BAB II TARGET DAN LUARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

Strategi dan Arah Kebijakan Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Kukar Bidang Industri Berbasis Pertanian

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tiwi Kartiwi, 2014 Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Godean berupa tanah yang datar dan sedikit berbukit. 2. Utara : Kecamatan Mlati, Kecamatan Seyegan

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

[ISSN ] Vol. 5 Edisi 10, Mar 2017

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

PELATIHAN PENINGKATAN PRODUK CINDERAMATA DARI BAHAN LIMBAH KAYU PADA UMKM DI DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG

Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, OLEH : AMELIA HAYATI, SSI.,MT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

I. PENDAHULUAN. rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran industri (agroindustri),

untuk mendorong perkembangan UKM (Tambunan : 2009). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun 2015 jumlah pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks desentralisasi ekonomi maka setiap daerah harus kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyatnya. Menurut Tjiptoherijanto (2000) mobilitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negara-negara lain,

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah sektor UKM (Usaha Kecil Menengah). saat ini para pelaku UKM masih kesulitan dalam mengakses modal.

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai. pendapatan masyarakat dan akhirnya mengurangi kemiskinan.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata adalah salah satu dari industri, yang mampu menyediakan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat menyediakan pekerjaan bagi

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA DIVA CAKE AND COOKIESDI KABUPATEN SUMEDANG

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

STRATEGI 5-M DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PRODUK UMKM. ( SALE PISANG dan GULA KELAPA) KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian nasional salah satunya dipicu oleh. kemunculan para pengusaha kecil menengah dan usaha mikro dalam

PETA SOSIAL DESA CURUG

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, Menurut

BAB VI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

Transkripsi:

BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Definisi umum Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial. Data statistik menunjukkan jumlah unit usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Menurut Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan UKM seperti dilansir sebuah media massa, bila dua tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, maka pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Setiap UMKM rata-rata menyerap 3-5 tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit maka tenaga kerja yang terserap bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8% menjadi 5 % dengan pertumbuhan UKM tersebut. Hal ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia karena memang berperan banyak pada sektor ril. 2.2 Perencanaan Program Kerja Kuliah Kerja Lapangan Program kerja yang dibentuk sesuai dengan perencanaan awal dari hasil survei ketempat lokasi dengan melihat, dan memperhatikan serta meminta masukan, saran dan berbagai pertimbangan dari bapak kapala dusun, tokoh masyarakat dan warga Desa Cibeusi serta teman-teman kelompok sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan, pembuatan kelompok usaha masyarakat di anggap perlu untuk di adakan. 7

8 Hal ini perlu di lakukan karena para pengrajin olahan makanan maupun kerajinan tangan sangat banyak di Desa Cibeusi ini, namun masalahnya pengelolaan ini hanya di lakukan oleh perorangan saja sehingga hasil produksinya hanya sedikit dan kualitasnya kurang baik, hal ini juga menyebabkan pemproduksian olahan makanan dan kerajianan tangan tidak dapat di lakukan setiap hari karena bahan baku produksi yang terbatas, masalah ini juga akhirnya berdampak pada penjualan yang ruangnya terbatas karena hasilnya hanya sedikit sehingga para pembuat olahan dan pengrajin tidak bisa menjualnya setiap hari dikarenakan untuk menjual hasil olahan dan kerajinan yang merka buat masyarakat Desa Cibesi harus pergi ke pasar Lembang yang jaraknya cukup jauh dari desa Cibesi, mereka perlu membuat atau menunggu hasil produksinya cukup banyak agar dapat di jual kepasar sehingga mereka dapat mendapatkan untung dari hasil penjualan mereka. Hal ini lah yang menyebabkan masyarakat desa Cibeusi tidak dapat mendapatkan penghasilan setiap hari. Selain itu karena pemasarannya sebagian besar di lakukan di pasar Lembang tidak jarang komoditas yang seharusnya menjadi ciri khas Desa Cibesi tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas yang menggunakan dan mengkonsumsi olahan makan yang di buat di desa Cibeusi, bahkan komoditas itu oleh masyarakat umum lebih di kenal sebagai oleh-oleh daerah lembang bukan dari Desa Cibeusi. Ini di sebabkan belum adanyanya merek dagang yang menunjukan kalau hasil olahan ini berasal dari Desa Cibeusi. 2.3 Target Kuliah Kerja Lapangan Tujuan kuliah kerja lapangan ini adalah untuk memberi pemahaman baru terhadap masyarakat tentang keunggulan pembentukan kelompok usaha yang nantinya akan di bentuk. Manfaatnya adalah meminimalisir kekurangan bahan baku yang ada, karena dengan di bentuknya kelompok nantinya akan ada manajemen pengumpulan bahan baku dari setiap anggota sehingga

