Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan hukum Mendel. 2. Memahami jenis-jenis penyimpangan hukum Mendel yang meliputi kodominan, dominansi tidak sempurna, alel ganda, alel letal, atavisme, kriptomeri, dan epistasishipostasis. 3. Dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penyimpangan hukum Mendel. A. Pola-Pola Hereditas Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya melalui gen disebut hereditas. Mekanisme hereditas ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang disebut pola-pola hereditas. Seorang sarjana Amerika bernama Walter Stanborough Sutton berhasil menjelaskan bahwa polapola hereditas terjadi karena hal-hal berikut. 1. Gen merupakan karakteristik yang diturunkan. Oleh karena itu, meskipun terjadi mitosis dan meiosis, bentuk dan identitas setiap gen di dalam kromosom adalah tetap. 2. Saat terjadi meiosis, kedua perangkat kromosom yang berasal dari kedua induk akan memisah secara bebas. Kromosom tersebut kemudian mengelompok dengan kromosom lain yang bukan homolognya.
3. Jumlah kromosom yang terkandung dalam ovum dan sperma adalah sama (bersifat haploid), yaitu setengah dari jumlah kromosom sel tubuh induknya. 4. Individu hasil pembuahan antara ovum dan sperma bersifat diploid, yaitu mengandung dua perangkat kromosom. B. Jenis-Jenis Penyimpangan Hukum Mendel Hukum Mendel I dan II telah merumuskan perbandingan fenotipe keturunan F2. Perbandingan tersebut juga sudah berlaku umum. Misalnya pada persilangan monohibrid, perbandingan fenotipe F2 adalah 3 : 1. Sementara itu pada persilangan dihibrid, perbandingannya adalah 9 : 3 : 3 : 1. Namun, dalam kenyataannya banyak ditemukan hasil persilangan yang tidak sesuai dengan angka-angka perbandingan tersebut. Ada penyimpangan yang masih mengacu pada perbandingan angka Mendel, tetapi ada juga yang benar-benar berbeda. Penyimpangan yang masih mengacu pada perbandingan angka Mendel ini disebut penyimpangan semu hukum Mendel. Sebagai contoh, perbandingan 9 : 3 : 4 diperoleh dari 9 : 3 : (3 + 1) atau 12 : 3 : 1 diperoleh dari (9 + 3) : 3 : 1. Penyimpangan semu hukum Mendel terjadi karena interaksi antar-alel dan antargenetik. Penyimpangan semu karena interaksi antar-alel, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Kodominan adalah dua alel dari dari suatu gen yang ketika diekspresikan bersamaan (heterozigot) akan menghasilkan fenotipe yang berbeda. Alel-alel kodominan tidak memiliki hubungan dominan atau resesif. 2. Dominansi tidak sempurna adalah alel dominan yang tidak dapat menutup alel resesif secara sempurna. Akibatnya, pada individu heterozigotik muncul fenotipe campuran. 3. Alel ganda adalah gen yang memiliki lebih dari dua alel. 4. Alel letal adalah alel yang dalam keadaan homozigot dapat menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya. Ada tiga tipe alel letal, yaitu alel letal dominan, alel letal resesif, dan alel subletal. Sementara itu, yang termasuk penyimpangan semu karena interaksi antargenetik adalah sebagai berikut. 1. Atavisme adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan fenotipe baru. 2. Epistasis-hipostasis adalah interaksi yang terjadi apabila suatu gen menutupi (mengalahkan) gen lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi karakter disebut epistasis, sedangkan gen yang tertutup karakternya disebut hipostasis. 3. Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang tersembunyi jika berdiri sendiri. Namun, 2
