijamin selama 24 jam. Tetapi dibalik keamanan yang telah ditegakkan, pekerja shift memiliki prevalensi lebih tinggi terhadap terjadinya kelelahan (Mohren et.al. dalam Ummul et.al. 2012). Gejala fisik dari tahap awal kelelahan umum tampak sebagai perasaan lelah yang berlebihan, lemah, dan tidak memiliki daya kerja. Tanda-tanda non spesifik lain biasanya dalam bentuk penglihatan yang kabur, rasa pusing, vertigo, tangan tremor, nyeri otot, nafas terasa berat, nyeri dada, sesak napas, dan gangguan tidur seperti sulit bangun tidur, bangun tidur terlalu dini yang disertasi dengan mimpi buruk, hilangnya daya konsentrasi dan koordinasi (Harrianto, 2008). Dalam studi penelitian yang dilakukan Askerstedt dikutip oleh Archer et.al. (2011) menyatakan bahwa 70% dari pekerja memilih untuk meninggalkan

pekerjaan mereka setelah waktu yang relatif singkat karena kelelahan kronis, 20% dari pekerja dapat menerima efek dari shift kerja dan terus bekerja meskipun efek samping masih dirasakan, sedangkan sisanya 10% dari pekerja tidak mengalami masalah dengan shift kerja. Penelitian lainnya yang di lakukan oleh Villa (2013) pada perawat di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung menunjukkan bahwa kelelahan kerja yang dialami perawat yaitu sangat lelah 8,5%, lelah 75,8%, dan kurang lelah 15,7% serta ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada perawat. Selanjutnya, penelitian yang di lakukan oleh Begani et.al. (2013) menerangkan bahwa efek kesehatan yang terjadi akibat shift kerja pada security di Kota Madang adalah gangguan tidur (52%), kelelahan (22%), stress (15%), dan gangguan makan (11%) sehingga di dapatkan kesimpulan bahwa salah satu akibat dari shift kerja adalah kelelahan. Banyaknya pusat perbelanjaan di berbagai kota besar di Indonesia, menandakan bahwa semakin banyak pula kebutuhan akan petugas keamanan seperti satpam atau security. Salah satu kota besar yang memilki banyak pusat perbelanjaan adalah kota Medan. Kota Medan merupakan ibukota Sumatera Utara yang menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia. Pusat perbelanjaan masih menjadi daya tarik yang besar di kalangan masyarakat.pusat perbelanjaan yang ada terdiri dari pusat perbelanjaan tradisional dan pusat perbelanjaan metropolitan.seperti yang kita ketahui, ramainya pengunjung di pusat perbelanjaan membuat tingginya peluang terjadinya tindakan kriminal.hal ini membuat pengunjung merasa takut dan tidak nyaman jika tidak adanya pengamanan khusus di dalamnya.pusat

perbelanjaan yang sangat membutuhkan adanya security adalah pusat perbelanjaan metropolitan atau yang biasa kita sebut plaza dan mall.alasannya karena pada pusat perbelanjaan metropolitan ini, barang yang di jual memiliki harga yang tinggi dan pengunjung yang datang lebih banyak masyarakat kalangan atas sehingga untuk terjadinya perilaku kriminal sangat tinggi. Salah satu pusat perbelanjaan metropolitan yang terletak di kota Medan adalah SUN Plaza. SUN Plaza termasuk kedalam kategori mall terbesar di kota Medan yang terletak di pusat kota sehingga mudah di jangkau oleh masyarakat. SUN Plaza didirikan pada tanggal 1 Januari 2003 dan di buka pada tanggal 1 Januari 2004 yang di rancang dengan konsep mall keluarga.sejak awal dibuka, SUN Plaza menjadi daya tarik warga Kota Medan. Berbagai hal yang menyangkut tentang kenyamanan dan keamanan pengunjung menjadi tanggung jawab pihak pengelola SUN Plaza.Maka dari itu, manajemen SUN Plaza bekerjasama dengan perusahaan jasa security agar dapat melindungi pengunjung selama berada di SUN Plaza.Manajemen SUN Plaza bekerja sama dengan PT Trisa Surya Mandiri cabang Medan sejak tanggal 30 November 2014. Keseluruhan anggota security berjumlah 113 orang dengan pembagian tugas yang berbeda.adapun bagian yang dibentuk adalah Staf (Chief, Assistant Chief, Administrasi, Panwas, dan Pantub), Regu (Regu 1, Regu 2, dan Regu 3), Middle (Middle A, Middle B, dan Middle C), dan PKD (Patroli Keamanan Dalam). Adapun pembagian tugas dan waktu kerjanya yaitu Staff memiliki waktu kerja pukul 10.00-22.00 WIB dengan waktu isitirahat pukul 12.00-13.00 WIB dan