9 kekurangan bahan yang sebelumnya terjadi karena pengelolaannya sendirisendiri dapat terhindarkan, selanjutnya adalah dapat meningkatkan produksi yang semula hanya dapat mengelola sedikit saja, nantinya akan menjadi lebih banyak karena yang mengerjakan lebih banyak dan terorganisir dengan baik. Jika peroduksi dapat di kembangkan, otomatis penjualan dan pendapatan akan meningkat juga. Pembentukan komasi ini juga bertujuan membuat sentra pariwisata kuliner dan cendramata yang khas desa Cibeusi, yang merupakan komoditi asli Desa Cibesi seperti beras hitam, gula aren, garambang yang semula menjadi ciri khas Lembang Karena sebagian pemasaran komoditi tersebut ada di lembang, terlebih lagi barang-barang yang di jual di Pasar Lembang tidak memiliki merek dagang yang menunjukan bahwa barang tersebut berasal dari desa Cibeusi. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberi motivasi dan inspirasi kepada masyarakat tentang pentingnya kelompok usaha dan manajemen pengolahan produk makanan dan kerajinan agar dapat menjadi ciri khas daerah desa Cibeusi. 1.Target Minggu Pertama Dalam pelaksanannya program pembentukan KOMASI ini di minggu pertamanya dilakukan dengan sosialisasi kelompok mahasiswa KKL-PPM Kepada masyarakat desa Cibeusi sekaligus meminta ijin kepada ketua RW dan RT di sekitaran Desa Cibeusi, hal ini dilakukan untuk memudahkan mahasiswa KKL-PPM dalam mencari tau siapa saja pengrajin dan pengelola makanan yang ada di Desa Cibeusi, setelah melakukan kunjungan dan perkenalan mahasiswa KKL-PPM Dengan para Ketua RW maupun ketua RT. Pada hari itu pula mahasiswa mulai berkeliling mengumpulkan beberapa data yang di butuhkan guna membantu dalam penyusunan agenda program

10 yang akn di laksananakan tiga minggu kedepan. Kegiatan ini di mulai pada hari Senin 15 Juli hingga 19 juli. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan lebih luas tentang apa saja yang di butuhkan oleh masyrakat desa Cibeusi. Dari kegiatan yang dilakukan selama minggu pertama penulis mendapatkan beberapa data yang mendukung kegiatan pembentukan KOMASI. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Desa Cibeusi Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV 687 org 810 org 591 org 671 org (sumber: RPJMDes Desa Cibeusi Kecamatan Ciater) Dari data diatas menunjukan jumlah penduduk disetiap dusun. Data ini di kumpulkan pada tahun 2010 pada saat sensus kependudukan terakhir. Dari data ini juga menunjukan bahwa sumberdaya manusia yang ada di desa Cibeusi cukup banyak dan potensial untuk dapat melaksanakan kegiatan Kelompok Usaha Masyarakat Desa Cibesi (Komasi). Data ini juga di perkuat dengan data yang lain yang di kumpulkan pada kegiatan hari berikutnya yang menunjukan mata pencaharian penduduk Desa Cibeusi. Tabel 2.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Cibeusi Petani Peternak Buruh PNS Pegawai Pedagang Wiraswasta Swasta 1900 org 100 org 1.327 org 7 org 204 org 175 org 898 org (sumber: RPJMDes Desa Cibeusi Kecamatan Ciater) Dari Data di atas penulis menyimpulkan bahwa pembentukan komasi ini di anggap perlu dan akan berjalan dengan baik, dilihat dari sekian jumlah

11 penduduk yang ada mayoritas mata pencahariannya adalah petani dan wiraswasta yang merupakan target utama dalam pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat Desa Cibesi (Komasi). 2Target Minggu Kedua Target minggu ke 2 adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pembentukan komasi dan keuntungan yang akan di dapatkan setelah adanya komasi ini. Dalam kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam pelaksanaannya. Selain berfungsi sebagai wadah untuk para pengrajin dan pengelola makanan, kelompok ini di harapkan mampu menjadi tempat berbagi ilmu dan inovasi dalam pengembangan usaha di desa Cibeusi. Selain acara sosialisasi yang merupakan agenda utama dalam minggu kedua ini, kegiatan ini diharapkan menarik sekitar 47 orang pengusaha baik dari petani maupun pelaku wiraswasta, sebagai langkah awal dalam melancarkan kegiatan ini. tujuan acara ini yang lainnya adalah kegiatan dengar pendapat secara umum yang di kemukaksn oleh para pengrajin dan pembuat olahan makanan sehingga mahasiswa tau apa saja yang diperlukan oleh para pengrajin dan pengolah makanan. Sehingga masyarakat pada nantinya dapat mengembangakan KOMASI ini sesuai dengan kebutuhan dan Krakteristik masyarakat Desa Cibeusi. 3. Target Minggu Ketiga Di minggu ketiga ini kami akan melakukan pelatihan sekaligus menjelaskan tentang manajemen pemasaran yang perlu dilakukan guna memberi keuntungan lebih bagi masyarakat dan desa Cibeusi. Seperti membuat kemasan yang lebih menarik dan dapat menjadi buah tangan yang khas dari daerah Desa Cibesi, selain itu hal ini juga berfungsi sebagai media promosi daerah untuk dapat berkembang menjadi daerah wisata kuliner dan

12 budaya. dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ini diharapkan setidaknya ada sekita 70 orang peserta dalam pelaksanaannya. Jumlah ini lebih besar dari waktu kegiatan sosialisasi minggu sebelumnya. 2.4 Luaran Kegiatan Dari kegiatan yang dilakukan ini penulis mengharapkan akan adanya perubahan yang terjadi di masyarakat desa cibeusi khususnya dalam hal pengelolaan kerajinan dan olahan makanan yang ada di Desa Cibeusi guna dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Cibeusi untuk menjadi lebih baik dan terbantu. Program ini juga diharapkan akan mampu mendorong perkembangan desa Cibeusi yang pada nantinya ingin menjadi salahsatu desa destinasi wisata yang mengedepankan kerajinan tangan dan olahan makanan yang khas selain dari kebudayaan dan kebiasaan masyarakat desa Cibeusi yang masih erat dengan kebudayaan tradisional yang ada. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa Cibeusi untuk lebih dapat berkembang dan lebih maju guna memberi jalan bagi desa Cibeusi mencapai cita-citanya menjadi desa Wisata pada tahun 2015 nanti.