akan tampak pengaruhnya jika bertemu dengan gen dominan lain yang bukan alelnya. 4. Polimeri adalah interaksi dua gen atau lebih yang memengaruhi dan menguatkan sifat yang sama dari suatu organisme (bersifat kumulatif). 5. Gen komplementer adalah interaksi antara gen-gen dominan yang saling melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Jika salah satu dari gen-gen dominan tidak hadir, pengaruh gen-gen tersebut tidak akan tampak. 6. Gen dominan rangkap adalah dua gen dominan yang memengaruhi bagian tubuh yang sama. Jika berada bersama-sama, fenotipe yang muncul merupakan gabungan kedua sifat gen dominan tersebut. Gen dominan rangkap disebut juga epistasis gen dominan rangkap. Penyimpangan yang benar-benar berbeda dengan angka Mendel antara lain sebagai berikut. 1. Tautan/pautan adalah peristiwa yang terjadi ketika dua gen atau lebih pada kromosom yang sama tidak dapat memisah secara bebas saat pembelahan meiosis. 2. Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya gen-gen suatu kromosom dengan gengen pada kromosom lain, baik kromosom homolog atau kromosom nonhomolog. 3. Gagal berpisah (nondisjunction) adalah peristiwa yang terjadi ketika sebuah kromosom atau lebih gagal memisahkan diri dari pasangannya saat meiosis I maupun meiosis II. C. Penyimpangan Semu karena Interaksi antar-alel 1. Kodominan Kodominan merupakan dua alel dari suatu gen yang ketika diekspresikan bersamaan (heterozigot) akan menghasilkan fenotipe yang berbeda. Alel-alel kodominan tidak memiliki hubungan dominan atau resesif. Alel-alel ini dituliskan dengan huruf besar ditambah huruf-huruf lain di atasnya. Contoh: alel-alel yang mengatur golongan darah sistem MN dan warna bulu pada sapi. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa kodominan. Disilangkan sapi Shorthorn jantan rambut merah dengan sapi betina rambut. Warna merah dipengaruhi oleh gen C R dan dipengaruhi oleh gen C W. Kedua gen tersebut bersifat kodominan. Seluruh F1 adalah sapi berambut roan. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan genotipe dan fenotipe pada F2- nya? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut ini. 3
P1 : C R C R C W C W rambut merah rambut G1 : C R C W F1 : C R C W 100% rambut roan P2 : C R C W C R C W rambut roan rambut roan G2 : C R C R C W C W F2 : 1 C R C R = 25% rambut merah 2 C R C W = 50% rambut roan 1 C W C W = 25% rambut Perbandingan genotipe = C R C R : C R C W : C W C W = 1 : 2 : 1 = 25% : 50% : 25% Perbandingan fenotipe = rambut merah : rambut roan : rambut = 1 : 2 : 1 = 25% : 50% : 25% 2. Dominansi Tidak Sempurna Dominansi tidak sempurna merupakan alel dominan yang tidak dapat menutup alel resesif secara sempurna. Akibatnya, pada individu heterozigotik muncul fenotipe campuran. Contoh: jika bunga Mirabilis jalapa merah disilangkan dengan bunga yang, akan muncul bunga merah muda. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh persilangan dominansi tidak sempurna berikut. Bunga Mirabilis jalapa merah disilangkan dengan bunga Mirabilis jalapa. Sifat merah ditentukan oleh gen M dan oleh gen m. Sifat gen M dominan tidak sempurna terhadap gen m, sehingga seluruh keturunan F1 berwarna merah muda. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2? Untuk menentukan perbandingan fenotipe F2-nya, perhatikan diagram persilangan berikut ini. 4
P1 : MM mm bunga merah bunga G1 : M m F1 : Mm bunga merah muda P2 : Mm Mm bunga merah muda bunga merah muda G2 : M, m M, m F2 : 1 MM = bunga merah 2 Mm = bunga merah muda 1 mm = bunga Perbandingan genotipe = MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1 Perbandingan fenotipe = bunga merah : bunga merah muda : bunga = 1 : 2 : 1 Contoh Soal 1 Bunga mawar merah yang bersifat dominan disilangkan dengan bunga mawar. Apabila keturunan pertamanya yang berwarna merah muda disilangkan dengan sesamanya, persentase keturunan keduanya yang memiliki fenotipe merah adalah. A. 10% B. 25% C. 50% D. 75% E. 100% Jawaban: B 5