18.00-19.00 WIB. Sistem kerja yaitu 4 hari kerja dan 2 hari libur. Bagian Staff terdiri dari Chief bertugas sebagai komandan security, Assistent Chief bertugas sebagai wakil komandan security, Administrasi bertugas sebagai pengurus surat menyurat, Panwas (Pengawasan) bertugas sebagai komandan pengawasan di luar gedung, dan Pantup (Pengamanan Tertutup) bertugas sebagai komandan pengamanan di dalam gedung. Bagian Regu yang terdiri dari Regu 1, Regu 2, dan Regu 3 memiliki 2 shift yaitu shift pagi (08.00-20.00 WIB) dan shift malam (20.00-08.00 WIB) dengan sistem 2 hari shift pagi, 2 hari shift malam dan 2 hari libur. Pada saat shift pagi, bagian Regu bertugas menjaga pintu masuk di setiap lantai dalam posisi berdiri, menjaga pos-pos, dan berkeliling atau patroli. Pada saat shift pagi diberikan waktu istirahat yaitu pukul 12.00-13.00 WIB dan 18.00-19.00 WIB. Pada saat shift malam bagian Regu bertugas menjaga pintu masuk di setiap lantai dalam posisi berdiri, menjaga pos-pos, dan berkeliling atau patroli pada pukul 20.00-22.00 WIB, sedangkan pukul 22.00-08.00 WIB memiliki tugas mengawasi barangbarang yang masuk ke dalam SUN Plaza, menjaga pos kantor, dan patroli di dalam gedung. Tugas menjaga pos kantor diserahkan kepada security wanita karena mereka tidak diizinkan untuk keluar kantor jika sudah di atas pukul 22.00 WIB. Pembagian tugas pada setiap orang berbeda karena ditentukan oleh Komandan Regu masing-masing. Bagian Middle terdiri dari Middle A, Middle B, dan Middle C yang memiliki tugas mengawasi pada saat waktu operasional SUN Plaza buka dan tutup serta berkeliling atau patroli. Waktu kerja bagian Middle dimulai dari pukul

10.00-22.00 WIB dengan waktu isitirahat pukul 12.00-13.00 WIB dan 18.00-19.00 WIB serta pembagian sistem kerja yaitu 4 hari kerja dan 2 hari libur. Selanjutnya bagian PKD (Patroli Keamanan Dalam) bertugas melakukan pengamanan, pengawasan, dan patroli di area sekitar gedung SUN Plaza.Waktu kerja dari pukul 10.00-22.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB dan 18.00-19.00 WIB, serta sistem kerja yaitu 4 hari kerja dan 2 hari libur. Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti, bagian Regu bekerja di luar dan di dalam gedung SUN Plaza. Peneliti melihat ada 1 orang security yang menjaga pintu masuk dan 2 orang security sedang patroli yang matanya merah, yang diakui salah satu anggota security Regu 2 yang sedang bertugas menjaga pintu masuk di lantai 1 disebabkan karena mengantuk. Selain itu keluhan lainnya adalah pegal dari betis kaki sampai telapak kaki karena terlalu lama berdiri. Selanjutnya peneliti menemui salah satu anggota security Regu 2 yang sedang bertugas menjaga pos bagian luar lantai 1, security tersebut mengaku merasa bosan dan mengantuk karena pekerjaan yang monoton selama menjaga pos. Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh para anggota security ini termasuk ke dalam gejala kelelahan secara umum. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti adalah apakah ada hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui jenis shift kerja pada security SUN Plaza Medan. 2. Untuk mengetahui terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan. 1.4 Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan tahun 2015. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan untuk pekerja security dalam mengetahui hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan. 2. Sebagai masukan untuk pihak perusahaan dalam mencegah terjadinya kelelahan pada pekerja security. 3. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menerapkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja (K3). 4. Sebagai bahan referensi untuk penulis lain yang ingin meneliti tentang hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan.