ISBN:

dokumen-dokumen yang mirip
Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

Perancangan Program Aplikasi untuk Analisis Pekerjaan Pengangkatan Berdasarkan Model Revised NIOSH Lifting Equation

USULAN ALAT BANTU PEMINDAHAN BATAKO UNTUK MENGURANGI RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI PT. XYZ

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN MATERIAL UNTUK MEMINIMASI RISIKO GANGGUAN SISTEM TULANG DAN OTOT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

Penilaian Resiko Musculoskeletal Disorders Pekerja Harian Lepas PDAM Tirta Lawu Karanganyar

Henri Winandar 1), Irwan Iftadi, ST, M.Eng 2) Ir. Lobes Herdiman, MT 2)

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN FASILITAS DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA STASIUN PENGEBORAN DI PT. PEPUTRA MASTERINDO

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

PERBAIKAN STASIUN KERJA SERUT BERDASARKAN ASPEK ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

sekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c.

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Analisis Manual Material Handling Berdasarkan Prinsip Biomekanika (Studi Kasus CV. Titian Mandiri)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam)

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perbandingan Analisis Biomekanika Gait Cycle pada Postur Mendorong

Rancangan Alat Bantu untuk Meminimasi Gaya Tekan (F comp ) pada Lempeng Tulang Belakang Bagian Bawah (L5/S1)

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

SimposiumNasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014

ANALISIS POSTUR PEKERJA BATIK DENGAN MENGGUNAKAN EMA (EDITOR FOR MANUAL WORK ACTIVITIES)

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

Biomekanika (2) Hanna Lestari, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA BERAT BEBAN ANGKAT OPIMAL UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSCELETAL DISORDERS

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

DAFTAR PUSTAKA. Chaffin, D. & Andersson, G., Occupational Biomechanics, John Wiley & Sons, Kanada, 2004.

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI CATIA V5R20 UNTUK PERBAIKAN POSTUR PEKERJA WAREHOUSE LOGISTIC DI PERUSAHAAN X

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

Transkripsi:

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA PENANGANAN MATERIAL SECARA MANUAL DENGAN MENGGUNAKAN MANNEQUIN PRO 7.1 (Studi Kasus di PT. Hidup Baru Garment & Printing) Thedy Yogasara, Daniel Siswanto, dan Indra Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Telp: 022-2032700, e-mail: thedy@home.unpar.ac.id Abstrak PT. Hidup Baru Garment & Printing merupakan salah satu industri manufaktur di Jakarta, dimana dalam perusahaan ini banyak ditemui pekerjaan penanganan material secara manual. Hasil pengamatan terhadap pekerjaan manual tersebut menunjukkan sejumlah keluhan dari pekerja yang mengalami pegalpegal dan sakit pada bagian tulang belakang. Pegal dan sakit pada bagian tulang belakang ini dapat mengakibatkan terjadinya musculoskeletal disorder dan salah satu penyakitnya adalah low back pain. Salah satu cara mengurangi resiko cedera tersebut adalah dengan melakukan evaluasi biomekanika dan NIOSH terhadap pekerjaan penanganan material secara manual. Evaluasi biomekanika akan menghitung gaya dan momen yang terjadi pada persendian tubuh pekerja yang kemudian dibandingkan dengan batasan kemampuan tiap sendi pekerja dalam menahan momen yang diperoleh dengan menggunakan rumus dari Stobbe. Sedangkan evaluasi NIOSH akan menghitung Recommended Weight Limit (RWL) yang akan dibandingkan dengan beban yang sekarang diangkat pekerja. Apabila hasil perbandingan evaluasi biomekanika dan NIOSH membuktikan bahwa pekerjaan penanganan material secara manual di PT. Hidup Baru Garment & Printing memiliki resiko terjadinya cedera, maka akan dilakukan perancangan sistem kerja perbaikan. Proses evaluasi biomekanika dan NIOSH dilakukan dengan menggunakan bantuan program Mannequin Pro 7.1. Hasil evaluasi Mannequin Pro 7.1 menunjukkan bahwa pekerjaan manual yang diamati memiliki resiko cedera dipandang dari segi biomekanika dan analisis NIOSH. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian dirancang suatu sistem/cara kerja baru yang lebih baik, dimana hasil perbaikan akan kembali dianalisis dengan menggunakan Mannequin Pro 7.1. Kata kunci: Low back pain, biomekanika, NIOSH, Mannequin Pro 7.1, kerja manual, rumus Stobbe. 1. Pendahuluan Perkembangan industri yang pesat menimbulkan masalah baru mengenai keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang tersedia tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan industri yang terus berkembang (Salvendy 1999). Hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia yang mencapai 66367 kasus, dengan 4142 meninggal dan 20970 luka berat atau cacat tetap (Sulistyowati 2002). Gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja yang dialami tenaga kerja dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan, seperti output produksi yang menurun, waktu kerja yang hilang, biaya perawatan tenaga kerja yang tinggi, kualitas kerja yang menurun, biaya turnover tenaga kerja yang tinggi, dan lain-lain. PT. Hidup Baru Garment & Printing merupakan salah satu industri manufaktur di Jakarta, dimana dalam perusahaan ini, banyak ditemui pekerjaan penanganan material secara manual. Hasil pengamatan terhadap pekerjaan ini menunjukkan sejumlah keluhan dari pekerja yang mengalami pegal-pegal dan sakit pada bagian tulang belakang. Pegal dan sakit pada bagian tulang belakang ini dapat mengakibatkan terjadinya musculoskeletal disorder dan salah satu jenisnya adalah low back pain. Oleh karena itu, pekerjaan penanganan material secara manual di PT. Hidup Baru Garment & Printing perlu 34