Penjelasan: Perhatikan diagram persilangan berikut. P1 : MM mm merah G1 : M m F1 : Mm merah muda P2 : Mm Mm merah muda merah muda G2 : M M m m F2 : 1 MM = merah 2 Mm = merah muda 1 mm = Dari persilangan tersebut, diperoleh 4 genotipe dengan genotipe MM jumlahnya 1. Dengan demikian, persentase jumlah keturunan yang berfenotipe merah = 1 4 100% = 25%. Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahawa pada persilangan dominansi tidak sempurna, jika F1 disilangkan dengan sesamanya, akan diperoleh perbandingan genotipe MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotipe merah : merah muda : = 1 : 2 : 1. 3. Alel Ganda Alel ganda merupakan gen yang memiliki lebih dari dua alel. Contohnya golongan darah sistem ABO, warna bulu kelinci, dan warna mata pada lalat Drosophila. Berikut ini adalah contoh persilangan pada alel ganda. 6
Seorang wanita bergolongan darah A heterozigotik menikah dengan pria bergolongan darah B heterozigotik. Jika penentu golongan darah A dan B berturut-turut adalah gen I A dan I B, bagaimanakah kemungkinan golongan darah anak-anak mereka? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut. P : I A I O I B I O golongan darah A golongan darah B G : I A I B I O I O F : I A I O I B I O I A I B I O I O = golongan darah A = golongan darah B = golongan darah AB = golongan darah O Perbandingan genotipe = I A I O : I B I O : I A I B : I O I O = 1 : 1 : 1 : 1 Perbandingan fenotipe = A : B : AB : O = 1 : 1 : 1 : 1 Jadi, kemungkinan golongan darah anak-anak mereka adalah A, B, AB, O dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. 4. Alel Letal Alel letal merupakan alel yang dalam keadaan homozigot dapat menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya. Ada tiga macam alel letal, yaitu alel letal dominan, alel letal resesif, dan alel subletal. a. Alel letal dominan merupakan sepasang gen dominan yang dapat menyebabkan kematian jika berada dalam keadaan homozigot. Individu yang memiliki genotipe homozigot ini akan meninggal sebelum lahir. Sementara itu, jika dalam keadaan heterozigot, individu akan mengalami subletal. Contoh: ayam creeper, penyakit Huntington, tikus kuning, dan brakhidaktili. b. Alel letal resesif merupakan sepasang gen resesif yang dapat menyebabkan kematian jika berada dalam keadaan homozigot. Berbeda dengan alel letal dominan, individu yang mengalami kematian sebelum lahir hanya yang bergenotipe 7
homozigot resesif. Sementara itu, individu yang bergenotipe homozigot dominan dan heterozigot merupakan individu yang normal. Contoh: sapi bulldog dan albino pada tanaman. c. Alel subletal merupakan sepasang gen dominan atau resesif yang dalam keadaan homozigot dapat menyebabkan kematian pada usia anak-anak hingga dewasa. Contoh: thalasemia untuk subletal dominan dan hemofilia untuk subletal resesif. SUPER "Solusi Quipper" Untuk mengingat macam-macam alel letal, gunakan SUPER, Solusi Quipper berikut. DeRaS Dominan, Resesif, Subletal Berikut ini adalah contoh persilangan pada alel letal. Pada tanaman jagung, gen A menyebabkan pembentukan klorofil. Sementara itu, alelnya gen a menghalangi pembentukan klorofil sehingga bersifat letal dalam keadaan homozigot. Jika tanaman jagung bergenotipe Aa disilangkan dengan sesamanya, berapa persen keturunan yang hidup? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut. P : Aa Aa berklorofil berklorofil G : A A a a F : AA = berklorofil = 25% Aa = berklorofil = 50% aa = tidak berklorofil, letal = 25% Jadi, keturunan yang hidup adalah 75% (25% AA + 50% Aa). 8
