Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang
Lampiran 2. Gambar 1. Hewan Teripang segar Gambar 2. Daging Teripang
Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3. Simplisia Teripang Gambar 4. Serbuk simplisia
Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 5. Gambar Mikroskopis Serbuk Simplisia Teripang Spikula
Lampiran 3. Bagan Pembuatan Simplisia Teripang Segar Dicuci di bawah air mengalir Dipisahkan dari bagian perut Diperkecil potongannya Ditiriskan dan ditimbang beratnya Diangin-anginkan Dikeringkan dalam lemari pengering Simplisia Ditimbang beratnya Dihaluskan menjadi serbuk Serbuk Simplisia Ditimbang serbuknya Dilakukan karakterisasi simplisia penetapan kadar (air, sari larut air, sari larut etanol,abu total, abu tidak larut dalam asam ) Karakteristik Simplisia
Lampiran 4. Bagan pembuatan ekstrak etanol Serbuk Simplisia Dimasukkan ke dalam wadah Ditambahkan etanol 96% sampai serbuk terendam sempurna Dibiarkan selama 24 jam terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk dan disaring. Ampas Maserat I Dimaserasi kembali dengan pelarut etanol 96% Didiamkan selama 24 jam dan disaring Ampas Maserat II Dimaserasi kembali dengan pelarut etanol 96% Didiamkan selama 24 jam dan disaring Ampas Maserat III Digabungkan ketiga maserat Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 C Ekstrak Etanol Diuapkan di atas penangas air Ekstrak kental etanol
Bagan pembuatan ekstrak etil asetat Serbuk Simplisia Dimasukkan ke dalam wadah Ditambahkan etil asetat sampai serbuk terendam sempurna Dibiarkan selama 24 jam terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk dan disaring. Ampas Maserat I Dimaserasi kembali dengan pelarut etil asetat Didiamkan selama 24 jam dan disaring Ampas Dimaserasi kembali dengan pelarut etil asetat Didiamkan selama 24 jam dan disaring Maserat II Ampas Maserat III Ekstrak etil asetat Ekstrak kental etil asetat Digabungkan ketiga maserat Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 C Diuapkan di atas penangas air
Bagan pembuatan ekstrak n-heksan Serbuk Simplisia Dimasukkan ke dalam wadah Ditambahkan n-heksan sampai serbuk terendam sempurna Dibiarkan selama 24 jam terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk dan disaring. Ampas Maserat I Dimaserasi kembali dengan pelarut n-heksan Didiamkan selama 24 jam dan disaring Ampas Dimaserasi kembali dengan pelarut etanol 96% n-heksan Didiamkan selama 24 jam dan disaring Maserat II Ampas Maserat III Ekstrak n-heksan Ekstrak kental n-heksan Digabungkan ketiga maserat Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 C Diuapkan di atas penangas air
Lampiran 5. Perhitungan karakterisasi simplisia I. Perhitungan penetapan kadar air simplisia Sampel I : Berat sampel = 5,012 g Volume air = 0,3 ml % kadar air = x 100% = x 100% = 5,98% Sampel II : Berat sampel = 5,009 g Volume air = 0,5 ml % kadar air = x 100% = x 100% = 9,98% Sampel III : Berat sampel = 5,010 g Volume air = 0,6 ml % kadar air = x 100% = x 100% = 11,97% % kadar air rata-rata = = = 9,31%
Lampiran 5. (lanjutan) II. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air Sampel I : Berat sampel = 5,010 g Berat sari = 0,386 g % kadar sari = x x 100% = x x 100% = 38,52% Sampel II : Berat sampel = 5,012 g Berat sari = 0,287 g % kadar sari = x x 100% = x x 100% = 28,63% Sampel III : Berat sampel = 5,011 g Berat sari = 0,382 g % kadar sari = x x 100% = x x 100% = 30,23% % kadar sari larut air = rata-rata = = 32,46%
Lampiran 5. (lanjutan) III. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol Sampel I : Berat sampel = 5,008 g Berat sari = 0,422 g % kadar sari = x x 100% = x x 100% = 58,70% Sampel II : Berat sampel = 5,008 g Berat sari = 0,189 g % kadar sari = x x 100% = x x 100% = 31,15% Sampel III : Berat sampel = 5,007 g Berat sari = 0,155 g % kadar sari = x x 100% = x x 100% = 34,45% % kadar sari larut = Etanol rata-rata = = 41,43%
Lampiran 5. (lanjutan) IV. Perhitungan penetapan kadar abu total Sampel I : Berat sampel = 2,007 g Berat abu = 0,222 g % kadar abu = x 100% = x 100% = 11,06% Sampel I I : Berat sampel = 2,010 g Berat abu = 0,254 g % kadar abu = x 100% = x 100% = 12,63% Sampel III : Berat sampel = 2,004 g Berat abu = 0,152 g % kadar abu = x 100% = x 100% = 7,58% % kadar abu total = rata-rata = = 10,42
Lampiran 5. (lanjutan) V. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Sampel I : Berat sampel = 2,007 g Berat abu = 0,062 g % kadar abu = x 100% = x 100% = 3,08% Sampel II : Berat sampel = 2,010 g Berat abu = 0,042 g % kadar abu = x 100% = x 100% = 2,08% Sampel III : Berat sampel = 2,004 g Berat abu = 0,010 g % kadar abu = x 100% = x 100% = 0,4% % kadar abu tidak larut = dalam asam rata-rata = = 1,8%
Lampiran 6. Bagan uji aktivitas antijamur ekstrak teripang bilalo (Actinopyga mauritiana (Quoy) Gaimard). Stok kultur Inokulum jamur Diambil 1 ose Disuspensikan ke dalam tabung bertutup yang berisi 10 ml NaCl 0,9% Diukur kekeruhan pada panjang gelombang 520 nm sampai diperoleh transmitan 25% Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri Ditambahkan 20 ml media potato dextrose agar ke dalam cawan petri Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat Media padat Hasil Ditanamkan silinder logam Dimasukkan 0,1 ml ekstrak dengan berbagai konsentrasi Diinkubasi pada suhu 20-25 C selama 48 jam Diukur diameter daerah hambatan disekitar silinder logam
Lampiran 7. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan jamur Candida albicans oleh ekstrak teripang bilalo (Actinopyga mauritiana (Quoy) Gaimard). Diameter daerah hamabatan (mm) Konsentrasi Ekstrak etanol Ekstrak etil asetat Ekstrak n-heksan (mg/ml) D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* 500 19,1 18,8 19 18,9 11,7 11,6 12,4 11,9 - - - - 400 17 15,2 16,3 16,1 11,5 11,4 11,8 11,6 - - - - 300 14,9 14 14,5 14,4 11 11,2 11,4 11,2 - - - - 200 11,5 10,9 11 11,1 10,6 10,8 11,2 11 - - - - 100 10,9 10,4 10,6 10,6 10,3 10,5 10,8 10,5 - - - - 90 9,8 10 10,2 10 9,5 10,2 10 9,8 - - - - 80 8 8,5 8 8,1 9,2 9,6 9,8 9,5 - - - - 70 7,8 8,4 8 8 9 9,2 9,4 9,2 - - - - 60 7 7,9 7,8 7,6 8,6 8,2 8,5 8,4 - - - - 50 6,9 7,4 7,1 7,1 8,2 7,8 8,2 8 - - - - 40 6,7 7,3 7 7 7,1 7 7 7,1 - - - - 30 6,6 7,1 6,8 6,9 6,7 6,6 6,8 6,7 - - - - 20-6,9 6,7 6,8 - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Blanko - - - - - - - - - - - - Keterangan : (D*) = Diameter hambatan rata-rata (-) = Tidak terdapat daerah hambatan (Blanko) = DMSO
Lampiran 8. Gambar hasil uji aktivitas antijamur ekstrak etanol teripang bilalo (Actinopyga mauritiana (Quoy) Gaimard).
Lampiran 9. Gambar hasil uji aktivitas antijamur ekstrak etil asetat teripang bilalo (Actinopyga mauritiana (Quoy) Gaimard).
Lampiran 10. Gambar hasil uji aktivitas antijamur ekstrak n-heksan teripang bilalo (Actinopyga mauritiana (Quoy) Gaimard).