dievaluasi, dan berdasarkan hasil evaluasi, dirancang perbaikan terhadap sistem kerja tersebut. Salah satu cara melakukan evaluasi dengan tepat adalah dengan menggunakan suatu model biomekanika. Evaluasi dengan menggunakan model biomekanika dapat menentukan gaya dan momen yang bekerja pada bagian-bagian tubuh manusia saat melakukan pekerjaan penanganan material secara manual. Pengembangan dari model biomekanika menghasilkan suatu persamaan yang dapat menentukan berat maksimal yang dapat dibebankan pada pekerja dengan batasan-batasan pada jenis pekerjaan yang dapat dianalisis. Persamaan tersebut adalah The Revised NIOSH Lifting Equation. Integrasi antara perkembangan ilmu pengetahuan dan komputer pun memicu pengembangan suatu sistem Computer Aided Ergonomics (CAE). Salah satu program CAE yang menggunakan model manusia (human modeling) adalah Mannequin Pro 7.1 yang dikeluarkan oleh NexGen Ergonomics Inc. Dengan menggunakan Mannequin Pro 7.1, suatu sistem pekerjaan penanganan material secara manual dapat direpresentasikan secara statis, kemudian dilakukan evaluasi biomekanika ataupun NIOSH. 2. Perumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan penjelasan yang diberikan pada bagian sebelumnya, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kondisi sistem kerja penanganan material secara manual di PT. Hidup Baru Garment & Printing? 2. Bagaimanakah usulan perancangan perbaikan sistem kerja penanganan material secara manual di PT. Hidup Baru Garment & Printing untuk mengurangi resiko terjadinya musculoskeletal disorder pada pekerja? 3. Metodologi Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam 2 departemen, yaitu penjahitan dan pencetakan, dipilih 3 pekerjaan penanganan material secara manual yang akan dievaluasi, yaitu pengangkatan gulungan kain (bahan mentah) dengan ketinggian 0 cm, 70 cm, dan 135 cm; pengangkatan potongan kain (bahan setengah jadi) pada saat mulai mengangkat dan menaiki tangga yang terdapat dalam departemen penjahitan; serta pengangkatan kain pada triplek yang terdapat dalam departemen pencetakan. Data yang dibutuhkan berupa sudut-sudut segmen tubuh pekerja pada postur tertentu (diperoleh dengan bantuan kamera digital dan software Motion Analysis Tools 1.1a), dan variabel-variabel NIOSH, seperti jarak horisontal, jarak vertikal, jarak perpindahan vertikal, sudut asimetri, frekuensi perpindahan, kualitas kopling, dan berat beban. Setiap data diambil sebanyak 32 kali, dan kemudian terhadap data tersebut dilakukan uji kenormalan, keseragaman, dan kecukupan. Data yang telah diolah dipergunakan sebagai input untuk proses evaluasi dengan menggunakan bantuan software Mannequin Pro 7.1. Pengangkatan gulungan kain dan potongan kain dievaluasi dengan metode biomekanika sedangkan pengangkatan kain pada triplek dievaluasi dengan metode NIOSH. Berdasarkan hasil evaluasi, akan dilakukan perancangan ulang terhadap sistem kerja yang ada sehingga resiko cedera terhadap pekerja dapat diminimasi. 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Evaluasi Biomekanika Evaluasi biomekanika dengan menggunakan Mannequin Pro 7.1 membutuhkan representasi postur pengangkatan sehingga dibutuhkan data-data input seperti, data antropometri, sudut postur pengangkatan, dan berat beban. Data antropometri yang 35