Contoh Soal 2 Kelinci himalayan (w h w) disilangkan dengan kelinci kelabu kean (Ww). Kemungkinan perbandingan antara keturunan kelabu kean : himalayan : albino adalah... A. 1 : 1 : 1 B. 1 : 2 : 1 C. 2 : 1 : 1 D. 3 : 2 : 3 E. 4 : 1 : 3 Jawaban: C Penjelasan: Perhatikan diagram persilangan berikut. P : w h w Ww himalayan kelabu kean G : w h W w w w h w = himalayan F : Ww h = kelabu kean Ww = kelabu kean = 2 = 1 ww = albino = 1 Jadi, perbandingan antara keturunan kelabu kean : himalayan : albino = 2 : 1 : 1. 5. Atavisme Atavisme merupakan interaksi beberapa gen yang menghasilkan fenotipe baru. Contoh peristiwa atavisme adalah adanya beberapa tipe jengger atau pial pada ayam. Ada empat tipe pial, yaitu rose (mawar), pea (biji), (sumpel), dan single (bilah). a. Rose adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen R dan pp. b. Pea adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen rr dan P. c. Walnut adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen R dan P. d. Single adalah fenotipe yang muncul karena interaksi gen rr dan pp. 9
SUPER "Solusi Quipper" Untuk mengingat tipe pial ayam, gunakan SUPER, Solusi Quipper berikut. RAWA PESING Rose, Walnut, Pea, Single Berikut ini adalah contoh persilangan pada atavisme. Ayam jantan berpial rose homozigotik disilangkan dengan ayam betina berpial pea homozigotik. Seluruh F1 ternyata ayam berpial. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2-nya? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram silang berikut. P1 : RRpp rrpp rose pea G1 : Rp rp F1 : RrPp Walnut P2 : RrPp RrPp F2 : RP Rp rp rp RP Rp rp rp RRPP RRPp RrPP RrPp 9 R P = 3 R pp = rose 3 rrp = pea 1 rrpp = single RRPp RRpp rose RrPp Rrpp rose RrPP RrPp rrpp pea rrpp pea RrPp Rrpp rose rrpp pea rrpp single Jadi, perbandingan fenotipe pada F2 = : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1. 10
Contoh Soal 3 Ayam berpial heterozigot untuk kedua sifat disilangkan dengan ayam berpial bilah. Keturunan yang akan dihasilkan adalah... A. pial 75% B. pial : pial bilah = 3 : 1 C. pial 100% D. pial 50% E. pial bilah 25% Jawaban: E Penjelasan: Perhatikan diagram persilangan berikut. P : RrPp rrpp bilah G : RP Rp rp rp rp F : RrPp = = 1 Rrpp = rose = 1 rrpp = pea = 1 rrpp = bilah (single) = 1 Ada empat genotipe dengan perbandingan yang sama Jadi, pada persilangan antara ayam pial heterozigot untuk dua sifat dengan ayam berpial bilah akan diperoleh perbandingan fenotipe dan genotipe yang sama, yaitu 1 : 1 : 1 : 1. 6. Kriptomeri Kriptomeri merupakan sifat gen dominan yang tersembunyi jika berdiri sendiri. Namun, akan tampak pengaruhnya jika bertemu dengan gen dominan lain yang bukan alelnya. Contoh peristiwa kriptomeri adalah persilangan pada bunga Linaria marocana. Jika bunga Linaria marocana yang berwarna merah disilangkan dengan bunga Linaria marocana yang berwarna, keturunan F1 seluruhnya akan berwarna. Gen-gen yang mengendalikan peristiwa kriptomeri pada bunga Linaria marocana adalah sebagai berikut. 11
Gen A = mengendalikan produksi pigmen antosianin (pigmen warna bunga). Gen a = menghambat produksi pigmen antosianin. Gen B = menyebabkan sifat basa pada plasma sel. Gen b = menyebabkan sifat asam pada plasma sel. Jika gen A bertemu dengan gen B, bunga akan berwarna karena antosianin berada di lingkungan plasma sel basa. Jika gen A bertemu dengan gen b, bunga akan berwarna merah karena antosianin berada di lingkungan plasma sel asam. Sementara itu, Jika gen a bertemu dengan gen B maupun b, bunga akan berwarna karena antosianin tidak diproduksi. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa kriptomeri. Bunga Linaria marocana merah homozigot disilangkan dengan bunga Linaria marocana homozigot. Seluruh F1 ternyata berbunga. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe pada F2-nya? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut. P1 : AAbb aabb bunga merah bunga G1 : Ab ab F1 : bunga P2 : bunga bunga F2 : AB Ab ab ab AB AABB AABb AaBB Ab AABb AAbb merah Aabb merah ab AaBB aabb aabb ab Aabb merah aabb aabb 9 A B = bunga 3 A bb = bunga merah 3 aab = bunga 1 aabb = bunga 12
Perbandingan fenotipe pada F2 = : merah : = 9 : 3 : (3 + 1) = 9 : 3 : 4 Jadi, perbandingan fenotipe pada F2-nya adalah : merah : = 9 : 3 : 4. Contoh Soal 4 Disilangkan bunga Linaria marocana hasil F1 dengan bunga Linaria marocana yang bergenotipe aabb. Jika pada persilangan tersebut dihasilkan 100 batang tanaman baru, banyaknya tanaman yang berbunga adalah... A. 10% B. 20% C. 25% D. 40% E. 50% Jawaban: E Penjelasan: Perhatikan diagram persilangan berikut. P : aabb G : AB ab Ab ab ab ab F : AB Ab ab ab ab AaBB aabb aabb ab Aabb merah aabb aabb 13
3 A B = 3 1 A bb = merah 1 3 aab = 1 aabb = 4 Jadi, banyaknya tanaman yang berbunga ada 4 8 100 = 50 batang. 7. Epistasis-Hipostasis Epistasis-hipostasis merupakan interaksi yang terjadi apabila suatu gen menutupi (mengalahkan) gen lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi karakter disebut epistasis, sedangkan gen yang tertutup karakternya disebut hipostasis. Ada empat tipe epistasis, yaitu sebagai berikut. a. Epistasis dominan Epistasis dominan terjadi jika gen dominan menutupi kerja gen lain. Gen lain ini dapat berupa gen dominan atau gen resesif yang tidak sealel. Contoh: warna sekam pada gandum. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis dominan. Disilangkan tanaman gandum bersekam dengan tanaman gandum bersekam kuning. Sifat ditentukan oleh gen H dan sifat kuning ditentukan oleh gen K. H bersifat epistasis terhadap gen K dan k. Seluruh F1 adalah tanaman bersekam. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe pada F2-nya? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut. P1 : HHkk hhkk sekam sekam kuning G1 : Hk hk F1 : HhKk sekam P2 : HhKk HhKk sekam sekam 14
F2 : HK HK Hk hk hk HHKK HHKk HhKK HhKk Hk HHKk HHkk HhKk Hhkk hk HhKK HhKk hhkk kuning hhkk kuning hk HhKk Hhkk hhkk kuning hhkk 9 H K = sekam 3 H kk = sekam 3 hhk = sekam kuning 1 hhkk = sekam Perbandingan fenotipe pada F2 = : kuning : = (9 + 3) : 3 : 1 = 12 : 3 : 1 b. Epistasis resesif Epistasis resesif terjadi jika gen resesif homozigot bekerja menutupi gen lain. Gen lain ini dapat berupa gen dominan maupun resesif, baik sealel atau tidak sealel. Contohnya adalah warna rambut tikus yang dikendalikan oleh dua macam gen, yaitu gen B dan gen G. Jika gen B bersama-sama dengan gen G,warna rambut yang akan muncul adalah abu-abu. Namun, jika hanya ada gen B, warna rambut yang akan muncul adalah. Sementara itu, jika gen bb yang bekerja, warna rambut yang akan muncul adalah. Jadi, gen bb akan menutupi kerja gen G dan g. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis resesif. Disilangkan tikus berambut dengan tikus berambut. Sifat ditentukan oleh gen B dan sifat dikendalikan oleh gen resesif bb. Gen bb bersifat epistasis terhadap gen G yang mengendalikan warna abu-abu dan alelnya gen g. Seluruh F1 berambut abu-abu. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe pada F2-nya? 15
Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut. P1 : BBgg bbgg rambut rambut G1 : Bg bg F1 : BbGg rambut abu-abu P2 : BbGg BbGg rambut abu-abu rambut abu-abu F2 : BG Bg bg bg BG BBGG abu-abu BBGg abu-abu BbGG abu-abu BbGg abu-abu Bg BBGg abu-abu BBgg BbGg abu-abu Bbgg bg BbGG abu-abu BbGg Abu-abu bbgg bbgg bg BbGg abu-abu Bbgg bbgg bbgg 9 B G = rambut abu-abu 3 B gg = rambut 3 bbg = rambut 1 bbgg = rambut Perbandingan fenotipe pada F2 = abu-abu : : = 9 : 3 : (3 + 1) = 9 : 3 : 4 c. Epistasis gen dominan rangkap Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotipe dominan yang sama. Akan tetapi, jika gen dominan tidak hadir, fenotipe yang muncul bersifat resesif. Contoh peristiwa epistasis gen dominan rangkap adalah karakter bentuk kapsul pada biji tanaman Capsella bursa-pastoris yang dikendalikan oleh gen A dan gen B. Gen A dan gen B secara bersama-sama atau sendiri-sendiri menyebabkan bentuk kapsul biji. Namun, jika keduanya 16