digunakan adalah tinggi badan dan berat badan. Sudut postur pengangkatan diperoleh dengan menggunakan bantuan kamera digital dan program Motion Analysis Tools (MAT). Rekapitulasi data sudut postur pengangkatan gulungan kain dan potongan kain dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan rata-rata berat gulungan kain adalah 30 kg, dan berat potongan kain sebesar 28.86 kg. Sebagai catatan, sudut-sudut segmen tubuh yang diperoleh dari MAT tidak dapat langsung digunakan sebagai input dalam Mannequin Pro 7.1. Hal ini disebabkan terdapatnya perbedaan cara perhitungan sudut pada kedua metode (lihat gambar 1). Input sudut dalam Mannequin Pro 7.1 memiliki aturan perputaran kaidah tangan kanan. Oleh karena sumbu X positif memiliki arah yang menjauhi pembaca, maka perputaran (terhadap postur normal) yang searah dengan jarum jam akan diberikan nilai positif dan perputaran (terhadap postur normal) yang berlawanan arah dengan jarum jam akan diberikan nilai negatif. Tabel 2 menunjukkan contoh konversi sudut dari program MAT menjadi input sudut pada Mannequin Pro 7.1 beserta dengan arah perputarannya. Tabel 1. Rata-rata Data Sudut Postur Pengangkatan (dalam satuan derajat) Pengangkatan Pengangkatan Gulungan Kain Potongan Kain Sendi Tinggi Tinggi Tinggi Mulai Naik 0 cm 70 cm 135 cm Angkat Tangga Siku Kanan 171.71 162.49 111.98 176.77 88.73 Bahu Kanan 140.72 48.22 31.91 102.19 1.92 Siku Kiri 171.71 162.49 111.98 176.77 88.73 Bahu Kiri 140.72 48.22 31.91 102.19 1.92 L5/S1 112.89 158.68 175.76 126.57 175.86 Paha Kanan 107.36 173.66 172.28 113.26 138.41 Lutut Kanan 143.36 159.87 145.30 143.37 115.30 Pergelangan Kaki Kanan 67.16 77.89 80.51 88.67 72.31 Paha Kiri 74.12 132.86 168.19 113.26 173.68 Lutut Kiri 149.88 144.51 166.68 143.37 170.64 Pergelangan Kaki Kiri 92.67 88.29 95.54 88.67 90.71 S = 180 S B = B L5/S1 = 180 L5/S1 P = 180 P L = 180 L K = 90 - K Gambar 1. Perhitungan Sudut Segmen Tubuh pada Motion Analysis Tools 1.1a (kiri) Perhitungan Sudut Segmen Tubuh pada Mannequin Pro 7.1 (kanan) Data input pada tabel 2 kemudian digunakan untuk membuat representasi pekerjaan pengangkatan dalam ruang kerja Mannequin Pro 7.1. Hasil representasi pekerjaan tersebut dapat dilihat pada gambar 2. 36

Tabel 2. Perhitungan Input Sudut Postur Pengangkatan Gulungan Kain (Tinggi 0 cm) untuk Evaluasi dengan Mannequin Pro 7.1 Sendi Input Sudut Sudut Hasil Motion Mannequin Pro Analysis Tools (derajat) Nilai (derajat) Tanda Siku Kanan 171.71 8.29 - Bahu Kanan 140.72 140.72 - Siku Kiri 171.71 8.29 - Bahu Kiri 113.72 113.72 - L5/S1 112.89 67.11 + Paha Kanan 107.36 72.64 - Lutut Kanan 143.36 36.64 + Pergelangan Kaki Kanan 67.16 22.84 - Paha Kiri 74.12 105.88 - Lutut Kiri 149.88 30.12 + Pergelangan Kaki Kiri 92.67 2.67 + (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 2. Representasi Pengangkatan Gulungan Kain: (a) Tinggi 0 cm, (b) Tinggi 70 cm, (c) Tinggi 135 cm; Representasi Pengangkatan Potongan Kain: (c) Mulai Angkat, (d) Naik Tangga Terhadap setiap postur pengangkatan tersebut kemudian dilakukan perhitungan biomekanika yang menghasilkan nilai momen dan gaya yang bekerja pada masing-masing sendi pekerja (lihat contoh pada gambar 3). Gambar 3. Informasi Biomekanika Sendi Lutut Kiri Postur Pengangkatan Gulungan Kain (Tinggi 0 cm) 37

Nilai momen dan gaya tersebut kemudian dibandingkan dengan batasan kekuatan momen sendi dan gaya tekan yang diperoleh dari rumus Stobbe (dalam Chaffin & Andersson 1991). Perbandingan momen akan dilakukan untuk sendi siku, bahu, L5/S1, paha, dan lutut, sedangkan perbandingan gaya tekan akan dilakukan untuk sendi L5/S1. Perbandingan nilai momen dengan batasan kekuatan momen sendi menunjukkan adanya resiko cedera untuk setiap postur pengangkatan pada beberapa sendi tubuh pekerja. Tabel 3 menunjukkan satu contoh perbandingan momen yang terjadi dengan batasan yang ada (persentil 5). Tabel 3. Perbandingan Momen pada Postur Pengangkatan Gulungan Kain (Tinggi 0 cm) dengan Batasan Kekuatan Momen Sendi Sendi Gerakan Sudut Batasan Batasan Batasan (P5) Sebenarnya (P50) Nm (P5) Nm lb in (lb in) Siku Kanan Extension 171.71-25.24-16.89-149.43 68.9 Bahu Kanan Extension 109.83-96.01-46.55-411.90 66.6 Siku Kiri Extension 171.71-25.24-16.89-149.43-70.3 Bahu Kiri Extension 109.83-96.01-46.55-411.90 68 L5/S1 Flexion 11.08-38.73-20.00-177.03 857.7 Paha Kanan Extension 70.82-240.09-81.48-721.06 214.1 Lutut Kanan Flexion 143.97-117.50-60.79-537.94 197.4 Paha Kiri Flexion 34.44 29.37 16.18 143.22-1864.5 Lutut Kiri Extension 149.89 152.58 64.66 572.17-873.6 Pada tabel di atas terlihat bahwa postur pengangkatan gulungan kain (tinggi 0 cm) memiliki momen yang melebihi batas pada sendi L5/S1, paha kiri, dan lutut kiri. Rekapitulasi kondisi pekerjaan pada kasus pengangkatan gulungan kain dan potongan kain ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Rangkuman Kondisi Pekerjaan Pengangkatan Gulungan Kain dan Potongan Kain Pekerjaan Sendi yang Memiliki Resiko Cedera 0 cm L5/S1, paha kiri, lutut kiri Pengangkatan 70 cm siku kanan, siku kiri, L5/S1, paha kiri, lutut kiri Gulungan Kain siku kanan, bahu kanan, siku kiri, bahu kiri, L5/S1, 135 cm paha kiri, dan lutut kiri Pengangkatan Mulai Angkat L5/S1, paha kanan, paha kiri Potongan Kain Naik Tangga siku kanan, siku kiri, lutut kanan Perhitungan gaya tekan hanya dilakukan pada sendi L5/S1 karena keterbatasan referensi untuk membandingkan nilai gaya tekan pada setiap sendi tubuh pekerja. Gaya tekan yang bekerja pada sendi L5/S1 tidak boleh melebihi 3400 N atau 764.32 lbs. Gaya tekan yang bekerja pada sendi L5/S1 untuk setiap postur pengangkatan dapat dilihat pada tabel 5. Nilai gaya tekan tersebut tidak melebihi batasan gaya tekan yang diperbolehkan, sehingga gaya tekan tersebut tidak mengakibatkan resiko cedera pada L5/S1. Tabel 5. Gaya Tekan pada Sendi L5/S1 Pengangkatan Gulungan Kain Pengangkatan Potongan Kain Pekerjaan Gaya Tekan (lbs) 0 cm 93.8 70 cm -92.9 135 cm -116.8 Mulai Angkat -7.9 Naik Tangga -98.7 38

4.2 Evaluasi NIOSH Input yang digunakan untuk melakukan evaluasi NIOSH terhadap pengangkatan kain pada triplek dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Rata-rata Data Pengangkatan Kain pada Triplek Object Vertical Asymmetric Angle Frequency Hand Location (inch) Duration Object Weight Distance (degrees) Rate (hrs) Coupling (lbs) Origin Destination (inch) Origin Destination (lifts/min) L H V H V D A A F C 16.09 16.99 0 13.9 37.8 37.8 0 0 1.09 8 Fair Hasil perhitungan NIOSH dengan menggunakan Mannequin Pro 7.1 menghasilkan Recommended Weight Limit (RWL) untuk postur awal sebesar 14.19 lbs, sedangkan untuk posisi akhir 22.18 lbs (lihat gambar 4). Nilai RWL untuk postur awal pengangkatan sebesar 14.19 lbs lebih kecil dari beban aktual yang diangkat oleh pekerja sebesar 16.09 lbs, sehingga postur awal pengangkatan kain pada triplek memiliki resiko cedera (lifting index > 1). Sementara itu, postur akhir pengangkatan kain pada triplek tidak memiliki resiko cedera karena nilai RWL pada postur tersebut lebih besar dari beban aktual yang diangkat oleh pekerja (lifting index < 1). Gambar 4. Kotak Dialog Pengaturan Postur Awal dan Akhir serta Hasil Perhitungan NIOSH 5. Perancangan Sistem Kerja Perbaikan Oleh karena ketiga pekerjaan pengangkatan material secara manual di atas memiliki resiko cedera, maka dilakukan perbaikan terhadap setiap postur pengangkatan pada ketiga pekerjaan tersebut. Proses perancangan sistem kerja perbaikan dengan menggunakan bantuan Mannequin Pro 7.1 akan dilakukan secara berurutan berdasarkan prioritas: 1. Posisi kaki tumpuan Perbaikan posisi kaki tumpuan menjadi prioritas pertama karena posisi kaki tersebut merupakan bagian tubuh utama (postur berdiri) yang memberikan gaya reaksi terhadap beban dan sangat menentukan keseimbangan postur tubuh pekerja. 2. Jarak horisontal Perbaikan yang dilakukan adalah memperkecil jarak horisontal antara tubuh dengan gaya aksi beban. Perbaikan jarak horisontal dilakukan sebelum perbaikan jarak vertikal 39

karena jarak horisontal secara langsung mempengaruhi besarnya momen pada segmen tubuh. 3. Jarak vertikal Perbaikan jarak vertikal yang dilakukan adalah mengubah ketinggian beban. Menurut Pheasant (1991), ketinggian yang paling baik terletak antara tinggi telapak tangan relaks ke bawah (posisi tegak) dengan tinggi siku dalam posisi tegak. Perubahan jarak vertikal, secara tidak langsung memperkecil jarak horisontal antara gaya berat tubuh dengan sendi-sendi tubuh, terutama sendi L5/S1. 4. Karakteristik beban Perbaikan terhadap karakteristik beban dilakukan sebagai prioritas terakhir karena hasil perbaikan tersebut sulit untuk diterapkan dalam sistem kerja sebenarnya. Hasil perbaikan postur pengangkatan untuk pekerjaan pengangkatan gulungan kain dapat dilihat pada gambar 5a, 5b, dan 5c. Postur pengangkatan gulungan kain dengan ketinggian 0 cm diperbaiki dengan mengubah ketinggian beban menjadi 42.7 cm. Dalam penerapannya, perbaikan postur pengangkatan tersebut didukung oleh sebuah alat bantu berupa meja dengan ketinggian 43 cm. Dengan meja ini, perbaikan postur pengangkatan dapat dengan lebih mudah dicapai. Hasil perbaikan postur pengangkatan untuk pekerjaan pengangkatan potongan kain dapat dilihat pada gambar 5d dan 5e. Berat potongan kain yang diangkat oleh pekerja dibatasi hingga 18.5 kg. Alat bantu berupa meja dengan ketinggian 42 cm digunakan untuk mempermudah penerapan postur perbaikan pengangkatan potongan kain. Berdasarkan evaluasi biomekanika dengan menggunakan Mannequin Pro 7.1, postur-postur perbaikan yang diusulkan telah menghasilkan momen pada segmen tubuh pekerja dengan tidak melebihi batas kekuatan yang ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan postur kerja yang baru relatif aman dari resiko cedera atau penyakit low back pain. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 5. Perbaikan Postur Pengangkatan Gulungan Kain: (a) Tinggi 42.7 cm, (b) Tinggi 70 cm, (c) Tinggi 135 cm; Perbaikan Postur Pengangkatan Potongan Kain: (d) Mulai Angkat, (e) Naik Tangga Hasil perbaikan untuk pekerjaan pengangkatan kain pada triplek menghasilkan batas ketinggian beban maksimal dan minimal. Ketinggian minimal beban yang diperbolehkan sebesar 11.215 in dan ketinggian maksimal beban yang diperbolehkan sebesar 57.389 in, sehingga dijamin nilai RWL tidak lebih kecil dari nilai beban aktual. 40