tidak ada, fenotipe yang muncul bersifat resesif, yaitu bentuk kapsul oval. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis gen dominan rangkap. Disilangkan bunga Capsella yang memiliki bentuk kapsul biji dengan bunga Capsella yang memiliki bentuk kapsul biji oval. Sifat dikendalikan oleh gen A dan B, sedangkan sifat oval muncul jika gen A dan B tidak ada. Seluruh F1 berkapsul biji. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe pada F2-nya? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut. P1 : AABB aabb kapsul kapsul oval G1 : AB ab F1 : kapsul P2 : kapsul kapsul F2 : AB Ab ab ab AB Ab ab ab AABB AABb Segitiga AaBB AABb AAbb Aabb AaBB aabb aabb Aabb aabb aabb oval 9 A B = kapsul 3 A bb = kapsul 3 aab = kapsul 1 aabb = kapsul oval Perbandingan fenotipe pada F2 = : oval = (9 + 3 +3) : 1 = 15 : 1 17
d. Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika pada kondisi dominan, baik homozigot maupun heterozigot, pada salah satu lokus dihasilkan fenotipe yang sama. Contoh peristiwa epistasis ini adalah pada pembentukan warna biji gandum. Genotipe A-bb dan aab- menghasilkan satu unit pigmen sehingga fenotipenya sama. Genotipe aabb tidak menghasilkan pigmen. Sementara itu, genotipe A-Bmenghasilkan dua unit pigmen sehingga fenotipe yang muncul berefek kumulatif. Berikut ini adalah contoh persilangan pada peristiwa epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif. Disilangkan tanaman gandum warna biji tua dengan tanaman gandum warna biji. Gen penentu warna biji adalah gen A dan B yang memiliki efek kumulatif jika hadir bersama-sama. Seluruh F1 adalah gandum dengan warna biji. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipe pada F2-nya? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan diagram persilangan berikut. P1 : AABB aabb biji bunga tua biji G1 : AB ab F1 : Biji P2 : biji biji F2 : AB Ab ab ab AB AABB tua AABb tua AaBB tua tua Ab AABb tua AAbb tua Aabb ab AaBB tua tua aabb aabb ab tua Aabb aabb aabb 18
9 A B = biji tua 3 A bb = biji 3 aab = biji 1 aabb = biji Perbandingan fenotipe pada F2 = tua : : = 9 : (3 +3) : 1 = 9 : 6 : 1 SUPER "Solusi Quipper" Untuk memudahkan mengingat tipe-tipe epistasis, gunakan SUPER, Solusi Quipper berikut. DASI PRAMUKA Dominan, Resesif, Gen Dominan Rangkap, Gen Rangkap dengan Efek Kumulatif Contoh Soal 5 Gen-gen yang mengendalikan sifat bulu pada kerbau adalah sebagai berikut. H = gen epistasis dominan h = gen abu-abu hipostasis resesif W = gen warna epistasis dominan w = gen tidak berwarna hipostasis resesif Jika disilangkan kerbau abu-abu (hhww) dengan kerbau (HhWw), turunan yang dihasilkan adalah. A. abu-abu : = 5 : 3 B. abu-abu : : albino = 3 : 3 : 2 C. abu-abu : : albino = 3 : 4 : 1 D. : abu-abu : albino = 9 : 3 : 4 E. : abu-abu : albino = 12 : 3 : 1 Jawaban: B 19
Penjelasan: Perhatikan diagram persilangan berikut. P : hhww HhWw abu-abu G : hw HW hw Hw hw hw F : H W = = 3 H ww = albino = 1 hhw - = abu-abu = 3 Abu-abu : : albino = 3 : 3 : 2 hhww = albino = 1 Jadi, persilangan kerbau abu-abu (hhww) dengan kerbau (HhWw) akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe abu-abu : : albino = 3 : 3 : 2. SUPER "Solusi Quipper" Keturunan F2 yang merupakan hasil persilangan antara F1 dan F1 pada peristiwa kriptomeri dan epistasis resesif memiliki perbandingan fenotipe yang pasti sama, yaitu 9 : 3 : 4. 20