6. Kesimpulan Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program Mannequin Pro 7.1 dibantu dengan program Motion Analysis Tools 1.1a, sangat berguna dalam melakukan analisis dan evaluasi kerja manual, khususnya analisis biomekanika (perhitungan momen dan gaya pada segmen tubuh serta analisis NIOSH). Berdasarkan hasil evaluasi, seluruh kondisi kerja manual yang diamati di PT. Hidup Baru Garment & Printing memiliki resiko cedera atau musculoskeletal disorder terhadap pekerjanya. Hal ini ditunjukkan dengan momen/gaya pada segmen tubuh yang melebihi batas, serta nilai RWL yang lebih kecil dari berat beban aktual. Perbaikan cara kerja dilakukan dengan mengubah ketinggian beban dengan alat bantu berupa meja (beberapa meja dilengkapi dengan pembatas ketinggian objek). Postur pekerja juga diperbaiki dengan mengubah posisi kedua kaki menjadi simetris, menegakkan posisi badan, dan memperkecil jarak horisontal antara gaya aksi beban dengan tubuh. Pada kasus tertentu dilakukan perbaikan dengan mengurangi berat beban yang diangkat. Melalui perbaikan-perbaikan tersebut dihasilkan postur dan cara kerja yang aman dari segi biomekanika. 7. Daftar Pustaka Chaffin, D.B. & Andersson, G.B.J. Occupational Biomechanics. John Wiley & Sons, Inc, New York. 1991. Handy. Pengembangan Model Biomekanika Dinamis Dua Dimensi dengan Kendala Kekuatan, Keseimbangan, dan Koefisien Gesekan Lantai pada Pekerjaan Pengangkatan dan Penurunan Material Secara Manual. Tugas Akhir S1. Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan. Bandung. 2004. Hay, James G. & Reid, J.G. The Anatomical and Mechanical Bases of Human Motion. Prentice Hall. Englewood Clift, New Jersey. 1982. Jarvinen, J. & Lu, H. A guide to computer software for ergonomics in The Occupational Ergonomics Handbook, eds. W. Karwowski & W.S. Marras, CRC Press, New York. 1999. Kroemer. Ergonomics: How to Design For Ease and Efficiency. Prentice Hall International Edition, New Jersey. 1994. Nexgen Ergonomics. User Guide (MQ Pro Human Modeling System). Nexgen Ergonomics Inc, Montreal. 2001. Nurmianto, Eko. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya, Surabaya. 1996. Oborne, David J. Ergonomics at Work. John Wiley & Sons, Inc, New York. 1982. Pheasant, S. Ergonomics, Work and Health. The Macmillan Press Ltd, London. 1991. Porter, J.M., Case, K. & Freer, M.T. Computer aided design and human models in The Occupational Ergonomics Handbook, eds. W. Karwowski & W.S. Marras, CRC Press, New York. 1999. Pulat, B.M. & Alexander, D.C. Industrial Ergonomics. McGraw-Hill, Inc, New York. 1991. Salvendy, Gavriel. Handbook of Human Factors and Ergonomics. John Willey & Sons, Inc, New York. 1999. 41

Sulistyowati, Retno. Angka Kecelakaan Kerja Sudah Mengkhawatirkan. <http://www.tempo.co.id/news/2002/9/16/1,1,12,id.html.>, 2002 (diakses tgl 30 Juni 2003). Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana & Tjakraatmadja, John HA. Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung, Bandung. 1979. Waters, T.R. & Putz-Anderson, V. Revised NIOSH equation in The Occupational Ergonomics Handbook, eds. W. Karwowski & W.S. Marras, CRC Press, New York. 1999. <http://www.hse.gov.uk//statistics/c ausdis/backfact.pdf.> Work Related Back Disorders Statistics Information Sheet, (diakses tgl 21 January 2003) <http://www.nexgenergo.com/down load/downmanpro.html> Mannequin Pro Initial Tutorial, (diakses tgl 30 Juni 2003) 42